Anda di halaman 1dari 11

SURAT PERJANJIAN KERJA PENDAMPING DESA

Nomor:

Pada Hari ini Jum’at Tanggal Tiga Puluh Satu Bulan Desember Tahun Dua
Ribu Dua Puluh Satu, dengan mengambil tempat di Kantor Pemerintah Desa
Pringgowirawan Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember Jl. PB. Sudirman
Nom 81 Sumberbaru Jember, sebagai Domisili Hukum,

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : H. ALIM
Jabatan : Kepala Desa Pringgowirawan
Alamat Kantor : Jl. PB. Sudirman Nom 81 Sumberbaru Jember

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Desa Pringgowirawan
Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember, yang selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA, dan

Nama : SULAIMAN
Tempat/Tanggal Lahir : Jember,
Alamat : …………………………….
…………………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : SMA

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, yang
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA,

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan sepakat untuk
membuat PERJANJIAN KERJA sebagai Petugas Pengelola Pasar Desa “Batu
Urip” dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam
lampiran PASAL-PASAL YANG DIPERJANJIKAN dari surat perjanjian kerja
ini.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

................................ H. ALIM
PASAL-PASAL YANG DIPERJANJIKAN

Pasal 1 Ketentuan Umum

1. Yang dimaksud dengan Surat Perjanjian Kerja Petugas Pengelola Pasar


adalah perjanjian hukum dimana PIHAK PERTAMA mengikat PIHAK
KEDUA, sebagaimana PIHAK KEDUA mengikat diri kepada PIHAK
PERTAMA dalam hubungan kerja sebagai Petugas Pengelola Pasar, untuk
melaksanakan kewajiban-kewajiban dan tugas-tugas sebagaimana tersebut
dalam pasal-pasal yang diperjanjikan, serta dokumen-dokumen lain yang
dirujuk sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian Kerja
ini.

2. Dalam hubungan hukum Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud PIHAK


PERTAMA menetapkan status PIHAK KEDUA sebagai Pelaksana Teknis
Petugas Retribusi pada Pasar Desa “Batu Urip”.

Pasal 2
Hubungan Kerja dan Jangka Waktu Ikatan Kerja

1. PIHAK PERTAMA memberi tugas pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sesuai


dengan kebutuhan managemen pengelolaan pasar desa “Batu UriP” dan
PIHAK KEDUA menerima baik penugasan dari PIHAK PERTAMA, serta
untuk bertindak sebagai Pelaksana Teknis Petugas Retribusi pada Pasar
Desa “Batu Urip”, yang ditetapkan dalam Surat Keputusan (SK) oleh PIHAK
PERTAMA.

2. Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan seperti yang tertulis pada pasal 2 ayat
(1) diatas, maka PIHAK KEDUA akan bekerja dengan jangka waktu
sebagaimana ditetapkan dalam SK oleh PIHAK PERTAMA.

3. PIHAK KEDUA dapat diperpanjang kontrak kerjanya jika dinyatakan layak


untuk diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi kinerja yang ditetapkan oleh
PIHAK PERTAMA.

4. PIHAK KEDUA dapat dipersingkat kontrak kerjanya jika:

a. PIHAK KEDUA dinyatakan tidak layak untuk diperpanjang berdasarkan


hasil evaluasi kinerja, yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.

b. Melakukan tindakan yang dapat mengganggu keberlangsungan kegiatan


pasar

c. Rasionalisasi dalam organisasi dan managemen Pasar Desa “Batu Urip”


berdasarkan hasil kebutuhan oleh PIHAK PERTAMA.

d. Tidak atau belum adanya dokumen Anggaran Pemerintah dan Peraturan


perundangan yang berlaku, sebagaimana ditetapkan dalam surat
pemberitahuan PIHAK PERTAMA.

5. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan


baik dan menyerahkan hasil kerjanya kepada PIHAK PERTAMA, jika pada
periode waktu penugasan yang telah ditetapkan terdapat pekerjaan atau
tanggung jawab yang belum diselesaikan oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK
KEDUA wajib menyelesaikannya dengan konsekuensi pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab.
6. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan tugas pada hari, tanggal dan waktu
yang telah ditentukan dan dapat libur hari, tanggal dan waktu yang telah
ditentukan PIHAK PERTAMA.

7. PIHAK KEDUA wajib bekerja purna waktu, mengingat lingkup pekerjaan


meliputi penarikan retribusi, parkir dan lainnya di Pasar Desa “Batu Urip”,
maka jam kerja disesuaikan dengan kebutuhan tugas dan layanan pasar
desa, dengan jumlah waktu kerja minimal 6 jam/hari dalam 7 hari/minggu.

Pasal 3
Tanggung Jawab dan Kewajiban

1. Tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus
mengikuti petunjuk yang berlaku, yaitu melaksanakan Kerangka Acuan
Kerja (TOR), menjadikan Regulasi atau Peraturan-peraturan tentang
pengelolaan pasar desa, serta mengikuti dokumen-dokumen pemerintah
rujukan yang berupa surat perintah atau bentuk surat formal lain yang
disampaikan oleh Pemerintah.

2. PIHAK KEDUA harus melaksanakan tugas yang diberikan oleh PIHAK


PERTAMA dalam tugas dan tanggung jawab sebagaimana tercantum dalam
Surat Keputusan dengan segala kemampuan, keahlian dan pengalaman
yang dimilikinya.

3. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memberikan tugas yang diterimanya


dari PIHAK PERTAMA kepada pihak lain.

4. Apabila dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab seperti tercantum


dalam Pasal 3 ayat 1 tersebut diatas terjadi kesalahaan yang semata-mata
dilakukan oleh PIHAK KEDUA, maka atas kesalahan tersebut menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA, termasuk didalamnya kesalahan prosedural
dan konseptual dan lainnya baik yang bersifat pidana dan atau perdata.

5. PIHAK KEDUA berkewajiban menyimpan semua tanda bukti atau kwitansi


atau karcis dan atu lainnya untuk sewaktu-waktu dilakukan pemeriksaan
oleh PIHAK PERTAMA atau pihak lain yang ditunjuknya serta pihak lain
karena jabatan yaitu instansi pemerintah bidang perpajakan, pengawasan
serta penyidikan.

6. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas realisasi pengadaan dan


pemeliharaan inventaris, fasilitas operasional pekerjaan, dimana jenis,
jumlah dan besarannya ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 4
Balas Jasa dan Cara Pembayarannya

1. PIHAK KEDUA akan menerima imbalan balas jasa berupa honorarium dan
bantuan biaya operasional secara lumpsum,
a. PIHAK KEDUA akan menerima honorarium secara lumpsum
b. PIHAK KEDUA mendapatkan tunjangan kesehatan berupa BPJS
Kesehatan dan Ketenaga Kerjaan
c. PIHAK KEDUA mendapatkan tunjangan lain seperti tunjangan hari raya.

2. Honorarium akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK


KEDUA pada setiap tanggal 1 - 7 (satu sampai dengan tujuh) awal bulan
berikutnya.
3. Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri, maka pembayaran honorarium
akan diperhitungkan sesuai dengan jumlah hari lamanya bertugas.

4. Pembayaran honorarium dan bantuan biaya operasional dilakukan


PIHAK PERTAMA secara langsung ke rekening individu masing-masing.

5. Pajak Penghasilan PIHAK KEDUA dan atau pajak-pajak lain yang timbul
jika ada akan ditanggung sendiri oleh PIHAK KEDUA sebagai wajib pajak,
sesuai dengan Peraturan Perundangan Pajak Republik Indonesia. Untuk itu
PIHAK KEDUA wajib memiliki NPWP.

6. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan cuti dengan ketentuan :


a. Cuti bersama, yaitu cuti yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
b. Cuti melahirkan, maksimal selama 3 (tiga) bulan berturut-turut.

Pasal 5
Penyelesaian Perselisihan

1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak maka pada dasarnya
akan diselesaikan secara musyawarah.

2. Apabila dengan cara musyawarah tidak dapat diselesaikan maka kedua


belah pihak akan menyelesaikan melalui Pengadilan Jember.

3. Biaya penyelesaian termasuk dalam ayat (2) pasal ini, akan ditanggung
secara bersama- sama yang sama besarnya.

Pasal 6
Pemutusan Perjanjian

1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak Perjanjian Kerja


ini bila:

a. PIHAK KEDUA meninggal dunia.

b. PIHAK KEDUA atas permintaan sendiri memutuskan hubungan kerja,


setelah mengajukan pemberitahuan dan permohonan kepada PIHAK
PERTAMA selambat- lambatnya satu bulan sebelumnya, dan yang
bersangkutan wajib mengalihkan atau memindahkan semua pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya kepada pengganti yang ditunjuk
PIHAK PERTAMA.

c. PIHAK KEDUA menderita sakit tetap yang berakibat tidak mungkin


melaksanakan pekerjaan.

d. PIHAK KEDUA tidak menjalankan tugas atau tidak berada di lokasi


tugas tanpa keterangan (mangkir) atau absen karena sebab-sebab lain
selama 10 hari kerja berturut-turut atau 20 hari kerja dalam satu
tahun.

e. PIHAK KEDUA tidak memenuhi pelaksanaan tugas sebagaimana


Rencana Kerja (dan perubahan jika ada) yang telah disahkan oleh
Koordinator Tenaga Ahli di Kabupaten wilayah penugasan.

f. PIHAK KEDUA tidak memenuhi standar nilai evaluasi kinerja reguler.


g. Adanya kebijakan pemerintah yang menyebabkan berkuranganya
kemampuan dana dan atau terganggunya pelaksanaan Program
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

h. PIHAK KEDUA tidak menunjukkan kemampuan dalam pelaksanaan


tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana dituntut oleh PIHAK
PERTAMA setelah diadakan evaluasi kinerja.

i. PIHAK KEDUA dinyatakan pernah dan terbukti melakukan Pelanggaran


Kode Etik Pendampingan Desa pada Program dan Kegiatan
pendampingan pemberdayaan atau yang sejenis, sebelumnya.

j. PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran Kode Etik Pendamping atau


menjalani pemeriksaan PIHAK YANG BERWAJIB sebagai TERSANGKA
akibat dari penyimpangan, kelalaian atau tindakan kejahatan serta
pelanggaran hukum terkait Pendampingan Desa atau pelanggaran
hukum lainnya.

2. PIHAK PERTAMA wajib memberitahukan kepada PIHAK KEDUA


selambat-Iambatnya 1 (satu) bulan sebelumnya dalam hal terjadi
Pemutusan Hubungan Kerja, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) butir
b, c, d, e, f dan g, kecuali butir i dan j.

3. PIHAK KEDUA dapat mengajukan surat pemutusan hubungan kerja secara


sepihak dalam hal sebagai berikut:

4. Apabila PIHAK PERTAMA tidak melakukan kewajiban balas jasa


sebagaimana tercantum dalam pasal 4 dari Perjanjian Kerja ini, dan PIHAK
KEDUA telah melakukan klarifikasi dengan PIHAK PERT AMA secara
tertulis.

5. Jika PIHAK PERTAMA tidak memberikan dukungan administrasi yang


diperlukan oleh PIHAK KEDUA dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana
mestinya, sedangkan PIHAK KEDUA sudah memberikan pernyataan tertulis
kepada PIHAK PERTAMA sebanyak 3 (tiga) kali berturut - turut dan tidak
diperhatikan oleh PIHAK PERTAMA.

6. Selain dari yang tersebut dalam ayat (1) dan ayat (3) pasal ini, maka
Perjanjian Kerja ini dapat dibatalkan dengan persetujuan tertulis kedua
belah pihak.
Pasal 7 Berakhirnya Hubungan Kerja

Dengan berakhirnya hubungan kerja antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK


KEDUA, maka:

a. PIHAK KEDUA tidak akan mendapatkan uang pesangon dan status


kepegawaian dari PIHAK PERTAMA, kecuali hal-hal yang memang sudah
menjadi hak PIHAK KEDUA dan belum diselesaikan oleh PIHAK PERTAMA.

b. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan seluruh tugas dan tanggung jawabnya


kepada PIHAK PERTAMA atau pihak lain yang ditunjuknya.

Pasal 8 Lampiran

Larnpiran yang rnerupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian


Kerja ini, berupa Standar Perilaku (Code of Conduct), Kode Etik bagi
Pendamping Desa, serta Daftar Imbalan dan Bantuan Biaya Operasional, yang
ditetapkan PIHAK PERTAMA.

Pasal 9 Penutup

Surat Perjanjian Kerja ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua
belah pihak pada tanggal, bulan, dan tahun tersebut diatas, dan dibuat dalarn
rangkap 3 (tiga), 2 (dua) lembar asli dan bermaterai secukupnya dan 1 (satu)
lembar asli tanpa materai, serta mernpunyai kekuatan hukum yang sarna
untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. Biaya Materai dan pengadaan
Salinan Surat Perjanjian Kerja ini rnenjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
Lampiran 1
Surat Perjanjian Kerja
Nomor :

Standar Perilaku ( Code Of Conduct)


(Tenaga Ahli, Pendamping Desa dan Pendamping Lokal Desa)

1. Tunduk Terhadap Hukum, Peraturan dan Adat-istiadat


Pendamping Desa tidak diperbolehkan untuk melakukan aktivitas atau
berpartisipasi dalam aktivitas yang tidak tunduk terhadap hukum, peraturan
serta adat istiadat yang akan berpengaruh buruk terhadap citra PIHAK
PERTAMA.

2. Kebenaran Data Pribadi


Data pribadi Pendamping Desa yang diberikan kepada PIHAK PERTAMA harus
benar dan dijamin kebenarannya sehingga secara yuridis tidak merugikan
PIHAK PERTAMA sebagai Pihak Pemberi Kerja.

3. Konflik Kepentingan Pribadi


Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, setiap Pendamping Desa
harus selalu berpedoman pada panduan yang digariskan serta melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Konflik kepentingan pribadi baik yang
menyangkut keuangan maupun proses pelaksanaan tugas harus dihindarkan.

4. Penyimpangan Prosedur Keuangan


Setiap Pendamping Desa harus menghindari tindakan-tindakan yang dapat
dikategorikan penyimpangan prosedur keuangan Desa, tidak diperbolehkan
menerima atau meminjam uang dan/atau barang yang berindikasikan dan
berimplikasi pada penyalahgunaan posisi, tanggung jawab dan
profesionalitas.

5. Kehadiran di Lokasi Pekerjaan


Setiap Pendamping Desa harus menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
serta berada atau tinggal di desa atau kecamatan atau kabupaten lokasi tugas
secara purna waktu (full time) sedemikian rupa yang menunjukkan
profesionalitas kerja pendampingan, dan tidak menimbulkan keluhan dari
masyarakat atau pihak terkait karena kesulitan melakukan pertemuan dan
koordinasi.

6. Pengadaan dan Penggunaan Fasilitas Kerja


Pendamping Desa harus mengadakan perlengkapan kantor sebagaimana
terlampir dalam Surat Perjanjian Kerja dan menggunakannya secara efektif dan
efisien.

7. Laporan dan Akurasi Data


- Pendamping Desa berkewajiban menyampaikan laporan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (kontrak kerja).
- Permintaan data dan informasi yang dibutuhkan aparat pemerintah dan
pemerintah daerah (pemberi kerja) dan perangkat desa atau masyarakat desa
harus secepat mungkin di respon.
- Pendamping Desa harus memberikan data alamat dan nomor rekening
tabungan yang benar guna menjamin kelancaran komunikasi dan transfer
pembayaran honorarium dan Bantuan Biaya Operasional.
- Setiap perubahan alamat dan nomor rekening tabungan harus diberitahukan
secara cepat dan tertulis.

8. Jabatan Publik
Setiap Pendamping Desa tidak diperbolehkan mengikuti pencalonan dalam
pemilihan dan menduduki jabatan publik termasuk dalam kepengurusan
partai politik.
9. Partisipasi dalam Pemilihan Kepala Daerah
Setiap Pendamping Desa harus bersikap netral dan tidak menggunakan jabatan
kepentingan Pemilihan Kepala Daerah dan atau Pemilihan Umum lainnya.

10. Fitnah, Hasutan, Propaganda Negatif


Setiap Pendamping Desa harus menghindarkan diri dari penyebaran fitnah,
hasutan, propaganda dan tindakan-tindakan tersembunyi yang bertendensi
negatif dan merugikan kepentingan PIHAK PERTAMA dan program.

11. Kualitas Teknis dan Ketepatan Waktu


Setiap Pendamping Desa harus bertanggung jawab terhadap kualitas teknis
pekerjaan dan bekerja secara tepat waktu sesuai jadwal atau rencana kerja.
Lampiran 2
Surat Perjanjian Kerja
Nomor :

Kode Etik Pendamping Desa


(Tenaga Ahli, Pendamping Desa dan Pendamping Lokal Desa)

Pendamping Desa dilarang :

1. Mengambil keputusan, melakukan negosiasi, melakukan kompromi,


memberi saran, atau melakukan tindakan apapun yang merugikan
masyarakat;

2. Menerima apapun dari pihak manapun dengan tujuan:


a. Mempengaruhi pemilihan jenis kegiatan, lokasi dan spesifikasi kegiatan desa
dalam proses perencanaan;
b. Sebagai hadiah, kompensasi, komisi, tanda terima kasih, atau apapun namanya
dalam kaitannya dengan profesi sebagai Pendamping Desa;

3. Bertindak sebagai suplier bahan dan alat, menunjuk salah satu suplier, atau
berfungsi sebagai perantara;

4. Membantu atau menyalahgunakan dana desa untuk kepentingan pribadi,


keluarga, atau kelompok;

5. Meminjam dana desa dengan alasan apapun baik atas nama pribadi,
keluarga, atau
kelompok;

6. Memalsukan arsip, tanda tangan, atau laporan yang merugikan masyarakat,


baik secara langsung maupun tidak langsung;

7. Dengan sengaja mengurangi kualitas atau kuantitas pekerjaan;

8. Dengan sengaja atau tidak sengaja membiarkan, tidak melaporkan, atau


menutupi proses penyimpangan yang terjadi.
Lampiran 3
Surat Perjanjian Kerja
Nomor:

Nama LokasiTugas Keterangan Jumlah


Kecamatan Kabupaten
Bandung Honorarium Rp. .................
..
Bantuan Biaya Rp. .................
.
Operasional
Asuransi (BPJS) Rp. .................

Total Rp. ...............


....

Keterangan:

Honorarium dan Bantuan Biaya Operasional dikenakan pajak sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, dan
ditanggung serta dibayarkan sendiri oleh PIHAK KEDUA sebagai wajib pajak.

Satuan Kerja

..........................................

Hal 10 dari 10

Anda mungkin juga menyukai