BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satu obat yang pertama ditemukan manusia primitif dan masih digunakan
Cara kerja bebagai obat pada SSP tidak selalu dapat dijelaskan.
diperoleh dalam bidang metodologi farmakologi SSP. Saat ini telah dapat
diteliti cara kerja suatu obat pada sel-sel tertentu atau bahkan pada kanal ion
tunggal didalam sinaps. Informasi yang diperoleh dalam studi studi semacam
penelitian SSP.
Pertama, telah jelas bahwa hampir semua obat SSP, bekerja pada
reseptor khusus yang mengatur transmisi sinaps. Sejumlah kecil obat seperti
anastesi umum dan alkohol dapat bekerja secara non spesifik pada membran
membandingkan onset dan durasi kerja obat hipnotika sedativa pada hewan
uji mencit sehingga kita dapat membandingkan daya hipnotika sedativa dari
obat-obat tersebut.
1. Maksud Percobaan
2. Tujuan Percobaan
a. Untuk mengetahui onset dan durasi kerja obat hipnotika sedativa pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Sistem saraf pusat (SSP) atau sistem saraf sentral, terdiri dari otak
(motoris).
Rahardja, 2002).
Hipnotika atau obat tidur adalah zat-zat yang dalam dosis terapi
pada malam hari. Bila zat-zat ini diberikan pada siang hari dalam dosis
pusat (SSP), mulai yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk,
kesadaran, koma dan mati bergantung kepada dosis. Pada dosis terapi obat
system saraf pusat mulai dari sedasi ringan, meredakan ansietas sampai
Efek hipnotik meliputi depresi sistem saraf pusat yang lebih kurang
dari pada sedasi, hal ini dicapai dengan semua obat sedatif dengan
keadaan anastesi umum. Masih pada dosis yang tinggi, obat sedatif-
1997).
adalah sedasi, dimana penekanan sistem saraf pusat tertentu dalam dosis
yang lebih rendah dapat menghilangkan respon fisik dan mental, tetapi
2. Penggolongan Hipnotika-Sedativa
triazolam.
metiprilon, meprobamat
a. Benzodiazepin
(SSP). Misalnya pada triazolam yang mempunya efek cepat pada SSP
(Katzung, 2012).
(Katzung, 2004).
dan berafinitas tinggi dari membran sel yang terpisah tetapi dekat
b. Barbiturat
pada individu pasien. Dosis ganda pada agen ini akan memicu efek
(Katzung, 2012).
Morfin, yaitu :
a. Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi. Sifat ini paling ringan
d. “Hang Over”, yaitu efek sisa pada keesokan harinya berupa mual,
5. Mekanisme Kerja
otak kecil dan sistem limbis. Barbiturat dan benzodiazepin pada dosis
besar, barbiturat bedanya meniru efek inhibisi dari GABA dan dengan
kecil,berwarna putih, memiliki siklus estrus teratur yaitu 4-5 hari. Kondisi
bersih, kering dan jauh dari kebisingan. Suhu ruang pemeliharaan juga
harus dijaga kisarannya antara 18-19ºC serta kelembaban udara antara 30-
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Upafamili : Murinae
Genus : Mus
D. Uraian Bahan
aqua destilata
terbakar.
Rahardja, 2002).
K/P : Pensuspensi
BAB III
METODE PRAKTIKUM
a. Aluminium foil
b. Batang pengaduk
d. Gelas Kimia1000 mL
e. Gelas ukur 10 mL
f. Hot plate
g. Kertas perkamen
i. Stop watch
j. Timbangan analitik
k. Timbangan digital
a. Aquadest
c. Alkohol 96%
d. Fenobarbital injeksi
e. Fenobarbital tablet 30 mg
f. Na CMC 0,5 %
3. Hewan Uji
B. Cara Kerja
c. Dimasukkan Na. CMC kedalam air sedikit demi sedikit sambil diaduk
a. Hewan uji dipuasakan 6-8 jam dan tetap diberi minum air ad libitum,
d. Dicatat waktu bangun tidur yang ditandai dengan refleks balik badan
time).
BAB IV
DATA PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
BB Mencit Volume
Perlakuan Onset Durasi
(gram) Pemberian(mL)
(waktu) (waktu)
Fenobarbital
19,00 gram 0,63 mL 2 jam 14 menit
10 mg
Fenobarbital
20,35 gram 0,67 mL 2 jam 12 menit
20 mg
Fenobarbital
27,14 gram 0,90 mL 2 jam 30 menit
30 mg
Fenobarbital
24.72 gram 0,82 mL 2 jam 45 menit
40 mg
Fenobarbital
25,14 gram 0,83 mL 50 menit 55 menit
50 mg
Na. CMC 0,5 % 15,75 gram 0,52 mL 0 0
B. Grafik
50
40
30
waktu
20
10
0
fenobarbital fenobarbital fenobarbital fenobarbital fenobarbital Na CMC
10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50mg 0,5%
Obat
BAB V
PEMBAHASAN
Hipnotika atau obat tidur adalah zat-zat yang dalam dosis terapi
menyebabkan tidur. Umumnya, obat ini diberikan pada malam hari. Bila zat-zat
ini diberikan pada siang hari dalam dosis yang lebih rendah untuk tujuan
Hewan coba mencit digunakan sebagai hewan uji karena mencit hampir
identik secara genetis, karakteristik biologi dan perilakunya sangat mirip manusia
Fenobarbital dimana mekanisme kerja dari obat ini yaitu penghambatan sinaps
oral dengan onset 2 jam dan durasinya 14 menit, kelompok kedua pemberian
Fenobarbital 20 mg sebanyak 0,67 mL secara per oral dengan onset 2 jam dan
0,90 mL secara per oral dengan onset 2 jam dan durasinya 30 menit, kelompok
mg sebanyak 0,83 mL secara per oral dengan onset 50 menit dan durasinya 55
menit.
Berdasarkan hasil pengamatan grafik, jumlah lama waktu tidur pada hewan
uji mencit bahwa pada pemberian obat Fenobarbital 10 mg memiliki jumlah lama
memiliki jumlah lama waktu tidur yaitu sebanyak 12 menit, dimana seharusnya
disebabkan pada saat penyuntikan obat secara oral, sebagian obat tersebut tumpah
dan tidak sepenuhnya masuk kedalam mulut hewan uji mencit. Dengan demikian
dosis yang diberikanpun berkurang, hal ini akan mempengaruhi durasi / lama
sleeping time dan akan memberikan efek yang berbeda. Adapun pada pemberian
memiliki jumlah lama waktu tidur yaitu sebanyak 55 menit. Karena semakin besar
pemberian obat Fenobarbital, maka semakin lama pula waktu tidur / sleeping
time.
Hal ini sesuai dengan literatur, dimana onset yaitu mulai terjadinya sleeping
time (waktu tidur), berlangsung antara 1-6 jam dan durasi yaitu mulai timbulnya
dengan volume pemberian 0,52 mL didapatkan onset dan durasinya nol dan
dihentikan pengamatan saat mencit yang diberi Fenobarbital sadar, gejala yang
ditimbulkan yaitu gelisah dan tidak memberikan efek tidur berbeda dengan
Fenobarbital.
Adapun obat yang paling baik memberikan efek yaitu Fenobarbital 50 mg,
ini sesuai dengan literatur dosis Hipnotika-Sedativa yaitu 15-50 mg. Jadi semakin
besar pemberian obat Fenobarbital, maka semakin cepat pula memberikan efek
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Obat yang paling baik dalam memberikan efek hipnotika sedativa melalui
B. Saran
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Ganiswarna, Sulistia G (Ed), 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV. Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Gunawan, Gan Sulistia. 2007. Farmakologi dan terapi. Jakarta : Balai Penerbit
FK UI
H. Sarjono, Santoso dan Hadi R D., 1995, Farmakologi dan Terapi, Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Indonesia, Jakarta.
Katzung, B. G., 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi XIII. Buku 3.
Translation of Basic and Clinical Pharmacology Eight Edition
Alih bahasa oleh Bagian Farmakologi Fakultas kedokteran
Universitas Airlangga. Jakarta: Salemba Medika
Katzung, B.G. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik : Prinsip Kerja Obat
Antimikroba. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. pp. 699.
Katzung, 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi pertama, 449, 462,
Salemba Medika, Jakarta.
Katzung, B. G., 1996, Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh Staf
Pengajar Laboratorium Farmakologi, 287, Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya, EGC, Jakarta.
LAMPIRAN
A. Skema Kerja Uji Hipnotif Sedatif pada hewan coba mencit (Mus muculusL)
Mencit ditimbang
Pembahasan
Kesimpuan
B. Perhitungan bahan
b xgram
% = ×100 %
w ymL
x
0,5 % = ×100 %
200
100
x = =1 gram
100
C. Perhitungan dosis
a. Fenobarbital 10 mg
= 10 mg x 0,0026
= 0,026 mg
BBMax
Dosis pemberian = xdosiskomversi
BBMin
30 gram
= x 0,026 mg
20 gram
= 0,039 mg
Dosis pemberian
Bobot yang ditimbang = xbobot rata−rata
Dosis etiket
0,039 mg
= x 0,12 gram
30 mg
= 0,000156 mg/mL
= 0,00468 mg/mL
19,00 gram
= x 1 mL
30 mg
= 0,63 mL
b. Fenobarbital 20 mg
= 20 mg x 0,0026
= 0,052 mg
BBMax
Dosis pemberian = xdosis kon versi
BBMin
30 gram
= x 0,052 mg
20 gram
= 0,078 mg
Dosis pemberian
Bobot yang ditimbang = xbobot rata−rata
Dosis etiket
0,078 mg
= x 0,12 gram
30 mg
= 0,00046 mg/mL
= 0,0138 mg/mL
20,35 gram
= x 1 mL
30 gram
= 0,67 mL
c. Fenobarbital 30 mg
= 30 x 0,0026
= 0,078 mg
BB Max
Dosis pemberian = x dosis komversi
BB Min
30
= x 0,078
20
= 0,117 mg
Dosis pemberian
Bobot yang ditimbang = x Bobot rata table
Dosis lazim
0,117 mg
= x 0,12 gram
30 mg
= 0,000468mg/mL
Disuspensikan dalam 30 ml
= 0,000468 mg/mL x 30 mL
= 0,014 mg/mL
BB mencit
Volume pemberian = x vol . pemberian max
BB Max
27,14 gr
= x 1 mL
30 gr
= 0,90 mL
d. Fenobarbital 40 mg
= 40 mg x 0,0026
= 0,104 mg
BBMax
Dosis pemberian = xdosiskomversi
BBMin
30 gram
= x 0,104 mg
20 gram
= 0,156 mg
Dosis pemberian
Bobot yang ditimbang = x bobot rata−rata
Dosis etiket
0,156 mg
= x 0,12 gram
30 mg
= 0,0006 mg/mL
= 0,018 mg/mL
24,72 gram
= x 1 mL
30 gram
= 0,824 mL
e. Fenobarbital 50 mg
= 50 x 0,0026
= 0,13 mg
BB Max
Dosis pemberian = x dosis komversi
BB Min
30 gram
= x 0,13 mg
20 gram
= 0,195 mg
Dosis pemberian
Bobot yang ditimbang = x bobot rata−rata
Dosis lazim
0,195 mg
= x 0,12 gram
30 mg
= 0,00078 mg/mL
Disuspensikan dalam 30 mL
= 0,00078 mg/mL x 30 ml
= 0,0234 mg/mL
BB mencit
Volume pemberian = x vol . pemberian max
BB Max
25,14 gr
= x 1 mL
30 gr
= 0,83 mL
f. Dosis Fenobarbital 30 mg, dibuat 10 mg, 20 mg, 30 mg, 40 mg, dan 50 mg.
10 mg
1. Fenobarbital 10 mg = ×0,117 mg
30 mg
= 0,038 mg
20 mg
2. Fenobarbital 20 mg = ×0,117 mg
30 mg
= 0,077 mg
30 mg
3. Fenobarbital 30 mg = ×0,117 mg
30 mg
= 0,117 mg
40 mg
4. Fenobarbital 40 mg = × 0,117 mg
30 mg
= 0,155 mg
50 mg
5. Fenobarbital 50 mg = ×0,117 mg
30 mg
= 0,194 mg
D. Gambar