Candidiasis Oral
Candidiasis Oral
BAB I
PENDAHULUAN
normal mulut, maka flora normal tersebut dapat menjadi patogen. Salah satu
flora normal yang dapat dijumpai dalam rongga mulut yaitu jamur Kandida.
selaput mukosa saluran pernafasan, vagina, uretra, kulit dan dibawah jari-jari
kuku tangan dan kaki (Medicastore, 2010). Di tempat-tempat ini ragi dapat
pada rongga mulut individu yang sehat merupakan organisme komensal yang
hidup bersama dengan mikrobial flora mulut dalam keadaan seimbang. Tetapi,
377 SM, yang melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan disebabkan
oleh genus Kandida. Terdapat 150 jenis jamur dalam famili Deutromycetes,
40% Kandida albikan pada rongga mulut orang dewasa sehat, 45% pada
neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang memakai
jangka panjang, 90% pada pasien leukemia akut yang menjalani kemoterapi,
berupa lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Kandida sp,
obat baru seperti antibiotik spektrum luas dan karena gangguan sistem
kemoterapi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kandidiasis Oral
2.1 Definisi
banyak ditemukan dalam rongga mulut dan membran mukosa vagina. Dalam
rongga mulut, Kandida albikan dapat melekat pada mukosa labial, mukosa
bukal, dorsum lidah, dan daerah palatum. Selain Kandida albikan, ada 10
Kandidiasis oral dapat menyerang semua usia baik usia muda, usia tua dan
2.2 Epidemiologi
dilaporkan 45% pada neonatus, 45-65% pada anak sehat, 30-45% pada orang
dewasa sehat, 50-65% pada pemakai gigi tiruan lepasan, 65-88% pada orang
2.3 Etiologi
Sebanyak 65% orang tua yang menggunakan gigi tiruan penuh rahang atas
terasa kering. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya produksi saliva,
kemoterapi.
berkembang.
Orangtua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologi
b) Penyakit keganasan
hipoadrenalism)
7
e) Terapi kortikosteroid
- Kemoterapi
- Radioterapi
masalah apapun dalam rongga mulut, namun karena berbagai faktor, jamur
a. Patogenitas Jamur
Kandida adalah adhesi, perubahan dari bentuk ragi ke bentuk hifa, dan
Kandida ke dinding sel epitel host. Perubahan bentuk dari ragi ke hifa
b. Faktor host
Faktor host dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor lokal dan faktor
sistemik. Termasuk faktor lokal adalah adanya gangguan fungsi kelenjar ludah
Kandida, itu sebabnya kandidiasis oral dapat terjadi pada kondisi Sjogren
mengurangi sekresi saliva. Pemakaian gigi tiruan lepasan juga dapat menjadi
faktor resiko timbulnya kandidiasis oral. Sebanyak 65% orang tua yang
menggunakan gigi tiruan penuh rahang atas menderita infeksi Kandida, hal ini
seperti antibiotik spektrum luas dalam jangka waktu lama, kortikosteroid, dan
kemoterapi.
2.5 Patofisiologi
proses melekatnya sel Kandida albikan ke sel inang. Perubahan bentuk dari
terhadap sel inang yang diikuti pembentukan lapisan biofilm sebagai salah
satu cara spesies Kandida untuk mempertahankan diri dari obat antifungi. Ada
keyakinan bahwa bentuk hifa adalah invasif dan patogen, sedangkan bentuk
albikan.
9
2.6 Klasifikasi
yaitu:
sebagai plak mukosa yang putih, difus, bergumpal atau seperti beludru,
terdiri dari sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur, dapat dihapus
pada mukosa pipi, lidah, dan palatum lunak. Penderita kandidiasis ini
Gambar 2. Kandidiasis Pseudomembranosus Akut pada lidah dan mukosa bukal pasien
10
pemakai gigi tiruan terutama pada wanita tua yang sering memakai
Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah
3. Keilitis Angularis
mulut, dapat bilateral maupun unilateral. Sudut mulut yang terkena infeksi
tampak merah dan pecah-pecah, dan terasa sakit ketika membuka mulut.
Keilitis angularis ini dapat terjadi pada penderita defisiensi vitamin B12 dan
2.7 Diagnosis
mulutnya, namun ada juga yang tidak menyatakan adanya keluhan pada
rongga mulutnya. Keluhan yang bisa terjadi pada kandidiasis oral seperti
adanya rasa tidak nyaman, rasa terbakar, rasa sakit, dan pedih pada rongga
yang terdapat pada rongga mulut. Gambaran klinis kandidiasis oral yang
terlihat bisa berbeda-beda sesuai dengan tipe kandidiasis yang terjadi pada
pemeriksaan sitologi eksfoliatif, kultur swab, uji saliva, dan biopsi sangat
2.8 Penatalaksanaan
dikurangi. Terdapat dua jenis obat antifungal, yaitu pemberian obat antifungal
oleh Streptomyces nodosus dan memiliki aktivitas anti jamur yang luas. Di
Obat antifungal lain yang sekarang banyak digunakan adalah Nystatin. Azoles
dibagi dalam dua kelompok yaitu imidazoles dan triazoles. Azoles akan
2.9 Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan kandidiasis oral,
yaitu:
disfagia
15
2.10 Prognosis
menyerang organ vital seperti ginjal, paru-paru, otak dan dinding pembuluh
B. HIV/AIDS
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas
menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut terutama limfosit yang memiliki
CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel
dalam mengatasi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Pada orang dengan
sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500. Virus HIV
secara material genetik adalah virus RNA yang tergantung pada enzim
manusia, dan menimbulkan kelainan patologi secara lambat. Virus ini terdiri
2.3 Epidemiologi
Sampai akhir Desember 2008, jumlah kasus sudah mencapai 16.110 kasus
AIDS dan 6.554 kasus HIV. Sedangkan jumlah kematian akibat AIDS yang
17
tercatat sudah mencapai 3.362 orang. Dari seluruh penderita AIDS tersebut,
hubungan seks.
2.4 Patofiosiologi
vertikal dan melalui penggunaan jarum suntik bergantian. Setelah virus masuk
dalam tubuh maka target utamanya adalah limfosit CD4 karena virus
progresif. Setelah infeksi primer, terdapat 4-11 hari masa antara infeksi
mukosa dan viremia permulaan yang dapat dideteksi selama 8-12 minggu.
Selama masa ini, virus tersebar luas ke seluruh tubuh dan mencapai organ
limfoid. Pada tahap ini telah terjadi penurunan jumlah sel-T CD4. Respon
imun terhadap HIV terjadi 1 minggu sampai 3 bulan setelah infeksi, viremia
plasma menurun, dan level sel CD4 kembali meningkat namun tidak mampu
menyingkirkan infeksi secara sempurna. Masa laten klinis ini bisa berlangsung
selama 10 tahun. Selama masa ini akan terjadi replikasi virus yang meningkat.
klinis yang nyata seperti infeksi oportunistik atau neoplasma. Level virus yang
lebih tinggi dapat terdeteksi dalam plasma selama tahap infeksi yang lebih
18
lanjut. Infeksi oportunistik dapat terjadi karena para pengidap HIV terjadi
penurunan daya tahan tubuh sampai pada tingkat yang sangat rendah, sehingga
tertentu. Bahkan mikroorganisme yang selama ini komensal bisa jadi ganas
2.5 Diagnosis
2.5.1 Anamnesa
dan air susu ibu. Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai
cara, yaitu : kontak seksual, kontak dengan darah atau sekret yang
terjadi):
Gejala mayor:
Gejala minor:
b. Dermatitis generalisata
d. Kandidias orofaringeal
f. Limfadenopati generalisata
terinfeksi HIV:
sebagai AIDS
tanda khas sesuai dengan gejala klinis yang timbul. Pada paru
Pada mukosa mulut dapat ditemukan lesi keputihan yang nyeri saat
HIV-RNA, PCR.
2.6 Penatalaksanaan
2.7 Komplikasi
- Toxoplasmosis
- Sarkoma kaposi
2.8 Prognosis
Bila tidak diatasi dengan segera, prognosis AIDS buruk karena virus HIV
oportunis.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
mukosa dan kulit. Akan tetapi kandida dapat menjadi agen infeksius
oportunistik bila terjadi perubahan pada mukosa dan kulit akibat timbulnya
Kandidiasis oral dapat menyerang semua usia baik usia muda, usia tua
dan pada penderita defisiensi imun seperti AIDS.15 Pada pasien HIV/AIDS,
predisposisi terjadinya kandidiasis oral terdiri atas faktor lokal dan sistemik.
kebersihan gigi dan rongga mulut jelek, diet tinggi karbohidrat, penggunaan
steroid dan antibiotik jangka lama. Faktor sistemik mencakup defisiensi imun
dan rongga mulut, obat-obatan antifungal baik lokal maupun sistemik, dan
sistemik pasien.
23
DAFTAR PUSTAKA
Candidiasis. http://www.adasidna.blogspot.com/06/03/2010/candidiasis-diagnosa-dan-
Lewis, Michael AO, Lamey PH. 1998. Tinjauan Klinis Penyakit Mulut (Clinical Oral
Ningsih, W, Sigit CR. 2010. Manifestasi klinis dan identifikasi spesies penyebab kandidiasis
oral pada pasien hiv/aids rsud dr. soetomo surabaya. BERKALA Ilmu Kesehatan Kulit
2014]
Depkes RI. 2010. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia sampai September 2009 Direktorat
RI