Anda di halaman 1dari 13

Manifestasi klinis HIV AIDS

Tanda-tanda gejala-gejala (symptom) secara klinis pada seseorang penderita AIDS adalah
diidentifikasi sulit karena symptomasi yang ditunjukan pada umumnya adalah bermula dari gejala-
gejala umum yang lazim didapati pada berbagai Penderita penyakit lain, namun secara umum dapat
kiranya dikemukakan sebagai berikut :

a. Rasa lelah dan lesu

b. Berat badan menurun secara drastis

c. Demam yang sering dan berkeringat diwaktu malam

d. Mencret dan kurang nafsu makan

e. Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut

f. Pembengkakan leher dan lipatan paha

g. Radang paru

h. Kanker kulit

Manifestasi klinik utama dari penderita AIDS pada umumnya ada 2 hal antara lain tumor dan infeksi
oportunistik :

a. Manifestasi tumor diantaranya;

1) Sarkoma kaposi ; kanker pada semua bagian kulit dan organ tubuh. Frekuensi kejadiannya 36-50%
biasanya terjadi pada kelompok homoseksual, dan jarang terjadi pada heteroseksual serta jarang
menjadi sebab kematian primer.

2) Limfoma ganas ; terjadi setelah sarkoma kaposi dan menyerang syaraf, dan bertahan kurang lebih
1 tahun.

b. Manifestasi Oportunistik diantaranya

1) Manifestasi pada Paru

a) Pneumonia Pneumocystis (PCP)

Pada umumnya 85% infeksi oportunistik pada AIDS merupakan infeksi paru PCP dengan gejala sesak
nafas, batuk kering, sakit bernafas dalam dan demam.

b) Cytomegalo Virus (CMV)

Pada manusia virus ini 50% hidup sebagai komensial pada paru-paru tetapi dapat menyebabkan
pneumocystis. CMV merupakan penyebab kematian pada 30% penderita AIDS.

c) Mycobacterium Avilum

Menimbulkan pneumoni difus, timbul pada stadium akhir dan sulit disembuhkan.

d) Mycobacterium Tuberculosis
Biasanya timbul lebih dini, penyakit cepat menjadi miliar dan cepat menyebar ke organ lain diluar
paru.

2) Manifestasi pada Gastroitestinal

Tidak ada nafsu makan, diare khronis, berat badan turun lebih 10% per bulan.

c. Manifestasi Neurologis

Sekitar 10% kasus AIDS nenunjukkan manifestasi Neurologis, yang biasanya timbul pada fase akhir
penyakit. Kelainan syaraf yang umum adalah ensefalitis, meningitis, demensia, mielopati dan
neuropari perifer.

. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis HIV dapat diklasifikasikan menjadi 4 stadium (Sudoyo, 2006) sebagai berikut :

a. Stadium 1 : Infeksi akut

Gejala infeksi seperti gejala infeksi mononucleosis yaitu demam, sakit tenggorokan, letargi, batuk,
mialgia, keringat malam dan keluhan pada sistem pencernaan berupa nyeri menelan, mual, muntah,
dan diare. Gejala lain yang mungkin di dapatkan pembesaran kelenjar limfe leher, faringitis,
mascular rash, dan meningitis aseptik dengan gejala disorientasi, kehilangan ingatan, perubahan
personalitas.

b. Stadium 2 : Infeksi kronis asimptomatik (tanpa gejala)

Asimptomatik berarti bahwa di dalam organ tubuh terdapat HIV tetapi tubuh tidak menunjukan
gejala-gejala. Keadaan ini dapat berlangsung rata-rata selama 5-10 tahun. Cairan tubuh pasien
HIV/AIDS yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.

c. Stadium 3 : Pembengkakan kelenjar limfe

Pada pemeriksaan fisik di dapatkan pembesaran kelenjar geta bening ≥ 1 cm, pada dua tempat atau
lebih ekstra inguinal yang menetap selama lebih dari 3 bulan.

d. Stadium 4 : AIDS

Gambaran klinis pada stadium ini di bagi dalam beberapa gejala, yaitu :

1) Gejala utama/mayor : Penyakit konstitusional. Gejala demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan,
diare kronis lebih dari 1 bulan berulang maupun terus-menerus, penurunan berat badan lebih dari
10 % dalam 3 bulan.

2) Gejala kedua / minor : Penyakit neurologi, gejala meliputi batuk kronis selama lebih dari satu
bulan, infeksi pada mulut dan tenggorokan di sebabkan jamur candida albicans, pembengkakan
kelenjar getah bening yang menetap di seluruh tubuh, munculnya herpes zoster berulang dan
bercak-bercak gatal diseluruh tubuh.

3) Gejala ketiga : Penyakit infeksi sekunder.

4) Gejala keempat : Keganasan sekunder seperti Limome Non Hodgkn’s, termasuk Sarcoma Caposi
5) Gejala kelima : Keadaan lain didefinisikan gambaran klinis yang tidak dapat diklasifikasikan
seperti diatas

Gejala asam urat yang paling umum adalah:

Nyeri sendi parah dan mendadak, yang sering pertama terjadi di pagi hari dan malam hari

Sendi bengkak dan lunak

Sendi kemerahan

Rasa panas di sekitar sendi

Pada persendian terasa ngilu,nyeri,linu,rasa kesemutan dan bahkan sampai bengkak kemerahan.

Nyeri yang dirasakan berulang-ulang

lokasi sendi yang sering terserang asam urat yaitu dengkul,jari kaki,jari-jari tangan,siku,pergelangan
tangan, serta tumit

Jika sudah parah biasanya persendian akan mengalami sakit yang hebat jika digerakkan
Rematik atau yang dalam bahasa medis disebut dengan rheumatoid arthritis (atau biasa disingkat
RA) adalah penyakit yang menyebabkan radang, dan kemudian mengakibatkan rasa nyeri, kaku, dan
bengkak pada sendi. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan autoimun.

RA dapat memengaruhi kemampuan penderitanya dalam melakukan aktivitas harian, seperti


menulis, membuka botol, memakai baju, dan membawa barang. Peradangan sendi yang mengenai
pinggul, lutut atau kaki juga dapat membuat sulit berjalan, membungkuk, atau berdiri.

Seberapa umumkah penyakit rheumatoid arthritis (RA)?

Rheumatoid arthritis adalah salah satu penyakit yang seringnya dialami oleh orang lanjut usia
(lansia). Akan tetapi, RA juga bisa dialami oleh orang dewasa muda, remaja, dan bahkan anak-anak.
Wanita diketahui 2-3 kali lebih berisiko mengalami rematik dibanding pria.

Anda dapat mengurangi kemungkinan menderita penyakit ini dengan menurunkan faktor risiko
Anda. Diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-Tanda & Gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala rheumatoid arthritis (RA)?

Gejala paling khas dari rheumatoid arthritis adalah nyeri sendi dan kekakuan sendi yang biasanya
memburuk di pagi hari setelah bangun tidur atau duduk terlalu lama. Sendi yang terkena dapat
memerah, bengkak, dan terasa hangat ketika disentuh.

Gejala lain rheumatoid arthritis adalah mata gatal atau perih, lemas, lesu, tidak bertenaga, nafsu
makan menurun drastis, dan demam.

Gejala utama dari rematik meliputi:


 Nyeri sendi
 Pembengkakan / radang
 Kekakuan pagi yang berlangsung selama lebih dari satu jam
 Kekakuan setelah lama tidak ada gerakan atau kegiatan
 Kelelahan
 Daerah yang terasa hangat saat disentuh
 Sensitif terhadap rasa nyeri
 Benjolan atau nodul di bawah kulit
 Kelemahan
 Demam ringan
 Berat badan turun / anoreksia

DEMAM REUMATIK ADALAH

Demam reumatik adalah penyakit autoimun dengan peradangan menyeluruh yang timbul setelah
infeksi bakteri Streptokokus grup A (seperti radang tenggorok dan demam skarlet). Peradangan pada
penyakit ini umumnya menyerang jantung, sendi, kulit, dan otal. Demam reumatik umumnya terjadi
pada anak – anak usia 5 – 15 tahun dan sekitar 14 – 28 hari setelah menderita infeksi bakteri
Streptokokus grup A.

GEJALA KLINIS

Demam reumatik menimbulkan berbagai gejala dan tanda yang bervariasi. Meskipun infeksi
tenggorokan diduga kuat sebagai penyebab dasar penyakit demam reumatik, hanya 35 – 60%
penderita yang mengaku mengalami nyeri tenggorokan beberapa minggu sebelum gejala demam
reumatik muncul. Menurut kriteria Jones, gejala dibagi menjadi kriteria mayor dan minor untuk
menentukan diagnosis demam reumatik. Dapat dikatakan demam reumatik jika penderita
memenuhi 2 kriteria mayor; atau 1 kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor; yang disertai bukti
adanya infeksi Streptokokus (peningkatan titer anti streptolysin O darah).

Kriteria Mayor

Radang sendi multipel (poliartritis)

Gejala ini merupakan gejala utama pada demam reumatik (75% penderita). Keluhan berupa nyeri
sendi – sendi besar yang simetris (lutut, pergelangan kaki, siku, dan pergelangan tangan), disertai
perdangan dan berpindah – pindah.

Radang jantung (karditis)

Gejala ini terjadi pada 30 – 60% penderita dan lebih sering pada anak – anak. Gejala
berupa sesaknapas, batuk, terbangun karena sesak napas, nyeri dada, dan atau sesak napas yang
membaik jika duduk.

Benjolan di bawah kulit (nodul subkutan)

Benjolan berupa tonjolan keras yang tidak nyeri; paling sering ditemui di pergelangan tangan bagian
belakang, siku bagian luar, dan lutut bagian depan.

Bercak kulit (eritema marginatum)


Bercak pada kulit berwarna kemerahan, tidak gatal, tidak nyeri, dan saling bergabung satu sama lain.
Umumnya ditemui pada batang tubuh.

Gerakan tidak beraturan (Sydenham chorea)

Merupakan gerakan wajah dan lengan yang cepat dan tidak bertujuan, terutama pada penderita
anak.

Kriteria Minor

Nyeri sendi tanpa peradangan;

Demam 38,2 – 38,9 derajat Celcius;

Peningkatan laju endap darah atau protein C reaktif;

Peningkatan sel darah putih;

Rekam jantung menunjukan blok jantung.

Peradangan pada demam reumatik dapat berlangsung selama beberapa minggu sampai bulan. Pada
beberapa kasus, dapat terjadi komplikasi jangka panjang. Komplikasi dapat berupa penyakit
jantungreumatik (kerusakan katup atau otot jantung permanen), gangguan irama jantung, dan gagal
jantung.

Tanda dan gejala penyakit liver termasuk:

 Kulit dan mata yang tampak kekuningan (jaundice)


 Nyeri perut dan bengkak
 Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki
 Kulit yang gatal
 Warna urin gelap
 Warna feses pucat, atau berdarah
 Kelelahan kronis
 Mual atau muntah
 Kehilangan selera makan
 Kecenderungan untuk mudah memar.
Diabetes

 Pandangan yang kabur


 Meningkatnya frekuensi buang air kecil
 Lebih cepat haus dan lapar
 Lebih mudah terinfeksi
 Rasa lelah yang menyerang setiap saat
 Luka yang lama sembuh
 Sering merasa kaku atau kesemutan pada kaki anda
 Berat badan yang semakin menurun

Gejala demam berdarah klasik


Gejala dari demam berdarah klasik biasanya diawali dengan demam selama 4 hingga 7 hari
setelah digigit oleh nyamuk yang terinfeksi, serta:

 Demam tinggi, hingga 40 derajat C


 Sakit kepala parah
 Nyeri pada retro-orbital (bagian belakang mata)
 Nyeri otot dan sendi parah
 Mual dan muntah
 Ruam

Gejala yang paling khas dari penyakit kuning adalah kulit dan sklera mata penderita berwarna
kuning. Gejala lainnya dapat berupa:

 Bagian dalam mulut berwarna kuning


 Urin berwarna gelap atau coklat seperti teh
 Feses berwarna pucat seperti dempul
 Gatal-gatal
 Bagian putih mata berwarna kuning
Limfadenitis

 Pembengkakan di kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau


 Kulit di sekitar kelenjar getah bening menjadi kemerahan.
 Munculnya abses atau nanah.
 Keluarnya cairan dari kelenjar getah bening yang membengkak.
 Demam.
 Tidak nafsu makan.
 Berkeringat pada malam hari.
 Munculnya gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas, seperti pilek dan nyeri
menelan.
 Pembengkakan tungkai.
Jenis-jenis Leukemia
Berdasarkan kecepatan perkembangannya, leukemia dapat dikelompokkan menjadi akut
dan kronis.

Leukemia Akut
Leukemia akut ini ditandai oleh CEPATNYA:

 Penambahan jumlah sel darah putih abnormal (=sel darah putih abnormal bisa disebut sel
kanker, karena terus membelah/ multiplikasi secara tidak terkontrol ), dan
 Cepatnya penyebaran sel kanker ke dalam aliran darah, hingga merusak organ-organ tubuh
lainnya selain di sumsum tulang.

Jenis Leukemia akut ini harus ditangani dengan segera.


Leukemia Kronis
Leukemia kronis berkembang secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu panjang.
Gejalanya cenderung tidak segera dirasakan sehingga baru terdiagnosis setelah bertahun-
tahun.

Sel-sel darah putih yang seharusnya sudah mati akan tetap hidup dan menumpuk dalam
aliran darah, sumsum tulang, serta organ-organ lain yang terkait. (Sel-sel darah putih yang
tidak mati ini, juga bisa disebut sel kanker, karena tidak mengikuti fungsi pengaturan/regulasi
umur sel normal yang seharusnya mati, dan digantikan sel baru)
Leukemia juga dapat dikategorikan menurut jenis sel darah putih yang diserang.
 Jika sel kanker menyerang sel-sel limfa dikenal dengan istilah leukemia limfotikdan
 Jika sel kanker menyerang sel-sel mieloid disebut leukemia mielogen.
Berdasarkan dua pengelompokan di atas, terdapat empat jenis kanker darah yang paling
sering terjadi. Berikut ini penjelasan untuk masing-masing jenis.

Leukemia limfotik akut atau acute lymphocytic leukemia (ALL)


ALL dapat menghambat fungsi limfosit sehingga pengidapnya berpotensi mengalami infeksi
yang serius. Kanker darah ini umumnya diidap oleh anak-anak, tapi juga mungkin
menyerang dewasa.
Leukemia mielogen akut atau acute myelogenous leukemia (AML)
Ini adalah jenis kanker darah yang umumnya menyerang dewasa. Tetapi AML juga dapat
diidap oleh anak-anak serta remaja. Kanker ini akan membentuk sel-sel mieloid yang tidak
sempurna dan dapat menyumbat pembuluh darah.
Leukemia limfotik kronis atau chronic lymphocytic leukemia (CLL)
Jenis kanker darah ini hanya dialami oleh orang dewasa. CLL umumnya baru terdeteksi pada
stadium lanjut karena pasien cenderung tidak merasakan gejala-gejalanya untuk waktu yang
lama.
Leukemia mielogen kronis atau Chronic myelogenous leukemia (CML)
Jenis kanker darah ini umumnya diderita oleh dewasa. CML memiliki dua tahap.
 Pada tahap pertama, sel-sel abnormal akan berkembang secara perlahan-lahan.

 Lalu saat memasuki tahap kedua, jumlah sel-sel abnormal akan bertambah dengan pesat
sehingga kondisi pasien akan menurun secara drastis.
Gejala-gejala Kanker Darah
Gejala kanker darah sangat beragam. Tiap penderita biasanya mengalami gejala yang
berbeda-beda, tergantung kepada berat dan jenis kanker darah yang diidap.

Terkadang leukemia belum bisa dikenali karena cenderung mirip dengan kondisi lain,
seperti flu, atau pun demam berdarah/ dengue.
Karena itu, kita perlu mewaspadai gejala-gejala umum yang tidak membaik atau mereda,
seperti:

Gejala Leukemia Akibat dari sel darah merah/ kadar Hemoglobin yang menurun:

 Gejala anemia, seperti: Pucat, Lesu, Lemas atau kelelahan yang berkelanjutan, conjunctiva
anemis

 Jantung berdebar-debar, dan nadi cepat. Akibat dari anemia, karena delivery/penghantaran
oksigen oleh Hemoglobin rendah/terganggu, maka kompensasinya: jantung meningkatkan
stroke volume darah (jantung jadi berdebar-debar/palpitasi), dan meningkatkan denyut
nadi/heart rate (Takikardi)
 Sakit kepala

 Mual, Muntah-muntah, Tidak nafsu makan

 Penurunan berat badan.


Gejala Leukemia Akibat dari sel darah putih sehat/normal/matur yang terganggu fungsinya,
dan terdesak oleh sel kanker/sel darah putih abnormal:

 Demam.
 Sering sakit, atau mengalami infeksi yang parah
 Menggigil.

 Keringat berlebihan, terutama pada malam hari.

 Nyeri pada tulang atau sendi.


 Pembengkakan pada kelenjar getah bening (lymph nodes), hati, atau limpa.
Gejala leukemia akibat jumlah trombosit/platelet/keping darah yang menurun:

 Jika terjadi luka, maka luka sukar berhenti.

 Mudah mengalami pendarahan (misalnya sering mimisan) atau memar.


 Muncul bintik-bintik merah pada pada kulit.

Gejala-gejala tersebut terjadi karena sel-sel kanker itu mengganggu fungsi sel-sel darah
yang sehat di sumsum tulang. Apabila sel-sel kanker menyebar ke seluruh organ tubuh, maka
komplikasi akan bertambah berat, dan berakibat fatal. Pasien bisa meninggal.

Anda mungkin juga menyukai