Laporan PMKP Ke Pemilik PDF
Laporan PMKP Ke Pemilik PDF
SOEMARNO SOSROATMODJO
2017
KABUPATEN KAPUAS
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmatnya
penyusunan Laporan program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien tahun 2017 ini dapat
disusun dan diselesaikan tepat waktu sehingga dapat dilaporkan kepada pemilik rumah sakit
umum daerah dr H Soemarno Sosroatmodjo Kabupaten Kapuas.
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dilakukan berdasarkan tersedianya data,
penggunaan data secara efektif dapat dilakukan secara evidence-based praktek klinik dan
evidence-based management, berhubung sebagian besar rumah sakit mempunyai sumber daya
terbatas, maka rumah sakit tidak dapat mengumpulkan data untuk semua hal yang diinginkan.
Jadi rumah sakit memilih proses dan hasil out come praktik klinik dan manajemen yang harus
dinilai atau diukur dengan mengacu pada misi rumah sakit, kebutuhan pasien dan jenis
pelayanan. Penilaian sering terfokus pada proses yang berimplikasi resiko tinggi, diberikan dalam
volume besar atau cenderung menimbulkan masalah. Pimpinan rumah sakit memiliki peranan
kunci untuk memastikan rencana mutu dan keselamatan pasien membentuk budaya organisasi
rumah sakit dan memberi dampak pada setiap aspek kegiatan berupa Standar Pelayanan
Minimal dan pencapaiannya sesuai indikator yang dipergunakan di setiap unit pelayanan di
Rumah Sakit dr. H. Soemarno Sosroadmodjo Kapuas.
Dengan tersusunnya Laporan program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien ini,
kami mengucapkan terima kasih kepada tim yang telah membantu terselesaikannya laporan ini
sehingga dapat dipergunakan untuk pendekatan sistemik dalam hal aplikasi proses dan
pengetahuan yang seragam dalam melaksanakan semua kegiatan mutu dan keselamatan pasien
rumah sakit.
Penyusun
Tim PMKP
2
LAPORAN PROGRAM KEGIATAN
PENINGKATAN MUTU & KESELAMATAN PASIEN
I. PENDAHULUAN
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.Pelayanan
Rumah Sakit ikut bertanggung jawab dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat dengan
meningkatkan mutu pelayanan yang menjadi prioritas utama di pelayanan Rumah Sakit.
Perkembangan IPTEK Kedokteran yang semakin pesat dimana pelayanan spesialistik
dan subspesialistik cenderung semakin berkembang, selain itu dengan semakin meningkatnya
pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat maka sistem nilai dan orientasi dalam
masyarakat mulai berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan yang lebih baik,
lebih ramah, dan lebih bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Maka Rumah Sakit secara
bertahap perlu terus meningkatkan mutu agar dapat memberi kepuasan terhadap pasien,
keluarga maupun masyarakat.
Upaya – upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan RSUD dr H. Soemarno
Sosroatmodjo sebenarnya sudah dilaksanakan namun dalam pelaksanaannya masih ditemukan
kendala, sehingga dibutuhkan evaluasi program peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang
telah dilakukan.
III. TUJUAN
3
IV. Kegiatan
1. Mengumpulkan Data
a. Indikator Area Klinis
b. Indikator Area Management
c. Sasaran Keselamatan Pasien
d. Kejadian Tidak Diharapkan
2. Clinical Pathway
3. Panduan Praktik Klinik
4. Pengelolaan Risiko Insiden Keselamatan Pasien
5. RCA Pasien Jatuh
6. RCA Sentinel Event
7. HFMEA
V. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pengumpulan Data
a. Indikator Area Klinis (IAK)
No Indikator
1 Angka Perawatan Ulang
2 Bayi Baru Lahir yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif selama rawat inap
3 Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
4 Infeksi Daerah Operasi
5 Infeksi Saluran Kemih (ISK)
6 Insiden Keamanan Obat yang perlu diwaspadai
7 Insiden Kesalahan Setting Ventilator
8 Insiden Vagal Reflex pada pemasangan ET
9 Kejadian Decubitus selama masa perawatan
10 Kejadian Pasien Jatuh
11 Kejadian reaksi transfusi
12 Kejadian tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi baru lahir
13 Kelengkapan Asesmen Medis dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk rawat
inap
14 Kematian ibu melahirkan karena eklampsi
15 Kematian ibu melahirkan karena perdarahan
16 Kesalahan diit pasien
17 Keterlambatan operasi section caesarea
18 Keterlambatan penyediaan darah
19 Ketidakmampuan menangani BBLR 1500-2500gr
20 Ketidakpatuhan pendokumentasian asesmen nyeri
21 Ketidakpatuhan pendokumentasian asesmen nyeri secara kontinyu di status
pasien
22 Ketidaktepatan identifikasi pasien
23 Operasi ulang dengan diagnosa sama dan atau komplikasinya
24 Pasien asma anaky yang tidak menerima bronkodilator selama masa rawat inap
4
25 Pasien IMA yang tidak mendapatkan terapi aspirin (anti trombotik) dalam waktu
24 jam sejak datang ke rumah sakit
26 Pasien pulang atas permintaan sendiri
27 Pasien stroke ischemic yang tidak mendapatkan terapi anti trombotik pada saat
KRS
28 Pasien stroke yang tidak mendapatkan edukasi selama masa perawatan di rumah
sakit
29 Pasien yang kembali ke ICU dengan kasus yang sama < 72 jam
30 Penolakan ekspertise
31 Pneumonia akibat pemakaian ventilator (VAP)
32 Sepsis
33 Sisa makan siang non diit
34 Tidak melaporkan hasil kritis
5
ISKP 4 Kepastian tepat lokasi, Kepatuhan membuat marking atau
tepat prosedur, tepat tanda pada sisi lokasi operasi berupa
pasien operasi garis lurus dengan spidol hitam
permanen oleh dokter pembedah
ISKP 5 Pengurangan risiko Kepatuhan perawat dalam melakukan
infeksi terkait kebersihan tangan dengan metode
pelayanan kesehatan enam langkah standar WHO dan five
moment
ISKP 6 Pengurangan risiko Kepatuhan perawat dalam mengkaji
jatuh risiko tinggi jatuh dalam 24 jam setelah
pasien masuk rawat inap
.
VI. Evaluasi Capaian Indikator Area Klinis, Indikator Area Maanagement dan Sasaran
Keselamatan Pasien RSUD dr H Soemarno Sosroatmodjo Kabupaten Kapuas
800
600 487
400
200
4 33 14
0
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III
6
IAK 2. Waktu Tunggu Hasil Laboratorium Rawat Jalan
1800
1638
1600
1400
1200 1145 1129
1000
800
600
400
200 140 140 140
0
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3
Capaian Standar
7
IAK 3. Waktu Tunggu Pelayanan Rontgen
Capaian Standar
8
IAK 4 Surgical Ceklist
80
60
40
20
0 0 0
0
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3
9
IAK 5. Penulisan Resep
Aspilet CPG
10
PENULISAN RESEP OBAT NON FORMULARIUM
60
51
50
40
30
24
20 17
10
0
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3
Jumlah
11
JUMLAH PENGGUNAAN ANTIBIOTIK RAWAT INAP
9000 8444
8000
7000
6000
5160
5000
4000
3000
2000
1000
0
0
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3
Jumlah
IAK 6
IAK 7
12
IAK 8. Reaksi Transfusi Darah
80 77
70
60 57
50
40
30 27
20
10
1 0 0
0
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III
YA TIDAK
Non Bedah Lengkap Non Bedah Tidak Lengkap Bedah Lengkap Bedah Tidak Lengkap
13
Plan Do Study Action
Mengupayakan Komite Medik, Case Capaian angka bedah ti 1. Rekam medik
capaian manager dan triwulan 2 tertinggi Supervisi ke ruang
target angka Kepala Ruangan sebesar 46,69 walaupun rawat inap untuk
kelengkapan menghimbau Dokter terjadi penurunan di melakukan evaluasi
diagnosis awal IGD dan DPJP triwulan ke 3 sebesar rutin
medis 100% melengkapi diagnosis 29,29 2. Melakukan rapat
awal medis dalam koordinasi
waktu 24 jam BAIK mengenai
Bedah dan non kelengkapan berkas
bedah secara terus
menerus.
3. Melaporkan hasil
capaian oleh panitia
mutu ke direktur
IAK 10 Phlebitis
Angka Phlebitis
8 7.4
7.04
7
6 5.7
0
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3
Angka
14
Plan Do Study Action
Mengupayakan tidak ada 1. Meningkatkan Angka Phlebitis 1. Meningkatkan kepatuhan
kejadian Phlebitis kepatuhan menurun walaupun terhadap SOP
terhadap SOP belum signifikan pemasangan infuse
pemasangan 2. Kepatuhan cuci tangan
infuse 3. Mengusulkan pengadaan
2. Kepatuhan cuci iv cateter sesuai standar
tangan 4. Pemberian tanggal dan
3. Mengusulkan jam pada dressing
pengadaan iv 5. Penggantian infuse tiap
cateter sesuai 3 hari
standar 6. Usulan memperbaiki
4. Pemberian tanggal penerangan di UGD
dan jam pada 7. Mengusulkan siring fum
dressing dan mengganti infus set
5. Penggantian infuse dengan tri way
tiap 3 hari
6. Usulan
memperbaiki
penerangan di
UGD
15
JCI Library IAK
500
400
300
227
200
100
2 2 0
0
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III
YA TIDAK
2017
90%
80%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
20%
10%
0%
Ketersediaan Tidak Tersedia
2017
16
Plan Do Study Action
Ketersediaan obat Melakukan koordinasi ke Kekosongan obat 20% 1. Koordinasi dengan
akibat kekosongan di BPF dan PBJS direktur dan keuangan
BPF diakibatkan untuk mengatasi
keterlambatan kekosongan obat
pembayaran 2. Koordinasi dengan
sehingga vendor tidak DPJP untuk
mengirim obat menggunakan obat
yang tersedia di
formularium
3. Koordinasi dengan
pembayaran BPJS
Waktu Laporan
120%
80%
60%
40%
20%
0%
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3
Capaian
17
IAM 3 Kalibrasi Alat Medis
Tahun 2017
70
63
60
50
40
30 27
20
10
0
Jumlah jenis alat Jumlah Alat di Kalibrasi
Tahun 2017
18
IAM 4 Manajemen Penggunaan Sumber Daya
IAM 5 Angka Kebutuhan Linen rawat inap di RSUD dr. H. Soemarno S, Oktober 2017
450
419
400
350
300
250
217
200 206
200 205 205 JUMLAH
187
180
150 147 154 BAIK
126
100 101 106 107 105
99
RUSAK
89 80
70 73 74
50 51
50 51 56 58
43
27 28
23 19
7 17 12 17 9
0 6 6 0 0
19
IAM 6 Harapan dan kepuasan staf
ASTHMA 5
HERNIA 7
CKD 8
DHF 9
TB PARU 11
SNH 16 Jumlah
CHF 16
DIABETES MELLITUS 19
PNEUMONIA 24
DIARE 52
0 10 20 30 40 50 60
Cost Recovery
80%
70% 67%
60%
50%
40%
40%
30%
20%
10%
0%
September
Capaian Standar
20
Plan Do Study Action
Mengupayakan 1. Meningkatkan Capaian target Cost 1. Mempertahankan
capaian target Cost kinerja pelayanan Recovery Kumulatif capaian
Recovery sebesar 2. Meningkatkan sampai dengan bulan 2. Meningkatkan standar
40 % kinerja pegawai September sebesar capaian target menjadi
3. Meningkatkan 67% 50%
promosi rumah 3. Melakukan efisiensi
sakit pembiayaan di semua
4. Pelatihan service unit rumah sakit
excellent 4. Melakukan
5. Meningkatkan penambahan tempat
kompetensi tidur untuk menaikan
pegawai pendapatan
6. Melengkapi jenis
pelayanan
7. Melengkapi sarana
dan prasarana jenis
pelayanan
Angka
102%
100%
100%
98%
98%
96%
94%
92%
90%
88%
88%
86%
84%
82%
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3
Angka
21
ISKP 2 Kepatuhan Petugas Medis melaporkan Nilai Kritis
6
5 5
5
4
3
3
0
Oktober Nopember
22
ISKP 4 Kepastian prosedur
Site Marking
100 92.7
87.8
90 82.2
80
70
60
50
40
30
17.8
20 12.2
7.3
10
0
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3
Ya Tidak
Kepatuhan
No Moment terhadap
Moment
1 Sebelum Kontak Px 74%
2 Sebelum Tind. Aseptik 91%
3 Setelah kontak Px 84%
Setelah kontak cairan
4 tubuh 97%
5 setelah kontak lingk 73%
sebelum/sesudah srg
6 tangan 58%
Kepatuhan Cuci tangan 78%
23
KEPATUHAN CUCI TANGAN TENAKES
BERDASARKAN MOMENT CUCI TANGAN
120%
97%
100% 91%
84%
74% 78%
80% 73%
Axis Title
58%
60%
40%
20%
0%
Setelah
Sebelum setelah sebelum/s Kepatuhan
Sebelum Setelah kontak
Tind. kontak esudah srg Cuci
Kontak Px kontak Px cairan
Aseptik lingk tangan tangan
tubuh
KEPATUHAN 74% 91% 84% 97% 73% 58% 78%
Kepatuhan
No Ruangan Cuci
Tangan
1 cempaka 96%
2 Perinatologi 82%
3 ICU 72%
4 IGD 17%
5 Kenanga 61%
6 ponek 100%
7 Hemodialisa 61%
8 Dahlia 100%
9 Isolasi 98%
10 Anggrek 67%
11 Mawar 75%
24
120%
96% 100% 100% 98%
100%
82%
80% 72% 75%
67%
61% 61%
60%
40%
17%
20%
0%
Keterangan : Dari data grafik diatas di dapatkan hasil kepatuhan cuci tangan tertinggi
ada diruang ponek dan dahlia 100%.dan terendah di Igd. Dari hasil
monitoring masih banyak perawat dan dokter yang menggunakan cincin
pada saat melakukan pelayanan.
25
Keterangan : Dari tabel diatas kepatuhan tertinggi ada di dokter spesialis 88%,
kepatuhan perawat bidan 82 % dan kepatuhan terendah ada di dokter
umum hanya 13 %.
Peralatan cuci tangan yang tersedia adalah wastapel, air mengalir lancar,
stiker cuci tangan masih tampak baik, pada saat pengamatan tanggal 24
maret- 02 April 2017 cairan handraf kosong. Tisue untuk cuci tangan
tidak tersedia. Sabun cuci tangan tersedia tetapi menurut ruangan
tebatas hanya mendapatkan dua isi ulang ukuran 250 CC, sedangkan
kebutuhan satu bulan minimal 5 bungkus ukuran 250 cc.
Kepatuhan
No Ruangan Cuci
Tangan
1 cempaka 73%
2 Perinatologi 82%
3 ICU 72%
4 IGD 17%
5 Kenanga 61%
6 ponek 100%
7 Hemodialisa 61%
8 Dahlia 100%
9 Isolasi 88%
10 Anggrek 67%
11 Mawar 75%
26
Kepatuhan Cuci Tangan
120%
100% 100%
100% 88%
82%
73% 72% 75%
80% 67%
61% 61%
60%
40%
17%
20%
0%
Keterangan : Dari data grafik diatas di dapatkan hasil kepatuhan cuci tangan tertinggi
ada diruang ponek dan dahlia 100%. Dan terendah di Igd 17 %. Dari hasil
monitoring masih banyak perawat dan dokter yang menggunakan cincin
pada saat melakukan pelayanan.
27
persentase kepatuhan cuci tangan berdasarkan profesi tenakes
terhadap five moment
120%
Keterangan : Dari tabel diatas kepatuhan tertinggi ada di mahasiswa Akper 100%,
dokter spesialis 89 %,kepatuhan perawat bidan 80 % dan kepatuhan
terendah ada di dokter umum hanya 23 %.
Peralatan cuci tangan yang tersedia adalah wastapel, air mengalir lancar,
stiker cuci tangan masih tampak baik, pada saat pengamatan tanggal 26
juni- 02 juli 2017 cairan handraf kosong. Tisue untuk cuci tangan tidak
tersedia. Sabun cuci tangan tersedia tetapi menurut ruangan tebatas
hanya mendapatkan dua isi ulang ukuran 250 CC, sedangkan kebutuhan
satu bulan minimal 5 bungkus ukuran 250 cc.
Hasil monitoring cuci tangan triwulan ketiga tahun 2017 pada ruangan rawat inap adalah
sebagai berikut
Kebersihan
Ruangan
No Tangan
1 ponek 86%
2 IGD 29%
3 dahlia 71%
4 kenanga 29%
5 perinatologi 71%
6 VK 71%
7 Cempaka 71%
8 Hemodialisa 57%
9 Isolasi 71%
28
10 Teratai 57%
11 Mawar 71%
12 ICU 86%
13 VIP 43%
14 Anggrek 14%
Cempaka
ponek
Mawar
ICU
dahlia
Anggrek
Hemodialisa
IGD
Isolasi
Teratai
perinatologi
kenanga
VIP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Keterangan :
Hal yang dinilai adalah :
1. Ketersediaan handrub
2. Ketersediaan sabun cuci tangan
3. Tanggal buka label BHP HH
4. Ketersediaan tissue pengering
5. Tidak ada handuk tergantung di ruangan
6. Semua wastafel berfungsi dengan baik
7. Ketepatan HH petugas.
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa dari tujuh penilaian kebersihan tangan yang
tertinggi di triwulan ke tiga ini ada di ruang ponek dan Icu 86 % dan yang terendah di
ruang Anggrek 14 %.
29
Persentase Kepatuhan Cuci Tangan Tenakes Berdasarkan Kesempatan Cuci Tangan
Pada Bulan September 2017
setelah
Sebelum Sebelum setelah setelah sebelum/sesudah
kontak Total
responden kontak tindakan kontak kontak memakai sarung
cairan kepatuhan
pasien aseptik pasien lingkungan tangan
tubuh
55% 76% 71% 95% 70% 38% 67%
setelah
Sebelum Sebelum setelah setelah sebelum/sesudah
kontak Total
responden kontak tindakan kontak kontak memakai sarung
cairan kepatuhan
pasien aseptik pasien lingkungan tangan
tubuh
dokter
spesialis 73% 33% 81% 100% 96% 60% 80%
dokter
umum 10% 0% 10% 0% 0% 0% 7%
perawat/
bidan 52% 79% 73% 93% 51% 36% 64%
Cs 0% 0% 50% 100% 87% 0% 88%
admin 0% 0% 50% 0% 87% 0% 88%
30
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40% dokter spesialis
30% dokter umum
20%
10% perawat/ bidan
0%
cs
admin
Keterangan :
Berdasarkan grafik diatas kepatuhan cuci tangan tenaga kesehatan tertinggi pada
dokter spesialis 80 %, perawat/ bidan 64 % dan terendah dokter umum 7 %.
Angka
30% 28%
26%
25%
20%
20%
15%
10%
5%
0%
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3
Angka
31
Evaluasi Kejadian Tidak Diharapkan
IADP
293
300
246
250
200
150
100
50 36
0 4 1
0
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III
YA TIDAK
ISK
501
500 459
400
300
200
100
38
2 9 7
0
TRIWULAN I TRIWUILAN II TRIWULAN III
YA TIDAK
32
Kesalahan Ventilator
14
12
12
10
2
0 0 0 0
0
TRIWULAN 1 TRIWULAN II TRIWULAN III
YA TIDAK
Angka IDO
0.3
0.27
0.25
0.2 0.19
0.15
0.1 0.08
0.05
0
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3
Angka
33
DECUBITUS
500
400
300
200 170
100
1 5 0
0
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III
YA TIDAK
34
45
40
35 PLEBITIS
30
25 IDO
20 ISK
15
10 DEKUBITUS
5 VAP
0
HAP
IADP
Keterangan :
Berdasarkan table dan grafik diatas angka phlebitis tertinggi pada bulan april 2017
adalah diruang isolasi dengan angka 41.6 ‰ dan yang terendah diruang Anggrek
4.2‰, sedangkan diruang Icu, vk bersalin, HD,dan ruang Vip, ruang cempaka tidak
ada angka kejadian. Untuk angka kejadia infeksi daerah operasi ada diruang cempaka
2.5 % . Untuk angka kejadian Isk, dekubitus,Vap, Hap,dan IADP tidak ditemukan di
bulan April 2017.
35
60
50
PLEBITIS
40
IDO
30
ISK
20 DEKUBITUS
10 VAP
0 HAP
IADP
Keterangan :
Berdasarkan table dan grafik diatas angka Plebitis tertinggi pada bulan mei 2017
adalah diruang perinatologi dengan Angka 48.7 ‰ dan terendah di ruang Teratai
dengan angka 1.7 ‰, untuk ruang Icu,anggrek, mawar,ruang melati,ruang kenanga,
ruang cempaka, dan HD tidak ada angka kejadian plebitis. Untuk angka kejadian
Infeksi Daerah Operasi ada dipoli Obgyn dengan angka 1 %.Untuk angka kejadian
ISK ,dekubitus, Vap, Hap dan IADP tidak ditemukan pada bulan April 2017.
36
30
25
20 PLEBITIS
IDO
15
ISK
10 DEKUBITUS
5 VAP
HAP
0
IADP
Keterangan :
Berdasarkan table dan grafik diatas angka kejadian plebitis tertinggi pada bulan Juni
2017 diruang isolasi dengan angka 27.7 ‰ dan angka terendah di ruang mawar
dengan angka 9.2 ‰. Untuk ruang melati, ruang cempaka, ruang teratai dan HD, ruang
cempaka dan kenanga tidak ada kejadian angka plebitis. Untuk angka kejadian
Dekubitus , Ido, Vap, Hap, Iadp tidak ditemukan pada bulan juni 2017.
37
25
20
15 PLEBITIS
IDO
10
ISK
5
DEKUBITUS
0 VAP
MAWAR
TERATAI
PERINATOLOGI
CEMPAKA
ISOLASI
HD
POLI BEDAH
POLI OBGYN
ICU
VIP
ANGGREK
VK BERSALIN
KENANGA
DAHLIA
HAP
IADP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Keterangan :
Berdasarkan grafik diatas angka Plebitis tertinggi pada bulan Juli 2017 adalah di ruang
perinatologi dengan angka 20‰ dan yang terendah adalah ruang anggrek dengan
angka 4.9 ‰. Sedangkan Angka IDO ada di poli Obgyn 2.5 %, untuk ISK, Pneumonia ,
dan IADP tidak ditemukan pada bulan juli 2017.
38
45
40
35
30
PLEBITIS
25
20 IDO
15 ISK
10
DEKUBITUS
5
0 MAWAR VAP
TERATAI
CEMPAKA
ISOLASI
PERINATOLOGI
HD
POLI BEDAH
POLI OBGYN
ICU
VIP
ANGGREK
VK BERSALIN
KENANGA
DAHLIA
HAP
IADP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Keterangan :
Berdasarkan grafik diatas angka Plebitis tertinggi pada bulan Agustus 2017 adalah di
ruangan Anggrek dengan angka 39 ‰ dan yang terendah adalah ruangan Dahlia
dengan angka 4.7 ‰. Sedangkan di ruang Icu, Vip, Mawar, Anggrek dan Teratai tidak
ada kejadian phlebitis. Angka IDO ada di poli Obgyn dengan angka 2.5 %, ISK,
Pneumonia dan IADP tidak ditemukan pada bulan Agustus 2017.
39
70
60
50 PLEBITIS
40 IDO
30
ISK
20
DEKUBITUS
10
VAP
0
HAP
PERINATOLOGI
TERATAI
ANGGREK
ISOLASI
DAHLIA
MAWAR
CEMPAKA
HD
POLI BEDAH
POLI OBGYN
ICU
VIP
KENANGA
VK BERSALIN
IADP
Keterangan :
Berdasarkan grafik diatas angka Plebitis tertinggi pada bulan September 2017 adalah di
ruangan Isolasi dengan angka 62.5 ‰ dan yang terendah adalah ruangan Cempaka
dengan angka 4.3 ‰. Diruang Icu, Vip, Mawar, Anggrek,Teratai, Vk dan perinatologi tidak
ada phlebitis. Angka IDO ada di poli Obgyn 3.1 %, sedangkan diruangn lain tidak
ditemukan infeksi daerah operasi. ISK, Pneumonia dan IADP tidak ditemukan pada bulan
Desember 2017
250
200
150
100
50
0
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III
YA TIDAK
40
VII. KESIMPULAN
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Monitoring evaluasi dan PDSA,
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum Daerah dr. H Soemarno
Sosroatmodjo Kabupaten Kapuas dapat disusun untuk menjawab tantangan
Pembangunan kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
yang semakin kompleks dan terus berkembang sesuai kemajuan dunia kesehatan.
Monitoring PMKP ini diharapkan digunakan sebagai acuan dalam perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian upaya Peningkatan Mutu Pelayanan dan keselamatan pasien
.Pencapaian indikator Area Klinis (IAK), Indikator Area Manajemen (IAM) dan Indikator
Sasaran Keselamatan Pasien (ISKP) ini dilakukan sedemikian rupa sehingga hasil
pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan Evaluasi program ini telah
dilakukan agar dapat diketahui adanya kendala – kendala dalam pelaksanaannya agar
dapat diambil langkah – langkah tindak lanjutnya dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan di rumah sakit
Kepada semua pihak yang terlibat dalam Monitoring dan evaluasi Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien ini disampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Tentunya Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien bermanfaat jika dapat
berpengaruh terhadap keselamatan pasien, keluarga dan karyawan. ini dapat
dilaksanakan dan mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan dedikasi yang tinggi dan
kerja keras dari segenap unit kerja. Penerapan nilai-nilai yang dianut dan dijunjung tinggi
oleh setiap rumah sakit dalam pemenuhan akreditasi yang paripurna diharapkan dapat
memacu semangat dan memberikan pelayanan yang terbaik tentunya oleh dukungan
pemilik rumah sakit yakni dukungan Pemerintah daerah.
Demikian laporan Monitoring dan evaluasi Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien ini kami ucapkan terimakasih
Penyusun
KOMITE PMKP
41