PENDAHULUAN
(Anonim, 2018)
(Anonim, 2018)
1.2 Tujuan
1.2.1 Mahasiswa mampu mengetahui alat beserta fungsinya.
1.2.2 Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja alat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Autoclave
Autoklaf merupakan suatu bejana yang dapat di tutup, yang diisi dengan uap panas
dengan tekanan tinggi. Alat tersebut merupakan ruang uap berdinding rangkap yang diisi
dengan uap jenuh bebas udara dan di pertahankan pada suhu serta tekanan yang di tentukan
selama peiode waktu yang dikehendaki. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi tergantung
pada sifat bahan yang disterilkan, tipe wadah, dan volume bahan. Kondisi yang baik
digunakan untuk sterilisasi adalah pada 15 psi dan temperature 121°C selama 15 menit. Agar
penggunaan autoklaf efektif, uap air harus dapat menembus setiap alat yang disterilkan. Oleh
karena itu, autoklaf tidak boleh terlalu penuh agar uap air benar – benar menembus semua
area (Anonim, 2018).
Autoklaf yang dapat digunakan untuk sterilisasi ada bermacam-macam, mulai dari
yang sederhana sampai digital (terprogram). Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber
uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat
menggunakan kompor atau api Bunsen. Pada autoklaf sederhana ini, tekanan dan temperatur
diatur dengan jumlah panas dari api. Kelemahan autoklaf ini adalah bahwa perlu penjagaan
dan pengaturan panas secara manual, selama masa sterilisasi dilakukan. Keuntungan autoklaf
ini adalah sederhana, harga relatif murah, tidak tergantung dari aliran listrik yang sering
merupakan problema pada negara-negara yang sedang berkembang, serta lebih cepat dari
autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf (Dwidjoseputro, 2009)
Autoklaf yang bertipe yang lebih canggih menggunakan sumber energi dari listrik.
Alatnya dilengkapi dengan timer dan thermostat. Bila pengatur automatis ini berjalan dengan
baik, maka autoklaf dapat dijalankan sambil mengerjakan pekerjaan lain. Kelemahan dari
autoklaf ini adalah bila salah satu pengatur tidak bekerja, maka pekerjaan persiapan media
menjadi sia-sia dan kemungkinan menyebabkan kerusakkan total pada autoklaf
(Mulyaningsih dan Aluh , 2009).
Keunggulan autoklaf adalah dapat mensterilkan alat dan bahan hingga tidak ada
oraganisme yang hidup lagi. Autoklaf memerlukan waktu yang singkat untuk sterilisasi.
Autoklaf mengggunakan suhu dan tekanan tinggi sehingga memberikan kekuatran yang lebih
besar untuk membunuh sel dibandingkan dengan udara panas biasa. Autoklaf memiliki
kelebihan yaitu alat perebus yang bertekanan tinggi (Permatasari, 2013).
2.3 Oven
Oven merupakan sebuah peralatan berupa ruang termal terisolasi yang digunakan
sebagai pengeringan suatu bahan. Pengeringan menggunakan oven lebih cepat dibandingkan
dengan pengeringan menggunakan panas matahari. Akan tetapi, kecepatan pengeringan
tergantung dari tebal bahan yang dikeringkan. Penggunaan oven biasanya digunakan untuk
skala kecil. Oven yang kita gunakan adalah elektrik oven yaitu oven yang terdiri dari
beberapa tray didalamnya, serta memiliki sirkulasi udara didalamnya (Saputra dan Kusuma,
2010).
Umumnya pemakaian oven digunakan untuk mengeringkan gelas laboratorium, zat-
zat kimia dan pelarut organik, serta dapat juga digunakan untuk mengukur kadar air. Suhu
oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu berkisar antara 105 ºC. Tidak semua
gelas laboratorium dapat dikeringkan menggunakan oven, hanya beberapa gelas dengan
spesifikasi tertentu yang dapat dikeringkan, yaitu gelas dengan ketelitian rendah. Sedangkan
bagi gelas dengan ketelitian yang tinggi tidak dapat dikeringkan dengan oven. Jika alat gelas
dengan ketelitian tinggi tersebut dikeringkan ke dalam oven, maka alat gelas tersebut akan
memuai dan berakibat rusak atau ketelitiannya tidak lagi akurat. Biasanya alat gelas yang
memiliki ketelitian tinggi menggunakan desikator untuk mengeringkannya (Hasibuan, 2018).
2.7 Chopper
Mesin pencacah (Chopper) adalah mesin yang berfungsi untuk mempercepat proses
pencacahan bahan baku yang akan dijadikan pupuk kompos. Mesin pencacah (Chopper) ini
diharapkan dapan mengefisiansi waktu agar relative cepat dalam proses pencacahan pelepah
kelapa sawit. Dengan memodernisasi peralatan produksi secara tidak langsung dapat
meningkatkan efektifitas kerja. Selain berfungsi untuk pencacah pelepah kelapa sawit, mesin
pencacah (chopper) dapat juga digunakan untuk mencacah berbagai macam bahan baku
olahan hijau lainnya (Rala, 2018).
Menjalankan mesin pencacah pelepah sawit (Chopper) ini sangat mudah, maka
menyebabkan tidak butuh tenaga kerja yang banyak mengoperasikanya. Cukup hanya satu
orang saja sudah dapat menjalankan mesin tersebut. Dalam pengahancuran pelepah sawit ini
pun aliran material pelepah sawit dari input sampai output harus di atur supaya 7ancer dengan
cara memasukkan material pelepah tidak langsung banyak sekaligus melainkan secara teratur.
Karena pada saat pelepah masuk kedalam ruangan pengahancuran membutuhkan waktu untuk
membuat pelepah sawit menjadi pakan ternak. Untuk memperoleh daya pada mesin pencacah
pelepah sawit dilakukan pengukuran gaya pada puli poros pemotong pelepah dengan
menggunakan alat pengukur gaya pada saat poros pemotong dan rumah mesin pemotong
pelepah terpenuhi oleh bahan pelepah sawit yang akan dipotong (Robiyansyah, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Aji, G.K., Djoko Purwanto, dan Muhammad Rivai. 2018. Pengendali Kecepatan pada Alat
Sentrifugasi Menggunakan Metode Logika Fuzzy. 7(2): A325
Andriawan, V. dan Bambang Susilo. 2015. “Susu Listrik” Alat Pasteurisasi Susu Kejut
Listrik Tegangan Tinggi (Pulsed Electric Field) Menggunakan
Transformator Tegangan Tinggi dan Inverter. 3(2): 199
Bastanta, J. 2012. Shell and Tube Heat Exchange. Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro
Dwidjoseputro, D. 2009. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Karawang. Gramedia Pustaka
Edelfin, S.M. 2010. Alat Penukar Kalor Analisa Performance Heat Exchanger Jenis Shell
and Tube. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara
Hasibuan, R. 2018. Standard Operating Procedure Laboratorium Proses Industri Kimia.
Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara
Mulyaningsih, T. dan Aluh. 2009. Sterilisasi Alat Media. Jakarta. ANDI
Permatasari, T. 2013. Uji Pembuatan Marning Jagung dengan Menggunakan Autoclave.
1(1): 69 -75.
Putri, R.I., La Choviya Hawa, Ika Noer Syamsiana, dan Diah Meilany. 2009. Aplikasi
Mikrokontroller pada Pembangkit Pulsa Tegangan Tinggi dengan
Pengaturan Waktu Pengolahan untuk Pateurisasi Sari Buah Apel. III(1-2):
31-32
Rala, M.A.S. 2018. Pengaruh Kecepatan Putar terhadap Unjuk Kerja Mesin Pencacah
Pelepah Kelapa Sawit (Chopper) Tipe TEP-1. Skripsi. Bandar Lampung:
Universitas Lampung
Robiyansyah. 2016. Perancangan Mesin Pencacah Pelepah Sawit untuk Pakan Ternak
Sapi. Skripsi. Rokan Hulu: Universitas Pasir Pengaraian
Saputra, A. dan Dewi Kusuma. 2010. Pengeringan Kunyit Menggunakan Microwave dan
Oven. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro
Saputra, R.P.N. 2017. Centrifuge dengan Rotor Sudut Tetap Berbasis Microcontroller.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Saputri, D. 2015. Pengaruh Waktu dan Suhu pada Pembuatan Keripik Melon dengan
Vacuum Frying. Skripsi. Palembang: Universitas Sriwijaya
Shidqiana, S. 2012. Optimalisasi Waktu pada Proses Pembuatan Keripik Buah Apel
(Pyrus malus L.) dengan Vacuum Frying. Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro