PPH Pasal 28A Dan Pasal 29
PPH Pasal 28A Dan Pasal 29
PENDAHULUAN
Apabila pajak yang terutang untuksuatu tahun pajak ternyata lebih kecil
dari jumlah kredit pajak sebagaimana dimaksuddalam Pasal 28 ayat (1), maka
setelah dilakukan pemeriksaan, kelebihanpembayaran pajak dikembalikan
setelah diperhitungkan dengan utang pajak berikutsanksi-sanksinya. Sesuai
dengan ketentuandalam Pasal 17B ayat (1) Undang-undang tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, Direktur Jenderal Pajak ataupejabat yang
ditunjuk berwenang untuk mengadakan pemeriksaan sebelum
dilakukanpengembalian atau perhitungan kelebihan pajak.
1
kebenaran jumlah pajak danjumlah pajak yang telah dikreditkan dan untuk
menentukan besarnya kelebihanpembayaran pajak yang harus dikembalikan.
Maksud pemeriksaan ini untukmemastikan bahwa uang yang akan dibayar
kembali kepadaWajib Pajak sebagai restitusi itu adalah benar merupakan hak
Wajib Pajak.
Sedangkan dalam PPh pasal 29 Apabila pajak yang terutang untuksuatu tahun
pajak ternyata lebih besar daripada kredit pajak sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 28 ayat (1), maka kekurangan pajak yang terutang harusdilunasi selambat-
lambatnya tanggal 25 (dua puluh lima) bulan ketiga setelahtahun pajak berakhir,
sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan disampaikan. Ketentuan inimewajibkan
Wajib Pajak untuk melunasi kekurangan pembayaran pajak yang
terutangmenurut ketentuan Undang-undang ini sebelum Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan. Apabila tahun buku sama dengan
tahun takwim makakekurangan pajak tersebut wajib dilunasi selambat-
lambatnya tanggal 25 Maretsetelah tahun pajak berakhir, sedangkan apabila
tahun buku tidak sama dengantahun takwim, misalnya dimulai tanggal 1 Juli
sampai dengan 30 Juni, makakekurangan pajak wajib dilunasi selambat-
lambatnya tanggal 25 September.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perhitungan PPh pasal 28A dan 29 dengan benar;
2. Untuk mengetahui cara penyetoran PPh pasal 28A dan 29;
3. Untuk mengetahui cara pelaporan dalam PPh pasal 28A dan 29;
4. Untuk mengetahui pencatatan akuntansi pada PPh pasal 28A dan 29.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Format Penentuan Besarnya PPh pasal 29 untuk WP Orang Pribadi (form
1770)
Penghasilan neto fiskal dalam negeri dari usaha atau pekerjaan bebas xxx
Penghasilan neto dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan* xxx
Penghasilan neto lainnya xxx
Penghasilan neto luar negeri** xxx
Jumlah penghasilan neto xxx
Dikurangi:
Zakat atas penghasilan xxx
Kompensasi kerugian xxx
PTKP xxx
(xxx)
Penghasilan Kena Pajak xxx
PPh terutang (tarif Pasal 17 UU PPh) xxx
Pengembalian/Pengurangan PPh pasal 24 yang telah dikreditkan xxx
Jumlah PPh yang terutang xxx
4
*Jumlah ini harus sudah dikurangkan dengan biaya jabatan/pensiun, dan iurang yang
dibayar sendiri kepada dana pensiun.
Format Penentuan Besarnya PPh pasal 29 untuk WP Badan (form 1771 atau
1771/$)
5
***Penghasilan neto fiskal termasuk juga penghasilan neto komersial dari
luar negeri, namun kerugian di luar negeri tidak dapat dikompensasi dengan
penghasilan dalam negeri.
6
WP harus menghitung jumlah PPh yang kurang/lebih bayar. Jika ternyata ada
PPh yang kurang dibayar, maka WP harus menyetorkan kekurangan pembayaran
PPh sebelum disampaikannya SPT Tahunan.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Nona Fitri, status TK/0, adalah pengusaha sekaligus eksportir batik. Dalam tahun
2010, Nona Fitri membukukan laba Rp650.000.000. Selama tahun 2010, Nona Fitri
juga memberikan zakat kepada Badan Amil Zakat yang disahkan pemerintah
(BAZIS) sebesar Rp50.000.000 dan telah membayar angsuran PPh 25 dengan total
Rp180.000.000. Selama tahun 2010, Nona Fitri melakukan 7 kali perjalanan ke luar
negeri dalam rangka usaha ekspor batik dengan menggunakan pesawat. Berapakah
PPh yang lebih atau kurang bayar?
7
30% x 84.160.000 25.248.000
120.248.000
Pengembalian PPh Ps. 24 yang telah dikreditkan
0
Jumlah PPh yang terutang
120.248.000
Dikurangi kredit pajak
PPh yang dibayar sendiri
PPh Pasal 25 180.000.000
STP PPh Pasal 25 (Hanya Pokok Pajak) 0
Fiskal Luar Negeri 7.000.000
(187.000.000)
PPh yang lebih dibayar (PPh Ps. 28A) (66.752.000)
Karena jumlah PPh terutang Nona Fitri selama tahun 2010 lebih kecil dari
angsuran pajaknya, maka terdapat kelebihan pembayaran PPh (PPh Pasal 28A)
sebesar Rp66.752.000. Jumlah kelebihan ini dapat dimintakan restitusi pajak, atau
dapat dikompensasi untuk pembayaran pajak tahun 2011.
PT. KPSG senantiasa taat dan patuh dalam memenuhu kewajiban perpajakannya.
Selama tahun 2009, PT. KPSG membukukan laba fiskal Rp.800.000.000. Kewajiban
perpajakan yang telah diselesaikan selama tahun 2009 antara lain:
Jawaban:
8
Dikurangi kompensasi kerugian 0
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari awal pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa PPh pasal 28A dan
PPh pasal 29 merupakan perhitungan perpajakan yang dilakukan pada akhir tahun
pajak dengan menghitung kembali seluruh PPh terutang dan mengurangkan dengan
kredit pajak yang telah dibayar sendiri/ditanggung pemerintah maupun yang
dipotong/dipungut oleh pihak lain. Apabila PPh terutang lebih besar dari kredit pajak
maka akan diperoleh PPh kurang bayar (pasal 29), sedangkan apabila jumlah PPh
terutang lebih kecil dari kredit pajak maka akan diperoleh PPh lebih bayar (pasal
28A)
4.2 Saran
10
jumlah pajak dan jumlah pajak yang telah dikreditkan dan untuk menentukan
besarnya kelebihan pembayaran pajak yang harus dikembalikan.
DAFTAR PUSTAKA
11