Anda di halaman 1dari 27

TEORI

MANAJEMEN
KONFLIK
LISTIANA NURWATI 25416025
SURYANI AFDANELLA 25416000

MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
OUTLINE

SUMBER-SUMBER KONFLIK

MANAJEMEN KONFLIK

STRATEGI MANAJEMEN KONFLIK

TEORI GAYA MANAJEMEN KONFLIK


SUMBER
SUMBER
KONFLIK
SUMBER-SUMBER KONFLIK

posisi-posisi yang tidak seimbang, serta per


bedaan pandangan terhadap objek konflik

Sumber daya terbatas ~ uang, orang,


informasi
ketidak percaya Yurisdiksi Ambigius ~ ketidakpuasan
an maupun per
musuhan antar perebutan terhadap aturan
kelompok kebutuhan Bentrokan Kepribadian ~ perbedaan
dasar man
usia. sikap, nilai dan kepribadian
Perbedaan status dan kekuasaan ~
ambisi meningkatkan kekuasaan
Perbedaan tujuan ~ capaian nilai yang
identitas yang teranca berbeda
m, atau bisa jadi akibat
masalah ketidak Masalah komunikasi ~ perbedaan gaya

.
pengalaman masa lalu
yang tidak terselesikan setaraan dan ket berbicara/gaya penulisan
idak adilan

Hidayat Latar Belakang Sosial, Politik, Budaya, dan Ekonomi. Roos (1996)
(2002)
Pemikiran yang menimbulkan ketidaksepahaman TEORI SOSIOKULTURAL ~ persaingan antar
kepentingan yang menimbulkan solidaritas dan
Sikap tidak simpati terhadap pihak lain, sistem maupun
respon kolektif.
mekanisme
TEORI PSYCOCULTURAL ~ adanya pertimbangan
Rasa tidak puas secara pribadi terhadap kejadian eksterna;l atau
tingkah laku pihak lain.
Dorongan harga diri berlebihan untuk melakukan rekayasa
dan manipulasi
SUMBER-SUMBER KONFLIK
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2012 tentang Tentang Penanganan Konflik Sosial Pasal 5 mengatakan bahwa
konflik dapat bersumber dari:
 permasalahan yang berkaitan dengan politik, ekonomi, dan sosial budaya;
 perseteruan antarumat beragama dan/atau interumat beragama, antarsuku, dan antaretnis;
 sengketa batas wilayah desa, kabupaten/kota, dan/atau provinsi;
 sengketa sumber daya alam antarmasyarakat dan/atau antarmasyarakat dengan pelaku usaha; atau
 distribusi sumber daya alam yang tidak seimbang dalam masyarakat

Perbedaan /ketidakadilan sumber daya

Sosial Budaya Politik Ekonomi Ketidakpuasan

Perbedaan status dan kedudukan

Nilai yang dipercaya dan


yang ingin dicapai Kesalahpahaman
CONTOH
SUMBER-SUMBER KONFLIK
KONFLIK MESUJI

Konflik yang terjadi ini terkait pemilikan


tanah di Kabupaten Mesuji, Provinsi
Lampung.
Pihak yang berkonflik diantaranya masy
arakat mesuji sendiri dengan PT BSMI.
Sumber konflik mesuji ini diantaranya:
• Ketidakmerataan pembagian tanah,
• persoalan keterbatasan ekonomi dan
• ketidakadilan penguasaan tanah dari
perusahaan yang berkonflik.
Sumber: Saekoko, 2013.
MANAJEMEN
KONFLIK
PENGERTIAN MANAJEMEN KONFLIK
Ross (1993) mengatakan bahwa manajemen konflik merupakan langkah-la
ngkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengara
hkan perselisihan dengan hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin
menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau t
idak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, at
au agresif.

Minnery (1980) menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan proses,


sama halnya dengan perencanaan merupakan proses. Selain itu minnery ju
ga berpendapat bahwa proses manajemen konflik perencanaan merupakan
bagian yang rasional, artinya bahwa pendekatan model manajemen konflik
perencanaan secara terus menerus mengalami penyempurnaan sampai me
ncapai model yang ideal

Manajemen Konflik menurut Wirawan (2010) adalah suatu proses pihak ya


ng terlibat konflik atau pihak ketiga menyusun strategi konflik dan menera
pkannya untuk mengendalikan konflik agar menghasilkan resolusi yang di
inginkan.

 Lynne Irvine (1998) dalam Wirawan (2010) mengatakan bahwa definisi m


anajemen konflik adalah “The strategy which organizations and individ
ual employ to identify and manage differences, thereby reducing the h
uman and financial costs of unmanaged conflict, while harnessing conf
lict as a source of innovation and improvement”.

Jadi…
Manajemen konflik adalah suatu proses yang di dalamnya terdapat rangkaian strategi berupa langkah-langkah yang diperlukan
untuk mengendalikan, mengelola, sampai dengan menyelesaikan konflik yang terjadi untuk mencapai hasil dan resolusi yang ide
al dan diinginkan bagi semua pihak yang terlibat.
MANAJEMEN KONFLIK

Langkah-langkah berdasarkan
strategi yang digunakan

Mengendalikan
Hasil atau resolusi ideal
PROSES Mengelola yang diinginkan

Menyelesaikan

Sumber: Hasil Analisis, 2017


CONTOH MANAJEMEN KONFLIK
MANEJEMEN KONFLIK SUKU MAORI DENGAN
PEMERINTAH NEW ZEALAND

Tahun 2004 muncul Partai Maori di dalam pemerintah


an Selandia Baru. Partai ini merupakan suatu reaksi
dari beberapa konflik ketidakseimbangan terkait peng
uasaan lahan dan pelayanan kesehatan terhadap mas
yarakat Maori sebagai minoritas.

Sampai dengan hari ini, perwakilan dari suku maori


sendiri di parlemen mendapatkan porsi yang khusus.
Para pemilih Maori bisa memilih dimasukkan dalam
daftar pemilih nasional atau daftar khusus Maori, 138
yang kini memilih tujuh perwakilan Maori di badan
legislatif.

Sumber: Renolds, Andrew, dkk. 2016.


STRATEGI
MANAJEMEN
KONFLIK
STRATEGI MANAJEMEN KONFLIK

Menurut Ross (1993) terdapat tiga strategi dalam memecahkan konflik adalah:

Strategi self-help sering dilihat sebagai suatu tindakan sepihak.


Biasanya berupa tindakan dari pihak yang kuat untuk meninunjukkan bergaining position yang
dimiliki kepada pihak yang lemah.

Self - Help
Namun, pihak yang lemah juga dapat menggunakan strategi ini dengan cara menarik diri.

Adapun langkah-langkah yang dapat diambil dalam menerapkan strategi self-help, antara lain:

EXIT – keluar dari tekanan yang diterima

Avoidance – menghindar setelah mempertimbangkan untung maupun rugi yang


didapatkan jika terus melakukan suatu aksi
Noncompliance – Mencari dukungan karena menyadari kecilnya kewenangan yang
dimiliki.
Unilateral Action– kedua pihak yang berkonflik saling berbenturan kepentingan dan hal
ini memungkinkan terjadinya kekerasan
STRATEGI MANAJEMEN KONFLIK

Strategi ini membutuhkan penelusuran terhadap persoalan yang dihadapi. Keputusan ya


ng diambil secara bersama dapat dikatakan berasal dari pendapat kelompok menurut sta
ndar masing-masing. Keputusan yang bersifat integrasi ini dapat melibatkan berbagai isu
Joint Problem
Solving

Identification of interests – mengidentifikasikan kepentingan-kepentingan


Metode-
seluruh pihak yang berkonflik secara jelas
metode
Weighting interest – penilaian terhadap kepentingan-kepentingan yang telah
yang dapat teridentifikasi untuk dibuat daftar prioritas

dilakukan Third-party assistance and support – peran pihak ketiga untuk memfasilitasi
dalam proses pelaksanaan strategi ini dari awal hingga akhir secara netral

strategi ini, Effective communication – pihak yang berkonflik perlu melakukan dialog secara
aktif, jujur dan terbuka agar mampu mendefinisikan isu yang sedang dihadapi
yaitu:
Trust that an adversary will keep agreement – perlunya komitmen untu
menjalankan keputusan yang telah dibuat
STRATEGI MANAJEMEN KONFLIK

Dalam strategi ini, pihak ketiga membuat keputusan yang mengikat berdasarkan
aturan-aturan untuk mencapai hasil yang pasti. Strategi ini sedikit menawarkan k
ompromi atau penyelesaian masalah secara kreatif, karena pihak ketiga mempun
yai otoritas penuh.
CONTOH KONFLIK
Joint solving problem dengan metode Third-party assistance and support

Konflik Timor Leste dan Indonesia yang difasilitasi oleh PBB


Sejak tahun 1976 Timor Leste masuk dalam kerangka wilayah NKRI sebagai provi
nsi ke 27 dengan nama Timor Timur. Kemerdekaan Timor Leste di tahun 1999 dis
ebut sebagai keberhasilan PBB dalam mengelola konflik diantara Indonesia dan Ti
mor Leste sendiri.

Beberapa hal yang dilakukan PBB antara lain: menjadi mediator antara pihak yan
g berseteru, melakukan operasi penjagaan keamanan, sampai dengan melakuka
n pembangunan pasca konflik. Peran PBB tersebut merupakan bagian dari fungs
inya untuk memastikan pengelolaan keamanan dan perdamaian dunia seperti yan
g tertuang dalam bab VI dan VII UN charter.

Sumber: Melsasail, Flavianus D. 2016.


TEORI
GAYA
MANAJEMEN
KONFLIK
TEORI GAYA MANAJEMEN KONFLIK

Baskerville (1993) mengemukakan 6 tipe pengelolaan konflik yaitu :


o Avoiding: cenderung untuk menghindari terjadinya konflik. Hal-hal yang potensial menimbulkan konflik
sedapat mungkin dihindari sehingga tidak menimbulkan konflik terbuka.

o Accommodating: gaya ini mengumpulkan dan mengakomodasikan pendapat-pendapat dan kepentinga


n pihak-pihak yang terlibat konflik, selanjutnya dicari jalan keluarnya dengan tetap mengutamakan kepe
ntingan pihak lain atas dasar masukan-masukan yang diperoleh

o Compromising: menyelesaikan konflik dengan cara melakukan negosiasi terhadap pihak-pihak yang ber
konflik, sehingga kemudian menghasilkan solusi ( jalan tengah) atas konflik yang sama-sama memuaska
n (lose-lose solution).

o Competing: salahsatu pihak berusaha memenangkan konflik (win-lose)

o Collaborating: pihak-pihak yang saling bertentangan akan sama-sama memperoleh hasil yang memuas
kan, karena mereka justru bekerja sama secara sinergis dalam menyelesaikan persoalan, dengan tetap m
enghargai kepentingan pihak lain. Singkatnya, kepentingan kedua pihak tercapai (win-win solution).

o Conglomeration : sebagai kolaborasi dari kelima cara diatas.


TEORI GAYA MANAJEMEN KONFLIK

Kolaborasi (win-win solution) Kompromi (lose-lose solution)


Solusi berupa alternative lain yang bukan t Solusi berupa alternative lain yang memen
ujuan kedua belah pihak yang terlibat kon uhi sebagian keinginan masing-masing pih
flik ak

Kedua belah pihak sepenuhnya puas deng Kedua belah pihak hanya terpenuhi sebagi
an solusi an keinginannya
Contoh: A konflik dengan B mengenai uan Contoh: A konflik dengan B mengenai uan
g sebesar 1 juta rupiah; g 1 juta rupiah;

Solusi: semua uang tersebut diberikan pad Solusi: masing-masing pihak mendapatkan
a PMI sehingga tidak ada satupun pihak y 500 ribu rupiah.
ang menerima bagian.
TEORI GAYA MANAJEMEN KONFLIK
TEORI GRID – R. R. BLAKE DAN J. MOUTON (1964). Kerangka Teori Grid ini mengguna
kan dua dimensi diantaranya perhatian pemimpin terhadap bawahannya dan perhatian
pemimpin terhadap produksi.

Memaksa (forcing), terjadi ketika perhatian terhadap produksi lebih tinggi daripada perhat
ian terhadap bawahan.

Konfrontasi (confrontation), terjadi ketika perhatian pemimpin terhadap bawahan maupun


produksi samasama tinggi.

Kompromi (compromising), terjadi ketika perhatian pemimpin terhadap bawahan maupun


produksi sedang/ tidak tinggi dan juga tidak rendah.

Menarik Diri (withdrawl), terjadi ketika perhatian pemimpin rendah terhadap produksi dan
bawahannya.

Mengakomodasi (smoothing), terjadi ketika prehatian pemimpin rendah terhadap produks


i sedangkan perhatian pemimpin terhadap bawahannya tinggi.
TEORI GAYA MANAJEMEN KONFLIK
TEORI GRID – R. R. BLAKE DAN J. MOUTON (1964
TEORI GAYA MANAJEMEN KONFLIK
TEORI THOMAS DAN KILMANN (1974) menggunakan dua dimensi diantaranya kerja sama dan kease
rtifan. Kerja sama yang dimaksud adalah upaya orang untuk memuaskan orang lain jika menghadapi k
onflik. Sedangkan keasertifan ialah upaya orang untuk memuaskan diri sendiri jika menghadapi konflik.
Berikut ini kelima gaya manajemen konflik menurut Thomas dan Kilmann (Wirawan, 2010):

 Kompetisi, terjadi ketika tingkat kerja sama r


endah sedangkan keseartifan tinggi.

 Kolaborasi, terjadi ketika tingkat kerja sama


dan keseartifan sama-sama tinggi.

 Kompromi, terjadi ketika tingkat kerja sama


dan keseartifan sedang.

 Menghindar, terjadi ketika tingkat kerja sam


a dan keseartifan sama-sama rendah.

 Mengakomodasi, terjadi ketika tingkat kerja


sama tinggi sedangkan tingkat keseartifan re
ndah.
TEORI GAYA MANAJEMEN KONFLIK

TEORI RAHIM – M. A. RAHIM (1983). Teori ini menggunakan dua dimensi diantaranya memperhatikan
orang lain (concern for other) dan memperhatikan diri sendiri (concern for self). (Wirawan, 2010)

 Dominasi (dominating) terjadi ketika pihak yang terlibat hanya berupaya memenuhi tujuannya sendiri da
n tidak memperhatikan kebutuhan lawan konfliknya. – kompetisi

 Integrasi (integration) terjadi ketika pihak yang terlibat berusaha menciptakan resolusi konflik yang secar
a maksimal memenuhi tujuan diri sendiri dan tujuan lawan konfliknya. – kolaborasi

 Kompromi (compromising) terjadi ketika kedua dimensi yang dipakai berusaha memenuhi sebagian dari
tujuan masing-masing. – kompromi

 Menghindar (avoiding) terjadi ketika pihak yang terlibat konflik menolak untuk berdiskusi mengenai konf
lik yang terjadi. Ia menolah untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan kebutuhan lawan konfliknya. – m
enghindar

 Menurut (obliging) terjadi ketika pihak yang terlibat konflik mengombinasikan perhatiannya yang tinggi t
erhadap lawan konfliknya dan perhatiannya yang rendah terhadap dirinya sendiri. – mengakomodasi
TEORI GAYA MANAJEMEN KONFLIK

TEORI RAHIM – M. A. RAHIM (1983).


TEORI GAYA MANAJEMEN KONFLIK
Keterampilan yang diperlukan untuk menggunakan gaya manajemen konflik:
Kompetisi Kolaborasi Kompromi Menghindar Akomodasi
Berdebat dan membantah Mendengarkan dengan Kemampuan berneg Kemampuan untuk mena Kemampuan melupakan
baik yang dikemukakan osiasi rik diri keinginan diri sendiri
Berpegang teguh pada pendiria lawan konflik
n Mendengarkan deng Kemampuan meninggalk Kemampuan melayani la
Kemampuan bernegosi an baik yang dikemu an sesuatu tanpa tersele wan konflik
Menilai pendapat dan perasaa asi kakan lawan konflik saikan
n diri sendiri dan lawan konflik Kemampuan untuk mem
Mengidentifikasi penda Mengevaluasi nilai Kemampuan untuk meng atuhi perintah atau mela
Menyatakan posisi diri secara j pat lawan konflik esampingkan masalah yani lawan konflik
elas Menemukan jalan te
Konfrontasi tidak meng ngah Kemampuan untuk mene
Kemampuan memperbesar kek ancam rima kekalahan
uasaan diri sendiri
Menganalisis masukan Kemampuan untuk melu
Kemampuan untuk memperkec pakan sesuatu yang men
il kekuasaan lawan konflik yakitkan hati
Menggunakan taktik yang mem
pengaruhi
CONTOH KONFLIK

Konflik kepemilikan tanah dengan cara konsolidasi tanah negara


-keluarga tentara di Bukitinggi
DAFTAR PUSTAKA
Fisher, Simon (Et.al). (2000). Working with Conflict: Skills & Strategies for Action. London, Zed Books Ltd.
Melsasail, Flavianus D. 2016. Operasi Perdamaian Berkelanjutan Pbb Pasca Konflik Di Timor Leste Tahun 1999-2006
.. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Diunduh pada 06 September 2017 pukul 10.27.
Minnery, John R. (1985). Conflict Management in Urban Planning. Hampshire, Gower Publishing Company Limited
Reynolds, Andrew, Ben Reilly dan Andrew Ellis. 2016. Desain Sistem pemilu: Buku Panduan Baru International IDEA
. Stockholm, Swedia: International Idea. Diunduh pada 06 September 2017 pukul 10.02.
Roos. (1996). The Management of Conflict. New Haven and London, Yale University Press
Saekoko, 2013. Konflik Tanah Di Mesuji: Studi Tentang Sebab dan Dampak Konflik Pemilikan Tanah Di Kabupaten
Mesuji Terhadap Masyarakat Sekitarnya. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
UU Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Penanganan Konflik Sosial
Wahyudi, Andri. 2015. Konflik, Konsep Teori dan Permasalahan. Dalam: www.jurnal-unita.org/index.php/publiciana/
article/download/.../41. Diakses pada Sabtu, 02 September 2017 pukul 10.09.
Wirawan. 2010. Konflik dan Manejemen Konflik: Teori, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.
TERIMA
KASIH
MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai