Oleh
Kata suatu dan sesuatu masing-masing mempunyai perilaku bahasa yang berbeda. Kata
suatu diikuti langsung nomina, tetapi hanya dapat diikuti oleh keterangan pewatas yang didahului
oleh konjungtor yang atau keterangan lain atau dapat digunakan pada akhir kalimat tanpa diiringi
kata apapun.
- Jika kamu menemukan sesuatu dijalan, sedangkan sesuatu itu bukan barang milikmu,
jangan sekali-kali engkau memungutnya.
- Saya melihat tanda-tanda akan terjadi sesuatu dalam perjalanan kita ini.
Kata jam dan pukul masing-masing mempunyai makna sendiri, yang berbeda satu sama
lain. Hanya saja, sering kali pemakaian bahasa kurang cermat dalam menggunakan kedua kata itu,
masing-masing sehingga tidak jarang digunakan dengan maksud yang sama.
Kata jam menunjukkan makna ‘masa atau jangka waktu’. Selain digunakan untuk
menyatakan arti ‘masa atau jangka waktu’, kata jam juga berati ‘benda penunjuk waktu’.
Sedangkan kata pukul mengandung pengertian ‘saat dan waktu’. Dengan demikian, jika maksud
yang ingin di ungkapkan adalah ‘waktu atau saat’ maka kata yang tepat untuk digunakan adalah
pukul.
Dalam penggunaan kata dari dan daripada seringkali dipertukarkan karena ragam lisan
dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan yang berulang-ulang dalam percakapan tersebut
membuatnya menjadi kebiasaan yang seakan-akan benar secara kaidah bahasa Indonesia, padahal
kenyataannya salah. Karena itu, kita perlu mempelajari kembali hal-hal yang kadang kita anggap
remeh agar kalimat-kalimat yang kita munculkan, baik lisan maupun tulisan, bisa tertata dengan
baik. Makna kata dari dan daripada yaitu, kata dari menunjukkan asal sesuatu, baik bahan maupun
arah. Sedangkan, kata daripada berfungsi untuk membandingkan.
Kata tiap-tiap mempunyai arti yang sangat mirip dengan kata masing-masing, karena
keduanya termasuk kata bilangan distributif. Namun kata masing-masing dan tiap-tiap berbeda
dalam pemakaiannya. Kata tiap-tiap selalu diikuti atau diiringi kata benda (nomina) yang
diterangkan dan tidak digunakan pada akhir kalimat, sedangkan kata masing-masing
penggunaannya selalu didahului kata benda (nomina) yang diterangkan dan dapat digunakan pada
akhir kalimat.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi IV, kata masing-
masing merupakan pronomina, yaitu kata ganti orang atau benda. Oleh karena itu, kata masing-
masing tidak perlu diikuti kata benda lagi. Adapun kata tiap-tiap di dalam KBBI edisi IV tersebut
merupakan adjektiva, yaitu kata yang menerangkan nomina atau kata benda. Oleh karena itu,
kata tiap-tiap harus diikuti kata benda.
Kata masing-masing merupakan pronomina, tidak boleh diikuti kata benda, berkonotasi
dengan kata ganti atau berkaitan dengan orang, dan merupakan kata ganti. Lantas, kata tiap-
tiap adalah adjektiva (kata sifat), yang harus diikuti dengan kata benda, berkonotasi dengan
bilangan, dan dapat diganti dengan kata setiap atau tiap.
- Semua siswa akan mendapat buku. Tiap-tiap siswa mendapat satu buah.
- Tiap - tiap daerah memiliki hak otonomi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jalur memiliki banyak arti seperti (1)
kolom yang lurus; garis lebar; setrip lebar; (2) ruang di antara dua garis pada permukaan yang luas.
Berarti mengacu pada kedua definisi tersebut, jalur bisa diartikan sebagai bagian jalan yang
dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan. Lalu lajur adalah bagian jalur yang memanjang dengan
atau tanpa marka jalan, yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor sedang berjalan
selain sepeda motor.
- Jalur bus adalah jalur khusus untuk bus yang mengambil sebagian dari jalan raya.
- Jalur cepat adalah bagian jalan untuk kenderaan dengan kecepatan tinggi.
- Empat lajur buku-buku baru yang disusun rapi di rak bukunya menambah semarak ruangan
itu.
- Halaman surat kabar itu terbagi atas sembilan lajur.
Kata bukan dipakai untuk pengingkaran suatu pernyataan yang diikuti oleh kata benda,
seperti bukan penyanyi, bukan dokter, bukan guru, bukan hewan dan sebagainya. Berbeda halnya
dengan kata tidak, yang dipergunakan dalam kalimat yang berpredikat kata benda dan diikuti
dengan tindakan atau aksi.
Pemakaian kata tidak dipakai untuk menyatakan ingkaran biasa, ingkaran pada perbuatan,
keadaan atau segenap kalimat, sedangkan bukan menyatakan suatu pertentangan dan menyangkal
bagian dari suatu kalimat. Pemakaian kata tidak dan bukan juga dapat dipakai dalam kalimat
dengan menggunakan pasangan yang sudah ditetapkan dalam kaidah bahasa Indonesia yaitu tidak,
tetapi, dan bukan, melainkan, untuk lebih.
Pengemudi dan supir memiliki satu arti yaitu, arti dalam kelas nomina atau kata benda
sehingga pengemudi atau supir dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda
dan segala yang dibendakan. Yang membedakan antara pengemudi dan supir yaitu, sopir adalah
orang yang dipekerjakan untuk mengemudi sebuah kendaraan. Pengemudi adalah orang yang
sedang mengemudi kendaraan tanpa di pekerjakan.
Sesuai dengan yang ada dalam buku KBBI, sebagai acuan berbahasa dengan benar, orang
memahami bahwa doktor adalah gelar kesarjanaan tertinggi yang diberikan oleh perguruan tinggi
kepada seorang sarjana yang telah menulis dan mempertahankan disertasinya,
sedangkan dokter adalah lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal penyakit dan
pengobatannya.
Jadi, masalah perbedaan arti kedua kata itu sudah sangat jelas, tetapi cara penulisan
singkatannya itu ternyata masih banyak yang ragu-ragu. Masih sering orang menulis singkatan
gelar doktor dengan huruf "d" kapital dan "r" kapital seperti ini "DR", padahal yang benar cukup
dengan huruf "d" kapital dan "r" kecil dan disertai dengan tanda titik ".", seperti ini "Dr." .
Sementara ini, masih banyak terjadi, penulisan singkatan dokter tersebut dengan huruf "d" kapital
dan "r" kecil seperti ini "Dr.". Padahal, yang benar cukup dengan huruf "d" kecil dan "r" kecil
seperti ini "dr.".