Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TEKNOLOGI KERTAS

Disusun Oleh:
Nama : Zulia Faradilla Nasution
NIM

: 140140052

Kelas

: A2

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2016
BAB I
Proses Pembuatan Kertas dari Batang Rosella dengan Proses Soda

Pulp adalah bahan serat kering yang dibentuk melalui proses pemisahan
serat secara kimiawi atau mekanik dari bahan kayu, limbah serat atau limbah
kertas. Pulp dapat berbentuk gumpalan atau dibentuk menjadi lembaran. Pulp
yang diangkut dan dijual dalam bentuk bubur adalah sebagai bahan setengah jadi.
Saat tersuspensi di dalam air, serat terdispersi dan menjadi lebih lentur. Pulp ini
merupakan bahan baku dari pembuatan kertas yan nantinya akan dicetak menjadi
lembaran kertas. Proses pembuatan pulp diantaranya dilakukan dengan proses
mekanis, kimia dan semikimia. Kertas adalah suatu bahan tipis yang terbuat dari
seratserat nabati pendek yang diendapkan dan dikeringkan, biasanya dicampur
bahan-bahan tambahan lain dan pewarna.
Rosella (Hibiscus sabdariffa var sabdariffa Linn) adalah tanaman hias
taman luar ruangan dari keluarga kembang sepatu. Tanaman perdu dengan tinggi
3-5 meter dan akan mengeluarkan bunga berwarna merah jika sudah. Rosella
dapat tumbuh di segala macam tanah, mudah tumbuh di lahan pasir tanpa harus
disiram atau diberi pupuk secara intensif. Tanaman ini hanya mengalami satu kali
masa produktif, sehingga untuk mengoptimalkan hasil panen disarankan rosela
ditanam secara khusus tanpa diselingi tanaman lain.

Gambar 3.1 Tanaman Rosella


Tanaman ini memiliki dua varietas dengan budidaya dan manfaat yang
berbeda, yaitu :

1.

Hibiscus sabdariffa var. Altisima, rosela berkelopak bunga kuning yang sudah
lama dikembangkan untuk diambil serat batangnya sebagai bahan baku pulp
dan karung goni.
2. Hibiscus sabdariffa var. Sabdariffa, rosela berkelopak bunga merah yang
kini mulai diminati petani dan dikembangkan untuk diambil kelopak bunga
dan bijinya. Bunga dan biji ini dapat dimanfaatkan sebagai tanaman herbal
dan bahan baku minuman kesehatan, karena menurut DepKes RI No SPP
1065/35.15/05, setiap 100 gram kelopak bunga Rosella mempunyai
kandungan gizi sebagai berikut: protein 1,145 gr, lemak 2,61 gr, serat 12 gr,
kalsium 1,263 gr, fosor 273,2 mg, zat besi 8,98 mg, malic acid 3,31%,
fruktosa 0,82%, sukrosa 0,24%, karoten 0,029%, tiamin 0,117mg, niasin
3,765 mg, dan vitamin C 244,4mg. Kandungan vitamin C yang tinggi ini
dapat berfungsi sebagai bahan antioksidan dalam tubuh.
Kegunaan serat rosella adalah sebagai bahan baku dalam industri pabrik

karung goni terutama untuk bahan baku pembuatan karung goni, karung
pembungkus gula dan beras serta kini batang rosella ternyata dapat juga dijadikan
bahan baku pembuatan kertas. Sifat-sifat serat rosela antara lain batang dan daun
tanaman rosella berwarna hijau tua sampai kemerah-merahan, bunganya berwarna
putih, cream sampai kuning, warna serat yang baik adalah cream sampai putih
perah, berkilau dan kekuatan cukup, dalam keadaan basah kekuatan serat
rosella tetap, serta kekuatan serat rosella sedikit lebih rendah daripada serat yute
(Azhary H. Surest dan Dodi Satriawan, 2010).
3.1

Bahan Baku
Bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan pulp dari batang rosella ini

adalah :
1.

Batang Rosella kering


Batang tanaman rosella berbentuk bulat , berkayu lunak, tegak bercabang-

cabang dan berwarna merah. Batang pada tanaman rosella kering memiliki
kandungan serat yang tinggi yang berpotensi sebagai bahan baku pada pembuatan
pulp dan kertas itu sendiri.

2.

NaOH
Natrium Hidroksida anhidrat berbentuk kristal berwarna putih. NaOH

bersifat sangat korosif terhadap kulit. Istilah yang paling sering digunakan dalam
industri yaitu soda kaustik. Soda kaustik apabila dilarutkan dalam air akan
menimbulkan reaksi eksotermis.
Dalam pembuatan pulp dan kertas NaOH berfungsi sebagai basa kuat
untuk mendegradasi lignin dengan cara hidrolisa dan melarutkan gugus gula
sederhana yang masih bersatu di dalam pulp.
Tabel 3.1 Sifat Fisika NaOH
NaOH
Berat molekul
Spesific gravity

Nilai
39,998 gr/mol
2,130

Titik leleh

318 0C

Titik didih

1390 0C

Kelarutan pada

299,6

200 C, gr/100 gr
air
Sumber : Earo Sjostrom, 1993.
Pembuatan kertas dari batang rosella kering memanfaat proses soda yaitu
meggunaakan larutan NaOH sebagai larutan pemasaknya. Proses soda merupakan
sistem pemasakan alkali yang menggunakan tekanan tinggi dan menambahkan
NaOH dengan perbandingan 4 : 1 dari kayu yang digunakan. Larutan yang
dihasilkan dipekatkan dengan cara penguapan. Proses alkali jarang dipergunakan
dibandingkan dengan proses sulfit, karena proses alkali lebih sulit memperoleh zat
kimia dari larutan pemasak.

3.2

Proses Pembuatan Pulp

Proses pembuatan pulp dari batang rosella kering sama dengan proses
pembuatan kertas pada umumnya.

Proses Pulping

Persiapan
Bahan Baku

Pembuburan
(Pulping)

Pencucian
(washing)

Proses
Pembuatan Kertas

Pembersihan

Penggilingan

Pencetakan

Pengepakan

Gambar 3.2 Blok Diagram Proses Pembuatan Pulp dan Kertas dari Batang
Rosella Kering
Proses dalam pembuatan kertas dari batang rosella kering adalah melalui
beberapa tahapan yaitu :
3.2.1 Persiapan Bahan Baku
Batang rosella kering dibersihkan dari pengotornya yaitu dengan
membersihkan daunnya hingga tersisa batang rosella kering yang telah bebas dari
daunnya kemudian dipotong kecil-kecil menjadi seperti chips. Chips dijemur di
bawah sinar matahari sampai kering. Kemudian dikeringkan yang kemudian
dipakai sebagai bahan baku pembuatan pulp.

3.2.2

Proses Pembuburan (Pulping)

Proses pembuatan bubur kertas (pulping) dari batang rosella kering


dilakukan secara kimia yaitu dengan proses soda. Dimana proses ini
menggunakan tekanan tinggi dengan menambahkan NaOH yang berfungsi
sebagai larutan pemasak. Bahan baku yang telah dihaluskan kemudian
ditambahkan dengan larutan pemasak berupa NaOH dengan konsentrasi yang
telah ditentukan. Campuran pulp yang belum jadi kemudian dimasak. Pemasakan
pada pulp dipengaruhi oleh waktu dan temperatur selama proses pemasakan
berlangsung.
3.2.3

Proses Pencucian (Washing)


Padatan (pulp) yang telah dimasak kemudian dipisahkan dari larutan

pemasak. Padatan dibilas sampai filtrat kelihatan jernih. Pencucian pulp secara
efisien sangat penting dilakukan untuk memastikan kebutuhan maksimal zat kimia
dalam proses pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh
pulp. Pencucian pulp bertujuan untuk menghilangkan materi yang tidak
diinginkan dalam pulp. Padatan pulp yang telah dicuci dari filtrat kemudian
dikeringkan. Selanjutnya padatan pulp ini siap untuk dianalisa kualitasnya.
3.3

Proses Pembuatan Kertas


Proses pembuataan lembaran kertas dari batang rosella kering dilakukan

melalui beberapa tahap diantaranya yang pertama yaitu lembaran pulp yang telah
jadi kemudian dibersihkan dan dihancurkan kembali serta digiling dengan
bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas serat sehingga memiliki daya tahan
yang kuat. Penggilingan juga bertujuan mengeluarkan sisa air dari lembaran pulp .
Kini hanya tinggal sedikit sekali molekul air yang ada. Tahap selanjutnya yaitu
pencetakan kertas yang kemudian dikeringkan. Cetakan kertas yang telah kering
tadi kemudian dipotong berdasarkan ketebalan yang diinginkan, dipotong
menjadi lembaran, dirapikan kemudian lembar kertas yang telah jadi dapat
digunakan.
(G.A smook, 1989).

BAB II
TUGAS KHUSUS
1.

Pope Reel Machine

Gambar 2.1 Pope Reel Machine

Gambar 2.2 Pope Reel Machine

Pope Reel Machine merupakan alat dalam pabrik kertas yang berfungsi
untuk menyediakan car untuk menggulung lembaran kertas yang sudah selesai
diproses menuju reel. Setelah kertas selesai digulung ke reel, kertas dikirim ke
winder di mana kertas dipotong menjadi gulungan yang lebih kecil lebarnya untuk
keperluan pengepakan. Pada pabrik kertas reel section biasa digunakan pada tahap
finishing setelah alat yaitu calender machine. Pada calender machine diberi
tekanan kepada kertas yang lewat melalui roll yang tujuannya untuk membuat
permukaan kertas menjadi halus dan mengkilap. Hal ini juga memberikan
ketebalan lebih seragam. Tekanan diterapkan ke web dengan rol menentukan akhir
dari kertas. Setelah melalui calender machine kertas telah mengandung kadar air
sekitar 6 % ( tergantung pada furnishnya) . Selanjutnya kertas yang telah melewati
calender section dikirim menuju Reel Section yang kemudian disimpan untuk
pemotong final dan pengepakan. Pada Reel Section ketahanan roll harus
diperhatikan dan disesuaikan untuk memastikan bahwa ketahanan dan kekuatan
roll layak untuk memproduksi produk yang diinginkan.
Tujuan utama dari Pope Reel Machine ini adalah untuk memproduksi
lembaran kertas secara terus-menerus dalam pabrik kertas. Dalam pembuatan
kertas dari batang rosella kering terdapat sedikit perbedaan dengan pembuatan
kertas dari bahan kayu (wood) secara umum. Hal ini dikarenakan pada batang
rosella kering mengandung serat selulosa yang lebih sedikit dibandingkan dengan
kayu (wood) secara umum. Sehingga masih jarang industri pabrik memilih batang
rosella kering sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas mereka.
Pop Reel Machine mempunyai gulungan yang hampir mirip dengan
Calender Machine. Pop Reel System dilengkapi Reel Drum yang berfungsi untuk
menggulungkan kertas yang selanjutnya akan dikirim menuju Winder. Prinsip
kerja Pop Reel Machine yaitu dengan berjalan secara continue untuk menjalankan
lembaran kertas menjadi gulungan. Pope Reel Machine juga dilengkapi dengan
Tail Trheading System yang berfungsi untuk mentransportasikan kertas setelah
melalui Calender Section menuju Pope Reel Machine.

BAB III
TUGAS KHUSUS
METODE PENYULINGAN MINYAK KAYU PUTIH
3.1

Metode Penyulingan
Proses untuk mendapatkan minyak atsiri secara umum dikenal dengan cara

menyuling atau destilasi terhadap tanaman penghasil minyak. Didunia industri,


metode destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan 3 cara, antara
lain :
1.

Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)

2.

Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)

3.

Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)


Penerapan penggunaan metode tersebut didasarkan atas

beberapapertimbangan seperti jenis bahan baku tanaman, karakteristik minyak,


proses difusi minyak dengan air panas, dekomposisi minyak akibat efek panas,
efisiensi produksi dan alasan nilai ekonomis serta efektifitas produksi.
3.1.1

Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)


Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan

baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel
penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel
dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan
campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung
dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan
separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa
digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati.
Meskipun demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan
sistem enfleurasi, bukan destilasi. Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat
dari bahan anti karat seperti stainless steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.

3.1.2

Penyulingan dengan Air dan Uap (Water and Steam Distillation)


Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem

kukus.Cara ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan
air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air. Cara
ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup
membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi.
Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang
keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar
meminimkan kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan
dalam aspek komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan
oleh karena terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan
proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat
panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam
Distillation).Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan
uap dan panas yang stabil oleh karena tekanan uap yang konstan.
3.1.3

Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)


Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun

apinamun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling


minyak.
Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam
boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi
bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan
kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang
sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk
bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak
dari sel tanaman, misalnya gaharu, cendana, dan lain-lain. Beberapa aspek penting
yang perlu diperhatikan pada proses destilasi antara lain :
a.

Bahan baku (Raw material)


Pilih bahan baku yang jelas mempunyai randemen minyak tinggi.

Pengukuran rendemen minyak dilakukan di laboratorium atau bisa


jugadilakukan sendiri dengan alat Stahl Distillation. Sebelum disuling bahan baku
harus dirajang dahulu untuk mempermudah keluarnya minyak yang berada di
ruang antar sel dalam jaringan tanaman. Tentukan juga perlakuan awal raw
material, apakah bahan basah, layu atau kering. Ini sangat penting karena setiap
bahan baku memerlukan penenangan yang berbeda. Sebagai contoh perlakuan
nilam sebaiknya dalam keadaan kering dengan kadar air antara 22-25%. Jika yang
masuk ketel adalah nilam basah membutuhkan waktu destilasilebih lama,
akibatnya cost produksi menjadi lebih besar.
b.

Alat Penyulingan
Untuk mendapatkan produk minyak atsiri yang berkualitas, gunakan alat

yang tidak bereaksi/menimbulkan kontaminasi terhadap produk minyak. Material


yang baik adalah dengan glass/pyrex dan stainless steel. Untuk material glass
hanya mampu untuk skala laboratorium, sedang skala industri biasa digunakan
stainless steel. Jenis material stainlees steel mulai dari yang paling bagus antara
lain :
1.

Material Pharmaceutical Grade (SUS 316)

2.

Material Food Grade (SUS 314)

3.

Material Mild Mild Steel Galvanized

4.

Material Mild Steel


Untuk keperluan destilasi minyak atsiri biasa digunakan material food

grade. Perlu diperhatikan juga penggunaan jacket ketel atau sekat kalor jika proses
penyulingan berada didaerah dingin seperti di pengunungan, ini dimaksudkan agar
mengurangi kehilangan kalor panas. Jangan lupa dipasang juga accessories
control dan safety device yang minimal berupa thermometer, manometer tekanan
(pressure gauge) dan safety valve untuk alat destilasi yang menggunakan boiler.
c.

Condensor (Pendingin)
Alat ini digunakan untuk kondensasi (mengembunkan) uap yangkeluar

dari ketel. Prinsip kerja alat adalah merubah fase uap menjadi fase cair karena
pertukaran kalor pada pipa pendingin. Pada alat berskala laboratorium bisa
menggunakan condensor lurus (liebig), sedang untukskala industri harus

menggunakan kondensor yang lebih besar. Kondensor untuk skala produksi


berbahan stainless dalam bentuk pipa spiral agar kontak dengan air pendingin
lebih lama dan area perpindahan kalor juga lebih panjang.
d.

Separator (Pemisah Minyak)


Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak atsiri dengan air berdasarkan

perbedaan berat jenis. Separator untuk alat suling sistem kukus kohobasi tersedia
2 macam yaitu untuk minyak dengan density (massa jenis) rendah dan minyak
densitas tinggi.
e.

Receiver Tank (Tangki Penampung)


Digunakan untuk menampung minyak atsiri, bisa dari bahan glassatau

stainless steel. Untuk bahan glass, gunakan botol gelap agar minyak terhindar dari
masuknya sinar matahari langsung sehingga tidak menurunkan grade minyak
3.2

Metode Penyulingan Minyak Kayu Putih


Proses penyulingan minyak kayu putih ini terbagi dalam 3 tahap, yaitu:

1.

Pembuatan Uap
Alat-alat yang digunakan pada pembuatan uap sebagai penyuplai uap

panas antara lain:


a)

Boiler
Berfungsi untuk memproduksi uap yang akan digunakan
untukmendestilasi minyak kayu putih dari daun kayu putih pada bak daun
yang dihasilkan air yang berasal dari water softener yang dimasukkan ke
dalam boiler dengan pompa.

b)

Ruang Bakar
Berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar dari daun bekasmasak
kayu putih (bricket) dan sebagai tempat pemanasan air awal yang
dihubungkan dengan boiler. Konstruksi dinding api dari pipa-pipa uap
yang melengkung dan menjadi satu di atas dengan pipa uap diameter 10
dan digabungkan dengan uap yang terbentuk di boiler. Lantai ruang bakar
terbuat dari semen tahan api dan berlubang-lubang untuk pemasukan udara
segar dari luar yang dihisap oleh exhaust fan.

c)

Exhaust Fan berfungsi menghisap udara panas yang telah dipakai untuk
memanasi ruang bakar dari ketel uap dan memasukkan udara segar ke
dalam ruang bakar untuk kemudian dihembuskan ke cyclon.

d)

Cyclon berfungsi memisahkan debu yang terhisap dari boiler oleh exhaust
fan agar tidak keluar ke udara bebas.

e)

Chimney berfungsi mengalirkan asap pembakaran ke udara. Sedangkan


untuk pengumpan air digunakan alat-alat sebagai berikut.

f)

Pompa feeding water berfungsi memompa air untuk masuk ke dalam


boiler secara otomatis tangki air umpan yang telah dilunakkan dalam
tangki water softener

g)

Water softener berfungsi melunakkan air yang masuk ke dalam boiler dari
kadar kapur, agar tidak mudah membentuk lapisan kapur yang menempel
di bagian dalam boiler.

h)

Feed pump water softener berfungsi memompa air yang akan dilakukan ke
dalam water softener dari bak air.

i)

Feed tank berfungsi menyimpan air yang sudah dilewatkan water softener
dan sudah lunak untuk dipompa masuk ke dalam boiler.

2.

Penguapan Daun
Alat-alat yang digunakan pada penguapan atau pemasakan daun adalah

sebagai berikut
(a)

Bak Daun berfungsi sebagai wadah untuk keranjang yang berisi daun kayu
putih yang akan diberi uap panas dari ketel uap. Kapasitas bak adalah
1.500 kg. Jumlah bak daun di pabrik ini ada 2 unit.

b)

Keranjang Daun berfungsi untuk tempat daun kayu putih yang akan
dimasak / diuapi dalam bak daun, sehingga mudah untuk dimasukkan dan
dikeluarkan. Kapasitas keranjang adalah 1.250 kg daun kayu putih.
Jumlahnya 2 unit.

c)

Hoist Crane berfungsi untuk memasukkan dan mengangkat keranjang


daun dari bak daun yang akan dan telah selesai dimasak. Kapasitas daya
angkat 1 ton, sedang jumlahnya 1 buah.

3.

Pendinginan dan Pemisahan Minyak dengan Air


Alat-alat yang digunakan pada proses pendinginan uap minyakdaun kayu

putih, antara lain adalah:


a.

Condensor
Berfungsi mengembunkan uap minyak air dan uap air yang keluar dari
ketel uap untuk dijadikan cairan dengan cara didinginkan.

b.

Pompa air condenser


Berfungsi memompa air pendingin dari bak air pendingin untuk dipompa
masuk ke dalam condensor dan keluar lagi menuji cooling tower.

c.

Cooling tower berfungsi mendinginkan air dari bak air yang akan dialirkan
melalui condensor, dari suhu 1040F (400C) menjadi 920F (330C).
Sedangkan untuk memisahkan air dengan minyak kayu putih, alat-alat
yang digunakan adalah sebagai berikut:

1.

Separator berfungsi memisahkan minyak kayu putih dari air yang keluar
bersamaan dari kondensor dengan menggunakan sistem gravitasi. Air akan
keluar dari bagian bawah dan langsung dibuang ke sungai, sedangkan
minyak kayu putih akan keluar bagian atas. Proses pemisahan ini dikontrol
melalui kaca pengamat.

2.

Tangki penampung minyak kayu putih berfungsi menampung minyak


kayu putih dari separator. Kapasitas 200 liter

DAFTAR PUSTAKA
Azhary H. Surest dan Dodi Satriawan. 2010. Pembuatan Pulp Dari Batang
Rosella Dengan Proses Soda. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
Smook, G. A. 1989. Handbook for Pulp & Paper Technologist Edisi Keenam.
New York.

Anda mungkin juga menyukai