Anda di halaman 1dari 54

MAKALAH KELOMPOK

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Oleh :

KELOMPOK IX
Icha Hanifa Firdhaus NIM. 182110101094
Alfina Devianti Putri NIM. 182110101116
Zilvi Fuadiyah Nur NIM. 182110101124
Indah Fara Kusuma NIM. 182110101127

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan Umum ............................................................................................ 2

1.4 Tujuan Khusus ........................................................................................... 2

BAB 2. PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 Advokasi .................................................................................................... 3

2.1.1 Pengertian Advokasi ............................................................................. 3

2.1.2 Tujuan Advokasi Kesehatan ................................................................. 3

2.1.3 Luaran ................................................................................................... 3

2.1.4 Sasaran .................................................................................................. 4

2.1.5 Metode Advokasi .................................................................................. 4

2.1.6 Langkah-langkah Advokasi .................................................................. 4

2.1.7 Indikator Keberhasilan.......................................................................... 7

2.1.8 Bentuk-bentuk Kegiatan Advokasi Menurut Sasaran........................... 7

2.1.10 Kendala dalam Advokasi .................................................................... 8

2.2 Bina Suasana ............................................................................................ 8

2.2.1 Pengertian ............................................................................................. 8

2.2.2 Tujuan ................................................................................................... 8


ii
2.2.3 Luaran (Hasil Yang Diharapkan).......................................................... 9

2.2.4 Sasaran .................................................................................................. 9

2.2.5 Metode Bina Suasana ........................................................................... 9

2.2.6Langkah-Langkah Kegiatan................................................................. 10

2.3 Gerakan Pemberdayaan............................................................................ 13

2.3.1 Pengertian ........................................................................................... 13

2.3.2 Tujuan ................................................................................................. 13

2.3.3 Hasil yang diharapkan ........................................................................ 14

2.3.4 Sasaran ................................................................................................ 14

2.3.5 Karakteristik Masyarakat .................................................................... 15

2.3.6 Langkah-langkah pemberdayaan masyarakat ..................................... 15

2.3.7 Keberhasilan kegiatan pemberdayaan masyarakat ............................. 18

2.4 Contoh Program Strategi Promosi Kesehatan .......................................... 19

BAB 3. PENUTUP ............................................................................................... 23

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 23

3.2 Saran ........................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Bentuk-bentuk Advokasi........................................................................... 7

Tabel 2. Langkah-langkah Pelaksanaan Bina Suasana ......................................... 12

Tabel 3. Hasil Analisis Jurnal ............................................................................... 22

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Strategi Promosi Kesehatan ....................................................... 2

v
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Promosi kesehatan menurut Ottawa Charter merupakan proses yang
memungkinkan individu mengendalikan dan memperbaiki kesehatannya.
Untuk mencapai kesehatan jasmani, rohani, dan sosial yang sempurna,
seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan mewujudkan
aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan, mampu mengubah atau beradaptasi
dengan lingkungan. Dalam pelaksanaan promosi kesehatan tenaga kesehatan
perlu melakukan beberapa tindakan dalam rangka tercapainya tujuan dari
diadakannya promosi kesehatan dalam masyarakat tersebut.
Tindakan tersebut perlu dilakukan mengingat adanya fakta yang
dikemukakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam Buku
Panduan Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah kesehatan yang
menyatakan bahwa ada 10 provinsi di Indonesia yang masuk kedalam kategori
Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) kesepuluh provinsi tersebut adalah
Aceh, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Munculnya DBK di Indonesia ini disebabkan oleh kesenjangan yang
terjadi antara pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat yang
diukur dengan menggunakan 24 indikator dari Indeks Pembangunan
Kesehatan Masyarakat (IPKM). Berdasarkan indikator tersebut kendala yang
dijumpai DBK pada umumnya berkaitan dengan erat dengan faktor perilaku
masyarakat. Oleh karena itu, promosi kesehatan sangat diperlukan. Selain
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya menjaga
kesehatan dan pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,
promosi kesehatan juga berperan aktif dalam mencegah terjadinya penyakit
dan merubah perilaku masyarakat.
Terdapat 3 strategi dasar promosi kesehatan yang harus dipahami oleh
seorang promotor kesehatan yaitu, advokasi, bina suasana dan gerakan
pemberdayaan.

1
Gambar 1. Bagan Strategi Promosi Kesehatan
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana strategi promosi kesehatan advokasi?
b. Bagaimana strategi promosi kesehatan bina suasana?
c. Bagaimana strategi promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat?
d. Bagaimana kemitraan dalam promosi kesehatan?
e. Apa dan bagaimana contoh kasus dalam strategi promosi kesehatan?
f. Apa program kesehatan yang menggunakan strategi promosi kesehatan?
1.3 Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui strategi dalam melakukan promosi kesehatan
1.4 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang strategi advokasi kesehatan
b. Untuk mengetahui tentang startegi bina suasana
c. Untuk mengetahui tentang startegi pemberdayaan masyarakat
d. Untuk mengetahui contoh program promosi kesehatan yang menggunakan
strategi promosi kesehatan

2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Advokasi
2.1.1 Pengertian Advokasi
Menurut Johns Hopkins (1990) advokasi adalah usaha untuk
mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk
komunikasi persuasif. Sedangkan secara umum advokasi kesehatan dapat
diartikan sebagai pendekatan kepada para pimpinan atau pengambil
keputusan agar dapat memberikan dukungan, kemudahan, perlindungan pada
upaya pembangunan kesehatan.
Istilah advocacy/advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam
program kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984
sebagai salah satu strategi global Pendidikan atau Promosi Kesehatan. WHO
merumuskan bahwa dalam mewujudkan visi dan misi Promosi Kesehatan
secara efektif menggunakan 3 strategi pokok, yaitu: 1) Advocacy, 2) Social
support, 3) Empowerment.
2.1.2 Tujuan Advokasi Kesehatan
a. Mempengaruhi peraturan dan kebijakan yang dapat menanamkan rasa
kesadaran akan hidup bersih dan hidup sehat, baik secara fisik maupun
mental.
b. Mempengaruhi pihak lain untuk meningkatkan jumlah kebijakan publik
berwawasan kesehatan, untuk meningkatkan opini masyarakat dalam
mendukung kesehatan, dan terpecahkannya masalah kesehatan secara
bersama dan terintegrasi dengan pembangunan kesehatan di daerah
melalui kemitraan dari pimpinan daerah.
c. Meningkatkan kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan
stakeholder.
2.1.3 Luaran
a. Timbulnya dukungan dari para pembuat kebijakan berupa instruksi/surat
edaran/surat keputusan maupun himbauan untuk melaksanakan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat serta dengan memperhatikan kesehatan mental
masyarat di daerah sekitar Rumah Sakit Jiwa.
3
2.1.4 Sasaran
Sasaran advoksi dapat berupa sasaran perorangan dan sasaran kepada
masyarakat atau publik. Komunikasi interpersonal cocok dilakukan dalam
komunikasi perseorangan sedangkan untuk sasaran publik bisa dengan
menggunakan media massa dan kampanye. Sasaran berdasarkan jenjang
administrasi antara lain :
a. Pengambil kebijakan di tingkat pusat seperti Menteri atau Dirjen terkait,
BAPPENAS, DPR, organisai profesi, LSM tingkat nasional mapun
internasional.
b. Pengambil kebijakan tingkat daerah atau provinsi seperti DPRD, parpol,
Gubernur, Dinas Kesehatan tingkat I.
c. Pengambil kebijakan tingkat kabupaten/kota seperti DPRD
kabupaten/kota, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi, Institusi atau
lembaga kesehatan maupun nonkesehatan.
2.1.5 Metode Advokasi
Kegiatan yang menerapkan advokasi dalam pelaksanannya antara lain :
a. Seminar sehari
b. Lobby
c. Orientasi
d. Sarasehan
e. Kampanye
f. Bentuk kegiatan lain yang sesuai.
2.1.6 Langkah-langkah Advokasi
Menurut Jhon Hopkins University (JHU) Advokasi kesehatan ditempuh
melaui kerangka advokasi yang memuat enam langkah yaitu :
1. Melakukan Analisa
Yang termasuk kedalam analisa adalah :
a. Identifikasi masalah
b. Kebijakan yang ada
c. Program-program komunikasi yang telah dilaksanakan untuk
membuat kebijakan
4
d. Perubahan kebijaksanaan yang diinginkan oleh tingkat tertentu
e. Stakeholder (Mitra kerja) yang berhubungan dengan perubahan
kebijakan
f. Jejaring untuk penentu kebijakan, pesan yang tepat
g. Sumberdaya yang memungkinkan untuk pelaksanaan kebijakan
2. Menyusun Strategi
Yang termasuk kedalam strategi adalah :
a. Identifikasi sasaran primer dan sekunder
b. Menganalisa elemen-elemen yang ada dalam analisis kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman dalam kondisi yang ada.
c. Menentukan sasaran
d. Menetapkan media yang digunakan
3. Menggalang kemitraan (mobilisasi)
a. Mendorong kemitraan
b. Mendelegasikan tanggung jawab
4. Tindakan atau pelaksanaan
Mengacu pada rencana yang telah disusun berdasarkan hasil analisis,
persiapan strategi yang telah dituangkan dalam Plan of Action yang
dipersiapkan bersama mitra. Tindakan dalam pelaksanaan advokasi antara
lain :
a. Melaksankan rencana advokasi/POA
b. Mengumpulkan mitra
c. Menyajikan pesan yang tepat
d. Menepati jadwal
e. Mengembangkan jaringan komunikasi dengan mitra
5. Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan dengan cara mengukur capaian tujuan (Proses
dan output) bisa dengan pengecekan dokumentasi, materi yang diterbitkan,
serta produk kebijakan yang diterbitkan.

5
6. Kesinambungan proses
Melaksanakan proses komunikasi secara terus menerus dengan
memanfaatkan hasil evaluasi.
Langkah-langkah berikut ini bisa dijadikan contoh penerapan :
a. Persiapan
1. Identifikasi sasaran yang tepat seperti :
a) Menentukan teknik pengambilan sampel
b) Mencari kebijakan publik terkait
2. Mempelajari kebijakan yang mendukung ataupun yang menghambat
program penerapan perilaku hidup bersih dan hidup sehat baik bagi
kesehatan jiwa maupun fisik.
3. Mempelajari Program Komunikasi yang telah dilaksanakan dengan
menggali pengalaman orang lain. Hal-hal yang dapat digali antara lain :
a) Strategi yang berkelanjutan
b) Isu advokasi yang tajam
c) Sasaran yg spesifik
4. Mempelajari perubahan kebijakan yang ada
5. Menentukan mitra kerja terkait yang berpengaruh
6. Memanfaatkan dan menggali sumberdaya yang memungkinkan
7. Menyiapkan materi yang berkaitan serta menentukan metode advokasi
kesehatan
8. Berusaha menempatkan issue atau gagasan untuk mendapat dukungan dari
penentu kebijakan pada waktu yang tepat.
b. Pelaksanaan
1. Advokasi stakeholders dalam bentuk lobi politik berupa rapat dengan
pemangku kepentingan yang dilaksanakan setiap bulannya.
2. Presentasi atau seminar yang membahas mengenai masalah kesehatan di
depan pembuat keputusan baik lintas program maupun sektoral.
3. Melakukan rapat komite medik dengan para dokter sebulan sekali setiap
tahun.
4. Menyepakati dan menyimpulkan hasilnya.
6
2.1.7 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dapat dilihat dari respon individu ataupun kelompok
yang dapat berupa :
a. Terlibatnya pemangku kepentingan dalam rapat-rapat setiap bulannya
yang diadakan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi dengan stakeholder
terkait.
b. RSJD Dr. RM. Soedjarwadi berhasil membahas masalah kesehatan di
depan pembuat keputusan di lintas program maupun sektoral.
c. RSJD Dr. RM. Soedjarwadi mealkukan rapat komite medik dengan
dokter-dokter spesialis yang diadakan sebulan sekali setiap tahunnya.
2.1.8 Bentuk-bentuk Kegiatan Advokasi Menurut Sasaran
No Sasaran Alternatif Bentuk Kegiatan

1. Lintas Sektor a. Pertemuan rutin

b. Lokakarya

c. Loby (pendekatan)

d. Sarasehan

e. Rapat koordinasi

f. Dialog interaktif

2. Lintas Program a. Rapat koordinasi

b. Loby

c. Negosiasi

d. Presentasi

e. Koordinasi

3. Kemitraan a. Kampanye

b. Loby

c. Presentasi

d. Demonstrasi

e. Dialog interaktif

Tabel 1. Bentuk-bentuk Advokasi

7
2.1.10 Kendala dalam Advokasi
Dalam melaksankan advokasi penerapan perilaku hidup bersih dan hidup
sehat baik dari segi mental maupun fisik di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
ditemukan kendala sebagai berikut :
a. Ada beberapa penyuluhan di daerah tertentu yang tidak menggunakan alat
elektronik.
b. Media-media yang digunakan telah disesuaikan dengan sasaran yang akan
menjadi penerima atau komunikan dari promosi kesehatan.
c. Hanya mengandalkan media massa sebagai media penyampaian pesan
kesehatan, sehingga komunikator tidak dapat mengetahui dampak yang
ditimbulkan dari kegiatan promosi kesehatan tersebut.
d. Dalam hal lobi politik ada kendala berupa susahnya mendapatkan
kepercayaan dari sasaran tersier.
e. Dalam hal seminar dan atau presentasi memiliki kendala berupa
meyakinkan sasaran-sasaran yang dituju dalam membangun program
kesehatan.
f. Dalam asosiasi minat, kelompok sering kali sulit menerima pendapat atau
saran dalam suatu perkumpulan.
2.2 Bina Suasana
2.2.1 Pengertian
Bina Suasana adalah menjalin kemitraan untuk pembentukan opini
publik dengan berbagai kelompok opini yang ada di masyarakat.
Contohnya dalam organisasi non profit seperti pengajian dan karang taruna
yang menyampaikan satu visi.
2.2.2 Tujuan
Untuk memperoleh terciptanya opini yang ada di masyarakat
sekitar yang dapat menciptakan opini publik yang jujur, terbuka sesuai
norma situasi, dan kondisi masyarakat.
Contoh : dalam studi kasus, tujuan bina suasana adalah membina
suasana yang kondusif terhadap kesehatan terutama kesehatan jiwa dan
mental.
8
2.2.3 Luaran (Hasil Yang Diharapkan)
1. Terciptaya norma, etika, opini dan kondisi masyarakat yang sehat.
2. Terciptanya peraturan pemerintah, peraturan daerah, fatwa, serta
dukungan kebijakan.
Contoh : dalam studi kasus, masyarakat mampu menciptakan suasana
yang kondusif terhadap kesehatan jiwa dan mental.
2.2.4 Sasaran
Sasaran bina suasana terdiri atas :
a. Sasaran individu
1) Anggota Legislatif (Lembaga Perwakilan Rakyat)
2) Anggota Eksekutif (Lembaga Pemerintah)
3) Anggota Yudikatif (Lembaga Peradilan/hokum)
4) Tokoh Masyarakat, Tokoh adat
5) Tokoh Agama
6) Petugas (Provider)
7) Kader
b. Sasaran kelompok
1. Organisasi profesi, dunia usaha/swasta
2. Organisasi massa (organisasi pemuda, organisasi wanita,
organisasi agama)
3. Kelompok peduli kesehatan
c. Sasaran massa/publik
Masyarakat bisa di jangkau dengan media massa (cetak dan
elektronik) contohnya : koran/majalah, televisi, radio.

Contoh berdasarkan studi kasus :


1) Sasaran kelompok : warga sekitar RSJD Dr. RM Soedjarwadi
2) Sasaran Individu : pasien RSJD Dr. RM Soedjarwadi
3) Sasaran publik : pengguna media
2.2.5 Metode Bina Suasana
Macam-macam metode bina suasana :
9
1. Pelatihan
2. Konferensi pers
3. Semiloka
4. Serasehan
5. Penyuluhan
6. Dialog terbuka
7. Pendidikan
8. Lokakarya mini
9. Diskusi meja bundar
10. Pertunjukan tradisional
11. Pertemuan berkala di desa
12. Studi banding
13. Kunjungan lapangan
Contoh dalam studi kasus :
1) Bina Suasana kelompok : melakukan bakti sosial kepada warga yang
ada disekitar RSJD Dr. RM Soedjarwadi dan melakukan penyuluhan
tentang peningkatan kesehatan jiwa dan mental.
2) Bina Suasana Publik : mengadakan talkshow melalui media elektronik,
seperti TV tentang peningkatan kesehatan jiwa dan mental
2.2.6 Langkah-Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1. Identifikasi sasaran
Sasaran dalam upaya bina suasana sebagai mitra. Kita harus
dapat menentukan apakah daftar sasaran yang kita miliki dapat
memenuhi syarat untuk menjadi mitra dengan cara kita
memilih mitra yang dikenal dengan 5C yaitu :
1) Kompetensi (competent)
Suatu organisasi harus memiliki staf teknik, menejemen
yang kuat, aliran dana, caangan dana, sistem akutansi, bank
account, pengauditan, citra positifdan reputasi yang baik,
dan memiliki pengalaman dalam kegiatan yang sama.
10
2) Komitmen (commitment)
Suatu organisasi harus mendukung promosi kesehatan dan
berperan kuat dalam promosi kesehatan
3) Relasi (clout)
Suatu organisasi harus memiliki kontak atau akses pembuat
kebijakan dan para tokoh yang berpengaruh di masyarakat
dan mendapatkan dukungan politis dalam kegiatannya.
4) Jangkauan (coverage)
Organisasi tersebut harus mampu mengjangkau sasaran
yang telah ditetapkan diberbagai wilayah dan segmen
seperti demografi, psikografi, sosial ekonomi
5) Kesinambungan (continuity)
Organisasi tersebut harus menentukan berapa lama dalam
melakukan kegiatandan harus memahami penanganan
kegiatan yang akan dilakukan dan memiliki kelembagaan
dan sumberdaya untuk jangka panjang.
Menyiapkan paket informasi secara baik sehingga dapat
menyakinkan/ memotifasi mitra kerja dengan metode
merencanakan suatu cara yang tepat untuk melakukan bina
suasana. Waktu dan tempat perlu di rencakan dengan baik
agar kegiatan yang dilakukan dapat mencapai hasil yang
baik, perlu juga menetapkan kapan waktu dan tempat yang
tepat untuk melaksanakan kegiatan. Organisasi harus
menyiapkan instrumen motinoring dan evaluasi.
6) Indikator keberhasilan
1) Ada peningkatan jumlah kegiatan dan jaringan
kemitraan
2) Memiliki forum komunikasi
3) Ada dokumentasi kegiatan
4) Ada kesepakatan lisan dan tulisan
5) Ada opini publik
11
7) Langkah melaksanakan bina suasana dan hasil yang
diharapkan
LANGKAH KEGIATAN LUARAN
1. Identifikasi Mitra pertemuan a) Lingkup &
cara kerja
b) Spesifikasi
kerja
c) kemampuan
2. Pengelompokan Pertemuan a) Komitmen
Mitra Kerja b) Rencana
kegiatan
3. Setiap mitra Forum komunikasi Tercipta tujuan
melaksanakan upaya bina suasana
yang berkaitan
kesehatan sesuai
bidang kegiatan
masing-masing.
4. Monitoring dan a) Pertemuan Terpeliharanya
Evaluasi b) Kunjungan opini, norma
lapangan etika dan kondisi
c) Semiloka yang baik dalam
masyarakat.
Tabel 2. Langkah-langkah Pelaksanaan Bina Suasana
8) Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan bina suasana mencakup :
1. Penyajian data yang selalu “ up to date “ atau terbaru
2. Ada forum komunikasa dan dokumentasi kegiatan
3. Mengikuti kebutuhan masyarakat yang selalu berkembang
4. Menjalin hubungan yang serasi dan dinamis serta memegang
prinsip-prinsip kemitraan
5. Menggalan sumber-sumber dana dan potensi yang ada dari
masing-masing mitra
9) Pemantauan dan Penilaian
Penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
kegiatan bina suasana dilakukan dengan benar dan
menghasilkan sasaran yang diharapkan dengan menggunakan
instrumen pemantauan dan penilaian dengan melihat luaran

12
dalam bentuk opini, etika, norma dan kondisi yang ada di
masyarkat.
2.3 Gerakan Pemberdayaan
2.3.1 Pengertian
Strategi pemberdayaan masyarakat adalah cara untuk
menumbuhkan dan mengembangkan norma dan etika yang membuat
masyarakat mampu untuk berperilaku bersih dan sehat. Pemberdayaan
masyarkat secara umum lebih efektif jika dilakukan melalui program
pendampingan masyarakat (community organizing and development),
karena pelibatan masyarakat sejak perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, hingga evaluasi atau pengawasan program dapat dilakukan
secara maksimal. (Kholid, 2012)
Pemberdayaan juga bisa diartikan sebagai sebuah proses pemberian
informasi kepada keluarga atau kelompok dan individu secara terus
menerus dan berkesinambungan dengan mengikuti perkembangan
masyarakat serta proses membantu masyarakat supaya masyarakat berubah
dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu atau sadar serta dari tahu
menjadi mau dan dari mau menjadi mampu untuk melaksanakan program
kesehatan yang diperkenalkan.
2.3.2 Tujuan
Menumbuhkembangkan potensi masyarakat yang artinya semua
potensi yang dimiliki masyarakat perlu dioptimalkan untuk
mengembangkan, mendukung, dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. (Kholid, 2012)
Contoh : dalam studi kasus di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi tujuan
melakukan startegi promkes pemberdayaan masyarakat adalah dengan
melibatkan masyarakat berperan dalam promosi kesehatan, masyarakat
yang awalnya tidak tahu menjadi tahu mengenai kesehatan jiwa dan
mental.

13
2.3.3 Hasil yang diharapkan
Yang diharapkan dari pelaksanaan startegi pemberdayaan
masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya dalam peningkatan
kemampuan masyarakat guna meningkatkan kualitas hidup, harkat,
martabat serta derajat kesehatan masyarakat.
2. Peningkatan keberdayaan masyarakat berarti dapat meningkatkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat agar dapat mengembangkan
diri dan memperkuat sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai
kemajuan dan peningkatan derajat kesehatan.
Contoh : dalam studi kasus RSJD Dr. RM. Soedjarwadi hasil yang
diharapkan adalah masyarakat paham dan mau untuk melaksanakan
program kesehatan yang dilakukan pihak rumah sakit yaitu penyuluhan
kesehatan pada masyarakat sekitar RSDJ untuk meningkatkan kesehatan
jiwa dan mental.
2.3.4 Sasaran
Sasaran dari pemberdayaan masyarakat adalah seluruh anggota
masyarakat baik secara kelompok, perseorangan, maupun tokoh
masyarakat yang menjadi panutan dalam setiap tatanan di masyarakat.
Contoh : dalam studi kasus RSJD Dr. RM. Soedjarwadi dalam
melakukan pemberdayaan masyarakat terdapat 3 sasaran yaitu :
1) Sasaran Primer : pasien jiwa baik dari anak-anak, remaja
maupun dewasa. Selanjutnya keluarga pasien jiwa rawat
inap dan rawat jalan dan para pegawai di lingkungan
rumah sakit.
2) Sasaran Sekunder : kepala desa dan para tokoh masyarakat
desa yang dapat bekerjasama dengan rumah sakit dalam
mempromosikan kesehatan jiwa di daerah-daerah
perdesaan dengan kepala desa dan tokoh masyarakat
yang menjadi jembatan antara masyarakat dan IPKRS
rumah sakit.
14
3) Sasaran Tersier : dokter dan psikolog rumah sakit, LSM
bidang kesehatan jiwa, stakeholders rumah sakit, lurah,
bupati dan lain sebagainya yang turut berpartisipasi
dalam mempromosikan kesehatan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
2.3.5 Karakteristik Masyarakat
Dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, perlu
memperhatikan karakteristik masyarakat setempat yang
dikelompokkan sebgai berikut :
a) Masyarakat pemula (Crisis response Community)
Yaitu masyarakat yang tidak mengetahui akan pentingnya
kesehatan dan belum didukung oleh fasilitas dan sarana prasaran
kesehatan.
b) Masyarakat setara (Coping Community)
Yaitu masyarakat yang karena kondisinya kurang memadai
sehingga tidak dapat memelihara kesehatannya.
c) Masyarakat pembina (Caring Community)
Yaitu masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap
kesehatan. Misalnya dalam studi kasus LSM Kesehatan Jiwa,
Organisasi Profesi yang bergerak di bidang kesehatan terutama
kesehatan jiwa.
2.3.6 Langkah-langkah pemberdayaan masyarakat
Dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat ada 5 langkah yaitu :
1. Pendekatan terhadap tokoh masyarakat
Merupakan tahap awal dalam melakukan pemberdayaan
masyarakat sebelum implementasi program pada suatu wilayah.
Tokoh masyarakat merupakan kelompok penyaring terhadap suatu
inovasi yang akan masuk ke dalam suatu wilayah.
Cara melakukan pendekatan tokoh masyarakat dapat
melalui kunjungan rumah, pertemuan perorangan, pembicaraan
informal di berbagai kesempatan dan pertemuan lainnya. Setelah
15
melakukan pendekatan interpersonal, perlu diadakan pembahasan
bersama diantara para tokoh masyarakat tersebut, antara lain
melalui pertemuan khusus mengenai kesehatan serta forum
komunikasi.
Contoh : dalam studi kasus melakukan pendekatan terhadap
sasaran sekunder yaitu : kepala desa dan para tokoh masyarakat
desa yang dapat bekerjasama dengan rumah sakit dalam
mempromosikan kesehatan jiwa di daerah-daerah perdesaan
dengan kepala desa dan tokoh masyarakat yang menjadi jembatan
antara masyarakat dan IPKRS rumah sakit.
2. Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenali keadaan dan
masalah dalam masyarakat, serta potensi yang dimiliki untuk
mengatasi masalah tersebut dengan melakukan kegiatan Survei
Mawas Diri (SMD).
Tujuan SMD agar masyarakat :
a. Menyadari pentingnya pengenalan situasi dan masalah
kesehatan setempat dalam perencanaan program.
b. Mengenal dan mempunyai kesamaan pengertian tentang
masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat.
c. Menyadari bahwa perilaku merupakan faktor penting dalam
timbulnya masalah kesehatan.
d. Mempunyai penegetahuan dan keterampilan dalam
memngumpulkan dan mengolah data secara sederhana.
Contoh : dalam studi kasus pengenalan masalah kesehatan
dilakukan dengan promosi kesehatan yang terdiri dari dropping
pasien atau pemulangan pasien, penyuluhan kesehatan di dalam
dan di luar gedung rumah sakit, home visit, family therapy
untuk dewasa ,anak, dan remaja. Selanjutnya temu pelanggan
dengan melibatkan keluarga pasien, seminar kesehatan jiwa
dengan komunikator para dokter umum maupun spesialis dan
16
juga psikolog. Serta promkesmen atau pameran kesehatan yang
dilaksanakan didalam maupun diluar gedung rumah sakit
dengan melibatkan hasil karya dari para pasien rehabilitan.
3. Perumusan upaya penanggulangan masalah oleh masyarakat
Pada langkah ini dilakukan dengan musyawarah mufakat.
Hal ini diperlukan untuk merumuskan upaya penanggulangan oleh
masyarakat yang merupakan kesepakatan masyarakat terhadap
prioritas masalah dan upaya penanggulangannya. Dalam
musyawarah masyarakat hadir para pimpinan, tokoh, dan anggota
masyarakat. Dalam pertemuan ini dilakukan penyampaian temuan
dari kegiatan perumusan upaya penanggulangan masalah oleh
masyarakat untuk kemudian dibahas bersama bagaimana upaya
mengatasinya.
Dalam menentukn prioritas masalah, yang bisa dilakukan antara
lain :
1) Kegawatannya yaitu besar kecilnya akibat yang ditimbulkan
oleh masalah dalam masyarakat.
2) Mendesaknya yaitu lebih menekankan soal waktu yang mana
bila tidak segera ditanggulangi akan menimbulakn akibat yang
serius.
3) Penyebarannya dimana semakin banyak penduduk dan semakin
luas wilayah yang terkena, maka akan menjadi semakin penting
ditanggulangi.
4) Sumberdaya yang dimiliki, yaitu kaitannya dengan kemampuan
yang diiliki masyarakat untuk mengatasi permasalahan baik
yang berkaitan dengan dana, sarana prasarana, tenaga maupun
teknologinya.
Contoh : dalam Studi Kasus, serangkaian program yang
dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi didalamnya
terdapat perumusan upaya peningkatan kesehatan mental dan
gangguan jiwa yang dilakukan dengan melibatkan masyarakat.
17
4. Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah oleh masyarakat
Merupakan rangkaian kegiatan sebagai penjabaran dari
perumusan upaya penanggulangan masalah, berdasarkan hasil
pengenalan masalah kesehaatan.
Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah oleh masyarakat
dapat dibagi menjadi 3 kegiatan yaitu :
1) Mempersiapkan tenaga pelaksanaan
2) Melaksanakan apa yang direncankan
3) Menilai kegiatan yang sudah direncanakan
Contoh : dalam studi kasus RSJD Dr. RM. Soedjarwadi, dalam
program-program yang sudah dilaksanakan, setelah melakukan
perumusan peningkatan kesehatan jiwa dan mental, maka
dilakukan upaya-upaya yang berkelanjutan untuk
meningkatkan kesehatan jiwa dan mental.
5. Pembinaan dan pengembangan
Dalam setiap pelaksanaan program harus dibina agar tenaga
pembangunan kesehatan desa berjalan dengan baik. Setelah
berjalan dengan baik, harus dilakukan pengembangan agar tidak
monoton dan menjadi semakin maju tingkat pencapaiannya. Dalam
pembinaan dan pengembangan juga bermaksud memantapkan dan
membina pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi para
tenaga pembangunan kesehatan desa dan masyarakat sendiri di
berbagai bidang khusus.
Contoh : dalam studi kasus RSJD Dr. RM. Soedjarwadi,
setelah dilakukan upaya-upaya peningkatan derajat kesehatan jiwa
dan mental melalui berbagai program, maka dilakukan pembinaan
dan pengembangan agar masyarakat terbiasa sehingga tujuan
diadakannya program bisa tercapai.
2.3.7 Keberhasilan kegiatan pemberdayaan masyarakat
Berdasarkan studi kasus RSJD Dr. RM. Soedjarwadi,
keberhasilan kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat diandai
18
dengan : Terciptanya masyarakat yang mampu menjaga dan
meningkatkan kesehatan jiwa dan mental secara mandiri melalui
meningkatkan kesehatan jiwa dan mental secara mandiri melalui
program-program yang telah dilaksanakan.
2.4 Contoh Program Strategi Promosi Kesehatan
Analisis Jurnal
5W+1H
a. What (Apa)
Apa yang dibicarakan dalam studi kasus?
Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan
Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah
b. Who (Siapa)
Siapa yang menjadi objek penelitian?
Masyarakat sekitar rumah sakit Jiwa daerah Dr. RM. Soedjarwadi,
Provinsi Jawa Tengah
c. Where (Dimana)
Dimana studi kasus diteliti?
Rumah sakit jiwa Dr. RM. Soedjarwadi, Provinsi Jawa Tengah
d. When (Kapan)
Kapan artikel penelitian tersebut dipublikasikan?
1 Oktober 2017
e. Why (Mengapa)
Mengapa penelitian ini dilaksanakan?
Karena untuk mengetahui dan menganalisis straategi promosi kesehatan
dari program promosi kesehatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah yaitu penyuluhan mengenai
kesehatan jiwa yang ditujukan kepada pasien maupun keluarga pasien,
penyuluhan dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran sehat
masyarakat sekitas Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi
Provinsi Jawa Tengah.
19
f. How (Bagaimana)
Bagaimana hasil penelitian terhadap strategi kesehatan dari program
Rumah Sakit Jiwa Daerah tersebut? Studi ini menemukan bahwa tim
PKRS daerah Rumah Sakit Jiwa Dr. RM. Soeedjarwadi Provinsi Jawa
Tengah menerapkan strategi promosi kesehatan. Pertama, advokasi
berupa lobi politik, seminar dan/atau presentasi dan advokasi media.
Kedua, dukungan sosial (Social Support) atau biasa disebut dengan
bina suasana, dimana strategi tersebut sebagai pengembangan atmosfir
atau menumbuhkan suasana yang kondusif. Pendirian atmosfer ini
terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu perkembangan atmosfir individu,
pengembangan atmosfir masyarakat dan suasana masyarakat. Ketiga,
pemberdayaan masyarakat (Empowerment Community) yang
merupakan proses pemberian informasi kepada kelompok, keluarga
dan invidu secara terus menerus. Dengan strategi promosi kesehatan,
akan membantu pihak rumah sakit dalam mewujudkan dan
meningkatkan kesadaran akan kesehatan dalam kehidupan masyarakat.
No Kategori Penjabaran
Pembahasan
1. Advokasi Advokasi pada penelitian ini lebih ditujukan kepada
stakeholders, namun masyarakat juga dijadikan
sebagai target sasaran. Advokasi untuk stakeholders,
RSJD Dr. RM. Soedjarwadi melakukan dalam
bentuk:
a. Lobi politik, yaitu kegiatan yang dilakukan
melalui rapat-rapat dengan melibatkan pemangku
kepentingan yang diadakan setiap bulan.
b. Seminar dan atau presentasi, RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi membahas masalah kesehatan didepan
pembuat keputusan baik lintas program maupun
lintas sektoral.

20
.
c. Perkumpulan (asosiasi) minat, RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi melakukan rapat komite medik dengan
para dokter seperti dokter-dokter spesialis yang
diadakan sebulan sekali dalam satu tahun untuk
nantinya menghasilkan sebuah kebijakan yang akan
di terapkan pada masyarakat.
2. Bina Suasana Bina suasana di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
menggunakan media leaflet dan banner dalam
menjalankan promosi kesehatan. Bentuk strategi bina
suasana ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Bina suasana individu, PKRS RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi menjalin hubungan dengan para tokoh
masyarakat, TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan), dan para dokter yang berada di
puskesmas-puskesmas daerah yang dituju dalam
penyuluhan kesehatan.
. b. Kedua adalah bina suasana kelompok, dimana
tim PKRS melakukan bina suasana kelompok
dengan kelompok masyarakat yang berada di daerah
Klaten, yaitu PWRI dengan melalui penyuluhan
ceramah.
c. Ketiga bina suasana publik, RSJD Dr. RM.
Soedjarwadi melakukan promosi kesehatan dengan
memanfaatkan media komunikasi leaflet, brosur,
majalah, x-banner, buku agenda ide, direktori,
banner, spanduk, baliho, sticker, papan reklame, TV
kabel Sujarwadi, youtube, e-mail, website,
instagram, twitter, facebook, fax, undangan, poster,
dan bekerjasama dengan radio RSPD Kabupaten
Klaten.
3. Gerakan Kegiatan promosi kesehatan dengan menggunakan
Pemberdayaan strategi gerakan pemberdayaan ini terdiri dari

21
dropping pasien atau pemulangan pasien yang
dilaksanakan sebanyak 12 kali dalam setahun.
Selanjutnya, penyuluhan kesehatan yang
dilaksanakan sebanyak 26 kali dalam satu tahun
terdiri dari 16 kali penyuluhan di dalam gedung
rumah sakit dan 10 kali penyuluhan diluar gedung
rumah sakit. Kemudian, home visit, home visit
dilaksanakan sebanyak 20 kali dalam satu tahun.
Kegiatan yang selanjutnya adalah family therapy,
family therapy dilaksanakan sebanyak 12 kali dalam
satu tahun terdiri dari 8 kali terapi untuk dewasa dan
4 kali terapi untuk anak dan remaja. Selanjutnya
temu pelanggan, temu pelanggan dilaksanakan 2 kali
dalam satu tahun dengan melibatkan keluarga pasien.
Kemudian, seminar kesehatan jiwa sebanyak 2 kali
dalam satu tahun dengan komunikator para dokter
umum maupun spesialis dan juga psikolog. Terakhir
adalah promkesmen atau pameran kesehatan yang
dilaksanakan didalam maupun diluar gedung rumah
sakit dilaksanakan 1 kali dalam setahun dengan
melibatkan hasil karya dari para pasien rehabilitan.
Tabel 3. Hasil Analisis Jurnal

22
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam melaksanakan strategi promosi kesehatan kita perlu berpedoman
pada advokasi, bina suasana, gerakan pemberdayaan masyarakat, dan kemitraan.
Dimana advokasi usaha untuk mempengaruhi kebijakan public dengan cara
komunikasi persuasif. Bina suasana adalah menjalin kemitraan untuk
pembentukan opini publik dengan berbagai kelompok opini yang ada di
masyarakat. Sedangkan gerakan pemberdayaan masyarakat cara untuk
menumbuhkan dan mengembangkan norma dan etika yang membuat masyarakat
mampu untuk berperilaku bersih dan sehat. Sedangkan kemitraan dalam promosi
kesehatan dapat diartikan sebagai kerja sama formal antara individu-individu,
kelompok-kelompok, atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.

3.2 Saran
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa strategi dalam promosi
kesehatan sangatlah penting bagi makhluk hidup. Sangat disarankan untuk
seseorang yang akan melakukan suatu program promosi kesehatan untuk
mengetahui dan memahami strategi promosi kesehatan. Disarankan pula untuk
penulis selanjutnya agar lebih melengkapi tulisan ini, karena kami menyadari
masih banyak kekurangan karena keterbatasan sumber.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Kholid, A. (2012). Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori Perilaku,


Media, dan Aplikasinya. Semarang. PT Raja Grafindo Persada.

2. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka


Cipta.

3. Setyabudi, Ratih G., Dewi, Mutia. (2017). Analisis Strategi Promosi


Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah
Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Jurnal
Komunikasi. Vol.12(1). p. 81-100.

24
Jurnal komunikasi
P-ISSN: 1907-898X, E-ISSN: 2548-7647
Volume 12, Nomor 1, Oktober 2017

Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan


Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah
Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

Ratih Gayatri Setyabudi


Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Mutia Dewi
Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Abstrak

Penelitian ini dilakukan di Dr. RM. Rumah Sakit Soedjarwadi, Provinsi Jawa Tengah, sebagai
salah satu rumah sakit jiwa yang melayani penderita penyakit jiwa. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan
pelacakan data secara online. Studi ini menemukan bahwa tim PKRS daerah Rumah Sakit
Jiwa Dr. RM. Soeedjarwadi Provinsi Jawa Tengah menerapkan strategi promosi kesehatan.
Pertama, advokasi berupa lobi politik, seminar dan/atau presentasi dan advokasi media.
Kedua, dukungan sosial (Social Support) dimana strategi tersebut disebut sebagai
pengembangan atmosfir atau menumbuhkan suasana yang kondusif. Pendirian atmosfer ini
terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu perkembangan atmosfir individu, pengembangan atmosfir
masyarakat dan suasana masyarakat. Ketiga, pemberdayaan masyarakat (Empowerment
Community) yang merupakan proses pemberian informasi kepada kelompok, keluarga dan
invidu secara terus menerus. Dengan strategi promosi kesehatan, akan membantu pihak
rumah sakit dalam mewujudkan dan meningkatkan kesadaran akan kesehatan dalam
kehidupan masyarakat.

Kata Kunci: Komunikasi Kesehatan, aktivitas promosi kesehatan, strategi

Abstract

Data collection that used in this study are observation, interviews, documentation and online
data tracking. This study found that PKRS team of region Mental Hospital Dr. RM.
Soeedjarwadi Central Java Province implements health promotion strategies. First from
advocacy in the form of political lobbying, seminars and/or presentations and media
advocacy. Second, social support (Social Support) where the strategy is referred to as the
development of atmosphere or foster a conducive atmosphere. Establishment of this
atmosphere is divided into three forms, the development of individual atmosphere,
community atmosphere development and public atmosphere building. Third, empowerment
community (Empowerment Community) which is the process of providing information to
the group, family and invidu continuously. With the health promotion strategy, it will help
the hospital in realizing and increasing awareness of health in the life of the community.

Keywords: Health Communication, Health Promotion Activity, Strategy

81
Jurnal komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Oktober 2017

Pendahuluan melakukan aktivitasnya sehari-hari. Salah


satu sarana pelayanan yang digunakan
Komunikasi merupakan hal
untuk penyembuhan fisik maupun jiwa
penting dalam kehidupan manusia.
adalah rumah sakit. Menurut UU RI
Manusia adalah makhluk sosial sehingga
Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah
dalam aktivitasnya memerlukan
sakit, rumah sakit adalah sebuah institusi
komunikasi antara satu dengan lainnya.
pelayanan kesehatan yang
Menurut Lauwrence D. Kincaid,
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
komunikasi adalah proses di mana dua
perorangan secara menyeluruh yang
orang atau lebih melakukan pertukaran
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
informasi dengan satu sama lainnya, yang
jalan, dan gawat darurat (Direktorat
pada gilirannya akan mendapatkan
Jenderal Pendidikan Tinggi, 2009).
feedback (Cangara, 2014: 36). Dengan
demikian, komunikasi menjadi salah satu Rumah sakit memiliki perbedaan
unsur yang penting didalam kehidupan kelas, fungsi dan juga peranan masing-
manusia. masing. Rumah sakit jiwa memiliki tujuan
mencegah adanya gangguan jiwa pada
Salah satu komunikasi yang sangat
masyarakat (promosi preventif),
penting dalam kehidupan manusia adalah
menyembuhkan pasien dengan gangguan
komunikasi kesehatan. Menurut Undang-
jiwa dengan cara penyembuhan yang
Undang Kesehatan No.23 tahun 1992,
optimal, dan rehabilitasi bidang kesehatan
kesehatan adalah keadaan sejahterah
jiwa (Nugroho, 2003). Rumah sakit jiwa
badan, jiwa, dan sosial yang
merupakan salah satu contoh rumah sakit
memungkinkan setiap orang hidup
yang memiliki kewajiban untuk
produktif secara sosial dan ekonomi.
meningkatkan kesehatan bagi masyarakat,
Kesehatan ini mencakup 4 aspek, yakni
terutama masyarakat yang memiliki
fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan
masalah pada kejiwaannya. Namun, saat
ekonomi (Notoatmodjo, 2007: 3).
ini, beberapa rumah sakit jiwa tidak hanya
Pentingnya kesehatan sangat dirasakan
memberikan pengobatan untuk pasien
oleh sebagian besar manusia. Bahkan, ada
dengan masalah kejiwaannya saja, tetapi
kalimat yang menyatakan bahwa
juga menangani pasien dengan penyakit
“Kesehatan itu sangat mahal”. Kalimat
non jiwa.
tersebut memperjelas bahwa hidup dalam
Komunikasi kesehatan diperlukan
keadan fisik serta mental yang sehat
di rumah sakit jiwa sebagai salah satu
memang sangatlah penting. Dengan fisik
kegiatan untuk meningkatkan kesadaran
dan jiwa yang sehat, seseorang dapat
82
Ratih Gayatri Setyabudi & Mutia Dewi, Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan
Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

akan hidup sehat, baik jasmani maupun Poli Jiwa RSJD Dr. RM. Soedjarwadi.
rohani. Tujuan komunikasi kesehatan itu Penyuluhan menekankan peranan
sendiri adalah sebagai sarana keluarga pasien dalam mempercepat
penyampaian informasi atau pesan proses penyembuhan. Selain itu,
mengenai kesehatan kepada masyarakat. kedisiplinan dalam minum obat juga
Komunikasi kesehatan secara praktis menjadi salah satu topik penting
memberikan kontribusi untuk promosi (www.rsjd-sujarwadi.jatengprov.go.id).
kesehatan, dan mencegah penyakit dalam Rumah sakit sebagai salah satu
suatu wilayah tertentu. Dengan adanya sarana dan prasarana untuk membantu
promosi kesehatan, akan membantu masyarakat dalam masa penyembuhan,
masyarakat untuk mengetahui berbagai memerlukan dukungan promosi kesehatan
hal mengenai informasi atau pesan-pesan yang dilakukan melalui strategi advokasi,
kesehatan yang ada, masalah kesehatan dukungan sosial, dan pemberdayaan
serta penanganan masalah kesehatan baik masyarakat. Ini karena dengan adanya
fisik maupun non fisik. promosi kesehatan akan membantu
Untuk mencapai sasaran dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan
promosi kesehatan, diperlukan strategi pentingnya hidup sehat, baik hidup sehat
sebelum menjalankan promosi kesehatan. secara fisik maupun mental. Penjelasan
Strategi promosi kesehatan tersebut terdiri tersebut menjadi alasan penulis untuk
dari advokasi, dukungan sosial, dan juga mengetahui strategi promosi kesehatann
pemberdayaan masyarakat. Baik rumah yang dilakukan oleh Rumah Sakit Jiwa
sakit umum maupun rumah sakit jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi dalam rangka
perlu adanya promosi kesehatan dengan meningkatkan kesadaran hidup sehat.
ketiga strategi tersebut supaya masyarakat Kemudian, faktor-faktor apa saja yang
dapat menanamkan rasa kesadaran pada menjadi pendukung dan penghambat
diri mereka sendiri akan hidup bersih dan dalam melakukan strategi promosi
sehat. kesehatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. RM. Soedjarwadi?
Soedjarwadi mempunyai berbagai kegiatan Komunikasi memiliki pengertian
yang menunjang penyampaian informasi yang berbeda sesuai dengan bidang-bidang
kesehatan, baik untuk pasien jiwa dan non yang ada. Salah satunya adalah komunikasi
jiwa ataupun juga masyarakat. Salah kesehatan. Dalam kaitannya antara
satunya yang dilakukan baru-baru ini komunikasi dalam bidang kesehatan,
adalah penyuluhan mengenai kesehatan berfungsi sebagai peningkatan yang
jiwa yang ditujukan kepada pasien maupun dibutuhkan suatu elemen dalam upaya
keluarga pasien. Penyuluhan disampaikan meningkatkan kesetaraan dalam
oleh dr. Eni Kusumawati, Sp. KJ. M. Kes di kesehatan individu dan masyarakat.

83
Jurnal komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Oktober 2017

Komponen komunikasi kesehatan meliputi karena peserta didik bersifat pasif dan
komunikator, pesan, dan komunikan. hanya pendidik yang aktif. Misalnya:
Definisi komunikasi kesehatan ceramah, film, leaflet, booklet, poster,
adalah studi yang mempelajari bagaimana dan siaran radio.
cara menggunakan strategi komunikasi 2. Metode Sokratif
dalam menyebarluaskan informasi atau Metode sokratif ini dilakukan dengan
pesan kesehatan yang dapat cara dua arah. Dengan menggunakan
mempengaruhi individu dan komunitas metode ini, kemungkinan antara
agar mereka dapat membuat keputusan pendidik dan peserta didik bersikap
yang tepat berhubungan dengan aktif dan kreatif. Misalnya: diskusi
pemeliharaan kesehatan (Liliweri, 2007: kelompok, debat, panel, forum,
46). seminar, bermain peran, curah
Salah satu bentuk informasi pendapat, demonstrasi, studi kasus,
komunikasi kesehatan yang ditujukan lokakarya, dan penugasan perorangan.
untuk masyarakat adalah promosi
kesehatan. Promosi kesehatan bukan Selain itu, metode promosi kesehatan
hanya sebagai proses penyadaran berdasarkan teknik komunikasi, yaitu
komunitas yang ada di masyarakat dibagi sebagai berikut.
ataupun individu pemberian dan 1. Metode Penyuluhan Langsung
peningkatan pengetahuan dalam bidang Dalam metode penyuluhan langsung
kesehatan saja, tetapi juga merupakan para penyuluh langsung berhadapan
sebuah program kesehatan yang telah atau bertatap muka dengan sasaran.
dirancang untuk memperbaiki perubahan Termasuk disini antara lain adalah
perilaku, baik dalam masyarakat maupun kunjungan rumah.
organisasi. Promosi kesehatan dapat 2. Metode Penyuluhan Tidak Langsung
dilakukan dengan metode dan media, Dalam metode penyuluhan tidak
sebagai berikut. langsung, para penyuluh atau
komunikator kesehatan tidak
a. Metode Promosi Kesehatan berhadapan atau bertatap muka
Secara garis besar, metode promosi secara langsung dengan komunikan.
kesehatan dibagi menjadi dua, yaitu Tetapi komunikator menggunakan
sebagai berikut. media sebagai perantara dalam
1. Metode Didaktif penyampaian pesan. Misalnya:
Metode didaktif ini didasarkan atau publikasi dalam bentuk media cetak
dilakukan dengan cara satu arah. (Wardani, Muyassaroh dan Ani,
Tingkat keberhasilan dari metode 2016: 9-10).
didaktif ini sulit untuk dievaluasi

84
Ratih Gayatri Setyabudi & Mutia Dewi, Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan
Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

b. Media Promosi Kesehatan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 15


Media promosi kesehatan merupakam No. 02, Juni 2012: 77-85). Di Indonesia,
sarana atau upaya dalam menampilkan promosi kesehatan mempunyai visi dan
pesan atau informasi yang ingin misi berdasarkan Surat Keputusan Menteri
disampaikan oleh komunikator kepada Kesehatan Republik Indonesia Nomor
komunikan, baik itu melalui media cetak, 1193/2004 mengenai Kebijakan Nasional
elektronik (TV, radio, komputer dan lain- Promosi Kesehatan.
lain) dan media luar ruang sehingga target Dalam menjalankan promosi
sasaran yang dituju dapat meningkatkan kesehatan, pihak Rumah Sakit juga harus
pengetahuannya dan diharapkan dapat menentukan sasaran dari kegiatan
berubah perilaku kesehatannya ke arah promosi kesehatan tersebut.Adapun
yang positif (Depkes RI, 2006). sasaran dari promosi kesehatan dibagi
Selain media yang disebutkan menjadi 3 (tiga), yaitu sebagai berikut.
sebelumnya, seiring dengan 1. Sasaran Primer
perkembangan zaman dan teknologi, Sasaran primer merupakan
munculah media sosial. Media sosial kelompok masyarakat yang
merupakan salah satu media yang dapat nantinya akan diubah perilakunya.
mempermudah masyarakat dalam Dalam praktik promosi kesehatan,
mendapatkan informasi mengenai sasaran primer ini dibagi menjadi
berbagai hal. Ini media sosial merupakan beberapa kelompok, yaitu kepala
media yang sangat mudah untuk diakses. keluarga, ibu hamil, ibu menyusui,
Beberapa media sosial yang telah dikenal ibu anak balita, anak sekolah,
adalah twitter, facebook, website, e-mail, remaja, pekerja di tempat kerja,
instagram, dan masih banyak yang masyarakat yang berada di tempat-
lainnya. tempat umum, dan lain sebagainya.
2. Sasaran Sekunder
Salah satu upaya untuk
Sasaran sekunder yang dimaksud
meningkatkan kemampuan pasien, klien,
adalah tokoh masyarakat baik
dan kelompok masyarakat dalam rangka
formal maupun informal.
mempercepat proses penyembuhan,
3. Sasaran Tertier
meningkatkan kesehatan, mencegah
Masyarakat memerlukan faktor
masalah kesehatan, dan mengembangkan
pemungkin (enabling) untuk
upaya kesehatan adalah promosi
berperilaku sehat, yaitu dengan
kesehatan di rumah sakit. Johnson dan
adanya sarana dan prasarana demi
Baum menyebutkan bahwa jaringan dalam
mewujudkan perilaku tersebut.
promosi kesehatan di rumah sakit terdiri
Misalnya lurah, camat, bupati, atau
dari empat komponen, yaitu pasien, staf,
pejabat pemerintah setempat. Oleh
keluarga dan organisasi. (Alhamda, Jurnal
85
Jurnal komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Oktober 2017

karenanya, kegiatan promosi 1. Advokasi


kesehatan dapat menjadikan para Advokasi merupakan kegiatan yang
pejabat sebagai sasaran tertier memberikan bantuan kesehatan kepada
(Kholid, 2012: 15-16). masyarakat melalui pihak pembuat
keputusan dan penentu kebijakan dalam
Menurut Wahyono (2013), dalam bidang kesehatan. Advokasi merupakan
perencanaan Promosi Kesehatan Rumah upaya atau sebuah proses yang strategis
Sakit (PKRS), meliputi kelompok dan terencana dengan tujuan
perencana, mengidentifikasi hambatan mendapatkan komitmen dan dukungan
serta sumber daya, menetapkan tujuan, dari pihak-pihak yang terkait
mengidentifikasi metode, kegiatan dan (stakeholders). Tujuan advokasi kesehatan
tujuan program, serta rencana ini adalah untuk meningkatkan jumlah
implementasi dna evaluasi. Adapun tujuan kebijakan publik berwawasan kesehatan,
akhirnya adalah untuk peningkatan untuk meningkatkan opini masyarakat
kesetaraan kesehatan masyarakat secara dalam mendukung kesehatan, dan
mandiri. terpecahkannya masalah kesehatan secara
Promosi kesehatan bertujuan agar bersama dan terintegrasi dengan
tersosialisasinya program-program pembangunan kesehatan didaerah melalui
kesehatan demi terwujudnya masyarakat kemitraan dan adanya dukungan serta
Indonesia baru yang berbudaya dengan kepedulian dari pimpinan daerah (Solang,
hidup bersih dan juga sehat serta Losu dan Tando, 2016: 72). Sasaran
berpartisipasi secara langsung dalam advokasi kesehatan adalah para pengambil
gerakan kesehatan. Untuk mencapai keputusan dan juga kebijakan baik dalam
tujuan dalam mewujudkan promosi tingkat propinsi, kota atau kabupaten, dan
kesehatan, diperlukan sebuah strategi yang juga pusat. Untuk kegiatan advokasi
baik. Strategi adalah cara dalam mencapai kesehatan, terdiri dari berbagai macam
maupun mewujudkan visi dan misi bentuk, baik formal maupun informal
kesehatan secara efektif dan efisien Bentuk kegiatan advokasi dapat
(Wardani, Muyassaroh dan Ani, 2016: dilakukan dengan beberapa cara antara
137). lain sebagai berikut.
Mubarak dan Chayatin (2008)
 Lobi Politik (Political Lobbying)
menyebutkan bahwa strategi yang
Lobi adalah berbincang-bincang
diperlukan untuk mewujudkan promosi
secara informal dengan para
kesehatan adalah sebagai berikut.
petinggi atau pejabat untuk
menginformasikan serta
membahas masalah dan juga
program kesehatan yang akan
86
Ratih Gayatri Setyabudi & Mutia Dewi, Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan
Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

dilaksanakan. Pada saat 2. Dukungan Sosial (Social Support)


melaksanakan lobi, harus disertai Promosi kesehatan akan mudah
dengan data yang akurat dan sesuai dilakukan apabila mendapatkan dukungan
dengan fakta yang ada mengenai sosial. Dukungan sosial adalah sebuah
masalah kesehatan tersebut. kegiatan dengan tujuan untuk mencari
 Seminar dan atau Presentasi dukungan dari berbagai elemen (tokoh-
Seminar ataupun presentasi tokoh masyarakat) untuk menjembatani
menampilkan masalah kesehatan antara pelaksana program kesehatan
di depan para pembuat keputusan dengan masyarakat sebagai penerima
baik lintas program maupun lintas program kesehatan tersebut. Strategi ini
sektoral. Penyajian mengenai dapat disebut sebagai upaya bina suasana
masalah kesehatan disajikan secara atau membina suasana yang kondusif
lengkap didukung dengan data dan terhadap kesehatan. Sasaran utama
ilustrasi yang menarik, serta dukungan sosial atau bina suasana ini
program dan solusi dalam adalah para tokoh masyarakat di berbagai
pemecahan masalah kesehatan tingkat (sasaran sekunder), sedangkan
yang ada. Selanjutnya masalah untuk sasaran dukungan sosial atau bina
tersebut dibahas secara bersama- suasana lainnya terdiri dari kelompok
sama dan akhirnya akan diperoleh peduli kesehatan, para pemuka agama,
komitmen dan dukungan program tenaga profesional kesehatan, institusi
yang akan dilaksanakan. pelayanan kesehatan, organisasi massa,
 Media Advokasi tokoh masyarakat, kelompok media massa,
Media advokasi merupakan dan lembaga swadaya masyarakat.
kegiatan advokasi yang dilakukan Adapun bentuk-bentuk dukungan
dengan menggunakan media, sosial yang dilaksanakan di masyarakat
khususnya penggunaan media diantaranya sebagai berikut.
massa (media cetak dan media  Bina Suasana Individu
elektronik). Bina suasana individu ini dilakukan
 Perkumpulan (Asosiasi) Peminat oleh individu tokoh-tokoh
Asosiasi atau perkumpulan orang- masyarakat. Para tokoh masyarakat
orang yang memiliki minat atau ini menjadi individu-individu yang
yang berhubungan dengan masalah menjadi panutan dalam hal
tertentu, termasuk juga mempraktikan program kesehatan
perkumpulan profesi. yang sedang diperkenalkan.

87
Jurnal komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Oktober 2017

 Bina Suasana Kelompok serta proses membantu masyarakat supaya


Bina suasana kelompok dilakukan masyarakat berubah dari yang awalnya
oleh para kelompok-kelompok tidak tahu menjadi tahu atau sadar serta
yang ada didalam masyarakat, dari tahu menjadi mau dan dari mau
seperti ketua RT, RW, karang menjadi mampu untuk melaksanakan
taruna, serikat pekerja dan lain program kesehatan yang diperkenalkan
sebagainya. Dalam hal ini, (Solang, Losu dan Tando, 2016: 59-64).
kelompok-kelompok tersebut Ada dua tujuan promosi kesehatan yang
menjadi kelompok yang peduli dihubungkan dengan pembedaryaan
dengan program kesehatan yang masyarakat. Pertama, pemberdayaan
sedang diperkenalkan dan setuju merupakan sebuah cara dimana
atas program kesehatan tersebut masyarakat diarahkan mampu untuk
serta mendukung program melaksanakan kehidupannya. Kedua,
kesehatan tersebut. dapat meningkatkan perilaku hidup sehat
 Bina Suasana Publik di masyarakat dan ketiga yaitu dapat
Bina suasana publik dilakukan oleh meningkatkan peran masyarakat dalam
masyarakat umum melalui upaya kesehatan.
pemanfaatan media-media Analisis SWOT merupakan
komunikasi yang ada. Sebagai instrumen perencanaan yang dapat
contoh radio, TV, koran, majalah, digunakan untuk mengukur kekuatan-
websites, dan lain sebagainya. kekuatan yang dimiliki (strengths)
Dalam hal ini, media massa yang kemudian kelemahan-kelemahan yang ada
ada peduli serta menjadi (weakness), juga peluang-peluang yang
pendukung dalam program mungkin dapat diperoleh (opportunities)
kesehatan yang sedang dan ancaman yang dapat ditemui (threats)
diberlakukan atau diperkenalkan (Cangara, 2014: 106). Analisis SWOT
(Solang, Losu dan Tando, 2016: 66- didasarkan pada logika yang dapat
68). memaksimalkan empat elemen dalam
3. Pemberdayaan Masyarakat perencanaan tersebut. Proses pengambilan
(Empowerment Community) strategi dan keputusan perusahaan pada
Pemberdayaan masyarakat umumnya berkaitan dengan
merupakan upaya promosi kesehatan. pengembangan visi misi, tujuan, strategi
Pemberdayaan ialah sebuah proses serta kebijakan perusahaan. Oleh karena
pemberian informasi kepada keluarga atau itu, perencanaan strategi harus
kelompok dan individu secara terus menganalisa elemen-elemen yang ada
menerus dan berkesinambungan dengan dalam analisis ini yaitu, kekuatan,
mengikuti perkembangan masyarakat,

88
Ratih Gayatri Setyabudi & Mutia Dewi, Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan
Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

kelemahan, peluang dan ancaman dalam deskriptif dengan menggunakan


kondisi yang ada. pendekatan kualitatif bertujuan untuk
Terdapat dua faktor yang mendapatkan sebuah pemahaman
mempengaruhi SWOT, yaitu faktor terhadap suatu realitas sosial dari
internal dan eksternal. Faktor internal perspektif partisipan.
menyangkut tentang apa yang terjadi atau
Penelitian ini dilakukan pada bulan
kondisi di dalam suatu organisasi atau
Februari 2017 di Rumah Sakit Jiwa Daerah
perusahaan, faktor internal meliputi
Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa
semua manajemen fungsional yang ada
Tengah sebagai proses pencarian dan
dalam organisasi tersebut. Faktor internal
pengambilan data yang diperlukan penulis
ini berupa kekuatan (strengths) dan
dalam penelitian ini. Narasumber dipilih
kelemahan (weakness) sedangkan faktor
berdasarkan purposive sampling, yakni
eksternal menyangkut apa yang terjadi
teknik penentuan sampel dengan
atau kondisi diluar suatu organisasi atau
pertimbangan tertentu. Narasumber yang
perusahaan, faktor eksternal mencakup
dimaksud adalah Kepala PKRS (Promosi
lingkungan industri, bisnis, sosial, budaya,
Kesehatan Rumah Sakit) Rumah Sakit
hukum, kependudukan dan teknologi.
Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi, satu
Faktor eksternal ini berupa peluang
karyawan Unit Pengaduan Rumah Sakit
(opportunities) dan ancaman (threats).
jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi dan dua
keluarga pasien rawat inap Rumah Sakit
Metode Penelitian jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi.

Penelitian ini menggunakan Analisis dan Pembahasan


pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor
1. Analisis Metode Promosi
(Moleong, 2002: 3) mendefinisikan
Kesehatan dalam Rangka
penelitian kualitatif sebagai penelitian
Meningkatkan Kesadaran Hidup
yang menghasilkan data deskriptif berupa
Sehat
kata-kata tertulis atau secara lisan dari
Promosi kesehatan termasuk ke
orang atau perilaku yang dapat diamati.
dalam komunikasi kesehatan dimana
Definisi ini memfokuskan pada jenis data
dalam komunikasi antar manusia memiliki
yang dikumpulkan dalam penelitian, yaitu
fokus mengenai bagaimana seorang
data deskriptif kualitatif. Penelitian
individu dalam suatu
kualitatif merupakan penelitian yang
kelompok/masyarakat dalam menghadapi
menghasilkan data deskriptif dan berupaya
isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan
menggali makna dari suatu fenomena atau
dan berupaya dalam menjaga
isu yang sedang terjadi atau telah terjadi
kesehatannya (Northouse dalam
(M. Djamal. 2015: 9). Metode penelitian
Notoatmodjo, 2005). Komunikasi

89
Jurnal komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Oktober 2017

kesehatan memiliki sistem komunikasi a. Metode Promosi Kesehatan Jiwa


yang dapat mendukung dalam RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
penyampaian akan informasi mengenai menggunakan metode didaktif dalam
promosi kesehatan. Sistem komunikasi promosi kesehatan jiwa baik secara
yang dilakukan oleh pihak RSJD Dr. RM. langsung maupun tidak langsung
Soedjarwadi baik untuk perorangan dengan menetapkan sasaran-sasaran
maupun keseluruhan (atasan dengan yang akan dituju. Sasaran-sasaran
bawahan). Salah satu bentuk informasi tersebut adalah sasaran primer,
yang termasuk didalam komunikasi sekunder, dan tertier. RSJD Dr. RM.
kesehatan adalah promosi kesehatan. Soedjarwadi menggunakan media
cetak, media luar ruang, media
Sebagai rumah sakit jiwa daerah
elektronik dan media sosial sesuai
yang telah terakreditasi A, RSJD Dr. RM.
dengan karakteristik dan pemanfaatan
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah telah
media dalam hal promosi kesehatan dan
melakukan kegiatan-kegiatan promosi
telah disesuaikan dengan target
kesehatan baik untuk pasien jiwa maupun
sasarannya. Teknik komunikasi secara
pasien non jiwa dengan menggunakan
langsung maupun tidak langsung
beberapa metode dari promosi kesehatan.
dengan menggunakan media cetak,
Promosi kesehatan adalah upaya dalam
media elektronik, media luar ruang dan
meningkatkan kemampuan masyarakat
media sosial telah disesuaikan oleh
melalui proses pembelajaran dari, oleh,
RSJD Dr. RM. Soedjarwadi sesuai
untuk, dan bersama masyarakat. Supaya
dengan sasaran yang akan dituju.
masyarakat dapat menolong dirinya
Karena hal tersebut akan membantu
sendiri dan mengembangkan kegiatan
pasien, keluarga pasien, pegawai RSJD
yang bersumber daya masyarakat, sesuai
dan para stakeholders RSJD dalam
dengan kondisi sosial budaya setempat dan
meningkatkan kesadaran kesehatan
didukung dengan kebijakan publik yang
jiwanya baik secara langsung maupun
berwawasan kesehatan (Pamsimas, 2009).
tidak langsung.
Penerapan promosi kesehatan di Kegiatan promosi kesehatan
lapangan biasanya melalui pendidikan jiwa RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
kesehatan dan penyuluhan kesehatan didukung oleh tim IPKRS yang
(Kholid, 2012: 67). Kegiatan-kegiatan menggunakan metode sokratif, yaitu
dengan menggunakan metode promosi metode yang dilakukan dengan dua
kesehatan yang dilakukan oleh RSJD Dr. arah (Wardani, Muyasaroh dan Ani,
RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah 2016: 9). Metode sokratif yang
adalah sebagai berikut. digunakan oleh rumah sakit baik secara
langsung maupun tidak langsung

90
Ratih Gayatri Setyabudi & Mutia Dewi, Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan
Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

berhasil mencapai target sasaran yang berdasarkan sasaran yang ditetapkan


telah ditentukan. Seperti sasaran oleh rumah sakit.
primer dengan melibatkan pasien jiwa
baik dari anak-anak, remaja maupun b.Analisis Metode Promosi
dewasa selanjutnya keluarga pasien jiwa Kesehatan Non Jiwa
rawat inap dan rawat jalan dan para RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
pegawai di lingkungan rumah sakit. menggunakan metode didaktif dalam
Kemudian, sasaran sekunder seperti promosi kesehatan non jiwa baik secara
kepala desa dan para tokoh masyarakat langsung maupun tidak langsung
desa yang dapat bekerjasama dengan dengan menetapkan sasaran-sasaran
rumah sakit dalam mempromosikan yang akan dituju. Sasaran-sasaran
kesehatan jiwa di daerah-daerah tersebut adalah sasaran primer,
perdesaan dengan kepala desa dan sekunder, dan tertier. RSJD Dr. RM.
tokoh masyarakat yang menjadi Soedjarwadi memanfaatkan media
jembatan antara masyarakat dan IPKRS cetak, media luar ruang, media
rumah sakit. Terakhir adalah sasaran elektronik dan media sosial sesuai
tertier dimana terdiri dari para dokter dengan karakteristik dan pemanfaatan
dan psikolog rumah sakit, LSM bidang media dalam hal promosi kesehatan
kesehatan jiwa, stakeholders rumah yang ditujukan untuk kegiatan promosi
sakit, lurah, bupati dan lain sebagainya non jiwa dan telah disesuaikan dengan
yang turut berpartisipasi dalam target sasarannya. Metode didaktif yang
mempromosikan kesehatan baik secara dilakukan oleh RSJD Dr. RM.
langsung maupun tidak langsung. Soedjarwadi dengan cara satu arah
Selanjutnya, dalam teknik komunikasi dapat mendukung tercapainya sasaran-
secara langsung dan tidak langsung sasaran yang ingin dituju, seperti
dengan menggunakan media massa, sasaran primer, sekunder dan tertier
dirasa telah tepat dalam untuk meningkatkan kesadaran
pemanfaatannya berdasarkan sasaran- kesehatannya.
sasaran yang dituju oleh rumah sakit. Teknik komunikasi secara
Dengan menggunakan media cetak, luar langsung maupun tidak langsung
ruang, elektronik dan juga sosial akan dengan menggunakan media cetak,
mampu membantu rumah sakit dalam media elektronik, media luar ruang dan
mepromosikan kesehatan kepada media sosial telah ditentukan oleh RSJD
masyarakat. Walaupun ada beberapa Dr. RM. Soedjarwadi sesuai dengan
kegiatan promosi kesehatan yang tidak sasaran yang akan dituju. Karena hal
menggunakan media elektronik dan tersebut akan membantu pasien,
sosial karena telah ditentukan keluarga pasien, pegawai RSJD dan

91
Jurnal komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Oktober 2017

para stakeholders RSJD dalam c. Analisis Strategi Promosi


meningkatkan kesadaran hidup bersih Kesehatan Di RSJD Dr. RM.
dan sehatnya baik dalam bentuk Soedjarwadi Provinsi Jawa
kegiatan dari promosi kesehatan secara Tengah
langsung maupun tidak langsung. Tujuan promosi kesehatan
RSJD Dr. RM. Soedjarwadi adalah agar dapat tersosialisasinya
selain menggunakan metode didaktif program-program kesehatan demi
juga menggunakan metode sokratif terwujudnya masyarakat Indonesia
dalam melakukan kegiatan promosi baru yang dapat berbudaya hidup bersih
kesehatan non jiwa. Metode sokratif dan sehat serta diharapkan masyarakat
dengan menggunakan teknik ikut berpartisipasi secara langsung
komunikasi secara langsung dilakukan dalam kegiatan promosi kesehatan yang
oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi yang diselenggarakan. Maka, untuk
telah menentukan siapa saja yang akan mencapai tujuan tersebut diperlukan
menjadi sasarannya. Seperti sasaran sebuat strategi sebelum melakukan
primer, sekunder dan tertier. dalam kegiatan promosi kesehatan. Strategi
teknik komunikasi secara langsung dan merupakan cara yang digunakan guna
tidak langsung dengan menggunakan mencapai apa yang ingin dicapai dalam
media massa dirasa telah tepat dalam kegiatan promosi kesehatan. RSJD Dr.
pemanfaatannya berdasarkan sasaran- RM. Soedjarwadi telah menggunakan
sasaran yang dituju oleh rumah sakit. strategi-strategi dari komunikasi
Dengan menggunakan media cetak, luar kesehatan untuk menjalankan kegiatan
ruang, elektronik dan juga sosial akan promosi kesehatan baik untuk jiwa
mampu membantu rumah sakit dalam maupun non jiwa. Berikut adalah
mepromosikan kesehatan kepada penjelasan mengenai strategi promosi
masyarakat. Walaupun ada beberapa kesehatan yang digunakan oleh RSJD
kegiatan dari promosi kesehatan yang Dr. RM. Soedjarwadi.
tidak menggunakan media elektronik
dan sosial, karena telah ditentukan
berdasarkan sasaran yang ditetapkan
oleh rumah sakit.

92
Ratih Gayatri Setyabudi & Mutia Dewi, Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan
Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

1) Analisis Strategi Promosi mendukung kegiatan promosi kesehatan


Kesehatan Jiwa non jiwa. Hal ini dikarenakan media-media
Dari ketiga strategi promosi, yaitu massa yang digunakan oleh RSJD Dr. RM.
advokasi, dukungan sosial dan Soedjarwadi telah disesuaikan dengan
pemberdayaan masyarakat, kesehatan sasaran-sasaran yang akan menjadi
yang dilakukan untuk kesehatan jiwa penerima pesan atau informasi kesehatan.
belum semuanya tercapai. Dapat dilihat
pengelompokkan yang telah dilakukan 3) Analisis SWOT Strategi Promosi
oleh penulis bahwa tidak semua sasaran Kesehatan Jiwa dan Non Jiwa
(sasaran primer, sekunder dan tertier) Kekuatan (strengths) dan peluang
termasuk kedalam strategi advokasi, (oppurtunities) metode promosi kesehatan
dukungan sosial dan pemberdayaan yang ada di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
masyarakat. Sedangkan untuk bentuk dari adalah dengan menerapkan metode
strategi promosi kesehatan dan media didaktif dan metode sokratif baik secara
promosi kesehatan sudah cukup dalam langsung maupun tidak langsung dapat
mendukung kegiatan promosi kesehatan membantu sasaran baik primer, sekunder
jiwa. Hal ini karena media-media yang maupun tertier menanamkan kesadaran
digunakan telah disesuaikan dengan akan hidup bersih dan sehat didalam
sasaran-sasaran yang akan menjadi dirinya. Dengan menggunakan metode
penerima atau komunikan dari promosi didaktif, akan mempermudah masyarakat
kesehatan. dalam mengakses informasi kesehatan
karena melalui media massa. Sedangkan
2) Analisis Strategi Promosi untuk metode sokratif adalah dapat
Kesehatan Non Jiwa melihat apakah semua sasaran baik
Ketiga strategi promosi kesehatan, primer, sekunder maupun tertier
yaitu advokasi, dukungan sosial dan menangkap pesan atau informasi
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan kesehatan yang telah disampaikan oleh
untuk kesehatan non jiwa sasarannya komunikator sehingga dapat diharapkan
belum semuanya tercapai. Dapat dilihat sasaran-sasaran tersebut dapat
dari pengelompokkan yang telah dilakukan meningkatkan kesadaran akan hidup
oleh penulis, bahwa tidak semua sasaran bersih dan sehat, sedangkan dalam strategi
(sasaran primer, sekunder dan tertier) promosi kesehatan advokasi adalah dapat
termasuk ke dalam strategi advokasi, mendukung melalui sarana maupun
dukungan sosial, dan pemberdayaan prasarana dalam bidang kesehatan dan
masyarakat, sedangkan untuk bentuk dari menjalin kemitraan dengan para sasaran
strategi promosi kesehatan dan media tertier baik dalam bidang kesehatan
promosi kesehatan sudah cukup dalam maupun diluar bidang kesehatan.

93
Jurnal komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Oktober 2017

Sedangkan untuk strategi dukungan sosial Selanjutnya, dalam bentuk media


dapat membantu tim IPKRS rumah sakit advokasi, semakin berkembangnya zaman
dalam menyampaikan pesan, informasi dan teknologi maka akan semakin banyak
ataupun program mengenai kesehatan jiwa pula inovasi-inovasi yang harus
dan non jiwa kepada masyarakat dengan dikeluarkan agar dapat menarik perhatian
melalui bantuan dari para tokoh sasaran. Terakhir, perkumpulan (asosiasi)
masyarakat atau yang lainnya. Terakhir minat. Kelompok sering kali sulit
strategi pemberdayaan masyarakat dapat menerima pendapat atau saran dalam
meningkatkan dan menanamkan sebuah perkumpulan.
kesadaran akan hidup bersih dan sehat Strategi dukungan sosial dalam
didalam diri para target sasaran primer, bentuk bina suasana individu adalah
sekunder dan tertier. dalam meyakinkan para masyarakat agar
Kelemaham (weakness) dan mau untuk menerima atau menerapkan
ancaman (threats) yang ada pada metode mengenai program-program kesehatan
didaktif adalah hanya mengandalkan yang disampaikan. Selanjutnya, bina
media massa sebagai media perantara suasana kelompok dimana nantinya
penyampaian pesan kesehatan, sehingga kelompok masyarakat sedikit demi sedikit
komunikator tidak dapat mengetahui tidak perduli lagi akan kesehatannya
dampak dari kegiatan promosi kesehatan karena tidak adanya inovasi terbaru dalam
yang dilakukan dengan menggunakan penyampaian informasi kesehatan yang
metode didaktif baik secara langsung diberikan oleh rumah sakit. Terakhir
maupun tidak langsung karena komunikan adalah bina suasana publik, yaitu dengan
bersifat pasif. Sedangkan untuk metode semakin berkembangnya jaman dan
sokratif adalah perencanaan sebelum teknologi maka harus lebih kreatif dan
melaksanakan kegiatan promosi kesehatan inovatif dalam memberikan informasi
diperlukan waktu dan tenaga yang relatif kesehatan melalui media massa.
banyak dan memerlukan keahlian khusus, Sedangkan strategi pemberdayaan
sedangkan dalam strategi promosi masyarakat, yaitu tidak diterapkannya cara
kesehatan yang dilakukan oleh RSJD Dr. hidup bersih dan sehat dalam kehidupan
RM. Soedjarwadi adalah strategi advokasi sehari-hari yang diberikan saat melakukan
dalam bentuk lobi politik adalah susahnya kegiatan-kegiatan seperti misalnya
mendapatkan kepercayaan dari sasaran penyuluhan langsung maupun tidak
tertier, sedangkan dalam seminar dan atau langsung.
presentasi adalah meyakinkan sasaran-
sasaran yang dituju dalam membangun
program-program kesehatan untuk
nantinya diterapkan dimasyarakat.

94
Ratih Gayatri Setyabudi & Mutia Dewi, Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan
Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

Penutup Soedjarwadi menggunakan media leaflet


dan banner dalam menjalankan promosi
Hasil penelitian ini adalah tim dari
kesehatan. Bentuk strategi bina suasana ini
PKRS RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
dibagi menjadi tiga kategori. Pertama bina
menggunakan strategi promosi kesehatan
suasana individu, PKRS RSJD Dr. RM.
untuk menjalankan promosi kesehatan.
Soedjarwadi menjalin hubungan dengan
Strategi promosi kesehatan yang
para tokoh masyarakat, TKSK (Tenaga
digunakan adalah advokasi. Advokasi lebih
Kesejahteraan Sosial Kecamatan), dan
ditujukan kepada stakeholders namun
para dokter yang berada dipuskesmas-
masyarakat juga dijadikan sebagai target
puskesmas daerah yang dituju dalam
sasaran. Advokasi untuk stakeholders,
penyuluhan kesehatan. Kedua adalah bina
RSJD Dr. RM. Soedjarwadi melakukan
suasana kelompok, dimana tim PKRS
dalam bentuk lobi politik, yaitu kegiatan
melakukan bina suasana kelompok dengan
yang dilakukan melalui rapat-rapat dengan
kelompok masyarakat yang berada di
melibatkan pemangku kepentingan yang
daerah Klaten, yaitu PWRI dengan melalui
diadakan setiap bulan. Selanjutnya
penyuluhan ceramah. Ketiga bina suasana
seminar dan atau presentasi, dimana RSJD
publik, RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Dr. RM. Soedjarwadi membahas masalah
melakukan promosi kesehatan dengan
kesehatan didepan pembuat keputusan
memanfaatkan media komunikasi leaflet,
baik lintas program maupun lintas
brosur, majalah, x-banner, buku agenda
sektoral. Terakhir, dalam bentuk
ide, direktori, banner, spanduk, baliho,
perkumpulan (asosiasi) minat. RSJD Dr.
sticker, papan reklame, TV kabel
RM. Soedjarwadi melakukan rapat komite
Sujarwadi, youtube, e-mail, website,
medik dengan para dokter seperti dokter-
instagram, twitter, facebook, fax,
dokter spesialis yang diadakan sebulan
undangan, poster, dan bekerjasama
sekali setiap tahun.
dengan radio RSPD Kabupaten Klaten.
Strategi promosi kesehatan Strategi promosi kesehatan selanjutnya
selanjutnya yang digunakan oleh RSJD Dr. yang digunakan oleh RSJD Dr. RM.
RM. Soedjarwadi dalam melakukan Soedjarwadi adalah pemberdayaan
promosi kesehatan adalah dukungan masyarakat. Kegiatan promosi kesehatan
sosial. Dukungan sosial yang dilakukan dengan menggunakan strategi ini terdiri
oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi adalah dari dropping pasien atau pemulangan
dengan melaksanakan bakti sosial pasien yang dilaksanakan sebanyak 12 kali
didaerah-daerah atau pedesaan yang dalam setahun. Selanjutnya, penyuluhan
melibatkan para tokoh masyarakat. kesehatan yang dilaksanakan sebanyak 26
Strategi dari dukungan sosial ini disebut kali dalam satu tahun terdiri dari 16 kali
dengan bina suasana, RSJD Dr. RM. penyuluhan didalam gedung rumah sakit

95
Jurnal komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Oktober 2017

dan 10 kali penyuluhan diluar gedung pasien. Kemudian seminar kesehatan jiwa
rumah sakit. Kemudian, home visit, home sebanyak 2 kali dalam satu tahun dengan
visit dilaksanakan sebanyak 20 kali dalam komunikator para dokter umum maupun
satu tahun. Kegiatan yang selanjutnya spesialis dan juga psikolog. Terakhir
adalah family therapy, family therapy adalah promkesmen atau pameran
dilaksanakan sebanyak 12 kali dalam satu kesehatan yang dilaksanakan didalam
tahun terdiri dari 8 kali terapi untuk maupun diluar gedung rumah sakit
dewasa dan 4 kali terapi untuk anak dan dilaksanakan 1 kali dalam setahun dengan
remaja.Selanjutnya temu pelanggan, temu melibatkan hasil karya dari para pasien
pelanggan dilaksanakan 2 kali dalam satu rehabilitan.
tahun dengan melibatkan para keluarga
.

Daftar Pustaka

Buku Depkes RI. 2009. Pedoman Pelayanan


Antenatal di Tingkat Pelayanan
Ali, Zaidin. 2010. Dasar-Dasar Dasar. Jakarta: Depkes RI.
Pendidikan Kesehatan
Masyarakat dan Promosi Djamal, M. 2015. Paradigma Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Trans Info Kualitatif. Rev.ed. Yogyakarta:
Media. Pustaka Pelajar.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Hartono, Bambang. 2010. Promosi


Metode dan Paradigma Baru. Kesehatan Di Puskesmas Dan
Bandung: Rosdakarya. Rumah Sakit. Jakarta: Rineka
Cipta.
Azwar, Saifuddin. 1998. Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kholid, Ahmad. 2012. Promosi Kesehatan
Dengan Pendekatan Teori
Cangara, Hafied. 2014. Perencanaan & Perilaku, Media, Dan Aplikasinya.
Strategi Komunikasi (Edisi Revisi). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Jakarta: Rajawali Pers.
Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik
Depkes RI. 1992. Persyaratan Kesehatan Praktis Riset Komunikasi: Disertai
Lingkungan Rumah Sakit, Contoh Praktis Riset Media, Public
Peraturan Menteri Kesehatan Relations, Advertising,
Republik Indonesia No. Komunikasi Organisasi,
986/Menkes/Per/11/1992. Jakarta: Komunikasi Pemasaran. Jakarta:
Depkes RI. Kencana.
Depkes RI. 2006. Pedoman Liliweri, Alo. 2007. Dasar-Dasar
Penyelenggaraan dan Prosedur Komunikasi Kesehatan.
Rekam Medis Rumah Sakit di Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

96
Ratih Gayatri Setyabudi & Mutia Dewi, Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan
Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

Mubarak dan Chayatin. 2008. Ilmu Wardani, Ika Novita, Yanik Muyassaroh,
Kesehatan Masyarakat: Teori dan Murti Ani. 2016. Buku Ajar
Aplikasi. Jakarta: Penerbit Promosi Kesehatan Untuk
Salemba Medika. Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:
Trans Info Media.
Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar. Bandung: PT. Yatim, Riyanto. 1996. Metodelogi
Remaja Rosdakarya. Penelitian Pendidikan: Suatu
Tinjauan Dasar. Surabaya: SIC.
Moleong, Lexy. J. 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi
Remaja Rosdakarya. Penelitian Sosial Dan Pendidikan
Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi
Nasir, Mohammad. 2003. Metode Aksara.
Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia.

Notoatmodjo, S. 2005. Promosi


Kesehatan: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta. Skripsi/Tesis

Nugroho, Rian. 2003. Kebijakan Publik, Ilham, T. Muhammad. “Strategi


Formulasi, Implementasi dan Komunikasi Seksi Promosi
Evaluasi. Jakarta: Media Kesehatan Kota Bandung Dalam
Komputindo. Mensosialisasikan Bahaya
Penyakit AIDS (Studi Deskriptif
Purenda, Angga. “RSJD Klaten Luncurkan Strategi Komunikasi Bagian
Sujarwadi TV,” Radar Klaten, 4 Promosi Kesehatan Dinas
Agustus 2016. Kesehatan Kota Bandung dalam
Mensosialisasikan Bahaya
Rakhmat, Jalaludin. 2001. Metode Penyakit AIDS pada Remaja
Penelitian Komunikasi. Bandung: melalui Penyuluhan Kesehatan di
PT. Remaja Rosdakarya. SMPN 2 Bandung),” Skripsi
Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Ilmu Politik Universitas Komputer
Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Indonesia, Bandung, 2011.
Rosdakarya.
Sutopo, Faizal Rachman. “Manajemen
Solang, Sesca Diana, Nansy Losu, dan Program Komunikasi Terapeutik
Naomy Marie Tando. 2016. (Studi Deskriptif pada RSJD. Dr.
Promosi Kesehatan Untuk RM. Sodjarwadi Provinsi Jawa
Mahasiswa Kebidanan. Bogor: In Tengah),” Skripsi Sarjana, Fakultas
Media. Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Universitas Islam Indonesia,
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Yogyakarta, 2014.
Cet-19. Bandung: Alfabeta, CV. Wahyono, Hadi. “Promosi Kesehatan
Sulistyo, Basuki. 2006. Metode Penelitian. Pada Rumah Sakit Swasta, Studi
Jakarta: Wedatama Widya Sastra Kualitatif Di Rumah Sakit
dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Bethesda Yogyakarta,” Tesis Pasca
Budaya Universitas Islam Sarjana, Fakultas Kedokteran
Indonesia. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, 2013.
Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori
Komunikasi. Cetakan Ke-1.
Yogyakarta: Media Pressindo.

97
Jurnal komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Oktober 2017

Sari, Dian Andita. “Pengaruh Promosi Yusuf, Yusri, Muh. Syafar, dan
Kesehatan Tentang Perilaku Burhanuddin Bahar. “Analisis
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Strategi Promosi Kesehatan Di
Terhadap Sikap dan Perilaku Puskesmas Bambalamonu Dalam
Hidup Bersih dan Sehat Siswa Pembinaan Masyarakat Suku Da’a
Kelas III Di Sekolah Dasar Di Desa Kasaluang Kab. Mamuju
Tamansari I Wirobrajan Utara,” Jurnal MKMI, Vol. 6 No. 3
Yogyakarta Tahun 2010,” Skripsi (Juli, 2010), hal. 141-145.
Sarjana, Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan ‘Aisyiyah’, Yogyakarta,
2016.
Internet

Jurnal Kementerian Kesehatan. (2014). Undang


Undang No 18 Tahun 2014 Tentang
Alhamda, Syukra. “Analisis Kebutuhan Kesehatan Jiwa
Sumber Daya Promosi Kesehatan
Di Rumah Sakit Umum Daerah www.binfar.kemkes.go.id?wpdact+=proce
Solok, Sumatera Barat,” Jurnal ss&did=MjAxlmhvdGxpbms
Manajemen Pelayanan Kesehatan. (Diakses 20 Februari 2017).
Vol. 15 No. 2 (Juni, 2012), hal 77- “Modul Promosi Kesehatan di
85. Masyarakat.”
Komariah, Kokom. “Pola Komunikasi www.pamsimas.org (Diakses pada
Kesehatan dalam Pelayanan dan 10 Agustus 2017).
Pemberian Informasi mengenai
Penyakit TBC pada Puskesmas di “(PDF) Undang Undang No. 44 Th 2009
Kabupaten Bogor,” Jurnal Kajian tentang Rumah Sakit –
Komunikasi. Vol. 1 No. 2 Kementerian Kesehatan”
(Desember, 2013), hal 173-185.
www.depkes.go.id (Diakses pada 19
Putra, Firman Yulian. “Strategi Promosi Februari 2017).
Kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Kutai Kartanegara Website Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
Tentang Pemahaman Perilaku Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di
Puskesmas Mangkurawang,” e- www.rsjd-
Journal Ilmu Komunikasi, 4 (1), sujarwadi.jatengprov.go.id/ipkrs/2
2016: 74-87. 017/02/14/penyuluhan-kesehatan-
tentang-vertigo/ (Diakses pada 19
Rahmat, Pupu Saeful. “Penelitian Maret 2017).
Kualitatif,” Jurnal Equilibrium Vol.
5 No. 9 (Januari-Juni, 2009), hal 1- Website Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
8. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

Rezeki, S., Mulyadi, A., dan Nopriadi. www.rsjd-sujarwadi.jatengprov.go.id


“Strategi Promosi Kesehatan (Diakses pada 20 Maret 2017).
Terhadap Peningkatan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat Individu WebsiteRumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
Pada Masyarakat Perkebunan Di Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah
Wilayah Puskemas Sei Kijang www.rsjd-sujarwadi.com/tentang-
Kabupaten Pelalawan,” Jurnal kami/struktur-organisasi(Diakses
Ilmu Lingkungan. pada 20 Maret 2017).

98
Ratih Gayatri Setyabudi & Mutia Dewi, Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Rangka Meningkatkan
Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

WebsiteRumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.


Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

www.rsjd–sujarwadi.com/yankes/alur-
pelayanan (Diakses pada 20 Maret
2017)

WebsiteRumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.


Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah
www.rsjd-
sujarwadi.com/yankes/rawat-
inap(Diakses pada 20 Maret 2017)

Website Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.


Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

www.rsjd-sujarwadi.com/kesehatan/hkjs-
2015-seminar-kesehatan-jiwa-
oleh-kak-seto (Diakses pada 11
Agustus 2017).

Website Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.


Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

www.rsjd-sujarwadi.com/galeri-karya-
rehabilitan-soedjarwadi/ (Diakses
11 Agustus 2017).

Facebook Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.


RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa
Tengah

https://free.facebook.com/public/Rsjd-
Soedjarwadi?_rdc=1&_rdr
(Diakses 30 Juli 2017).

99
Jurnal komunikasi, Volume 12, Nomor 1, Oktober 2017

100
[FORMAT NOTULENSI]

NOTULENSI PRESENTASI KELOMPOK

Hari, Tanggal Pelaksanaan Presentasi : Selasa, 5 November 2019


Tempat Pelaksanaan Presentasi : Ruang 04 FKM Unej
Judul Topik Pembahasan : Strategi Promosi Kesehatan

Identitas Kelompok Penyaji:


*)
Kelompok: 1 / 2 / 3 / 4 / 5 / 6 / 7 / 8 / 9 / 10 / 11 / 12 / 13

No. NIM Nama Mahasiswa


1 182110101094 Icha Hanifa Firdhaus
2 182110101116 Alfina Devianti Putri
3 182110101124 Zilfi Fuadiyah Nur
4 182110101127 Indah Fara Kusuma
5

Identitas Moderator dan Notulen:

Nama Moderator :Stefani Asda Putri Sesar Kirana


NIM Moderator :182110101156

Nama Notulen :Prisilia Celyn Zalsabilla


NIM Notulen :182110101142

Jalannya sesi tanya diskusi pada presentasi kelompok (1 / 2 / 3 / 4 / 5 / 6 / 7 / 8 / 9 / 10 / 11 / 12 /


*)
13) sebagai berikut:

Penanya ke-1 : Niajeng Novta Nafisah (182110101062)


Pertanyaan : Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat yang spesifik dan tepat, untuk
dilakukan pada karakteristik masyarakat yang setara atau coping community yang
mana kondisinya kurang memadai sehingga tujuan dan strategi dari promosi
kesehatan tersebut dapat tercapai ?
Penjawab : Icha Hanifa Firdhaus (182110101094)

Jawaban : Proses pemberdayaan ini bisla dilakukan dengan cara sederhana, kita harus tau
dulu kurang memadainya dari segi apa, karena sejatinya pemberdayaan
masyarakat itu masyarakat menjadi tau, mau, dan mampu melaksanakan sebuah
program. Misalnya kurang memadai dari segi pengetahuan, ketika dilakukan
sebuah penyuluhan terdapat sasaran lansia. Misalnya dilakukan penyuluhan
tentang hipertensi, karena lansia tidak mengerti istilah ilmiah, maka menggunakan
istilah darah tinggi, dengan begitu jenis karakteristik masyarakat setara bisa
dilakukan pemberdayaan.

Penanya ke-2 : Ani Fitriyah 182110101063


Pertanyaan : Apakah dalam melakukan advokasi di dramatisir agar kita mendapat prhatian
para penentu kebijakan ?

Penjawab : Zilfi Fuadiyah Nur (18210101124)


Jawaban : Perlu, karena diperlukan penyampaian pesan yang mendalam agar masyarakat
tahu isu yang sedang terjadi sehingga mau melakukan perubahan perilaku
misalnya
Pernyataan 1: Hampir setiap bulan di Jember ada ibu yang meninggal ketika
bersalin
pernyataan 2: Setiap 2 jam ibu bersalin meninggal di jember.
Maka pernyataan ke 2 lah yang merupakan isu2 yang mampu mengangkat emosi
dan menarik perhatian masyarakat

Penanya ke-3 : Leily Dita Sari (182110101086)


Pertanyaan :Bagaimana strategi promosi kesehatan yang efektif untuk masyarakat Indonesia
yang sangat menjunjung tinggi adat dan kebudayaannya ?

Penjawab : Alfina Devianti Putri (182110101116)


Jawaban : Sebenarnya ketiga strategi tersebut dapat digunakan dan ketiganya saling
berhubungan dan mengisi satu sama lain.

Namun, bila dilihat dari aspek melekatnya budaya dan adat istiadat masyarakat
Indonesia akan lebih efektif menggunakan advokasi. Karena masih banyaknya
masyarakat yg percaya akan tokoh2 yg ada di lingkungannya. Ketika kita berhasil
mengadvokasi tokoh tersebut kemungkinan besar kita juga bisa mengubah
perilaku masyarakat

Penanya ke-4 : Millatus Silfiyah (182110101032)


Pertanyaan : Pada indikator keberhasilan advokasi apakah hanya dilihat pada respon individu
atau kelompok saja, apakah ada indikator lain, jika ada jelaskan dan berikan
contoh penerapannya ?
Penjawab : Alfina Devianti Putri (182110101116)
Jawaban : Pada intinya kita bisa melihat dengan mudah dari respon individu dan respon
publik itu sendiri. Sebagai seorang advokator, pada saat berinteraksi dengan
sasaran pasti dapat secara langsung melihat respon dari sasaran tersebut. Apakah
sasaran tersebut paham akan apa yg kita maksud, mau ataupun tidak mau akan
ajakan kita. Kita dapat melihatnya secara langsung.
Penanya ke-5 : Bagus Dwi Ernawan 182110101003
Pertanyaan : Dari ketiga strategi promosi kesehatan, apakah dalam pelaksanaannya memiliki
kelemahan ? Jika ada jelaskan.
Penjawab : Zilfi Fuadiyah Nur (182110101124)
Indah Fara Kusuma (18210101127)
Icha Hanifa Firdhaus (182110101094)
Jawaban : Ada, kelemahannya adalah :
1. Bina suasana
- sulitnya menciptakan situasi yang kondusif pada saat penyuluhan karena
karakteristif masyarakatnya yg berbeda beda
- sulitnya mengkondisikan masyarakat untuk mencapai aura sehat dalam
lingkungan kesehatan
2. Advokasi
-sulitnya menciptakan situasi yang kondusif dalam melakukan bina suasana
-karakteristik masyarakat yang berbeda, sehingga diperlukan usaha yang lebih
keras untuk menciptakan situasi komdusif
3. Pemberdayaan
Dalam melakukan pemberdayaan masyarakat terdapat 3 pin penting, yaitu
masyarakat menjadi tahu, mau dan mampu melakukan sebuah program yang
diperkenalkan. Untuk mencapai 3 poin itu, hambatan dari segi pengetahuan,
sikap/perilaku masyarakat, serta motivasi. Dalam bidang pengetahuan, jika
masyarakat tidak memiliki pengetahuan yang cukup, maka gerakan
pemberdayaan bisa terhambat, dalam sikap dan perilaku berkaitan dengan
karakteristik masyarakat yang berbeda, serta motivasi yang kurang untuk
melakukan gerakan pemberdayaan maka ini juga bisa menjadi hambatan dalam
pemberdayaan masyarakat.
Pemberi saran 1: Novi Nur Apriliyah (182110101075)
Saran : Advokasi bisa dilakukan dengan masyarakat maupun lintas sektor. Jika
pendramatisiran masalah dilakukan dimasyarakat untuk meningkatkan antusias
masyarakat maka pendramatisir perlu dilakukan, namun jika kita beradvokasi
dengan stakeholder atau lintas seknor maka prinsip kejujuran dan
pengkoordinasian dengan realita yang ada perlu di depankan, karena dengan tidak
adanya kejujuran maka kemungkinan besar akan menimbulkan masalah" baru dan
pengkoordinasian (komunikasi) sesuai dengan realita yang ada supaya satu
dengan yang lain saling membantu atau saling mengerti dari kegiatan yang akan
kita lakukan.
Pemberi saran 1: Vega Retno P. (182110101004)
Saran : Menurut saya ketiga strategi promkes memiliki kelemahannya masing masing
1. Advokasi. Pada proses pendekatan pada pembuat kebijakan itu pasti ada
hambatan atau kelemahannya contohnya pendekatan kepada pemerintah yang
lebih condong mengambil keuntungan atau pada kepentingan politik
2. Bina suasana. Kelemahan pada bina suasana ini pada masyarakat yang susah
diajak berpartisipasi dalam upaya promkes misal banyak yg tidak datang
penyuluhan dan karena bina suasana ini melibatkan tokoh masyarakt, kadang
tokoh masyarakat nya belum tentu mau menerima apa yang disampaikan
promotor kesehatan
3. Pemberdayaan. Mungkin kelemahan atau hambatan pada pemberdayaan ini ada
pada masyarakat yang kemampuan atau kondisinya kurang mampu baik secara
finansial maupun pengetahuan

Pemberi sanggahan 1 : Lelily Dita Sari (182110101086)


Sanggahan : Apakah ada strategi yang lain selain yang telah dijelaskan ?

Pemberi Jawaban : Alfina Devianti Putri (182110101116)


Jawaban : Tetep kalau utamanya pakai advokasi. Kalau di dramatisir itu ibarat
bumbu2 dalam advokasi itu tadi.
Catatan:
*)
Pilih dan lingkari salah satu

Anda mungkin juga menyukai