ANTARA
DIREKTUR RSUD TGK. CHIK DITIRO SIGLI
DENGAN
SAUDARA/I ..............................
Pada hari ini ......, tanggal ........... bulan Oktober tahun Dua ribu tujuh belas yang bertanda
tangan di bawah ini:
1. drg. Mohd. Rizal Faisal, MARS : Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro
Sigli yang beralamat di Jalan Prof. A. Majid Ibrahim -
Sigli, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya
tersebut berdasarkan keputusan Bupati Pidie Nomor :
Peg. 800/130 Tahun 2016 untuk dan atas nama Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro Sigli, yang
selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA PIHAK dan
secara sendiri-sendiri disebut PIHAK.
Kedua belah pihak menyatakan sepakat mengikat suatu perjanjian kerja sama dengan syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
DASAR PERJANJIAN
1
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pegawai Non
PNS pada Satker Kementerian Kesehatan yang menerapkan pengelolaan BLUD;
10. Peraturan Bupati Nomor 56 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Pegawai non Pegawai
Negeri Sipil pada RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli.
Pasal 2
LINGKUP PERJANJIAN
PIHAK KEDUA dengan ini memberikan pelayanan kepada PIHAK PERTAMA dalam jangka
waktu 1 (satu) tahun untuk melaksanakan pelayanan Keperawatan dan atau Kesehatan
lainnya bagi kepentingan PIHAK PERTAMA, dan PIHAK KEDUA menerima pekerjaan yang
diperjanjikan dimaksud dari PIHAK PERTAMA serta menyatakan tunduk pada seluruh syarat,
maupun kondisi kerja yang termaktub dalam perjanjian ini.
Pasal 3
JANGKA WAKTU
(1) Perjanjian kerja dimaksud berlaku efektif selama 1 (satu) tahun dari tanggal .... (bulan)
2017 sampai dengan tanggal .... (bulan) 2018.
(2) Perjanjian Kerja Pegawai Non PNS RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli Non PNS dapat
diperbaharui atas pertimbangan kinerja dan kebutuhan RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli.
Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN
2
pada ketentuan remunerasi RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli;
b. membina dan mengarahkan PIHAK KEDUA agar PIHAK KEDUA dapat melaksanakan
tugasnya dengan sebaik-baiknya;
c. menyiapkan sumber daya sarana dan prasarana untuk kelancaran pelaksanaan
tugas PIHAK KEDUA sesuai kemampuan RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli.
3
Ditiro Sigli.
Pasal 5
LARANGAN
PIHAK KEDUA dilarang:
a. melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat RSUD Tgk. Chik
Ditiro Sigli;
b. menyalahgunakan tugas dan atau kewenangan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA;
c. menyalahgunakan sarana/prasarana, barang-barang, uang, peralatan kerja, atau
dokumen milik PIHAK PERTAMA atau RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli;
d. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-
barang, dokumen, atau surat berharga milik PIHAK PERTAMA atau RSUD Tgk. Chik Ditiro
Sigli secara tidak sah;
e. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman kerja atau orang lain di dalam
maupun di luar lingkungan kerja dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan atau
pihak lain yang mengarah kepada perbuatan kolusi, korupsi dan nepotisme yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan PIHAK PERTAMA dan/atau RSUD Tgk. Chik Ditiro
Sigli;
f. menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
g. melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak
yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
h. melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnya;
i. Ikut serta dalam pentas politik dan atau kampanye pemilihan Kepala Daerah, pemilihan
Presiden dan pemilihan legislatif dalam jam dinas;
j. Melakukan kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan kedinasan pada saat jam kerja.
Pasal 6
PERTANGGUNGJAWABAN
Segala hal yang berkaitan dengan kedinasan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA di luar
penugasan oleh PIHAK PERTAMA atau di luar jam kerja yang telah ditetapkan oleh PIHAK
PERTAMA bagi PIHAK KEDUA atau di luar tempat tugas yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA
menjadi beban dan tanggungjawab PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA tidak dapat dibebani
pertanggungjawaban atas perbuatan tersebut.
Pasal 7
IZIN DAN CUTI
4
(1) Dalam kondisi tertentu PIHAK PERTAMA memberikan izin atau cuti kepada PIHAK KEDUA
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. sakit, yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter, atau surat keterangan lain yang
sah;
b. cuti tahunan, diberikan maksimal 12 (dua belas) hari kerja dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun dan diajukan minimal 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal cuti;
c. cuti bersalin, diberikan maksimal 90 (enam puluh) hari kerja dengan rincian sebagai
berikut:
1. cuti hamil diberikan maksimal 30 (tiga puluh ) hari kerja
2. cuti melahirkan diberikan maksimal 60 (enam puluh) hari kerja
(2) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak masuk kerja tanpa surat keterangan yang sah atau diluar
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tersebut maka tidak masuk kerja
tersebut termasuk dalam kategori tidak masuk kerja secara tidak sah.
(3) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak masuk kerja tanpa surat keterangan yang sah PIHAK
PERTAMA berhak menjatuhkan sanksi;
a. Tidak masuk kerja tanpa keterangan selama 3 (tiga) hari
kerja mendapat sanksi Teguran Lisan;
b. Tidak masuk kerja tanpa keterangan selama 7 (tujuh)
hari kerja mendapat sanksi Teguran Tertulis
c. Tidak masuk kerja tanpa keterangan selama 12 (dua
belas) hari kerja akan dilakukan pemberhentian perjanjian kerja.
Pasal 8
SANKSI ATAS PELANGGARAN
(1) Pelanggaran PIHAK KEDUA terhadap kewajiban dan larangan yang diatur dalam perjanjian
ini, akan mengakibatkan jatuhnya sanksi dari PIHAK PERTAMA dalam bentuk peringatan
lisan, peringatan tertulis dan pemberhentian perjanjian kerja;
(2) Bentuk sanksi yang akan diberikan oleh PIHAK PERTAMA dilaksanakan dengan
mempertimbangkan bobot kesalahan.
Pasal 9
BERAKHIRNYA PERJANJIAN KERJA
5
(1) Perjanjian Kerja ini berakhir dalam hal:
a.berakhirnya jangka waktu perjanjian;
b. PIHAK KEDUA menyampaikan permohonan untuk melakukan pemberhentian
perjanjian/mengundurkan diri;
c.PIHAK KEDUA meninggal dunia;
d. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat mengakhiri hubungan kerja;
e. PIHAK KEDUA melanggar ketentuan Pasal 4 perjanjian ini;
(2) Dalam hal terjadi perjanjian kerja berakhir, PIHAK KEDUA berjanji tidak akan menuntut
ganti rugi dalam bentuk apapun dari PIHAK PERTAMA.
Pasal 10
FORCE MAJEUR/KEADAAN MEMAKSA
(1) Apabila terjadi keadaan memaksa (force majeur) yang merupakan keadaan/hal-hal di
luar kemampuan manusia yang berdampak pada pelaksanaan pekerjaan yang
diperjanjikan, maka keadaan memaksa tersebut dinyatakan sebagai force majeur oleh
kedua belah pihak secara musyawarah untuk mufakat dan dituangkan dalam berita
acara.
(2) Akibat dari kejadian keadaan memaksa tersebut perjanjian gugur demi hukum.
Pasal 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Bilamana terjadi perselisihan atau ketidaksepakatan dalam pelaksanaan perjanjian ini, maka
kedua belah pihak terlebih dahulu mengadakan musyawarah untuk mufakat dan jika masih
tidak menghasilkan penyelesaian kedua belah pihak menyetujui untuk memilih domisili
hukumnya di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sigli.
Pasal 12
KETENTUAN PERALIHAN
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan diatur kemudian berdasarkan
kesepakatan PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Pasal 13
KETENTUAN LAIN-LAIN
6
PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut dan atau tidak dijamin untuk diangkat sebagai Calon
Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 14
KETENTUAN PENUTUP
Perjanjian ini berlaku dan mengikat secara sah sejak ditandatangani. Demikian perjanjian
kerja ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga), 2 (dua) diantaranya bermaterai cukup dan masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.