Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kimia farmasi merupakan suatu disiplin ilmu gabungan kimia
dan farmasi yang terlibat dalam desain, isolasi sintesis, analisis,
identifikasi. Pengembangan bahan-bahan alam dan sintesis yang
digunakan sebagai obat-obat farmasetika, yang dapat digunakan
untuk terapi (cartika harpolia.2016).

Susunan saraf merupakan jaringan system manunggal dan


terpadu. Berdasarkan basis anatomi secara global, susunan saraf
dikelompokkan menjadi dua yaitu susunan saraf pusat dan
susunan saraf perifer (Satyanegara.2010).

System saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan


memproses informasi, memberikan reaksi terhadap berbagai
rangsangan dan mengatur kerja berbagai sel. Pada manusia yang
mampu melakukan berbagai tugas kompleks seperti berdansa,
memasak dan mengikuti kursus psikologi, system saraf yang
dimiliki mengandung miliaran sel (Wade carole dan carol tarvis).

Otak merupakan jaringan yang konsistensinya kenyal dan


terletak di dalam ruangan yang tertutup oleh tulang yaitu cranium
(tengkorak) (Satyanegara.2010).

Kimia farmasi bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat kimia


dan fisika dari bahan obat maupun obat jadi. Khusus untuk bahan
obat/obat jadi yang berasal dari alam dipelajari dalam ilmu
farmakognosi dan fitokimia, sehingga dalam ilmu kimia farmasi
umumnya dipelajari bahan obat/obat yang berasal dari bahan
sintetik (cartika harpolia.2016).
B. Maksud, Tujuan dan Prinsip Percobaan

1. Maksud percobaan
Untuk mengetahui dan memahami cara identifikasi obat
system saraf pusat (ssp).

2. Tujuan percobaan
Untuk mengidentifikasi obat system saraf pusat (ssp) yakni
luminal dengan menggunakan uji unsur, uji golongan, dan uji
spesifik.

3. Prinsip percobaan
Prinsip percobaan yakni dengan mengamati organoleptic,
kelarutan, serta mereaksikannya dengan pereaksi yang sesuai
kemudian diamati perubahan yang terjadi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Ringkas
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang (medulla spinalis). Masing-masing dilindungi oleh tulang
tengkorak dan kolumna vertebralis. Susunan saraf pusat
merupakan system sentral pengontrol tubuh yang menerima,
menginterpretasi dan mengintegrasi semua stimulasi,
menyampaikan impuls saraf ke otot dan kalenjer serta menciptakan
aksi selanjutnya (Satyanegara.2010).

Hipnotika atau obat tidur (yun= hypnos=tidur) adalah zat-zat


yang dalam dosis terapi diperuntukan meningkatkan keinginan
untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan tidur. Lazimnya
obat ini diberikan pada malam hari (Tjay Tan Hoan dan kirana
Rahardja.2007).

Hipnotika dan sedative merupakan golongan obat


pendepresi susunan saraf pusat (ssp). Efeknya bergantung pada
dosis, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang dan
kantuk, menidurkan, hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran,
keadaan anastesi, mati (Gunawan sulistia Gan.2016).

Hipnotika dapat diberi dalam beberapa kelompok, yakni


senyawa barbiturate dan benzodiazepim, obat-obat lainnya dan
obat absolut.

1. Barbiturate
Barbiturate sejak lama digunakan sebagai hipnotika dan
sedative, tetapi penggunaannya sejak tahun 1980-an telah
sangat menurunkan karena adanya obat-obat dari kelompok
bensodiazepim yang lebih aman. Yang merupakan
pengecualian adalah fenobarbital yang memiliki sifat
antikonvulsif dan thiopental yang masih banyak digunakan
sebagai anorhetikum (Tjay Tan Hoan dan Kirana Rahardja
2007).
Formula umum :

Barbiturat merupakan derifat yang bekerja pada seluruf ssp.


Walaupun pada setiap tempat tidak sama bentuknya dosis nonquestesi
terutama menekan respon pasca smaps. Penghambatan hanya terjadi
pada sinaps GABA lunergik.

Secara kualitatif benzodiazepim memiliki efek yang hamper sama


namun secara kuantitatif spectrum farmakodinamik serta pada
farmakokinetik berbeda. Rumus benzodiazepim terdiri dari cicin berbentuk
A yang melekat pada cicin aromatic diazepam cicin B. Karena
benzodiazepim yang penting secara farmaklogis suatu mengandung
gugus S-aril (cicin C) dan cicin 1,9 benzodiazepim rumus bangun kimia,
golongan ini sudah diidentifikasi dengan 5-aril-1,4 benzodiazepim.

Struktur kimia diazepan dan klorida zepoksid :

Klordiazepoksid dan diazepan merupakan protoktip derifat


benzodiazepine yang digunakan secara meluas sebagai antiansepas,
klordiazeparsit tidak bekrja sentral, tetapi juga perifer pada susunan
sarafkasinergik, advernergik dan triplaninergik.
Mekanisme kerja dan tempat kerja pada ssp. Kerja benzodiazepine
terutama merupakan interaksi dengan reseptor penghambat
neurottarnsmiter yang diaktifkan oleh asam garam aminobutirat (GABA).
Reseptor GABA merupakan proton yang mengikut atau terikat pada
membrane dan GABA disebabkan dalam 2 bagian besar sub rive yaitu
resptor GABA A yang terdiri dari resptor GABA B. majemuk dari J.B dan Y
sub unit yang membentuk suatu reseptor kanal ion klorida kompleks.
Reseptor GABA A berperan pada sebagian besar neurotransmitter di ssp.
Sebaiknya reseptor GABA B yang terdiri dari peptide tunggal dengan 7
daerah trans membrane, digabungkan terhadap mekanisme signal
transduksinal oleh protein-G. Benzociazepin bekerja pada reseptor GABA
A tidak pada reseptor GABA B.

Penggolongan berdasarkan struktur kimianya

1. Golongan barbiturate, seperti fenobarbital, betobarbital,


klurobarbital, heksobarbital dan lain-lain.
2. Golongan benzodiazepine, seperti theordiazepin, nitra zepain,
unitrat zepin, diazepin, klordiazepin dan triazolan.
3. Golongan alcohol dan aldehida seperti kloralhidrat dan turunan
suatu oraldehida, trikolas, dikoralfenazon.
4. Golongan bromide, seperti garam bromida (kalium, natrium dan
amonium).
5. Golongan lain seperti senyawa piperidindon.

Bariturat merupakan derivate asam barbiturate (2,9,6-friokso heksa


hidropiranidia). Asam barbiturate sendiri tidak menyebabkan depresi ssp
efek hipnotik-sedatif dan efek lainnya ditimbulkan bila ada gugus alkil dan
aril (Ariswanto.Djoko. 2006).

A. Perangsang system saraf pusat adalah senyawa yang dapat


menimbulkan rangsangan yang tidak selektif pada system saraf
pusat.
Dua mekanisme umum yang terlibat dalam rangsangan system
saraf pusat adalah :
1. Pemblokan selektif hambatan saraf yaitu, pemblokan hambatan
saraf simpatis dan pemblokan hambatan prasinaptik.
2. Rangsangan langsungan pada saraf.
Perangsangan system saraf pusat dibagi dalam 4 kelompok yaitu
anoleptika turunan metilxantin, perangsang psikomotor dan halisinogen.

A. Analeptika
Analeptika juga sering disebut sebagai pernapasan, adalah
senyawa yang dapat meningkatkan verifikasi palmonari,
meningkatkan respon rangsangan sensori dan mempercepat
pemulihan reflex normal sesudah anastesi (Siswandono.2000).

B. Turunan metilxantin
Mempunyai efek perangsang system saraf pusat dan banyak
digunakan sebagai obat kafein, teovim dan teobrunat, dosis kecil.
Turunan ini sering digunakan sebagai tonikum dan ranitrilima
penyegar.
C. Perangsang psikomotor
Senyawa yang dapat merangsang pusat psikomotor system
saraf pusat, digunakan terutama digunakan untuk meningkatkan
susunan hati dan harapan pada penderita depresi mental
(Siswandono.2000).
Analisis kualitatif adalah merupakan analisis untuk melakukan
identifikasi elemen, spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di
dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara
untuk mengetahui dan atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu
sampel (Cartika,Harpolia.2016).

Pengujian organoleptic adalah pengujian yang didasarkan pada


proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses
fisiopsikologi, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat
benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal
dari benda tersebut (pengujian organoleptic.2013).

Kelarutan merupakan parameter penting bagi suatu obat dalam


mencapai konsentrasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan respon
farmakologi. Banyak obat yang memiliki kelarutan buruk di dalam air,
padahal obat harus ada dalam bentuk terlarut ketika akan di absorpsi
(P.AP.Willybrordus Yoga dan Rini Hendriani.2017).

Penentuan unsur dalam identifikasi senyawa obat adalah tahap


untuk menentukan keberadaan/kehadiran unsur karbon (c), hydrogen (H),
dan oksigen (O), pada obat yang diidentifikasi. Unsur-unsur lain yang
diperiksa tersebut adalah nitrogen (N), sulfur (S), fosfor (P), dan halogen
(Cl,Br dan I). keberadaan unsur-unsur tesrsebut sangat berpengaruh
terhadap langkah pengujian obat tersebut (Cartika Harpolia.2016).

Uji golongan, pemeriksaan golongan senyawa karbohidrat


dilakuakan dengan pereaksi molish ( larutan alfa naftol 3% dalam etanol
danasam sulgfat pekat) dan dan asamdan asam sulfat pekat) (cartika
Harpolia.2016).
B. Uraian Bahan

1. Air suling (f1 Edisi III hal 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling,aquades

Rumus molekul : H2O

Berat molekul : 18,02

Pemerian : cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna,

tidak mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : pelarut

2. Alfa Naftol (f1 Edisi III hal 708)

Nama resmi : ALFA NAFTOLUM

Nama lain : Alfa Naftol

Rumus molekul : Cu2H7OH

Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau putih,atau hablur


putih, tidak berbau

Kelarutan : Larut dalam bagian etanol (95%) P,


membentuk larutan, lebih agak keruh tidak
tidak berwarna merah muda keruh pucat

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Pereaksi
3.Argenti Nitrat (FI Edisi IIIhal 97)

Nama resmi : ARGENTI NITRAS

Nama lain : Argenti nitrat

Rumus molekul : AgNO3

Berat molekul : 169,87

Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur ,berwarna

putih, tidak berbau, menjadi gelap jika kena cahaya

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol


(95%)

Penyimpan : Dalam wadah tertutup baik,terlindungi dari cahaya

Kegunaan : Pereaksi

4.Asam klorida (f1 Edisi III hal 53)

Nama resmi : ACIDUM HYDROKLORIDUM

Nama lain : Asam klorida

Berat molekul : HCL

Rumus molekul : 36,46

Pemerian : Cairan,tidak berwarna,bau merangsang jika

diencerkan dengan dua bagian air, asap dan

bau hilang

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : pereaksi
5.Asam nitrat (FI Edisi III hal 50)

Nama resmi : ACIDUM NITRICUM

Nama lain : Asam nitrat

Rumus molekul : HNO3

Berat molekul : 63,03

Pemerian : Cairan berasap, sangat klorosif bau khas, sangat

merangsang

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Pereaksi.

6.Asam sulfat (f1 Edisi III hal 58)

Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM

Nama lain : Asam sulfat

Rumus molekul : H2SO4

Berat molekul : 90,07

Pemerian : Cairan kental seperti minyak,korosif,tidak berwarna


jika ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas

Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol,dengan

menimbulkan panas

Penyimpanan : Dalam wad ah tertutup rapat

Kegunaan : Pereaksi
7.Etanol (f1 Edisi III Hal 65)

Nama resmi : ETHANOLUM

Nama lain : Etanol,Alkohol.

Rumus molekul : C2H5O

Berat molekul : 46,04

Pemerian : Cairan tidak berwarna,jernih mudah,mudah


menguap dan mudah bergerak, bau khas rasa pahit,
mudah terbakar

Kelarutan : Sangat medah larut dalam air,dalam kloroform p,dan

dalam eter p.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,terlindungi dari

cahaya,ditempat sejuk,jauh dari nyala api

Kegunaan : Pereaksi

8.Feri klorida (f1 Edisi III Hal 157)

Nama resmi : FEROSSI HYDROCHLORIDUM

Nama lain : Feri (III) klorida

Rumus molekul : Fecl3

Berat molekul : 162,2

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur hitam kehijauaan

Kelarutan : Larut dalam air,larut beropale sensi berwarna jingga.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Pereaksi
9.Feri sulfat (f1 Edisi III hal 254-255)

Nama resmi : FERROSI SULFAS

Nama lain : Besi (III) Sulfat

Rumus molekul : FeSO4

Berat molekul : 151,90

Pemerian : Serbuk putih keabuan,rasa logam sepak.

Kelarutan : Perlahsn-lahan larut hampir sempurna dalam air,


karbon dioksida p

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Pereaksi

10.Formalin (F1 Edisi III hal 259)

Nama resmi : FORMALDEHYDI

Nama lain : Formalin,formaldehida

Rumus molekul : CH2O

Berat molekul : 30,O31

Pemerian : Cairan jernih,tidak berwarna atau hampir

tidak,berwarna:bau menusuk,uap merangsang

selaput lendir tenggorokan

Kelarutan : Dapat dicampur dengan air dan dengan etanol (95%)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,terlindungi

Cahaya, di atas 20°

Kegunaan : Pereaksi
11.kloroform(F1 Edisi II Hal 151)

Nama resmi : CHOLOROFORMUM

Nama lain : Kloroform

Rumus molekul : CHCL2

Berat molekul : 119,38

Pemerian : Cairan;mudah menguap;tidak berwarna;bau khas

rasa manis, dan membakar

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 200 bagian air;mudah larut

etanol mutlak p, dalam eter p dalam sebagian

pelarut organic, dalam minyak

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik bersumbat kaca

dari cahaya

Kegunaan : Pereaksi

12.LUMINAL(F1 Edisi III hal 481)

Nama resmi : PHENOBARBITALUM

Nama lain : Fenobarbital ,luminal

Rumus molekul : C12H12N2O3

Berat molekul : 232,24

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur;putih tidak berbau;rasa


agak pahit

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air,larut dalam etanol


(95%) P dalam eter p

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Pereaksi
13. Natrium Nitroprusid (FI Edisi IV Hal 546)

Nama resmi : NATRII NITROPUSIDUM

Nama lain : Natrium nitroprusid

Rumus molekul : N2{Fe(CN)5NO}2H2O

Berat molekul : 247,45

Pemerian : Serbuk kecil hablur, coklat kekuningan praktis tidak

berbau

Kelarutan : Mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol


sukar larut dalam kloroform

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlindung dari cahaya

Kegunaan : Pereaksi
BAB III

METODE KERJA

A. Alat Dan Bahan Yang Digunakan

1. Alat yang digunakan

a. Gegep

b. Gelas kimia

c. Kompor

d. Lap kasar

e. Lumpang dan stamfer

f. penangas air

g. pipet tetes

h. Rak tabung reaksi

I. Sendok tanduk

j. Tabung reaksi

k. Timbangan

2. Bahan yang digunakan

a.air suling (H2O)

b. alfa naftol (C10H7OH)

c. argenti nitrat (AgNO3)

d. asam klorida (HCL)

e.asam nitrat (HNO3)

f.asam sulfat (H2SO4)

g.etanol (C2H60)
h. feri klorida (FeCl3)

i. feri sulfat (FeSO4)

j. formalin (CH2O)

k. kertas timbal asetat

l.kloroform (CHCl3)

m.luminal (C12H12N2O3)

n.natrium nitropusid (Na2[Fe(CN)3NO]

o.pereaksi molish

p.pereaksi zwikker I

q.pereaksi zwikker II
B. CARA KERJA

1. Uji Unsur
a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Dimasukan luminal kedalam tabung reaksi .ditambahkan 5 tetes
larutan FeSO4 segar. 1 tetes Fecl3 dan 5 tetes HCL 1 N,
dikocok ,kemudian diamati perubahan yang terjadi.
c. Dimasukan luminal kedalam tabung reaksi ditambahkan 1-2
tetes Na. nitropusid.dikocok,lalu diamati perubahannya.
d. Dimasukan luminal kedalam tabung reaksi,diasamkan 1
mlHNO3 2N,jika larutang mengandung ion sulfide,didihkan
larutan sampai bebas sulfide,lalu tambahkan beberapa tetes
larutan AgNO3. Dikocok kemudian diamati perubahannya.

2. Uji Organoleptik
a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Diamati bentuk,warna,bau,dan rasa dari sampel luminal
c. Diamati dan ditulis hasil pengamatan

3. Uji kelarutan
a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Dimasukan luminal kedalam tabung reaksi,lalu tambahkan air
secukupnya.dikocok kemudian diamati perubahannya.
c. Dimasukan luminal kedalam tabung reaksi ditambahkan etanol
dikocok llu diamati perubahannya.
d. Dimadukan luminal kedalam tabung reaksi ditambahkan
kloroform secukupnya,dikocok dan diamati.

4. Uji golongan
a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Dimasukan luminal kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan beberapa tetes pereaksi
c. Amati perubahan yang terjadi
5. Uji spesifik
a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Diamasukan luminal kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan campuran formalin dan H2SO4 pekat dan
dipanaskan dipenangas air, kemudian diamati perubahannya.
c. Dimasukan luminal kedalam tabung reaksi ,kemudian
tambahkan pereaksi
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Hasil Pengamatan

Uii unsur

Zat Uji Pereaksi Pengamatan Kesimpulan

1. Filtrat + 5 tetes ʘ putih (+) ion Cl


larutan FeSO4 kecoklatan
segar + 5 tetes
FeCl3 + 5 tetes
HCl 2N
2. Filtrat + 1-2 tetes ʘ putih susu (+) ion Cl
larutan
Luminal Na.nitroprusid
3. Filtrat diasamkan ʘ putih (+) ion Cl
dengan 1 ml keruh
HNO3 2N. jika
filtrat
mengandung ion
sulfide, didihkan
larutan sampai
bebas sulfide ( uji
uap dengan
kertas timbal
asetat) lalu +
beberapa tetes
larutan AgNo3

Luminal

Rumus Molekul Rumus Bangun

C12H12N2O3
1. Organoleptik
a. Bentuk = Kristal
b. Warna = Putih
c. Bau = Bau Khas
d. Rasa = Pahit Pekat

2. Kelarutan

Kelarutan Air Etanol Klorofom


Dalam Larut Larut Larut

3. Uji Golongan

No Pereaksi/Perlakuan Pengamatan
1. Zat diplat tetes + beberapa tetes ʘ Ungu
pereaksi zwiker I dan II : bewarna (+) Ion S
ungu

4. Uji Spesifik

No Pereaksi/Perlakuan Pengamatan
1. Zat + campuran formalin dan ʘ Mera kecoklatan
H2SO4 pekat (1 : 4) panaskan (+) Ion klorida
dipenangas air : Warna mera coklat

2. Zat + pereaksi Molis (alfanaftol + ʘ Ungu


H2SO4) (+) Ion sulfur
BAB V

PEMBAHASAN

Susuna saraf pusat terdiri dari otak dan susunan tulang belakang
(medulla spinalis). Masing-masing dilindungi oleh tulanag tengkorak dan
kolumna vetebralis. Susunan saraf pusat merupakan sistem sentarl
pengontrol tubuh yang menerima mengintrepertasi dan mengintregrasi
semua stimulus,menyampaikan implus secara keotak dan kelenjar serta
menciptakan oksi selanjutnya.

Pada uji unsur yang dilakukan labolatorium, luminal ditambahkan 5


tetes larutan Fe2SO4 segar, ditambahkan 1 tetes FeCl3, lalu ditambahkan
5 tetes HCL 2N. Menghasilkan larutan putih kecoklatan dengan
kesimpulan (+)ion Cl. Kemudian ditambahkan 1-2 tetes larutan na.
nitropusid menghasilkan larutan putih susu dengan kesimpulan (+)ion
Cl.kemudian luminal diasamkan dengan 1 ml HNO3 2N
dipanaskan,laluditambahkan beberapa tete larutan AgNO 3 maka
menghasilkan putih keruh dengan kesimpulan (+) ion CL.

Pada uji organoleptik berdasarkan hasil pengamatan


dilabolatorium,luminal mempunyai bentuk Kristal,warnah putih,bau khas
dan rasa pahit.

Pada uji kelarutan ,luminal larut dala air,etanol dan kloroform.

Pada uji golongan ,luminal di plat tetes kemudan diteteskan


beberapa tetes pereaksi zwikker 1 dan ll maka menghasilkan larutan ungu
dan mengandung (+) ion S

Pada uji spesifik larutan luminal ditambahkan campuran formalin


dan H2SO4 pekat (1:4 kemudian dipanaskan air maka akan menghasilkan
larutan merah kecoklatan dan mengandung (+) ion Cl. Kemudian luminal
ditambahkan pereaksi molish (alfaneftol + H2SO4) maka menghasilkan
larutan unggu dan mengandung (+) ion sulfur.
Adapun faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi.

a. Bahan-bahan yang telah terkontaminasi


b. Kesalahan dalam penimbangan bahan yang akan digunakan
c. Tidak sterilnya alat yang digunakan.
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pada uji unsur,luminal mengandung (+) ion klorida
2. Pada uji organoleptik,luminal memiliki bentuk Kristal,warna
purih,bau khas,dan rasa pahit pekat.
3. Pada uji kelarutan,luminal larut dalam air,etanol,dan kloroform.
4. Pada uji golongan ,luminal menghasilkan larutang unggu dan
mengandung (+) ion sulfar.
5. Pada uji spesifik,luminal menghasilkan larutan merah
kecoklatan dan mengandung (+) ion klorida.lalu luminal
ditambahkan pereaksi molish menghasilkan larutan unggu dan
mengandung (+) ion sulfur.

B. SARAN
Kami sangat membutuhkan instruktur untuk membimbing
kami dalam labolatorium,agar pada saat praktikum dapat
mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan didalam labolatorium.
DAFTAR PUSTAKA

Cartika Harpolia.2016.KIMIA FARMASI. Jakarta : kementrian RI

Departemen kesehatan RI.1979.FARMAKOPE INDONESIA EDISI III.


Jakarta : Dirjen POM

Departemen kesehatan RI.1995.FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV.


Jakarta : Dirjen POM

Departemen farmakologi dan terapeutik.2016.FARMAKOLOGI DAN


TERAPI. Jakarta : Universitas Indonesia

Pengujian organoleptic.2013.PENGUJIAN ORGANOLEPTIK. Semarang :


Universitas Muhammadiyah

P.A.P.Willybrordus Yoga dan Rini Hendriani.2017.TEKNIK


PENINGKATAN KELARUTAN OBAT. Bandung : Universitas
Padjajaran

Satyanegara.2010.ILMU BEDAH SARAF. Jakarta : Gramedia

Tjay Tan Hoan dan Kirana Rahardja.2007.OBAT-OBAT PENTING.


Jakarta : PT elex gramedia komputindo

Wade carole dan Carol tarvis.2014.PSIKOLOGI. Jakarta : erlangga


SKEMA KERJA

A. Uji Unsur

Disiapkan alat dan bahan

Dimasukkan luminal kedalam tabung reaksi, kemudian


ditambahkan 5 tetes larutan FeSO4 segar, 1 tetes FeCl3, dan 5
tetes HCl 2N, lalu diamati

Dimasukkan luminal kedalam tabung reaksi lalu tambahkan 1-2


tetes larutan Na.nitroprusid

Dimasukkan luminal kedalam tabung reaksi diasamkan dengan 1


ml HNO3 2N

Diamati perubahan yang terjadi

B. Uji Organoleptik

Disiapkan alat dan bahan

Diamati bentuk, rasa, warna dan bau dari sampel luminal


C. Uji Kelarutan

Disiapakan alat dan bahan

Dimasukkan luminal ke dalam tabung reaksi, ditambahkan


beberapa tetes aquades lalu dikocok kemudian di amati

Dimasukkan luminal ke dalam tabung reaksi, lalu di tambahkan


etanol kemudian di kocok dan di amati

Dimasukkan luminal ke dalam tabung reaksi ditambahkan beberapa


tetes kloroform, di kocok dan di amati

D. Uji Golongan

Disiapkan alat dan bahan

Dimasukkan luminal ke dalam tabung reaksi dilarutkan dengan


pelarut sesuai

Di amati perubahan yang terjadi


E. Uji Spesifik

Disiapkan alat dan bahan

Dimasukkan luminal ke dalam tabung reaksi kemudian di


tambahkan campuran formalin dan H2SO4 pekat dan dipanaskan
di penangas air, kemudian di amati perubahan yang terjadi

Dimasukkan luminal ke dalam tabung reaksi kemudian


ditambahkan pereaksi
GAMBAR HASIL PENGAMATAN

No Gambar Keterangan

1. Uji Unsur

ʘ putih kecoklatan
(+) ion Cl

ʘ putih susu
(+) ion Cl

ʘ putih keruh
(+) ion Cl

2. Uji Kelarutan

Larut dalam air, etanol dan


kloroform

3. Uji Golongan

ʘ ungu
(+) ion sulfur
4. Uji Spesifik ʘ ungu
(+) ion sulfur
GAMBAR ALAT

NO GAMBAR FUNGSI

1. Gegep

Untuk menjepit tabung reaksi


pada saat larutan di panaskan

2. Gelas kimia

Untuk menyimpan larutan atau


mereaksikan larutan

3. Kompor Untuk memanaskan larutan


4. Lap kasar

Untuk alas lumping dan stamfer


pada saat menggerus tablet

5. Lumping dan stamfer

Untuk menggerus tablet

6. Penangas air

Wadah untuk memanaskan


larutan
7. Pipet tetes

Untuk mengambil cairan dalam


jumlah sedikit, tetes demi tetes

8. Pipet Ukur

Untuk mengukur cairan dalam


jumlah sedikit

9. Rak tabung reaksi

Untuk menyimpan tabung reaksi


10. Sendok tanduk

Untuk mengambil bahan dalam


bentuk serbuk

11. Tabung reaksi

Untuk mereaksikan larutan yang


satu dengan larutan yang lain

12. Timbangan analitik

Untuk menimbang bahan yang


akan digunakan

Anda mungkin juga menyukai