112 336 1 PB PDF
112 336 1 PB PDF
PROSES SODA
Abstrak
Pada umumnya proses pembuatan pulp menggunakan proses sulfit, proses kraft, ataupun proses
soda. Mengingat potensi rosella yang besar untuk dijadikan pulp dan belum adanya penelitian pembuatan
pulp berbahan baku rosella dengan proses Soda, maka dari itu, diteliti kemungkinan pemanfaatan rosella
sebagai bahan baku pembuatan pulp. Proses pembuatan pulp divariasikan berdasarkan konsentrasi NaOH,
temperatur dan waktu pemasakan. Dari penelitian yang dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan :
Makin tinggi konsentrasi NaOH, maka rendemen pulp semakin rendah, kandungan selulosa pulp semakin
rendah, dan kandungan lignin pulp semakin tinggi. Makin tinggi temperatur pemasakan, maka rendemen dan
kandungan lignin pulp yang dihasilkan semakin tinggi. Pada temperatur yang terlalu tinggi, selulosa akan
ikut terdegradasi. Makin lama pemasakan, maka rendemen pulp yang dihasilkan makin tinggi, kandungan
selulosa pulp semakin rendah, dan kandungan lignin pulp semakin tinggi. Kondisi variabel pemasakan
terbaik pada penelitian ini adalah pada konsentrasi NaOH 5%, temperatur pemasakan 100oC dan waktu
pemasakan 60 menit yaitu : berat rendemen pulp 5,5092 gram, kandungan selulosa 86,3167%, dan
kandungan lignin 6,8250%.
Berikut adalah gambar 4.2 pengaruh temperatur 4.3. Pengaruh waktu pemasakan terhadap
terhadap berat rendemen pulp, kandungan selulosa berat rendemen pulp, kandungan selulosa
pulp dan kandungan lignin pulp. pulp dan kandungan lignin pulp.
40
100
20
0 80
100 105 110 115 120 60
Temperatur (Celcius) % 40
20
Rendemen Selulosa Lignin 0
60 90 120 150 180
Gambar 4.2. Pengaruh Temperatur terhadap
Berat Rendemen Pulp, Kandungan Selulosa Waktu (menit)
Pulp dan Kandungan Lignin Pulp (10 Gram
Rendemen Selulosa Lignin
Rami Kering, 200 Gram NaOH, Lama
Pemasakan 60 Menit dan NaOH 5%)
Gambar 4.3. Pengaruh Waktu Pemasakan
Dari grafik diatas diketahui bahwa dengan Terhadap Berat Rendemen Pulp, Kandungan
bertambahnya temperatur tidak begitu Selulosa Pulp dan Kandungan Lignin Pulp (10
berpengaruh terhadap rendemen pulp (dengan Gram Rami Kering, 200 Gram NaOH,
persamaan y = 0,06815 x + 47,777) dan Temperatur 105oc dan NaOH 5%)
kandungan selulosa pulp (dengan persamaan y = -
0,063 x + 91,6067) yang dihasilkan. Hal ini Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa
disebabkan variasi temperatur yang diterapkan waktu pemasakan tidak begitu berpengaruh
tidak cukup kuat untuk melepaskan ikatan terhadap berat rendemen pulp (dengan persamaan
selulosa pada pulp sehingga hanya sedikit selulosa y = 0,03269 x + 53,1306) dan menurunya
yang terdegradasi selama pemasakan pulp. kandungan selulosa yang dihasilkan (dengan
Sebaliknya peningkatan temperatur pemasakan persamaan y = -0,10911 x + 92,8633). Hal ini
pulp mengakibatkan terjadinya kenaikan terjadi karena selama reaksi pemasakan pulp
kandungan lignin pulp (dengan persamaan y = berlangsung terjadi terdegradasi polisakarida.
0,64875 x – 58,04). Hal ini terjadi karena dengan Polisakarida yang terdegradasi disebabkan oleh
semakin tinggi temperatur pemasakan maka melemahnya ikatan polisakarida pada pulp yang
semakin banyak lignin yang terurai menjadi terbentuk. Juga dengan bertambahnya waktu
monomer – monomer. Monomer tersebut bereaksi pemasakan menyebabkab peningkatan kandungan
dengan polimer yang masih ada pada pulp lignin (dengan persamaan y = 0,13363 x -
sehingga menghasilkan suatu polimer baru atau 1,1925). Hal ini disebabkan oleh semakin lama
lignin baru. waktu pemasakan maka semakin banyak
Rendemen Pulp tertinggi yaitu 55,955% monomer – monomer baru terbentuk akibat
pada Temperatur Pemasakan 120 oC dan pemecahan lignin. Monomer – monomer tersebut
Rendemen Pulp terendah didapat yaitu 54,592% bereaksi dengan polimer yang masih terkandung