Anda di halaman 1dari 1

Merokok Membunuhmu

Rokok, merupakan salah satu sembako yang selalu mutlak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Baik kaya maupun mlarat, rokok selalu menjadi kebutuhan
pokok. Orang-orang merasa ngeh dengan peringatan tentang bahaya rokok dibelakang
bungkus rokok. Disana tertera rokok berbahaya bagi jantung, bikin kamu kehilangan
kejantanan (impotensi), bahkan sampai nyawamu terkapar.

Suatu hari, seorang anak kecil sedang menonton berita di televisi bersama
ibunya. “Selamat pagi, jumpa lagi dengan saya Jeremy Tetanus, di berita topik petang.
Berita dibuka dengan kabar duka, artis kita, yak-yak telah tutup usia setelah bertarug
melawan penyakit kanker yang dihadapinya.” Tegas sang reporter. Anak kecil tersebut
bertanya pada ibunya, “Kanker itu membunuh banyak orang ya... apa kanker itu bahaya,
bu?” Tanya anak itu. “Yak”. Sahut ibunya. “tapi bu, lebih bahaya mana, kanker sama
hachim-hachim.” Tanya anak itu dengan polosnya. “Lebih bahaya kanker, lah. Coba,
kanker merupakan penyakit yang paling banyak membunuh warga dunia ke 3
(bohong).” Jawab ibunya.

Suatu sore, anak kecil tersebut sempat membuat geger warga kampung. Anak
tersebut lari-lari sambil meminta tolong. “Tolooooooong, toloooooong!!” Teriak anak
itu. “Ada apa?” Tanya warga sekitar. “Ayahku, ayahku mau bunuh diri!” Sahutnya.
“Innalillahi. Ayo cepat kita kesana, sebelum semuanya terlambat!” Ajak salah satu
warga. Mereka berlari seperti sedang lomba maraton didekat gunung yang mau
meletus.

Mereka kemudian tiba di rumah anak itu, tanpa bilang permisi, mereka langsung
menerjang pagar. Karena terlalu terburu-buru, mereka tidak tahu bagaimana cara
menggunakan pagar. Jadi, mereka menerjang pagar tersebut dengan memanjatnya
selayaknya sebuah tangga. Bruak !! Pintu langsung di dobrak, “Pak, tolong apapun
kondisi yang sedang bapak hadapi, jangan memilih jalan singkat yang gak... bunuh diri,
pak?” Kata salah seorang warga.

Ternyata ayah anak itu sedang membaca koran dan menghisap rokok. “Sia... pa..
yang mau bunuh diri?” Tanya anak itu dengan nada ketakutan. Suasana dirumah itu pun
menjadi hening, namun ramai karena dipenuhi warga satu kampung. Tiba-tiba
terdengar suara bocah, “Yah, udah, tolong hentikan”. Warga-warga menengok kebocah
tersebut dan bertanya, “Apanya?”. Bocah itu menjawab, “Merokok”. Wargapun naik
pitam, dengan geram salah seorang warga bertanya kepada bocah tersebut, “nak,
katamu, ayahmu hendak bunuh diri? Terus apa hubungannnya dengan merokok.” Anak
polos tersebut pergi ke arah ayahnya, kemudian mengambil bungkus rokok di tangan
ayahnya, dan menunjukkan bagian belakang bungkus rokok tersebut. “Lihat pak, disini
ada gambar kanker sama tulisan merokok membunuhmu.”

FATIH UMIARISKY
X IPA I

Anda mungkin juga menyukai