Anda di halaman 1dari 10

PENGGUNAAN LUMATAN DAUN BUNGA SEPATU (HIBISCUS ROSA-

SINENSIS L) UNTUK PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA TIKUS PUTIH


(RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR).

Retno Sumara 1
Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surabaya 1
Kutipan: Sumara, Retno. (2017). Hubungan Lokasi Terapi Intravenus Dengan Kejadian
Plebitis. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2 (2)

INFORMASI ABSTRACT
The aim of the study was to identify the use of shoot leaf lining
Korespondensi (Hibiscus rosa-sinensis L.) and the use of Normal Saline 0.9%
retnosumara@gmail.com in the length of incision wound healing in white rats (Rattus
Norvegicus Wistar strains). Method The experimental method
is true experimental with descriptive approach with white rats
(Rattus norvegicus strain Wistar) sample of 15 tails which
made incision wound which is divided into three groups,
namely treatment group (Limbatan leaf shoe leaf (Hibiscus
Keywords: Lumatan, rosa-sinensis L.), (Normal Salon 0,9%) and control group
leaf, hibiscus (Hibiscus (without treatment) Wound care done every day and evaluated
rosa-sinensis L.), wound until the wound healed The research was done at Laboratory
healing, incision wound. of University Muhammadiyah Yogyakarta The collected data
were analyzed using percentage statistic formula. The results
showed that the average of incision wound healing in
Limbatan leaf shoe group (Hibiscus rosa-sinensis L.) was 4.2
days and group of Salon Salon 0.9% 5.2 days. While in the
control group (without treatment) 7.2 days. Conclusion
Leaves of the shoe flower (Hibiscus rosa-sinensis L.) contain
flavonoids and saponins act as antibacterial and affect the
proliferative phase, so it is advisable to use the shoe leaf
lining (Hibiscus rosa-sinensis L.) in providing wound care.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

ABSTRAK

Luka merupakan gangguan kontinuitas kulit, membran mukosa atau organ tubuh
lain. Penggunaan bahan herbal daun bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
mempunyai khasiat antiseptik. Oleh karena itu dapat digunakan untuk membantu
mempercepat proses penyembuhan luka. Tujuan Penelitian untuk
mengidentifikasi penggunaan Lumatan daun bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis
L.) dan penggunaan Normal Salin 0,9 % dalam lama penyembuhan luka insisi
pada tikus putih (Rattus Norvegicus strain Wistar). Metode penelitian true
ekperimental dengan pendekatan deskriptif dengan sampel hewan coba tikus putih
(Rattus norvegicus strain wistar) sebanyak 15 ekor yang dilakukan pembuatan
luka insisi yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok perlakuan
(Lumatan daun bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), kelompok Normal Salon
0,9 %, dan kelompok kontrol (tanpa perlakuan). Perawatan luka dilakukan setiap
hari dan dievaluasi sampai luka sembuh. Penelitian di lakukan di Laboratorium
Universits Muhammadiyah Yogyakarta. Data yang terkumpul dianalisis dengan
menggunakan rumus statistik persentase.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kesembuhan luka insisi pada kelompok
Lumatan daun bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah 4,2 hari dan
kelompok Normal Salon 0,9 % 5,2 hari. Sedangkan pada kelompok kontrol (tanpa
perlakuan) 7,2 hari. Simpulan Daun bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
mengandung flavonoid dan saponin berfungsi sebagai antibakteri dan berpengaruh
pada fase proliferasi maka disarankan penggunaan lumatan daun bunga sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis L.) dalam memberikan perawatan luka.

Kata Kunci : Lumatan, daun, bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.),


penyembuhan luka, luka insisi

LATAR BELAKANG telah dilakukan, dari perawatan


Dalam dunia keperawatan dengan kolaborasi menggunakan
masalah integritas kulit merupakan obat-obatan medis, pembedahan dan
masalah yang sering muncul dan juga perawatan secara tradisional.
selalu membutuhkan pengembangan Luka merupakan gangguan
dalam penatalaksanaannya. Dalam kontinuitas kulit, membran mukosa
hal ini luka merupakan masalah dantulang atau organ tubuh lain
integritas kulit yang sering ditemui (Kozier, 2004). Gangguan integritas
baik di lingkungan rumah sakit kulit yang memerlukan perawatan
maupun dalam lingkungan diluat yang tepat untuk mempercepat
rumah sakit. Berbagai proses penyembuhannya (Morison,
pengembangan dalam merawat luka 2003). Luka dapat digambarkan

169
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

sebagai gangguan dalam kontinuitas berlangsung lebih cepat (Moya J


sel-sel yang diikuti oleh Morison, 2003). Perawatan luka
penyembuhan luka untuk pemulihan biasanya dimulai dengan pengobatan
(Brunner & Suddarth, 2002). yang konvensional seperti
Berdasarkan mekanisme pembersihan luka, pemberian anti
cedera, luka dapat dibedakan radang dan antibiotik. Dalam
menjadi luka insisi, kontusio, laserasi perawatan luka Perawatan luka di
dan luka tusuk, sedangkan Rumah Sakit larutan yang sering
berdasarkan tingkat kontaminasi digunakan untuk pencucian luka
dapat dibedakan menjadi luka adalah normal saline 0.9%. Selain
bersih, luka kontaminasi bersih, luka itu, normal saline 0.9% dapat
terkontaminasi dan luka kotor atau digunakan untuk menyembuhkan
terinfeksi (Morison, 2003). Luka luka dan melakukan debridemen
bersih adalah luka bedah yang tidak luka. Penyembuhan luka merupakan
terinfeksi dimana tidak terdapat suatu proses yang kompleks dengan
inflamasi dan kontaminasi dari melibatkan banyak sel. Proses
saluran pencernaan, pernafasan, penyembuhan luka melalui beberapa
genital atau saluran kemih. Luka fase yaitu meliputi: koagulasi,
insisi adalah luka yang dibuat dengan inflamasi, proliferasi, dan fase
potongan bersih dengan remodeling. (Suriadi, 2004). Dalam
menggunakan instrumen tajam, proses penyembuhan luka
sebagi contoh luka yang dibuat oleh membutuhkan perawatan yang
ahli bedah dalam setiap prosedur mencakup pembersihan luka bersih
operasi. dan debridemen, pengolesan preparat
Perawatan luka merupakan antibiotik topikal serta pembalutan
bagian dari tanggung jawab seorang (Brunner dan Suddart, 2002).
perawat dan harus dilakukan dengan Pemasangan balutan pada luka juga
konsisten dan tepat. Perawatan luka dapat dibasahi normal saline 0.9%
secara konsisten dan tepat sangat yaitu basah-basah, basah-lembab dan
diperlukan untuk mencegah infeksi basah-kering (Moenadjat, 2003).
dan menekan proses inflamasi Penggunaan bahan untuk
sehingga proses penyembuhan dapat perawatan luka secara alternatif

170
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

dengan menggunakan bahan-bahan membantu mempercepat proses


herbal diharapkan efek samping akan penyembuhan luka. Daun, bunga,
minimal dan meningkatkan proses dan akar Hibiscus rosa sinensis
penyembuhan luka dan mengandung flavonoida. Di samping
meminimalkan biaya pengobatan. itu daunnnya juga mengandung
Bahan yang banyak digunakan oleh saponin dan polifenol, bunga
masyarakat untuk merawat luka saat mengandung polifenol, akarnya juga
ini adalah betadine (povidon iodine mengandung tanin, saponin. Peranan
10%). Di Rumah Sakit, bahan yang flavonoida adalah melancarkan
digunakan untuk perawatan luka peredaran ke seluruh tubuh dan
bersih atau luka steril adalah povidon mencegah terjadinya penyumbatan
iodine 10%. Efek samping yang bisa pembuluh darah, anti inflamasi dan
ditimbulkan dari povidon iodine 10% sebagai anti nyeri (analgesik)
adalah dapat menimbulkan iritasi (Hustiantama, 2002). Saponin adalah
pada luka. (Fedrick, 2003). Dalam kandungan zat kimia yang
perawatan luka telah dikembangkan bermanfaat dalam mempengaruhi
banyak metode, yang salah satunya kolagen (tahap awal perbaikan
adalah metode pengobatan herbal. jaringan) yaitu dengan menghambat
Dewasa ini banyak penelitian produksi jaringan luka yang
mencari bahan alternatif untuk berlebihan ( Hutapea, 1999).
kesehatan. Negara yang beriklim Menurut penelitian yang
tropis seperti Indonesia memiliki dilakukan Samsumaharto dan
potensi alam yang sangat besar untuk Hartanto (2010), bunga sepatu
digali, salah satunya adalah mengandung flavonoid yang
pemanfaatan flora dan fauna berfungsi sebagai antibakteri karena
dibidang kesehatan. Salah satu mengandung gugus fenol yang dapat
tumbuhan yang digunakan untuk menyebabkan denaturasi protein dan
perawatan luka adalah daun bunga merusak membran sel sehingga dapat
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.). menghambat pertumbuhan bakteri.
Daun dan bunga sepatu Uddin et al., (2010) menyatakan
mempunyai khasiat antiseptik. Oleh aktivitas antibakteri ekstrak etanolik
karena itu dapat digunakan untuk tanaman kembang sepatu

171
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

sebelumnya telah dilakukan oleh Laboratorium Universits


yang menunjukkan bahwa ekstrak Muhammadiyah Yogyakarta.
etanolik dari bunga mempunyai zona Data yang terkumpul dianalisis
hambat terhadap bakteri S. aureus dengan menggunakan rumus
yang lebih besar. Berdasarkan statistik persentase.
fenomena diatas, peneliti tertarik
untuk mengidentifikasi penggunaan HASIL PENELITIAN
Lumatan daun bunga sepatu Berdasarkan data tabel berikut
(Hibiscus rosa-sinensis L.) terhadap menunjukkan rata-rata kesembuhan
penyembuhan luka insisi pada tikus luka insisi pada kelompok Lumatan
putih (Rattus Norvegicus strain daun bunga sepatu (Hibiscus rosa-
Wistar). sinensis L.) adalah 4,2 hari dan
kelompok Normal Salon 0,9 % 5,2
METODE PENELITIAN hari. Sedangkan pada kelompok
Penelitian merupakan kontrol (tanpa perlakuan) 7,2 hari.
True ekperimental di labolatorik Berdasarkan data kesembuhan luka
dengan pendekatan deskriptif . insisi pada kelompok Lumatan daun
Sampel yang digunakan adalah bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis
hewan coba tikus putih (Rattus L.) menunjukkan tidak terdapat
norvegicus strain wistar) perubahan warna luka (eritema) dan
sebanyak 15 ekor yang tidak terdapat produksi pus ataupun
dilakukan pembuatan luka insisi serum di luka. Tidak terdapat edema
yang dibagi menjadi tiga dan bau pada luka. Luka mengering
kelompok, yaitu kelompok pada hari ke 3 perawatan dan
perlakuan (Lumatan daun bunga jaringan menyatu dan kembali ke
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis struktur semula kulit pada hari ke 4
L.), kelompok Normal Salon 0,9 perawatan. Pada kelompok Normal
%, dan kelompok kontrol (tanpa Salon 0,9 % menunjukkan tidak
perlakuan). Perawatan luka akan terdapat perubahan warna luka
dilakukan setiap hari dan (eritema) dan tidak terdapat produksi
dievaluasi sampai luka sembuh. pus ataupun serum di luka. Tidak
Penelitian di lakukan di terdapat edema dan bau pada luka.

172
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

Luka mengering pada hari ke 4 Hasil penilaian rata-rata


perawatan dan jaringan menyatu dan kesembuhan luka insisi pada
kembali ke struktur semula kulit kelompok Lumatan daun bunga
pada hari ke 5 perawatan. Sedangkan sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
pada kelompok kontrol (tanpa dan kelompok Normal Salin 0,9 %

Kelompok Evaluasi Perlakuan Lama Rata-rata lama


Penyembuhan penyembuhan
Luka insisi luka insisi
Lumatan Lumatan daun bunga sepatu (1) 4 hari 4,2 hari
daun Lumatan daun bunga sepatu (2) 4 hari
bunga Lumatan daun bunga sepatu (3) 4 hari
sepatu Lumatan daun bunga sepatu (4) 5 hari
Lumatan daun bunga sepatu (5) 4 hari
Normal Normal Salin 0,9 % (1) 5 hari 5,2 hari
Salin 0,9 Normal Salin 0,9 % (2) 5 hari
% Normal Salin 0,9 % (3) 5 hari
Normal Salin 0,9 % (4) 5 hari
Normal Salin 0,9 % (5) 6 hari
Tanpa Kontrol 1 5 hari 7,2 hari
perlakuan/ Kontrol 2 7 hari
Kontrol Kontrol 3 7 hari
Kontrol 4 8 hari
Kontrol 5 9 hari
perlakuan) menunjukkan terdapat 2
sampel yang lukanya PEMBAHASAN
mengeluarkan cairan (serum) . Hasil penelitian menunjukkan
Eritema hilang pada hari ke 3 dan bahwa lumatan daun bunga sepatu
tidak meluas. Terdapat 1 sampel (Hibiscus rosa-sinensis L.) terbukti
yang terjadi edema. Luka mengering dapat mempercepat penyembuhan
pada hari ke 6 perawatan dan luka insisi dengan lama
jaringan menyatu dan kembali ke penyembuhan selama 4,2 hari
struktur semula kulit pada hari ke 7 dengan tidak terdapat produksi
dan paling lama hari ke 9 perawatan. serum, tidak edema, tidak eritema,
luka menunjukkan jaringan
granulasi. Hal ini menunjukkan
bahwa perawatan luka dengan
menggunakan lumatan daun bunga

173
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) proliferasi ditandai dengan


lebih cepat dibandingkan kelompok pembentukan jaringan granulasi
Normal Salon 0,9 % dengan rata-rata dalam luka, pada fase ini macrophag
penyembuhan luka selama 5,2 hari dan lymphocites masih ikut berperan,
sedangkan pada kelompok kontrol tipe sel predominan mengalami
(tanpa perlakuan) selama 7,2. prolifesari dan migrasi termasuk sel
Beberapa sampel pada kelompok epitelial, fibroblast, dan sel
kontrol (tanpa perlakuan) lukanya endotelial. Kandungan Saponin
mengeluarkan cairan (serum), terjadi dalam daun bunga sepatu yang dapat
edema dan sembuh pada hari ke 7 menurunkan tegangan permukaan
dan paling lama hari ke 9 perawatan. sehingga dapat menghambat
Daun bunga sepatu (Hibiscus pertumbuhan bakteri. Adanya
rosa-sinensis L.) mengandung kemampuan anti bakteri dari lumatan
flavonoid dan saponin berfungsi daun bunga sepatu akan melawan
sebagai antibakteri dan melancarkan mikroorganisme penyebab infeksi
peredaran darah keseluruh tubuh dan yang akan memperlambat proses
mencegah terjadinya penyumbatan penyembuhan luka. (Sukrasno,
pada pembuluh darah, mengandung 2003). Dalam fase inflamatory
anti inflamasi (anti radang), terjadi perlawanan terhadap infeksi
berfungsi sebagai anti oksidan dan dan sebagai jembatan antara jaringan
membantu mengurangi rasa sakit yang mengalami injury dan untuk
(analgesik). (Hustiantama, 2002). pertumbuhan sel-sel baru, (Suriadi,
Lumatan daun bunga sepatu 2004).
(Hibiscus rosa-sinensis L.) juga
berpengaruh pada fase proliferasi.
Lumatan daun bunga sepatu
mengandung zat saponin yang
bermanfaat dalam mempengaruhi
kolagen (tahap awal perbaikan
jaringan) yaitu dengan menghambat
produksi jaringan luka yang
berlebihan. (Hutapea, 1999) Fase

174
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

Hasil penilaian kesembuhan luka


insisi pada kelompok Lumatan
daun bunga sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis L.) dan kelompok Normal
Salon 0,9 %

LUMATAN NORMAL KONTROL


DAUN SALIN 0,9 % (tanpa
KRITERIA BUNGA perlakuan)
SEPATU
Cairan yang keluar
dari luka: Tidak ada Tidak ada Terdapat 2
- Warna sampel
- Jenis (darah, pus, (Mengeluarkan
serum) serum dan pus)
Eritema kulit :
- Hanya sekitar Hilang hari Hilang hari ke Hilang hari ke
jahitan ke 3 3 3

Eritema : Tidak ada Tidak ada Tidak ada


- Meluas di luarnya

Edema Tidak ada Tidak ada Terdapat 1


sampel
mengalami
edema
Bau Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Luka kering Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 4

Granulasi Ada Ada Ada

Tepi luka menyatu Hari ke 4 Hari ke 5 Hari ke 6

Struktur kulit Hari ke 4 Hari ke 5 Hari ke 7 dan 9


kembali seperti
semula

175
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

Lumatan daun bunga sepatu disarankan dalam memberikan


(Hibiscus rosa-sinensis L.) yang perawatan luka.
mengandung zat saponin
berpengaruh pada fase proliferasi KESIMPULAN SARAN
bermanfaat dalam mempengaruhi Lumatan daun bunga sepatu
kolagen (tahap awal perbaikan (Hibiscus rosa-sinensis L.) yang
jaringan). Fase proliferasi ditandai mengandung zat saponin
dengan pembentukan jaringan berpengaruh pada fase proliferasi
granulasi dalam luka, pada fase ini bermanfaat dalam mempengaruhi
macrophag dan lymphocites masih kolagen (tahap awal perbaikan
ikut berperan, tipe sel predominan jaringan). Kandungan Saponin dalam
mengalami prolifesari dan migrasi daun bunga sepatu yang dapat
termasuk sel epitelial, fibroblast, dan menurunkan tegangan permukaan
sel endotelial. Kandungan Saponin sehingga dapat menghambat
dalam daun bunga sepatu yang dapat pertumbuhan bakteri. Adanya
menurunkan tegangan permukaan kemampuan anti bakteri dari lumatan
sehingga dapat menghambat daun bunga sepatu akan melawan
pertumbuhan bakteri. Adanya mikroorganisme penyebab infeksi
kemampuan anti bakteri dari lumatan yang akan memperlambat proses
daun bunga sepatu akan melawan penyembuhan luka. Bahan herbal
mikroorganisme penyebab infeksi bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis
yang akan memperlambat proses L.) dapat dikembangkan sebagai
penyembuhan luka. Pada perawatan altenatif pengobatan khususnya
luka dengan menggunakan lumatan dalam merawat berbagai jenis luka.
daun bunga sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis L.) juga menghasilkan hasil DAFTAR PUSTAKA
yang sangat bagus dengan 1. Suriadi.2004. Perawatan
menunjukkan tidak terdapat bekas Luka Edisi Satu. Sagung
pada kulit Oleh karena itu disarankan Seto. Jakarta
Lumatan daun bunga sepatu 2. Smeltzer, Suzanne C.2002.
(Hibiscus rosa-sinensis L.) Brunner & Suddarth’s
Texbook of Medical

176
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(2) 2017

Surgical Nursing, 8th http://www.woundcare.org/ne


Edition, Agung Waluyo ws.html
(penterjemah).2002. EGC, 6. Kozier, et al. 2004.
Jakarta. Fundamentals of Nursing:
3. Moya J. Morison, 2003. Concepts, Process, and
Manajemen Luka, Seri Practice, 7 edition. Pearson
Pedoman Praktis, Penerbit PrenticeHall. New Jearsy.
Buku Kedokteran, Jakarta. 7. Hutapea dkk, 1999, Mahkota
4. Moenadjat, Yefta. 2003. dewa musuh baru aneka
LUKA BAKAR : penyakit,
Pengetahuan Klinis Praktis http://kompas.com/kesehatan/
Edisi Revisi. Jakarta : FKUI, nems/0411/07/123152.htm.
hal. 1-7 diakses 20 Agustus 2007
5. Fedrick Purdue.2003.
WoundHealing Studies in
Human Volunteers, (online),
8.

177

Anda mungkin juga menyukai