Peyoratif adalah kata atau kalimat yang mengalami penurunan makna. Sedangkan Amelioratif
adalah kata atau kalimat yang mengalami perubahan makna menjadi positif. Contoh:
Sebelumnya juga telah dijelaskan tentang jenis jenis makna kata seperti makna
struktural, contoh makna refleksi, contoh makna kolokatif, dan contoh makna stilistik. Kali
ini akan dibahas tiga jenis pergeseran makna yaitu ameliorasi, peyorasi, sinestesia beserta
contoh kalimatnya.
Kata “buta” dalam KBBI diartikan sebagai ketidakmampuan panca indera mata untuk
melihat. Kata ini dianggap kurang sopan bila diucapkan atau ditujukan kepada
seseorang. Contoh dalam kalimat :
1
Penggunaan kata “buta” terdengar sedikit lebih kasar atau kurang sopan. Namun, setelah
mengalami ameliorasi, kata “buta” diubah menjadi “tunanetra”. Kata ini memberikan kesan
lebih sopan dibandingkan dengan kata sebelumnya. Perubahan kalimat menggunakan
ameliorasi menjadi:
Kata “bui” dalam KBBI diartikan sebagai penjara. Kata ini memiliki kesan negatif jika
diucapkan. Setelah mengalami ameliorasi, kata “bui” diubah menjadi “lembaga
pemasyarakatan”. Kata ini memiliki kesan yang lebih halus, yaitu tempat pembinaan bagi
para tahanan. Jika diterapkan dalam kalimat, contohnya sebagai berikut :
Setelah keluar dari bui, emosinya tidak lagi meledak-ledak seperti dulu.
Setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan, emosinya tidak lagi meledak-ledak
seperti dulu.
Kata “gelandangan” biasa ditujukan bagi seseorang yang memiliki masalah kesejahteraan
sosial khususnya dalam hal memiliki tempat tinggal. Setelah mengalami ameliorasi, kata
“gelandangan” diubah menjadi “tunawisma”. Kata ini memiliki kesan yang lebih halus
dibandingkan dengan gelandangan. Contohnya dalam kalimat:
Sejak penggusuran itu, banyak gelandangan yang tidur di trotoar jalan dan bantaran
sungai.
Sejak penggusuran itu, banyak tunawisma yang tidur di trotoar jalan dan bantaran
sungai.
Kata “bini” diartikan sebagai perempuan yang dinikahi. Setelah mengalami ameliorasi, kata
“bini” diubah menjadi “isteri” yang memiliki makna yang sama namun terkesan lebih sopan.
Contohnya dalam kalimat:
Kata “beranak” memiliki kesan yang kurang sopan jika ditujukan bagi wanita. Setelah
mengalami ameliorasi, kata “beranak” diubah menjadi “melahirkan”. Contoh dalam kalimat:
Astri baru saja beranak seorang putri yang cantik dan sehat.
Astri baru saja melahirkan seorang putri yang cantik dan sehat.
2
Berbeda dari ameliorasi, makna peyorasi justru membuat suatu kata berubah menjadi lebih
buruk atau memiliki kedudukan arti yang lebih rendah dibanding kata sebelumnya. Sama
halnya dengan ameliorasi, perubahan makna dalam peyorasi juga ikut mengubah bentuk
katanya. Beberapa contoh kalimat peyorasi antara lain:
Kata “gerombolan” merupakan bentuk perubahan makna peyorasi dari kata “kawanan”. Kata
ini memiliki kesan lebih negatif dibandingkan kata asalnya. Biasanya kata ini juga ditujukan
pada orang atau sekelompok orang yang melakukan tindakan negatif pula. Contoh dalam
kalimat:
Kata “pramuniaga” memiliki makna karyawan dalam bidang industri dagang yang bertugas
melayani pembeli/konsumen. Setelah mengalami peyorasi, kata ini diubah menjadi “pelayan
toko”. Contohnya dalam kalimat:
Kata “menikah” memiliki makna melakukan ikatan yang sesuai ajaran agama dan hukum.
Setelah mengalami peyorasi, kata ini diubah menjadi “kawin”, yang memiliki arti hubungan
persetubuhan antara lawan jenis. Kata ini memiliki makna yang lebih rendah dibandingkan
dengan “menikah”. Contoh dalam kalimat:
Kata “talak” memiliki arti lepasnya ikatan pernikahan antara suami dan isteri. Setelah
mengalami peyorasi, kata ini diubah menjadi “cerai”, yang memiliki kesan lebih buruk.
Contoh dalam kalimat:
3
Kata “meninggal” memiliki makna yang sama dengan makna peyorasinya, “mati”. Namun
kata “mati” lebih terkesan tidak sopan dibandingkan kata “meninggal” jika dipakai untuk
manusia. Contoh dalam kalimat:
Dia baru ditemukan meninggal setelah tetangganya mencurigai bau busuk yang
berasal dari kamarnya.
Dia baru ditemukan mati setelah tetangganya mencurigai bau busuk yang berasal dari
kamarnya.
1. Tajam
Contoh kalimat:
Dua kalimat diatas memiliki makna yang berbeda karena dirasakan oleh indera yang berbeda
pula. Kalimat pertama menunjukkan makna “mudah melukai atau dapat memotong”. Ini bisa
dirasakan oleh indera peraba. Sedangkan kalimat kedua menunjukkan makna “kelihatan
galak, atau marah”. Ini bisa dilihat oleh indera penglihatan.
2. Manis
Contoh kalimat:
Dua kalimat diatas memiliki makna yang berbeda. Pada contoh kalimat pertama manis
diartikan sebagai rasa manis oleh indera pengecap. Sedangkan kalimat kedua menunjukkan
makna “indah, elok, cantik” oleh indera penglihatan.
3. Pedas
Contoh kalimat:
4
Kata pedas berhubungan dengan indera pengecap, namun pada kalimat kedua digunakan oleh
indera pendengar. Makna dalam contoh kalimat kedua adalah “menyakitkan hati”.
4. Licin
Contoh kalimat:
Akibat hujan deras, banyak mobil yang tergelincir akibat jalanan yang licin.
Buronan itu sangat licin, sudah dua kali dia lolos dari penyergapan.
Kata licin pada contoh kalimat kedua menunjukkan makna “sulit ditangkap”.
5. Dingin
Contoh kalimat:
Menghirup udara dingin pegunungan memang sangat bagus untuk melepas stres.
Aku tidak mengerti kenapa sikapnya tiba tiba menjadi dingin padaku.
kata dingin biasanya dihubungkan dengan indera peraba. Namun kata dingin dalam contoh
kalimat kedua menunjukkan makna “acuh, tidak ramah”.