Yang dimaksud dengan denotatif adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat.
Berikut ini contoh diksi bermakna denotatif:
Ryan sering “kerja keras” untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
Robby adalah seorang yang “gemar membantu”, dia disukai banyak orang.
Carla berinvestasi sejak dulu, sekarang ia mendapatkan “keuntungan melimpah”
2. Makna Konotatfi
Konotatif adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Berikut ini contoh
diksi dengan makna konotatif:
1. Sinonim
Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain. Berikut ini contoh
sinonim,
Bahagia = Senang
Matahari = Mentari
Cantik = Elok
Lezat = Enak
Pintar = Pandai
2. Antonim
Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain. Berikut contoh antonim:
Naik x Turun
Besar x Kecil
Banyak x Sedikit
Tinggi x Rendah
Gelap x Terang
Cepat x Lambat
Bagus x Jelek
Mahal x Murah
3. Homonim
Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun artinya berbeda satu
sama lain. Berikut contoh homonim,
4. Homofon
Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun lafal sama. Berikut
contoh homofon,
5. Homograf
Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun ejaannya sama. Berikut
contoh homograf,
6. Polisemi
Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Berikut contoh polisemi,
Para nasabah yang menabung di Bank akan mendapat bunga setiap bulan
Andini adalah salah satu bunga desa yang paling cantik
Kata “Bunga” pada kalimat di atas memiliki arti yang berbeda walaupun menggunakan kata
yang sama.
Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata
yang dapat terwakili oleh kata hipernim.
Di kebun binatang itu terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah, singa, buaya,
rusa, kuda, dan lain-lain.
Pada kalimat di atas, binatang liar merupakan hipernim. Sedangkan kata hiponim gajah, singa,
buaya, rusa, kuda, dan lain-lain.
Contoh Kalimat Ameliorasi
Makna ameliorasi adalah jenis pergeseran makna yang membuat makna kata baru yang lebih sopan
dibandingkan sebelumnya. Pergeseran makna ini juga disertai dengan perubahan bentuk katanya.
Beberapa contoh kalimat ameliorasi antara lain:
Meskipun kini telah menjadi buta, Andi tetap bersikeras menyelesaikan pendidikannya di Universitas A.
Penggunaan kata “buta” terdengar sedikit lebih kasar atau kurang sopan. Namun, setelah mengalami
ameliorasi, kata “buta” diubah menjadi “tunanetra”. Kata ini memberikan kesan lebih sopan dibandingkan
dengan kata sebelumnya. Perubahan kalimat menggunakan ameliorasi menjadi:
Meskipun kini telah menjadi tunanetra, Andi tetap bersikeras menyelesaikan pendidikannya di Universitas
A.
Setelah keluar dari bui, emosinya tidak lagi meledak-ledak seperti dulu.
Setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan, emosinya tidak lagi meledak-ledak seperti dulu.
Sejak penggusuran itu, banyak gelandangan yang tidur di trotoar jalan dan bantaran sungai.
Sejak penggusuran itu, banyak tunawisma yang tidur di trotoar jalan dan bantaran sungai.
Astri baru saja beranak seorang putri yang cantik dan sehat.
Astri baru saja melahirkan seorang putri yang cantik dan sehat.
Polisi berhasil menangkap kawanan pencuri yang biasa beraksi di kawasan perumahan elit itu.
Polisi berhasil menangkap gerombolan pencuri yang biasa beraksi di kawasan perumahan elit itu.
Dia baru ditemukan meninggal setelah tetangganya mencurigai bau busuk yang berasal dari kamarnya.
Dia baru ditemukan mati setelah tetangganya mencurigai bau busuk yang berasal dari kamarnya.
Contoh Kalimat Sinestesia
Makna sinestesia berbeda dengan ameliorasi dan peyorasi yang mengalami perubahan bentuk kata dan
tingkatan makna lebih baik atau buruk. Sinestesia adalah bentuk perubahan makna pada suatu kata
karena tanggapan dua hal yang berhubungan dengan panca indera. Untuk lebih memahami definisi ini,
perhatikan beberapa contoh kalimat sinestesia berikut.
1. Tajam
Contoh kalimat:
Dua kalimat diatas memiliki makna yang berbeda karena dirasakan oleh indera yang berbeda pula.
Kalimat pertama menunjukkan makna “mudah melukai atau dapat memotong”. Ini bisa dirasakan oleh
indera peraba. Sedangkan kalimat kedua menunjukkan makna “kelihatan galak, atau marah”. Ini bisa
dilihat oleh indera penglihatan.
2. Manis
Contoh kalimat:
Dua kalimat diatas memiliki makna yang berbeda. Pada contoh kalimat pertama manis diartikan sebagai
rasa manis oleh indera pengecap. Sedangkan kalimat kedua menunjukkan makna “indah, elok, cantik”
oleh indera penglihatan.
3. Pedas
Contoh kalimat:
Kata pedas berhubungan dengan indera pengecap, namun pada kalimat kedua digunakan oleh indera
pendengar. Makna dalam contoh kalimat kedua adalah “menyakitkan hati”.
4. Licin
Contoh kalimat:
Akibat hujan deras, banyak mobil yang tergelincir akibat jalanan yang licin.
Buronan itu sangat licin, sudah dua kali dia lolos dari penyergapan.
Kata licin pada contoh kalimat kedua menunjukkan makna “sulit ditangkap”.
5. Dingin
Contoh kalimat:
Menghirup udara dingin pegunungan memang sangat bagus untuk melepas stres.
Aku tidak mengerti kenapa sikapnya tiba tiba menjadi dingin padaku.
kata dingin biasanya dihubungkan dengan indera peraba. Namun kata dingin dalam contoh kalimat
kedua menunjukkan makna “acuh, tidak ramah”.
1. Aktif-Aktip a. Baku = Dzikri meng-aktif-kan hpnya b. Tidak Baku = Dzikri meng-aktip-kan hpnya
2. Apotek-Apotik a. Baku = Saya pergi membeli obat ke apotek b. Tidak Baku = Saya pergi
membeli obat ke apotik
3. Analisis-Analisa a. Baku = Menurut analisis dokter Ari menderita penyakit Hepatitis C b. Tidak
Baku = Menurut analisa dokter Ari menderita penyakit Hepatitis C
4. Atlet-Atlit a. Baku = Yohan adalah pelatih atlet angkat besi b. Tidak Baku = Yohan adalah pelatih
atlit angkat besi
5.Akhir-Ahir a. Baku = Akhir-nya saya telah lulus SMA b. Tidak Baku = Ahir-nya saya telah lulus
SMA
PENGERTIAN KATA POPULER DAN KATA KAJIAN
Pengertian Kata Umum dan Kata Kajian - Membahas soal kata dalam bahasa Indonesia,
akan sangat beragam bentuk dan jenisnya, sebelumnya saya pernah membahas postingan
tentang, kata umum dan kata khusus, serta kata abstrak dan kata konkret. Selain kedua
golongan kata tersebut, saya juga pernah membahas tentang kata sapaan.
Pada kesempatan ini, saya akan membahas tentang kata populer dan kata kajian, beserta
contohnya:
1. Kata Populer
Kata populer yaitu kata yang dikenal dan dipakai oleh semua lapisan masyarakat, dalam
percakapan sehari-hari.
2. Kata Kajian
Kata kajian adalah kata yang hanya dipakai atau dikenal oleh para ilmuan dan kaum
terpelajar. Kata ini biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah. Kebanyakan dari kata-kata
kajian ini merupakan kata serapan dari bahasa asing.
Populer : Ketua adalah salah satu bagian penting dari sebuah organisasi
Kajian : Ayah adalah unsur yang dominan dalam sebuah keluarga
Populer : Meskipun tidak diberi uang saku, Ani tetap masuk sekolah
Kajian : Dari pertemuan itu kami menerima banyak masukan dari para tokoh masyarakat
Pada contoh-contoh kalimat di atas, kata bagian, isi, dan masuk lebih banyak digunakan dan
dikenal orang. Sedangkan kata unsur, volume, dan msukan penggunaanya lebih banyak
digunakan dalam situasi dan situasi yang lebih resmi, lebih ilmiah, dan dalam berada dalam
konteks-konteks tertentu.
Untuk lebih memahami kata populer dan kata kajian perhatikan pasangan kata-kata berikut!