Makalah Hidraulika 1 Sifat-Sifat Zat Cai
Makalah Hidraulika 1 Sifat-Sifat Zat Cai
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah Sifat-sifat zat cair ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Saya berterima kasih pada Bapak Besperi, S.T,
M.T selaku Dosen mata kuliah Hidraulika I yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai sifat-sifat zat cair . Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang Saya harapkan.
Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.
Penyusun,
Makalah Sifat-Sifat Zat Cair
Hidraulika I
Oleh:
YOGI YUDHATAMA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Hidraulika berasal dari kata hydor dalam bahasa Yunani yang berarti air. Dengan
demikian ilmu hidraulika dapat didefinisikan sebagai cabang dari ilmu teknik yang
mempelajari perilaku air baik dalam keadaan diam maupun bergerak.
Sudah sejak lama ilmu hidraulika dikembangkan di Eropa, yang pada waktu itu
digunakan sebagai dasar dalam pembuatan bangunan-bangunan air. Ilmu tersebut
dikembangkan berdasarkan pendekatan empiris dan eksperimental dan terutama hanya
digunakan untuk mempelajari perilaku air, sehingga ruang lingkupnya terbatas.
Dengan berkembangnya ilmu aeronotika, teknik kimia, mesin, sipil, pertambangan
dan sebagainya, maka diperlukan ilmu dengan tinjauan yang lebih luas. Keadaan ini telah
mengantarkan para ahli untuk menggabungkan ilmu hidraulika eksperimen dengan
hidrodinamika klasik, dan ilmu baru tersebut dikenal dengan mekanika fluida. Ilmu mekanika
fluida mempunyai ruang lingkup yang lebih luas, yaitu mempelajari perilaku fluida baik
dalam bentuk zat maupun gas.
Hidraulika dapat dibedakan dalam dua bidang yaitu hidrostatika yang mempelajari zat
cair dalam keadaan dian, dan hidrodinamika yang mempelajari zat cair bergerak. Di dalam
hidrodinamika dipelajari zat cair ideal, yang tidak mempunyai kekentalan dan tidak
termampatkan. Sebenarnya zat cair ideal tidak ada di alam. Tetapi anggapan zat cair ideal
perlu dilakukan terutama untuk memudahkan analisis perilaku gerak zat cair. Air mempunyai
kekentalan dan pemampatan (pengurangan volume karena pertambahan tekanan) yang sangat
kecil, sehingga pada kondisi tertentu dapat dianggap sebagai zat cair ideal.
Ilmu hidraulika mempunyai arti penting mengingat air merupakan salah satu jenis
fluida yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air sangat diperlukan untuk kebutuhan
hidup sehari-hari seperti minum, irigasi, pembangkit listrik, dan sebagainya. Perencanaan
bangunan air untuk memanfaatkan dan mengaturbya merupakan bagian dari teknik hidro yang
termasuk dalam bidak teknik sipil. Bidang teknik hidro masih dapat dibagi menjadi beberapa
bidang, diantaranya adalah sebagai berikut.
Fluida adalah zat yang bisa mengalir,yang mempunyai partikel yang mudah bergerak
dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Tahanan fluida terhadap perubahan bentuk
sangat kecil, sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruangan atau tempat yang
membatasinya. Fluida dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu zat cair dan gas.
Zat cair dan gas mempunyai sifat-sifat serupa , yang terpenting adalah sebagai
berikut ini :
1. Kedua zat ini tidak melawan perubahan bentuk.
2. Kedua zat tidak mengadakan reaksi terhadap gaya geser , yaitu gaya yang bekerja
sejajar dengan permukaan lapisan-lapisan zat cair atau gas yang mencoba untuk
menggeser lapisan-lapisan tersebut antara satu terhadap yang lain.
Sedangkan perbedaan utama antara zat cair dan gas adalah sebagai berikut:
1. Zat cair mempunyai permukaan bebas , dan massa zat cair hanya akan mengisi
volume yang diperlukan dalam suatu ruangan; sedangkan gas tidak mempunyai
permukaan bebas dan massa nya akan mengisi seluruh ruangan.
2. Zat cair merupakan zat yang praktis tak termampatkan , sedangkan gas adalah zat
yang bisa dimampatkan .
1. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair, akan tebentuk permukaan bebas
horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
2. Mempunyai rapat massa dan berat jenis.
3. Dapat dianggap tidak termampatkan (incompressible).
4. Mempunyai viskositas (kekentalan).
5. Mempunyai kohesi,adhesi dan tegangan permukaan.
Diantara sifat tersebut, yang terpenting adalah rapat massa, berat jenis, dan viskositas.
BAB II
PEMBAHASAN
Rapat massa (ρ) adalah ukuran konsentrasi massa zat cair dan dinyatakan dalam
bentuk massa (m) persatuan volume (V).
Massa jenis zat dapat diukur. Secara matematis, massa jenis zat dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut.
Dengan,
Rapat massa air ( ρ air) pada suhu 4 oC dan pada tekanan atmosfer (p atm) adalah
1000 kg/m3.
Berat jenis (γ) adalah berat benda persatuan volume pada temperatur dan tekanan
tertentu, dan berat suatu benda adalah hasil kali antara rapat massa (ρ) dan percepatan
gravitasi (g)
Ket :
γ = Berat jenis (N/m3)
W = Berat
V = Volume
M = Massa
g = Gravitasi
Ρ = Rapat masa (kg/dt2)
g = grafitasi (m/dt2)
Rapat relatif (s) adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat (ρ) dan rapat massa
air (ρ air), atau perbandingan antara berat jenis suatu zat (γ) dan berat jenis air (γ air).
Ket:
S = rapat relatif
ρ = Massa Jenis
γ = Berat jenis
Tabel 2.1 sifat-sifat air pada tekana atmosfer
Contoh soal
Suatu tangki berisi zat cair dengan massa 1200 kg dan volume 0,952 m3. Hitung berat, rapat
massa, berat jenis dan rapat jenis zat cair.
Jawab :
_ zatcair 1260,5
S 1,2605
_ air 1000
Ket:
dp : Pertambahan tekanan
dV : Pengurangan volume
V : Volume awal
Nilai K untuk zat cair adalah sangat besar sehingga perubahan volume karena
perubahan tekanan adalah sangat kecil, sehingga perubahan volume zat cair yang sering
diabaikan dan zat cair dianggap sebagai zat tak termampatkan. Tetapi pada kondisi tertentu
dimana perubahan tekanan sangat besar dan mendadak, maka anggapan zat cair adalah tak
termamfatkan tidak bisa berlaku, contohnya penutupan katub turbin pembangkit listrik.
Contoh soal
Modulus elastisitas air ‘K’ = 2,24 x 109 N/m2
Berapa perubahan volume dari 1 m3 air bila terjadi pertambahan tekanan 20 bar (1 bar = 10
ton/m2 = 105 N/m2)
Penyelesaian:
Persamaan
dp p
K
dV V
V V
Atau persamaan :
p 1x20 x105
V 9
0,00089m3
K 2,24 x10
Terlihat, dengan pertambahan tekanan yang sangat besar, terjadi perubahan volume
yang sangat kecil.
Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser (t) pada
waktu bergerak atau mengalir. Kekentalan disebabkan adanya kohesi antara
partikel zat cair sehingga menyebabkan adanya tegangan geser antara molekulmolekul
yang bergerak. Zat cair ideal tidak memiliki kekentalan. Kekentalan zat
cair dapat dibedakan menjadi dua yaitu kekentalan dinamik (μ) atau kekentalan
absolute dan kekentalan kinematis (n).
Zat cair Newtonian adalah zat cair yang memiliki tegangan geser (t)
sebanding dengan gradien kecepatan normal terhadap arah aliran. Gradien
kecepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dan perubahan jarak
tempuh aliran.
Contoh soal :
Hitung viskositas kinetika zat cair yang mempunyai rapat relatif 0,95 dan viskositas
dinamik 0,0011 d/m3.
Jawab :
_ zc
S 0,95 _ zc 0,95 x1000 950kg / m3
_ air
0,0011
V 1,16 x106 m 2 / d
950
kgm.d kg
Nd / m 2
2 2
d m m.d m 2 / d
kg / m 3
kg kg
3
m m3
“ Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi leh suatu lapisan elastis “
Tegangan permukaan air berbanding terbalik dengan suhunya. Jika suhu air naik maka
tegangan permukaannya semakin kecil.
Contoh Peristiwa Tegangan Permukaan Zat Cair
1. Beberapa jenis serangga kecil bisa berjalan di atas air.
2. Jarum kecil bisa terapung di atas air.
3. Sabun Mandi dan Detergen
4. Produk sabun mandi dan detergen selain untuk membunuh kuman di badan juga
berguna menurunkan tegangan permukaan air akan air dapat membasahi tubuh lebih
sempurna dan hasilnya akan lebih bersih.
Rumus Tegangan Permukaan Zat Cair
Contoh Soal
Sebatang kawat dibengkokkan seperti huru U. Kemudian kawat kecil PQ yang
bermassa 0,2 gram dipasang dalam kawat tersebut(perhatikan gambar). Kemudian kawat
tersebut dicelupkan ke dalam cairan sabun dan diangkat vertikal sehingga ada lapisan tipis
sabun di antara kawat tersebut. Ketika ditarik ke atas kawa kecil mengalami gaya tarik ke atas
oleh lapisan sabung. Agar terjadi keseimbangan, maka pada kawat kecil PQ digantungkan
benda dengan massa 0,1 gram. Jika panjang kawat PQ = 10 cm dan nilai gravitasi 9,8 m/s2,
berapa tegangan sabun tersebut?
Pembahasan:
Diketahui :
Massa kawat = 0,2 gram = 2 x 10-4 kg
Panjang kawat (l) = 10 cm = 10-1 m
Massa benda = 0,1 gram = 1 x 10-4 kg; g = 9,8 m/s2
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya permukaan zat cair pada pipa kapiler
(pembuluh yang sempit). Ternyata permukaan air pada pipa kapiler lebih tinggi dari pada
permukaan air pada bejana A. Sedangkan permukaan air raksa pada pipa kapiler lebih rendah
dari pada permukaan air raksa pada bejana B. Semakin kecil diameter pipa kapiler ternyata
mengakibatkan semakin tinggi permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk zat yang
membasahi dinding tabung, atau semakin rendah permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk
zat yang tidak membasahi dinding. Peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler
ini yang disebut dengan efek kapilaritas.
Kita dapat mengamati bahwa tinggi permukaan air dalam pipa kapiler lebih tinggi
daripada tinggi air dalam bejana. Hal ini berarti permukaan air naik dalam pipa kapiler. Jika
diameter pipa kapiler makin kecil, tinggi permukaan air dalam pipa kapiler makin tinggi.
Pasti kita pernah menyalakan kompor ketika akan memasak. Pernahkah kita berpikir
mengapa minyak tanah yang ada di bawah dapat bergerak naik sehingga api kompor
menyala? Minyak tanah naik bergerak melalui sumbunya yang terbuat dari kain yang berpori-
pori kecil. Begitu juga dari kegiatan tadi, ketika air berada pada pipa kapiler ternyata air naik
pada bagian pipa yang terkecil. Peristiwa ini dinamakan kapilaritas. Yaitu peristiwa naiknya
zat cair pada pembuluh atau celah kecil atau pori-pori kecil. Air pada pembuluh atau celah
kecil akan lebih tinggi dari yang lainnya itu, akibat adhesi (partikel air dan partikel gelas)
lebih besar dari kohesinya (partikel air).
Kapilaritas Pada Air Raksa
Lain lagi dengan raksa. Raksa pada pembuluh atau celah kecil akan lebih rendah dari
yang lebih besar lainnya, akibat kohesi antar partikel raksa lebih besar dari pada
adhesi partikel raksa dan partikel gelas.
Ketinggian yang dicapai fluida dalam pipa kapiler tergantung pada besar tegangan
permukaannya. Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, tegangan
permukaan dihasilkan oleh gaya permukaan yang bekerja di sekeliling permukaan
fluida. Ketinggian fluida dalam pipa kapiler dapat ditentukan dengan rumus :
h 2γ
= ρ.g.r
Dengan :
h = ketinggian fluida dalam pipa kapiler (m)
γ = tegangan permukaan (N/m)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = panjang permukaan benda (m/s2)
r = jari-jari pipa kapiler (m)
Akan tetapi, mengingat bahwa gaya adhesi dan kohesi mengakibatkan sifat meniskus
permukaan fluida (air cekung, raksa cembung) sehingga besar komponen gaya permukaan
dalam arah vertikal dipengaruhi oleh sudut kontak. Dengan demikian persamaan di atas dapat
disempurnakan menjadi :
2γ cos θ
h= ρ.g.r
Dengan :
θ = sudut kontak fluida dengan pipa.
Contoh Soal :
1. Suatu tabung berdiameter 0,4 cm jika dimasukkan ke dalam air secara vertikal sudut
kontaknya 60o. Jika tegangan permukaan air adalah 0,5 N/m, maka tentukanlah
kenaikan air dalam tabung.
Pembahasan :
2 γ cos θ
H=
ρgr
H= 2 (0,5) cos 60o
H= 0,025 m
2 (0,5) (½)
H=
20
2. Tentukanlah penurunan air raksa dalam sebuah pipa berjari-jari 2 mm jika sudut
kontak raksa dengan kaca sebesar 150o, tegangan permukaan 0,545 N/m dan massa
jenis raksa 13.600 kg/m3.
Pembahasan :
2 γ cos θ
h=
ρgr
2 (0,545) cos 150o
h=
(13.600) (10) (2 x 10-3)
2 (0,545) (-½√3)
h=
272
h = -0,0034 m
h = -3,4 mm.
Tanda negatif menunjukkan penurunan raksa. Jadi air raksa turun setinggi 3,4 mm.
naiknya minyak tanah pada sumbu kompor sehingga kompor dapat menyala,
naiknya minyak tanah pada sumber lampu tempel sehingga lampu itu menyala,
naiknya air pada musim hujan sehingga dinding rumah basah,
naiknya air tanah melalui akar dengan pembuluh-pembuluh tumbuhan,
air menggenang dapat diserap dengan kain pel, spons, atau kertas isap, dan
cairan tinta yang tumpah dapat diserap oleh kapur tulis atau kertas isap.
Dari contoh peristiwa kapilaritas tersebut diatas maka efek kapilaritas ini memiliki
manfaat seperti pada penerapan naiknya minyak tanah pada sumbu kompor sehingga kompor
dapat menyala. Sedangkan peristiwa naiknya air pada musim hujan sehingga dinding rumah
basah adalah salah satu peristiwa yang merugikan dari efek kapilaritas.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fluida adalah zat yang bisa mengalir,yang mempunyai partikel yang mudah bergerak
dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Tahanan fluida terhadap perubahan bentuk
sangat kecil, sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruangan atau tempat
yang membatasinya. Fluida dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu zat cair dan gas.
Zat cair mempunyai sifat-sifat seperti, Rapat massa , berat jenis dan rapat relatif,
kekentalan zat cair, dan tekanan permukaan. Selain itu, ada juga kapilaritas yang memiliki
manfaat seperti pada penerapan naiknya minyak tanah pada sumbu kompor sehingga kompor
dapat menyala. Sedangkan peristiwa naiknya air pada musim hujan sehingga dinding rumah
basah adalah salah satu peristiwa yang merugikan dari efek kapilaritas.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.galeripustaka.com/2013/03/definisi-dan-ruang-lingkup-hidraulika.html
http://dokumen.tips/documents/sejarah-hidraulika.html
http://documents.tips/documents/sifat-sifat-zat-cair-hidrolika.html