Konjugasi merupakan suatu proses transfer informasi genetik satut arah yang terjadi
melalui kontak sel langsung antara suatu sel bakteri donor dan suatu sel bakteri resipien. Sel
bakteri donor dipandang sebagai sel berkelamin jantan sedangkan sel resipien sebagai sel
berkelamin betina. Konjugasi juga diartikan sebagai fusi temporer dua organisme sel tunggal
dalam rangka transfer seksual materi genetik. Konjugasi merupakan suatu peristiwa selain
transformasi dan transduksi yang menyebabkan terjadinya rekombinasi pada bakteri. Berikut
perbedaan diantara rekombinasi pada bakteri.
Kriteria
Proses Rekombinasi
Dibutuhkan kontak sel Sensitif terhadap DNAse
Transformasi Tidak Ya
Transduksi Tidak Tidak
Konjugasi Ya Tidak
Konjugasi pada bakteri ditemukan pada E.coli yang berbeda kebutuhan nutrisinya,
yaitu strain A dengan genotip met bio thr+ leu+ thi+ dan strain B dengan genotip met+ bio+ thr
leu thi. Strain dengan gen mutan membutuhkan nutrisi dalam medium agar tetap hidup
sedangkan strain wild type tidak membutuhkan nutrisi dalam medium. Strain yang
menbutuhkan tambahan nutrisi disebut auxotroph sedangkan strain wild type tergolong
prototroph. Suatu percobaan Lederberg dan Tatum dengan mencampurkan kedua strain pada
sebuah medium dan setiap strain ditumbuhkan pada mediumnya sendiri sebagai kontrol.
Hasilnya, pada strain yang dikultur secara terpisah tidak ditemukan adanya koloni namun
pada kultur campuran kedua strain terdapat beberapa koloni yang tumbuh. Hal ini
membuktikan bahwa koloni tersebut mampu mensintesis nutrisi yang tidak tersedia pada
medium. Kemudian terdapat adanya pertukaran materi genetik yang bukan tergolong mutasi,
sebagai peristiwa rekombinasi. Peristiwa ini menyebabkan sebagian sel auxotroph berubah
menjadi prototroph.
Rekombinasi dapat terjadi karena adanya konjugasi, seperti percobaan Bernard yang
menggunakan perangkat tabung U berisi medium cair yang memiliki bakteri strain A dan B,
dan terpisah oleh suatu filter berpori yang hanya dapat dilewati oleh medium cair. Saat kedua
strain dikultur secara terpisah, tidak ditemukan adanya koloni bakteri. Dapat disimpulkan
bahwa dibutuhkan kontak antar sel agar terjadi perubahan materi genetik.
Saat konjugasi berlangsung, terjadi transfer DNA dari sel pendonor ke sel resipien
melewati suatu tabung antar sel khusus yang disebut tabung konjugasi. Sel bakteri sebagai
pendonor memiliki karakteristik pembeda berupa adanya juluran tambahan serupa rambut di
permukaan sel yang disebut sebagai F pili, yang dikontol oleh 9 gen pada kromosom mini
atau F factor atau plasmid F. Dalam sel bakteri, faktor F dapat berintegrasi dengan kromosom
inang melalui replikasi bersama bagian kromosom inang ataupun tidak berintegrasi dengan
replikasi otonom.
Faktor F1
Terlepasnya faktor F dari kromosom inang berlangsung tidak tepat dengan ukurannya
sehingga faktor yang terlepas dapat mengandung sebagian kecil kromosom inang yang
letaknya berdekatan dengan faktor F saat integrasi. Fenomena ini merupakan sebab
terbentuknya faktor F1, yang merupakan faktor F yang mengandung sebagian kromosom
bakteri atau gen bakteri. Sebagai contoh kromosom strain E.coli yang diinsersi oleh faktor F
pada tapak yang langsung berbatasan dengan lac+. Jika pada proses pemisahan faktor F
kromosom bakteri tersebut melipat dan melengkung keluar tidak tepat, maka gen daerah lac+
dapat tercakup. Sel yang memiliki faktor F1 dapat tetap berkonjugasi dengan sel F- karena
seluruh fungsi faktor F tetap ada.
Percobaan Konjugasi yang Terputus dari E. Wollman dan F. Jacob
Transfer gen melalui konjugasi antara strain E. coli Hfr H dengan strain strs, thr+,
leu+, azir, tonr, lac+, gal+ dan F- dengan strain strr, thr, leu, azis, tons, lac, gal. Gen thr dan leu
berperan dalam sintesis asam amino threonin dan leusin, pasangan alel strs/strr, azir/azis, tonr/
tons mengontrol antibiotik streptomisin, fag T1 dan sodium azida, serta pasangan alel lac+/lac
dan gal+/gal berperan dalam laktose dan galaktose.
Setelah kedua sel dicampur dalam medium dan konjugasi, sampel diambil dan diaduk
kuat kuat untuk memutuskan tabung konjugasi dan memisahkan sel untuk dianalisis lamanya
waktu yang dibutuhkan gen sel donor memasuki sel resipien. Sel yang terpisah diletakkan
dalam medium antibiotik streptomisin (tidak mengandung threonin dan leusin). Sel yang
tumbuh merupakan sel rekombinan. Sel strain Hfr H akan mati terbunuh streptomisin dan F-
tidak tumbuh karena tidak ada threonin dan leusin. Hasil percobaan menunjukkan gen thr+,
leu+ adalah gen yang masuk pertama kali dalam sel resipien dengan sekitar 8 1/2 menit setelah
pencampuran Hfr H dan F-. Kemudian medium khusus fag T1, sodium azida, laktose dan
galaktose menunjukkan 9 menit setelah pencampuran Hfr H dan F- dengan gen azir yang
dimasukkan daam sel resipien. Pada gen tonr membutuhkan waktu 10 menit. Gen lac+dan
gal+ membutuhkan waktu 17 menit dan 25 menit. Setelah terjadi transfer pertama, akan
terjadi peningkatan persentase rekombinan dengan tiap penanda atas seluruh rekombinan
yang terdeteksi.
Fitriana Hadayani
1. Apakah perbedaan sel auxotroph dengan prototroph? Serta apa hubungannya dengan
rekombinasi?
Strain yang menbutuhkan tambahan nutrisi disebut auxotroph, biasanya strain dengan
gen mutan sehingga membutuhkan nutrisi agar tetap hidup sedangkan strain wild type
merupakan prototroph, tidak membutuhkan nutrisi dalam medium. Saat terdapat dua
strain yang dicampurkan dalam sebuah medium dan setiap strain ditumbuhkan pada
mediumnya sendiri sebagai kontrol, tidak ditemukannya koloni pada strain yang
dikultur secara terpisah namun ditemukan beberapa koloni pada kultur campuran
kedua strain. Hal ini membuktikan bahwa koloni tersebut mampu mensintesis nutrisi
yang tidak tersedia pada medium. Pada bakteri, terdapat mekanisme pertukaran materi
genetik yang bukan tergolong mutasi, sebagai peristiwa rekombinasi, biasanya berupa
faktor F dari sel donor ke resipien. Peristiwa ini menyebabkan sebagian sel auxotroph
berubah menjadi prototroph.
2. Mengapa terdapat frekuensi berbeda untuk setiap rekombinan?
Hasil percobaan menunjukkan bahwa adanya frekuensi berbeda untuk setiap
rekombinan. Hal ini bersangkutan dengan putusnya tabung konjugasi maupun
kromosom per satuan waktu mempunyai peluang yang hampir tetap dan tiap dua
penanda donor diintegrasikan dalam kromosom resipien melalui sepasang kejadian
rekombinasi dengan peluang yang rendah.