(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Kendali
Mutu Laboratorium)
Disusun Oleh:
2017
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Tak lupa shalawat serta salam semoga selalu
terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya, serta sampai kepada kita sebagai umatnya
Penyusun
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Makalah ini dibuat agar mahasiswa dapat mengetahui :
1. Pengertian Uji Profisiensi.
2. Tujuan dilakukannya Uji Profisiensi.
3. Penyelenggara Uji Profisiensi.
4. Desain Skema Uji Profisiensi.
5. Pemilihan Metode atau Prosedur
6. Pengoperasian Skema Uji Profisiensi.
7. Analisis Data dan Evaluasi Hasil Skema Uji Profisiensi.
2.1.ISO 17043
2.1.8.Pelaporan
a. Laporan uji profisiensi harus jelas dan komperensif dan memasukkan
data mencakup hasil dari semua partisipan, bersama dengan indikasi
dari performance individu partisipan.
CATATAN: ketika data asli tidak dapat dilaporkan kepada
partisipan, maka rangkuman hasil dalam bentuk tabel atau grafik
dapat disampaikan.
b. Laporan harus mencakup hal-hal berikut, kecuali jika tidak berlaku
atau penyedia uji profisiensi memiliki alasan yang benar untuk tidak
melakukannya:
nama dan rincian kontak untuk penyedia uji profisiensi;
nama dan rincian kontak untuk koordinator;
nama (s), fungsi, dan tanda tangan atau identifikasi orang
yang menyetujui laporan;
indikasi kegiatan mana yang disubkontrakkan oleh penyedia
uji profisiensi;
tanggal penerbitan dan status (misalnya laporan awal,
sementara, atau akhir);
nomor halaman dan indikasi yang jelas dari akhir laporan;
pernyataan sejauh mana hasilnya bersifat rahasia;
nomor laporan dan identifikasi yang jelas dari skema uji
profisiensi;
deskripsi yang jelas tentang item uji profisiensi yang
digunakan, termasuk rincian uji profisiensi yang diperlukan,
persiapan item dan penilaian homogenitas dan stabilitas;
Nilai yang di tetapkan dalam bahan uji berasal dari hasil tes materi
dan CRM, ketidakpastian standar nilai yang di tetapkan berasal dari hasil
pengujian dan ketidakpastian nilai-nilai referensi bersertifikat CRM. Jika
bahan uji dan CRM tidak sama (dalam matriks, komposisi dan tingkat
hasil) maka ketidakpastian yang muncul akan disertakan.
Metode ini memungkinkan nilai yang ditetapkan untuk dibentuk
dengan cara yang bisa dilacak dari nilai-nilai yang bersertifikat CRMs,
dengan ketidakpastian standar yang dapat dihitung dan menghindari nilai
pendistribusian CRM untuk Semua peserta. Ini merupakanlangkah yang
baik untuk menggunakan metode lain. Namun metode yang digunakan
tidak ada interaksi antara bahan yang digunakan dan kondisi yang di
ujikan.
Contoh di bawah menggambarkan bagaimana ketidakpastian
diperlukan untuk dihitung dalam kasus ketika ditetapkan nilai bahan
yang di uji oleh perbandingan langsung dengan CRM tunggal.
Contoh : Nilai agregat Los Angeles
"Nilai Los Angeles" merupakan proses ukuran agregat yang
digunakan untukrancangan dan hasil tes diukur dalam "LA unit". Nilai
yang digunakan untuk menyatakan bahan referensijumlah sampel dari
agregat telah disiapkan dan sampel yang digunakan dalampercobaan
melibatkan 28 laboratorium, kemungkinan nilai yang ditetapkanXCRM
X
RM adalah nilai yang ditetapkan untuk RM
D
i adalah perbedaan (RM - CRM) antara hasil
Kemudian
X x
RM = CRM + D
ai bi X
2
MSB= ai bi
2n 1
ai bi X
2
ai bi
MSW= 2n
Homogenitas contoh dapat dilihat melalui salah satu dari kedua
cara dibawah ini:
Kriteria 1; Uji F
MSB
Fhitung = MSW
Ss = √((MSB-MSW)/2)
SD Horwitz = KV Horwitz x Rerata
SD sampling >0,5SDp
0,64226 > 0,5 SDp
Jadi Contoh adalah Tidak Homogen
a. Uji Stabilitas
Sebagai data pertama digunakan data kandungan analit dari hasil
uji homogenitas. Data kedua diperoleh dengan melakukan analisis pada
saat semua peserta telah melaksanakan uji profisiensi. Apabila
diinginkan, data ketiga dan seterusnya diperoleh dengan melakukan
analisis pada saat yang diinginkan, misal 1,2 atau 3 bulan penyimpanan.
Suatu contoh dikatakan stabil jika antara data pertama dan kedua
atau data pertama dan ketiga, tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan yang ditentukan dengan persamaan:
| Xi – XHM |< 0.3 x nIQR
Xi = rata-rata contoh hasil uji kedua;
XHM = rata-rata hasil uji homogenitas;
0.3 = konstanta yang ditetapkan oleh APLAC
2. Dengan persepsi
Standar deviasi untuk uji profisiensi dapat ditetapkan
berdasarkan nilai yang sesuai dengan tingkat kinerja yang akan
diharapkan oleh koordinator dan anggota skema agar laboratorium
dapat dicapai. Dengan pendekatan ini, standar deviasi untuk
Faktor 3,0 yang didapatkan sesuai dengan nilai kritis 3.0 yang
digunakan dalam interpretasi z-score
2.2.6.2.Penilaian Laboratorium
Penilaian terhadap unjuk kerja laboratorium menggunakan z-
score dengan tiga kriteria penilaian sebagai berikut
Untuk | z-score |≤2,0 dikategorikan memuaskan diberi lambang
‘OK’
Untuk 2,0<| z-score |<3,0 dikategorikan meragukan diberi
lambang ‘W’
Untuk | z-score |≥3,0 dikategorikan kurang memuaskan diberi
lambang ‘A’
PENUTUP
3.1. Kesimpulan