Laporan Elmes Kelompok 15 Bab1-5 Individu
Laporan Elmes Kelompok 15 Bab1-5 Individu
PENDAHULUAN
2.1 Daya
Daya merupakan energi yang ada atau dikeluarkan tiap satu satuan waktu. Energi
memiliki satuan Joule/sekon atau Watt. Daya dihasilkan dari adanya gaya (N) yang bergerak
dengan kecepatan (v).
Gambar 2.8 Gaya yang bekerja pada roda gigi kerucut lurus
Sumber : Deutschman (1980, p.653)
Gambar 2.10 Gaya yang bekerja pada roda gigi kerucut sipral
Sumber : Deutschman (1980, p.654)
Kurva sikloida adalah kurva yang dibentuk oleh sebuah titik pada sebuah lingkaran
yang menggelinding pada sebuah jalur gelinding. Dari keadaan konstruksi pasangan roda
gigi, maka kurva sikloida dapat berupa:
Keterangan :
Np = Putaran pinion
Ng = Putaran gear
Dp = Diameter pitch pinion
Dg = Diameter pitch gear
Tp = Jumlah gigi pinion
Tg = Jumlah gigi gear
2. Mencari jumlah gigi gear (Tg)
Tg = Vr.Tp
3. Mencari modul (m)
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑝𝑖𝑡𝑐ℎ
m= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑖𝑔𝑖
Keterangan:
P = Daya dalam watt
8. Mencari gaya tangensial yang dihasilkan
𝑃
Wt = 𝑉 . Cs
Dimana:
σW = Work Stress
σO = Allowable Static Stress
WT = Gaya Tangensial
Dimana:
C = Faktor deformasi
13. Mencari endurance strength of the tooth
WS = σe . b. m. 𝜋. Y
Dimana:
σ e= Flextural endurance limit
14. Mencari ratio factor
2.𝑉𝑟 2.𝑇𝑔
Q = 𝑉𝑟+1 = 𝑇𝑔+𝑇𝑝 (Untuk external gear)
2.𝑉𝑟 2.𝑇𝑔
Q = 𝑉𝑟−1 = 𝑇𝑔−𝑇𝑝 (Untuk internal gear)
Dimana:
σes = Surface endurance limit dalam MPa atau N/mm2
β = Pressure angle
Ep = Modulus young material pinion dalam N/mm2
Eg = Modulus young material gear dalam N/mm2
16. Mencari wear tooth load
Ww = Dp. b. Q. K
17. Pengecekan keamanan
• For steady loads
Ws ≥ 1,25 Wb
• For pulsating loads
Ws ≥ 1,35 Wd
• For shock loads
Ws ≥ 1,5 Wd
Ww ≥ Wd
3. Mi–Lock Pulley
Mi–Lock Pulley digunakan pada pegas rem jenis ini menawarkan keamanan
operasional yang tinggi untuk semua aplikasi, melindungi personil, mesin dan peralatan,
dapat diandalkan untuk pengereman yang mendadak atau fungsinya menahan pada mesin
yang tiba-tiba mati atau karena kegagalan daya.
4. Timing Pulley
Ini adalah jenis lainnya dari katrol dimana ketepatan sangat dibutuhkan untuk
aplikasi. Material khusus yang tersedia untuk aplikasi yang mempunyai kebutuhan yang
lebih spesifik.
2. V-Belt (belt bentuk V). Seperti ditunjukkan pada Gambar 2.24, adalah banyak digunakan
dalam pabrik dan bengkel dimana besarnya daya yang ditransmisikan berukuran besar
dari pulley yang satu ke pulley yang lain ketika jarak dua pulley adalah sangat dekat.
2. Crossed atau twist belt drive (penggerak belt silang) seperti ditunjukkan pada gambar
dibawah, belt jenis ini digunakan dengan poros sejajar dari perputaran dalam arah yang
berlawanan. Dalam kasus ini, penggerak menarik belt dari sisi satu (yakni sisi RQ) dan
3. Quarter turn belt drive (penggerak belt belok sebagian) mekanisme transmisi dapat
dilihat dari gambar berikut. Untuk mencegah belt agar tidak keluar atau lepas dari
pulley, maka lebar permukaan puli harus lebih besar atau sama.
4. Belt with idler pulley (penggerak dengan puli penekan) dinamakan juga jockey pulley
drive, digunakan dengan poros parallel dan ketika open belt drive tidak dapat digunakan
akibat sudut kontak yang kecil pada pulley terkecil. Jenis ini diberikan untuk
mendapatkan rasio kecepatan yang tinggi dan ketika tarikan belt yang diperlukan
tidak dapat diperoleh dengan cara lain.
6. Stepped or cone pulley drive (penggerak puli kerucut atau bertingkat) digunakan
untuk mengubah kecepatan poros yang digerakkan ketika poros utama (poros
penggerak) berputar dengan kecepatan yang konstan.
7. Fast and loose pulley drive (penggerak pulley longgar atau bertingkat) digunakan
ketika poros mesin (poros yang digerakkan) dimiliki atau diakhiri kapan saja diinginkan
tanpa mengganggu poros penggerak. Pulley yang dikunci ke poros mesin dinamakan
fast pulley dan berputar pada kecepatan yang sama seperti poros mesin. Loose pulley
berputar secara bebas pada poros mesin dan tidak mampu mentransmisikan daya
sedikitpun. Ketika poros mesin dihentikan, belt ditekan ke loose pulley oleh
perlengkapan batang luncur (sliding bar)
Tabel 2.1
V-belt Service Factors
Tabel 2.2
Contoh Memilih Ukuran Pulley Sesuai Standar Belt 3V
Standard driving Approximate driven Nearest standard Actual output
sheave size, D1 sheave size (VR. D1) driven sheave, D2 speed (rpm)
13,1 22,5 21,1 720
12,4 21,3 21,1 682
9. Memilih Panjang Sabuk Standar dan Menghitung Jarak Antar Pusat Pulley Aktual
Untuk menghitung panjang sabuk sesuai standar dapat dilihat pada tabel Standard
Belth Lengths for 3V, 5V, and 8V belts (in) pada buku Robert L. Mott dengan input
panjang sabuk yang telah dihitung sebelumnya.
Tabel 2.3
Standard Belth Lengths for 3V, 5V, and 8V belts (in)
Setelah mendapatkan panjang sabuk sesuai standar maka jarak antar pusat pulley
harus dihitung kembali agar sesuai dengan panjang sabuk standar.
10. Menghitung Angle of Wrap untuk Sabuk pada Pulley
Menghitung Angle of Wrap atau sudut kontak sabuk dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
𝐷2 − 𝐷1
𝜃1 = 180° − 2𝑠𝑖𝑛−1 [ ]
2𝐶
Setelah Cϴ diketahui, kemudian CL dapat dicari dengan melihat tabel Belt Length
Correction Factor.
• Keuntungan:
1. Tidak slip selama rantai bergerak, di sini rasio kecepatan yang sempurna
dapat dicapai.
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN
SEMESTER GANJIL 2019/2020
2. Karena rantai dibuat dari logam, maka rantai menempati ruang yang kecil
dalam lebar dari pada belt.
3. Dapat digunakan untuk jarak pusat yang pendek dan panjang.
4. Memberikan efisiensi transmisi yang tinggi (sampai 98%).
5. Memberikan beban yang kecil pada poros.
6. Mempunyai kemampuan untuk mentransmisikan gerak ke beberapa poros
hanya dengan satu rantai.
7. Mentransmisikan daya yang lebih besar dibanding belt.
8. Rasio kecepatan yang tinggi dari 8 sampai 10 dalam satu tahap.
9. Dapat dioperasikan pada kondisi atmosfir dan temperatur yang lebih besar.
• Kerugian :
1. Biaya produksi rantai relatif lebih tinggi (harga lebih mahal).
2. Rantai membutuhkan pemasangan yang akurat dan perawatan yang hati-hati,
pelumasan yang istimewa dan memperhatikan kelonggaran.
3. Rantai mempunyai fluktuasi kecepatan terutama ketika terlalu longgar.
Keterangan
7. Menentukan pitch circle diameter dan pitch line velocity untuk sprocket kecil
180
𝑑1 = 𝑝 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 ( 𝑇1 )
π.d1.N1
𝑣1 = 60
Keterangan :
d1 = pitch circle diameter sprocket kecil
v1 = pitch line velocity sprocket kecil
8. Menentukan beban (W) pada rantai
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN
SEMESTER GANJIL 2019/2020
Pr
𝑊=
𝑣
9. Menentukan factor of safety
WB
𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 𝑜𝑓 𝑠𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 = , yang nilainya harus lebih besar dari nilai pada Gambar 2.48
𝑊
Keterangan :
WB = breaking load dari Gambar 2.48
10. Menentukan jarak pusat minimum antar sprocket(x)
Jarak minimum antar sprocket(x) umumnya berkisar antara 30 – 50 kali dari besar
pitch pada Gambar 2.48. Untuk memberikan antisipasi kelonggaran pada rantai, jarak
minimum tersebut harus dikurangi sebesar 2 – 5 mm.
11. Menentukan jumlah sambungan pada chain
T1+T2 2𝑥 𝑇2−𝑇1 2 𝑝
𝐾= + +[ ]
2 𝑝 2𝜋 𝑥
2. Spindle
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana
beban utamanya berupa puntir, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini
adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
Menurut bentuknya, poros dapat digolongkan atas poros lurus umum, poros
engkol sebagai poros utama dari mesin torak, dll, poros luwes untuk transmisi daya
kecil agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah, dan lain-lain.
2.5.2 M a c a m -m a c am T u m p u an
1. Tumpuan Rol
Tumpuan rol adalah jenis tumpuan yang hanya menahan gaya-gaya di arah
vertikal dan membebaskan momen dan gaya di arah horizontal. Contoh dari tumpuan
rol di dunia permesinan adalah sliding contact bearing, dan rolling contact bearing.
2. Tumpuan Sendi
Tumpuan sendi adalah tumpuan yang menahan gaya-gaya di arah vertikal dan juga
gaya-gaya di arah horizontal tetapi momen dibebaskan. Contoh dari tumpuan sendi di
dunia permesinan adalah deep groove ball bearing, dan bearing axial.
3. Tumpuan Jepit
Tumpuan jepit adalah tumpuan yang menahan gaya-gaya di arah vertikal maupun
horizontal dan juga menahan momen. Tumpuan jenis ini banyak diaplikasikan di
konstruksi bangunan dan jembatan. Contoh dari tumpuan ini adalah sambungan las,
sambungan paku keeling atau bolt dan nut.
∑𝐹 = 0
𝑅𝑨 − 2𝑃 + 𝑅𝐵 − 𝑃 = 0
5
𝑅𝑨 = 2𝑃 − 𝑃 + 𝑃
2
1
𝑅𝑨 = 𝑃
2
2. Peramaan Gaya Geser dan Momen Bending tiap Potongan
1
a. Potongan I (0 ≤ 𝑋 ≤ 3 𝐿)
∑𝐹 = 0 ∑ 𝑀|𝑥 = 0
1 1
𝑉𝑥 − 2 𝑃 = 0 𝑀𝑥 − 2 𝑃(𝑥) = 0
𝑥=0→𝑀=0
1 1
𝑥 = 3 𝐿 → 𝑀 = 4 𝑃𝐿
1 2
b. Potongan II (3 𝐿 ≤ 𝑋 ≤ 3 𝐿)
∑𝐹 = 0 ∑ 𝑀|𝑥 = 0
1 1 1
𝑉𝑥 − 2 𝑃 + 2𝑃 = 0 𝑀𝑥 − 2 𝑃(𝑥) + 2𝑃(𝑥 − 3 𝐿) = 0
1 1 1
𝑉𝑥 = 2 𝑃 − 2𝑃 𝑀𝑥 = 2 𝑃(𝑥) − 2𝑃(𝑥 − 3 𝐿)
3 1 1
𝑉𝑥 = − 2 𝑃 𝑥 = 3 𝐿 → 𝑀 = 4 𝑃𝐿
2 1
𝑥 = 3 𝐿 → 𝑀 = − 3 𝑃𝐿
2
c. Potongan III (3 𝐿 ≤ 𝑋 ≤ 𝐿)
∑𝐹 = 0 ∑ 𝑀|𝑥 = 0
𝑉𝑥 − 𝑃 = 0 𝑀𝑥 + 𝑃(𝐿 − 𝑥) = 0
𝑉𝑥 = 𝑃 𝑀𝑥 = −𝑃(𝐿 − 𝑥)
2 1
𝑥 = 3 𝐿 → 𝑀 = − 3 𝑃𝐿
𝑥=𝐿→𝑀=0
a b
Gambar 2.63 (a) Alur Pasak Profil dan Alur Pasak Luncuran (b) Contoh Fillet Tajam dan
Fillet Bulat Halus
Sumber : Robert L. Mott, PE (2004, p.504)
b. Fillet Bahu
Bila akan ada perubahan diameter pada poros untuk membuat bahu sebagai
pembatas dudukan sebuah elemen mesin, maka konsentrasi tegangan yang
diberikan bergantung pada rasio dari kedua diameter tersebut dan jari fillet yang
dibuat. Disarankan agar jari-jari fillet sebesar mungkin, tujuannya untuk
2. Factor of Safety
Ketidakpastian model berdasarkan desain yang dibuat mungkin terjadi.
Ketidakpastian yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
1. Perbedaan sifat material, ketika dilakukan perlakuan panas, tidak semua material
meleleh sama persis di tungku yang berbeda dan beberapa material mungkin
memiliki inklusi. Besarnya kekuatan material yang diberikan pada tabel berupa
nilai rata-rata kadang tidak sama dengan nilai pabrikan.
𝑊𝑅 = 𝑊𝑇 tan 𝛼
4. Menentukan Gaya-gaya yang Bekerja pada Poros 1
- Sumbu-y
∑𝑀𝐴 = 0
∑𝐹 = 0
- Sumbu-x
∑𝑀𝐴 = 0
∑𝐹 = 0
5. Menggambar Diagram Bidang Geser dan Diagram Bidang Momen
- Diagram Benda Bebas
2 2
𝑀𝑚𝑎𝑥 = √𝑀𝑚𝑎𝑥𝑌 + 𝑀𝑚𝑎𝑥𝑋
2.6 Bearing
Bantalan (Bearing) adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang
umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh
sistem akan menurun atau tak dapat bekerja secara semestinya. Jadi, bantalan dalam
permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.
b. Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan
yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol
bulat.
Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang sangat
kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.70,
elemen gelinding seperti bola atau rol, dipasang di antara cincin luar dan cincin dalam.
Dengan memutar salah satu cincin tersebut, bola atau rol akan membuat gerakan
gelinding schingga gesekan di antaranya akan jauh lebih kecil. Untuk bola atau rol,
ketelitian tinggi dalam bentuk dan ukuran merupakan keharusan. Karena luas bidang
6. Menentukan basic dynamic equivalent radial load dengan asumsi rotational factor(V)
kebanyakan bearing bernilai 1
𝑊 = 𝑋. 𝑉. 𝑊𝑟 + 𝑌. 𝑊𝑎
7. Menentukan besar beban dengan pertimbangan nilai service factor(Ks)
𝑊 = (𝑋. 𝑉. 𝑊𝑟 + 𝑌. 𝑊𝑎)𝐾𝑠
Adapun berbagai macam pasak, namun yang dibahas adalah pasak standar
(Standart flat key). Pemasangan pasak pada poros maupun roda yang disambungkan
dan dibuat alur pasak yang disesuaikan dengan ukuran pasak.
Mulai
Daya Motor
Putaran motor
Putaran pulley (n2)
nP
Menghitung nilai nominal speed ratio VR =
nG
π. D. n
Menghitung driving sheave size 𝑉𝑏 =
60
D2 = D1 x 2
Menghitung ukuran output sheave
Mulai
Daya Motor
Putaran pinion (nP)
Putaran gear (nG)
NG
Menghitung rasio kecepatan aktual VR =
NP
DP = NP/Pd ; DG = NG/Pd
Menghitung diameter pitch, jarak C = (NG + NP)/(2.Pd)
antar pusat, pitch line speed dan
vt= π. DP. nP/12
beban
Wt = 33000 . P/vt
Menentukan faktor geometri gear dan Grafik bending geometry factor, J dan
Grafik pitting geometry factor, I
pinion
NCP = 60 . L . nP . q
Menentukan umur desain roda gigi
NCG = 60 . L . nG . q
Wt Pd
StP = (Ko Ks Km KB Kv )
Menghitung perkiraan bending stress FJP
pada pinion dan gear JP
StG =StP ( )
JG
KR (SF)
SatP >StP
YNP
Mengatur bending stress KR (SF)
SatG >StG
YNG
KR (SF)
SacP > ScP
ZNP
Mengatur contact stress
KR (SF)
SacG > ScG
𝑍NG
Memperoleh ukuran:
• Pinion dan gear
• Jarak antar pusat
pinion dan gear
• Material pinion
dan gear
Selesai
Mulai
63000 . P
Menghitung torsi pada poros T=
n
1/3
Menghitung diameter poros 16 𝑥 𝑆𝑓 𝑥 𝑘
𝐷𝑚𝑖𝑛 = ⟦ 𝑥 ( 𝑀 + √𝑀2 + 𝑇 2 )⟧
𝜋 𝑥 𝑆0
Mendapat nilai
diameter poros
Tidak
Apakah nilai geometri
sudah sesuai?
Ya
Selesai
Mulai
Tidak
Apakah nilai geometri
sudah sesuai ?
Ya
Selesai
Mulai
• D poros
• T poros
4TN
Menentukan panjang pasak minimum L=
DWSy
Ya
Selesai
Tabel 4.1
V-belt service factor
6. Memilih ukuran puli dan menghitung ukuran output sheave yang diinginkan
(10,55−5,25)2
𝐿 = 2.12 + 1,57(10,55 + 5,25) + 4.12
L = 49,39 inch
10. Memilih panjang sabuk standar dan menghitung jarak pusat pulley aktual
• Memilih panjang sabuk
Tabel 4.3
Power rating: 3V belts
Dipilih panjang sabuk standar yang mendekati dengan panjang sabuk yang
dibutuhkan, yaitu 50 inchi.
• Menghitung jarak antar pusat pulley aktual
Gambar 4.3 Angle of wrap correction factor, Cθ dan Belt length correction factor, CL
Sumber: Robert L. Mott, PE (2004,p.277)
Tabel 4.4
Suggested Overload Factors, Ko
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai overload factor 1.00, maka power design-
nya adalah:
Design Power = Overload Factor x Power Input
Design Power = (1,75) x (2,5 hp) = 4,375 hp = 4,5 hp
Dengan nilai design power sebesar 4,5 hp dan kecepatan pinion sebesar 500 rpm,
maka berdasarkan grafik di atas diperoleh nilai Pd = 10 dan Dp = 2,4 in.
3. Menentukan Jumlah Gigi Pinion
Pd = NP/Dp
NP = Pd.Dp
NP = (10)(2,4)
NP = 24
4. Menentukan Nilai Nominal Velocity Ratio (VR)
VR = nP/nG
VR = 500/250
VR =2
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN
SEMESTER GANJIL 2019/2020
5. Menghitung Perkiraan Jumlah Gigi (Ng) pada Gear
NG = NP.VR
NG = (24)(2)
NG = 48
6. Menghitung Rasio Kecepatan Aktual
VRA = NG / NP
VRA = 48 / 24
VRA =2
7. Menghitung Kecepatan Output Aktual
nG = nP / VRA
nG = (500) / (2)
nG = 250 rpm
8. Menghitung Diameter Pitch, Jarak Antar Pusat, Pitch Line Speed, Addendum,
Dedendum, dan Beban
- Pitch Diameter Pinion
DP = NP/Pd = 24/10 = 2,4 in
- Pitch Diameter Gear
DG = NG/Pd = 48/10 = 4,8 in
- Center Distance
C = (NP + NG)/(2Pd) = (24+48)/(2.10) = 3,6 in
- Pitch Line Speed
vl = π.DP.nP/12 = [(3.14)(2,4)(500)]/12 = 314 ft/min
- Addendum
a = 1/Pd = 1/10 = 0,1 in
- Dedendum
b = 1,25/Pd = 1,25/10 = 0,125 in
- Transmitted Load
Wl = 33000.P/vl = 33000(2,5)/ 314 = 262,7 lb
Tabel 4.5
Elastic Coefficient, Cp
Dalam rancangan ini digunakan jenis material yang sama baik untuk pinion maupun
gear, yakni steel dengan modulus elastisitas (Cp) sebesar 2300 lb/in2.
11. Menentukan Angka Kualitas dan Faktor Dinamis
- Quality Number
Tabel 4.6
Recommended AGMA Quality Number
Berdasarkan grafik di atas, dengan nilai pitch line velocity = 314 ft/min dan Qv = 7
diperoleh nilai Kv = 1,17.
12. Menentukan Susunan Gigi
- Bending Geometry Factor (Pinion and Gear)
Desain pasangan roda gigi pada perancangan ini menggunakan roga gigi full depth
teeth 20° sehingga nilai JP (jumlah gigi 24) = 0,425 dan nilai JG (jumlah gigi 81 ) =
0,48.
- Pitting Geometry Factor
Gambar 4.7 External Spur Pinion Geometry Factor. I, for Standard Center Distances. All
Curves Area for the Lowest Point of Single-Tooth Contact on The Pinion.
Sumber: Mott (2004,p.402)
Berdasarkan grafik di atas, dengan nilai F = 1,2 in (perhitungan no. 9), F/Dp = 2/2,4
= 0,8 diperoleh nilai Cpf =0,05.
- Menentukan Mesh Alignment Factor, Cma
Tabel 4.7
Suggested Size Factors, Ks
Tabel 4.8
Reliability Factor, KR
Berdasarkan tabel di atas, diambil nilai KR = 1.00 atau satu kegagalan dalam 100.
19. Menentukan Umur Desain Roda Gigi
Pertimbangan: umur dari mesin conveyor ini dirancang sampai 29200 jam
ncP = (60)(29200)(946) = 4,2 x 109 siklus
ncG = (60)(29200)(315) = 2,1 x 108 siklus
Berdasarkan grafik di atas, diperoleh nilai ZNP = 0,91 dan ZNG = 0,92
20. Menghitung Perkiraan Bending Stress pada Pinion dan Gear
- Pinion
𝑊𝑙 𝑃𝑑 262,7 . 10
𝑆𝑡𝑃 = (𝐾𝑜 𝐾𝑠 𝐾𝑚 𝐾𝐵 𝐾𝑣 ) = (1.1.1,2.1.1,17) = 7232 𝑝𝑠𝑖
𝐹𝐽𝑃 1,2.0,425
- Gear
𝐽𝑃 0,425
𝑆𝑡𝐺 = 𝑆𝑡𝑃 ( ) = 7232 ( ) = 6403,33𝑝𝑠𝑖
𝐽𝐺 0,48
21. Menghitung Bending Stress Agar Sesuai
- Pinion
𝐾𝑅 𝑆𝐹 1.1,2
𝑆𝑎𝑡𝑃 > 𝑆𝑡𝑃 = 7232 = 9135,2 𝑝𝑠𝑖
𝑌𝑁𝑃 0,95
- Gear
𝐾𝑅 𝑆𝐹 1.1,2
𝑆𝑎𝑡𝐺 > 𝑆𝑡𝐺 = 6403,33 = 7921,6 𝑝𝑠𝑖
𝑌𝑁𝐺 0,97
22. Menghitung Perkiraan Contact Stress
Pada perhitungan ini, nilainya berlaku untuk pinion dan gear.
𝑊𝑙 𝐾𝑜 𝐾𝑠 𝐾𝑚 𝐾𝑣 262,7 . 1.1.1,2.1,17
𝑆𝑐 = 𝐶𝑝 √ = 2300√ = 24271,5 𝑝𝑠𝑖
𝐹𝐷𝑝 𝐼 1,2 .24.0,115
Tabel 4.9
Allowable Stress Numbers for Case-Hardened Steel Gear Materials
Pertimbangan: dengan mengambil nilai tertinggi contact stress, yakni pada gear sebesar 112
ksi dan nilai tertinggi bending stress, yakni pada pinion sebesar 39 ksi maka material yang
dipilih pada perancangan ini adalah steel yang di flame or induction-hardened menghasilkan
angka kekerasan sebesar 50 HRC dan mampu menahan bending stress hingga 45 ksi (Grade
1) dan contact stress hingga 170 (Grade 1).
- Dpulley = 10,55 in
- Dgear = 2,4 in
- Ngear = 500 rpm
- Npulley = 500 rpm
- P aktual = 2,5 hp
8. Menghitung Torsi pada Poros 1
63000 (𝑃)
𝑇=
𝑛
63000 (2,5)
𝑇=
500
𝑇 = 315 𝑙𝑏. 𝑖𝑛
9. Menghitung Gaya Gaya pada poros 1 akibat gear
𝑇
𝑊𝑡 =
𝐷⁄
2
315
𝑊𝑡 =
2,4⁄
2
𝑊𝑡 = 262,5 𝑙𝑏
𝑊𝑟 = 𝑊𝑡 . tan 𝛼
𝑊𝑟 = 262,5 𝑥 tan 20
𝑊𝑟 = 95,542 𝑙𝑏
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN
SEMESTER GANJIL 2019/2020
10. Menghitung Gaya radial pulley
𝑇
𝑊𝑟 =
𝐷⁄
2
262,5
𝑊𝑟 =
10,55⁄
2
𝑊𝑟 = 49,76 𝑙𝑏
∑𝑀𝐴 = 0
𝐵(0) + 𝐴(4) − 𝐷(2) − 𝐶(6) = 0
𝐴 (4) − 95,542(2) − 49,76 (6) = 0
𝐴 = 122,411 𝑙𝑏
∑𝐹 = 0
−𝐶 + 𝐴 − 𝐷 + 𝐵 = 0
−49,76 + 122,411 − 95,542 + 𝐵 = 0
𝐵 = 22,891 𝑙𝑏
∑𝐹 = 0
𝐴+𝐵−𝐷 =0
131,25 + 𝐵 − 262,5 = 0
𝐵 = 131,25 𝑙𝑏
2 2
𝑀𝑚𝑎𝑥 = √𝑀𝑚𝑎𝑥𝑌 + 𝑀𝑚𝑎𝑥𝑋
Tabel 4.16
Approximate reliability factors
1⁄
3
2 2
(32)(2) (2)(280,732) 3 (262,5)
𝐷𝑃 = [ √[ ] + [ ] ]
3,14 (21627) 4 (71000)
B. Desain Poros 1
(Terlampir)
63000 (𝑃)
𝑇=
𝑛
63000 (2,5)
𝑇=
250
𝑇 = 630 𝑙𝑏. 𝑖𝑛
2. Menghitung Gaya Gaya pada poros 2 akibat gear
𝑇
𝑊𝑡 =
𝐷⁄
2
630
𝑊𝑡 =
4,8⁄
2
𝑊𝑡 = 262,5 𝑙𝑏
𝑊𝑟𝑔 = 𝑊𝑡 . tan 𝛼
∑𝑀𝐴 = 0
𝐴(0) − 𝑊𝑡 (8) − 𝐷(12) = 0
0 − 262,5(2) − 𝐷(12) = 0
𝐷 = 175 𝑙𝑏
∑𝐹 = 0
𝐴 − 𝑊𝑡 + 𝐷 = 0
𝐴 − 262,5 + 175 = 0
𝐴 = 87,5 𝑙𝑏
∑𝑀𝐴 = 0
𝐴(0) − 𝑊𝑟𝑐 (4) − 𝑊𝑟𝑔 (8) + 𝐷 (12) = 0
0 − 264,5(4) − 95,542 (8) + 𝐷 (12) = 0
𝐷 = 151,86 𝑙𝑏
∑𝐹 = 0
𝐴 − 𝑊𝑟𝑐 − 𝑊𝑟𝑔 + 𝐷 = 0
𝐴 − 264,5 − 95,542 + 151,86 = 0
𝐴 = 208,182 𝑙𝑏
2 2
𝑀𝑚𝑎𝑥 = √𝑀𝑚𝑎𝑥𝑌 + 𝑀𝑚𝑎𝑥𝑋
Tabel 4.10
Material designation AISI number
Tabel 4.11
Approximate reliability factors
1⁄
3
2 2
(32)(2) (2)(1087,858) 3 (630)
𝐷𝑃 = [ √[ ] + [ ] ]
3,14 (32805) 4 (110000)
B. Desain Poros 2
(Terlampir)
Tabel 4.12
Design life for bearings
Tabel 4.13
Pemilihan tipe bantalan
Berdasarkan diameter poros yang telah dihitung, pada poros 2 dengan diameter
3,3455 in dipilih bantalan series 6200 dengan nomor bantalan 6217, dengan detail
tercantum.
B. Desain Bearing/Bantalan
(Terlampir)
Tabel 4.14
Key Shaft VS. Shaft Diameter
Tabel 4.15
Design Properties of Carbon and Alloy Steels
Tabel 4.16
Key Shaft VS. Shaft Diameter
Tabel 4.17
Design Properties of Carbon and Alloy Steels
Pada desain material pasak yang dipilih adalah AISI 1340 OQT 400 dengan Tensile
Strength 285 ksi dan Yield Strength 234 ksi.
3. Menghitung Panjang Pasak
a. Menghitung Besar Gaya Gesar (Fs)
Fs = 2T/Dporos2
Fs = 2(630)/( 3,3465)
Fs = 376,512 lb
b. Menghitung Tegangan Geser
τ = F/As
τ = 2T/D(W.L)
τd = 0,5Sy/N
N = 2 (faktor keamanan)
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN
SEMESTER GANJIL 2019/2020
Sy =110 ksi = 143 ksi
c. Menghitung Panjang Pasak Minimum
L = 2T / (τd.D.W)
L = 2T / [(0,5Sy/N).D.W]
L = 4T.N / (D.W.Sy)
L = 4(630)(2) / (3,3465)(7/8)(30000)
L = 0,05737 in
Berdasarkan hasil perhitungan, panjang pasak minimum yang digunakan adalah
0,5737 in.
B. Desain Key 2
(Terlampir)
5.1 Kesimpulan
1. Mesin konveyor menggunakan motor listrik dengan putaran 1000 rpm dan daya input
2,5 hp.
2. Transmisi yang digunakan adalah sabuk jenis 3V dan roda gigi lurus.
3. Komponen transmisi pada mesin konveyor adalah:
a. Puli
b. Sabuk
c. Pasangan roda gigi lurus
d. Poros
e. Bantalan
f. Pasak
4. Spesifikasi transmisi mesin konveyor adalah:
a. Puli
▪ Puli Penggerak
▪ Diameter (D1) = 5,25 in
▪ Putaran (n1) = 1000 rpm
▪ Puli yang digerakkan (D2)
▪ Diameter (D2) = 10,55 in
▪ Putaran (n2) = 497.6303318 rpm
▪ Jarak antar puli (C) = 12,3 in
b. Sabuk
▪ Panjang (L) = 49,39 in
▪ Jenis = 3V
▪ Jumlah =1
▪ Angle of Wrap (ϴ1) = 204,884°
c. Pasangan roda gigi lurus 1
▪ Roda gigi penggerak (pinion)
▪ Putaran (nP) = 500 rpm
▪ Jumlah gigi (NP) = 24
▪ Poros 2
▪ Diameter (d) = 1,925 in
▪ Panjang (l) = 12 in
▪ Torsi (T) = 630 lb.in
▪ Material = AISI 1040 Cold-drawn
e. Bantalan
▪ Tipe bantalan pada poros 1 = 6207
▪ Tipe bantalan pada poros 2 = 6210
f. Pasak
▪ Pasak pada poros 1 (L) = 0,5 in
▪ Pasak pada poros 2 (L) = 0,5737 in
5.2 Saran
1. Laboratorium dapat menyediakan tempat yang kondusif untuk asistensi.