Anda di halaman 1dari 12

www.oseanografi.lipi.go.

id

Oseana, Volume XII, Nomor 4 : 79 - 90, 1987 ISSN 0216-1877

BEBERAPA CATATAN TENTANG BAKTERI SALMONELLA

oleh

Djoko Hadi Kunarso1)

ABSTRACT

NOTES ON THE SALMONELLA BACTERIA. The Salmonella bacteria belong to the


family of Enterobacteriaceae. Generally, they have pathogenic characteristic that cause
desease called salmonellosis. The mode of Salmonella infection is not only throuh
water but also by eating the infected seafood organisms such as fish, shrimp and
shellfish. One of the Salmonella species which is hazardous for human health as well as
marine organisms in Salmonella typhi The presence of Salmonella in marine environment
is brought by river and estuarine flows which is contaminated by domestic waste. The
occurence of Salmonella in the coastal environment, therefore indicates the decrease in
its quality and reflecting bad sanitation of urban area. The examination of Salmonella is
carried out by isolating and by conducting several bacteriological tests which include
various culture methods as well as biochemical and serological test.

PENDAHULUAN tubuh manusia atau hewan. Bakteri apatogen ini


di dalam saluran pencernaan makanan dapat
Bakteri Salmonella adalah bakteri yang berfungsi melakukan proses metabolisme yaitu
tergolong dalam suku Enterobacteriaceae. Pada dalam pembentukan vitamin K, perombakan
umumnya bakteri Salmonella ini bersifat pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat-
patogen karena dapat menyebabkan penyakit zat makanan dan berperan sebagai antagonis
pada manusia, hewan piaraan atau ternak dan terhadap bakteri patogen.
hewan air seperti ikan, udang dan kerang- Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
kerangan. Menurut PELCZAT & REID (1958) Salmonella disebut salmonellosis, yaitu in-
berdasarkan patogenitasnya suku Enterobac- feksi bakteri yang timbul dikarenakan ter-
teriaceae ada yang bersifat patogen dan telannya sel-sel Salmonella yang masih hidup
apatogen. Bakteri yang bersifat patogen ialah (FARDIAZ et al. 1981). Menurut JAWETZ et
Salmonella dan Shigella, sedangkan yang al. (dalam BONANG 1982) penyakit yang
apatogen ialah bakteri Klebsiella dan Proteus. ditimbulkan oleh bakteri Salmonella ini dapat
Walaupun bakteri yang apatogen tidak dibagi 3 macam yaitu :
menimbulkan penyakit, tetapi kadang-kadang
1. Demam enterik yaitu demam yang di
dapat bersifat patogen apabila terjadi luka dalam
sebabkan oleh bakteri Salmonella typhi
jaringan tubuh manusia atau hewan sebagai
disebut demam typhoid, sedangkan
hospesnya, sehingga bakteri akan menyebar ke
yang disebabkan oleh bakteri Salmo-
seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Menurut
nella paratyphi dan Salmonella enteridis
BONANG & KOESWARDONO (1982) bak-
disebut demam paratyphoid.
teri apatogen umumnya bersifat sembiose
yaitu hidup saling menguntungkan di dalam 2. Septikemia yaitu demam yang disebab-

1). Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-
LIPI, Jakarta.

79

Oseana, Volume XII No. 4, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

kan oleh bakteri Salmonella chole- memberi informasi tentang bakteri Salmo-
raesuis. nella secara umum yang dapat di isolasi
3. Gatroenteritis yaitu penyakit saluran dari perairan laut.
pencernaan makanan yang disebabkan
keracunan makanan yang mengandung MORFOLOGI, STRUCTURAL SEL DAN
bakteri Salmonella typhimurium. SISTEMATIKA BAKTERI SALMONELLA
Penularan penyakit salmonellosis ini Morfologi bakteri Salmonella mempu-
dengan cara melalui makanan atau nyai ciri-ciri umum sebagai berikut (Gam-
minuman yang terkontaminasi bakteri bar 1): berbentuk batang atau silindris,
Salmonella, dari manusia atau hewan yang ukurannya tergantung dari jenis bakteri
terkena salmonellosis serta dari pembawa (umumnya mempunyai panjang ± 2 µm — 3
(carrier) penyakit tersebut sebagai vaktor- µm dan bergaris tengah ± 0,3 µm - 0,6 µm),
nya. Hasil pengamatan yang dilakukan tidak berspora, motil, bersifat aerob,
oleh FARDIAZ et al. (1981) menunjukan mempunyai flagella peritrih di seluruh
bahwa gejala-gejala penyakit salmonellosis permukaan selnya (kecuali pada jenis
sangat dipengaruhi oleh jenis bakteri bakteri Salmonella gallinarum dan
Salmonella, strain mikrobia dan jumlah Salmonella pullorum), bersifat gram
sel-sel bakteri yang tertelan. Wabah negatif berkembang biak dengan cara
penyakit ini juga ditandai oleh beberapa membelah diri. Pada temperatur kamar
penyakit lain seperti leukopenia, malaise, bakteri Salmonella ini dapat berkembang
bronchitis dan pnemonia. dengan cepat.
Adanya bakteri Salmonella di perairan Struktur sel bakteri Salmonella terdiri
tawar atau laut dapat berasal dari limbah atas bagian inti (nucleus), sitoplasma dan
domestik dan industri yang bersifat organik, dinding sel. Dinding sel bakteri ini bersifat
serta dari tempat-tempat pemandian (rek- gram negatif, sehingga mempunyai struktur
reasi) seperti sumber mata air, danau dan kimia yang berbeda dengan bakteri gram
pantai. Bakteri Salmonella di laut positif. JAWETZ et al. (dalam BONANG
umumnya ditemukan di perairan estuaria 1982) mengemukakan bahwa struktur din-
atau pantai, tetapi di perairan laut yang jauh ding sel bakteri gram negatif mengan-
dari pantai kadang-kadang bakteri ini dapat dung 3 polimer senyawa mukokompleks
juga ditemukan. Faktor ini disebabkan oleh yang terletak di luar lapisan peptidoglikan
arus, nutrisi, populasi dan ketahanan hidup (murein). Ketiga polimer ini terdiri dari:
bakteri (RHEINHEIMER 1980). Keberada-
an bakteri Salmonella dalam suatu perairan 1. Lipoprotein adalah senyawa protein
laut merupakan indikator ada tidaknya yang mempunyai fungsi menghu-
bakteri pencemar fecal (fecal pollution), bungkan antara selaput luar dengan
yaitu bakteri Escherichia coli karena lapisan peptidoglikan (murein).
bakteri ini sangat erat hubungannya 2. Selaput luar adalah merupakan sela-
dengan bakteri Salmonella. Hasil penelitian put ganda yang mengandung senyawa
yang dilakukan oleh GRUNNET (1975) fosfolipid dan sebagian besar dari
dan CABELLI (1978) menunjukkan ada senyawa fosfolipid ini terikat oleh
korelasi positif antara densitas bakteri molekul-molekul lipopolisakharida
Escherichia coli dengan bakteri Salmo- pada lapisan atasnya.
nella yang diisolasi, semakin tinggi 3. Lipopolisakharida adalah senyawa
kandungan bakteri Escherichia coli maka yang mengandung lipid yang kompleks
semakin positif peluang bakteri Salmo- Molekul-molekul lipopolisakharida ini
nella yang dapat diisolasi. Oleh karena itu berfungsi sebagai penyusun dinding sel
di dalam tulisan ini dimaksudkan untuk bakteri gram negatif yang dapat menge-

80

Oseana, Volume XII No. 4, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

'Gambar 1. Morfologi bakteri Salmonella (JAWETZ et al. dalam BONANG 1982).

luarkan sejenis racun (toxin) yang di- (lazimnya disingkat "Berge'y Manual").
sebut endotoksin. Endotoksin ini dike- Sedangkan tatanamanya didasarkan atas
luarkan apabila terjadi luka pada per- "International Code Of Nomenclatur of
mukaan sel bakteri gram negatif ter- Bacteria and Viruses" yang ditetapkan
sebut (Gambar 2). oleh International Committee on Bacterio-
Berdasarkan klasifikasi sistematikanya pa- logical Nomenclature pada tahun 1947.
da umumnya bakteri digolongkan ke dalam Seperti yang dikemukakan oleh PELCZAR
divisio Protophyta, karena merupakan orga- & REID (1958) dan STEWART (1962)
nisme yang sangat sederhana bila dibanding- membagi lagi kelas Schizomycetes menjadi
kan dengan mahluk hidup lainnya seperti 10 ordo, berdasarkan tanda-tanda karakte-
manusia, hewan dan tumbuhan yang tingkat ristik dari masing-masing ordo yaitu tipe
perkembangannya lebih maju. Menurut pergerakannya (flagella). Susunan klasifikasi
STEWART (1962) divisio Protophyta ini bakteri Salmonella secarasistematikmenurut
terbagi menjadi 3 kelas yaitu kelas Schizo- Bergey's Manual (dalam PELCZAR &
phyceae, kelas Schimycetes dan kelas REID 1958) sebagai berikut :
Microtatobiotes. Pembagian kelas ini ber- Divisio Protophyta
dasarkan ada tidaknya chlorophyl sebagai Class Schizomycetes
pigmen untuk proses fotosintesanya., Oleh Ordo Eubacteriales
karena itu STEWART (1962) memasukkan Family Enterobacteriaceae
bakteri Salmonella ke dalam kelas Schizomy- Tribus Salmonelleae
cetes, karena merupakan mikroorganisme Genus Salmonella
uniselluler dan tidak mempunyai chlorophyl
sebagai pigmen untuk proses fotosintesanya.
Klasifikasi bakteri yang sampai sekarang HABITAT DAN PENYEBARAN
dipakai ialah menurut petunjuk dari "Ber- Berdasarkan habitatnya sebagian besar
gey's Manual of Determinative Bacteriology" bakteri Salmonella hidup sebagai parasit

81

Oseana, Volume XII No. 4, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 2. Struktur dinding sel bakteri gram negatif (JAWETZ et al. dalam
BONANG1982).

di dalam saluran pencernaan manusia, hewan dapat hidup di perairan laut yang mengan-
ternak dan ikan, tetapi pada ikan selain dung kadar protein rendah yaitu 60 mg/1 -
dalam saluran pencernaan juga terdapat 70mg/l.
pada insang dan permukaan kulitnya. Di Pada umumnya bakteri Salmonella
alam kehidupan bakteri Salmonella sangat penyebarannya ke dalam ekosistem laut
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan mendiami daerah estuaria dan pantai, tetapi
nutrisi (RHEINHEIMER 1980). Pada daerah kehadiran bakteri tersebut di perairan laut
tropik seperti Indonesia, bakteri ini dapat sangat di pengaruhi oleh faktor fisik seperti
berkembang dengan cepat akan tetapi ada arus, gelombang dan turbulensi. Selain
juga jenis bakteri Salmonella yang dapat faktor fisik juga nutrisi dan kondisi
hidup di perairan pada temperatur rendah lingkungan yang sesuai sangat mendukung
yaitu Salmonella typhimurium (GALLA- kehidupannya untuk berkembang biak.
GHER & SPINO dalam GRUNNET 1975). Bakteri Salmonella ini merupakan
Selain itu habitat bakteri Salmonella di per- bakteri asal darat atau air tawar yang
airan pantai dan estuaria umumnya dapat penyebarannya ke perairan laut melalui
diisolasi dari pada perairan laut terbuka. berbagai cara antara lain (Gambar 3) :
Hal ini disebabkan karena perairan pantai
1. Aliran sungai
dan estuaria banyak mengandung material-
material organik yang berasal dari limbah Bakteri Salmonella yang terdapat dalam
domestik atau industri sebagai sumber limbah domestik yang bersifat organik se-
nutrisinya. Walaupun demikian hasil peng- perti sampah, tinja manusia atau hewan dan
amatan yang dilakukan oleh STEINIGER bangkai akan terbawa oleh aliran sungai
(dalam GRUNNET 1975) menunjukkan bah- yang akhirnya masuk ke dalam lingkungan
wa bakteri Salmonella paratyphi B, masih laut. Dalam perairan laut bakteri Salmonella

82

Oseana, Volume XII No. 4, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 3. Skema penyebaran bakteri Salmonella di laut.

83

Oseana, Volume XII No. 4, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

akan disebarkan oleh arus atau gelombang KEHADIRAN BAKTERI SALMONELLA


dan turbulensi. Beberapa jenis bakteri DI LAUT
Salmonella yang berasai dan sungai dan
dapat diisolasi dari perairan laut ialah Di lingkungan laut bakteri uniselluler
Salmonella javiana, Salmonella paratyphi B, sangat banyak jenisnya, ada yang patogen
Salmonella typhimurium, Salmonella dan ada pula yang tidak. Beberapa jenis
oranienburg dan Salmonella arizona (MU- yang patogen pada biota laut dan juga pada
RAD & MURAD 1981). manusia yaitu bakteri Pseudomonas, Salmo-
nella, Shigella, Vibrio, Achromobacter dan
2. Mikroflora perairan laut Gostridium. Salah satu di antaranya ialah
Dalam perairan laut yang bersifat alami ter- bakteri Salmonella. Menurut MCOY (dalam
dapat beberapa jenis bakteri Salmonella SYKES & SKINNER 1971) bahwa kehadir-
yang merupakan mikroflora perairan terse- an bakteri Salmonella di lingkungan laut
but, di antaranya yang dapat menimbulkan terutama di daerah estuaria atau pantai
penyakit ialah bakteri Salmonella typhi terbawa oleh arus sungai bersama-sama
(WORLD HEALTH ORGANIZATION benda-benda partikel dan benda-benda yang
1977). Selain itu juga adanya masukan tersuspensi. Oleh karena itu perairan estuaria
bakteri Salmonella yang berasal dari aliran dan pantai lebih mudah mengisolasi bakteri
sungai ke lingkungan perairan laut, dapat Salmonella bila dibandingkan perairan laut
menyebabkan bertambahnya jenis-jenis bak- terbuka (oseanik). Hal ini karena faktor
teri Salmonella dalam mikroflora laut. nutrisi yang terkonsentrasi di daerah estuaria
Oleh karena faktor adaptasi yang kuat sehingga dapat menstimulasi perkembang-
terhadap kadar garam dan nutrisi yang baik, biakan bakteri Salmonella. Tetapi THOM-
sehingga bakteri Samonella ini dapat hidup SEN 1964 (dalam GRUNNET 1975) mela-
untuk sementara waktu. porkan hasil penelitiannya di perairan
Esbjerg — Denmark, bahwa ada 2 strain
3. Biota laut bakteri Echerichia dan 4 bakteri Salmonella
yaitu Salmonella paratyphi B, Salmonella
Kehadiran mikroorganisme yang bersifat pa-
typhimurium, Salmonella baildon dan Sal-
rasit atau patogen di perairan laut seperti
monella senftenberg yang tahan terhadap
virus, bakteri, jamur dan protozoa sangat
salinitas yang tinggi. Kehadiran bakteri
tergantung pada kualitas air yang didiami-
Salmonella di perairan Indonesia, juga dila-
nya. Oleh karena itu kualitas perairan sangat
porkan oleh THAYIB (1982) dari perairan
berpengaruh terhadap kehadiran mikroorga-
Selat Bangka tahun 1977. Menurut RHEIN-
nisme patogen yang dapat mengkontaminasi
HEIMER (1980) bahwa kehadiran bakteri
biota laut. Biota laut yang terkontaminasi
Salmonella di lingkungan perairan laut sa-
mikroorganisme patogen dapat sebagai vek-
ngat dipengaruhi oleh arus, populasi, keta-
tor penyebab penyakit terhadap biota laut
hanan hidup dan nutrisi.
dan juga manusia. Salah satu yang disebab-
Untuk kelangsungan hidup dan perkem-
kan oleh bakteri ialah bakteri Salmonella.
bangan bakteri Salmonella di lingkungan
Kontaminasi bakteri ini diakibatkan kontak
laut sangat tergantung oleh faktor lingkung-
langsung antara biota yang tercemar dengan
an seperti pH, temperatur, nutrisi dan kadar
biota lainnya yang tidak tercemar. Pengaruh
garam. Telah diketahui bahwa mikroorga-
saling mencemari secara bakterial antara
nisme yang hidup di lingkungan perairan
biota dan biota serta biota dan lingkungan-
berkadar garam disebut mikroorganisme
nya disebut kontaminasi silang mikrobial
halofilik. Oleh karena itu untuk membeda-
atau disebut "microbial cross-contamina-
kait antara mikroorganisme air tawar dan
tion" (ILYAS 1983).

84

Oseana, Volume XII No. 4, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

laut faktor konsentrasi kadar garam sangat bacter, Pseudomonas dan Gostridium.
berpengaruh. Seperti yang dilakukan oleh Salah satu faktor yang terpenting untuk
BUTTIAUX & LEURS 1953 (dalam kehidupan bakteri pada umumnya ialah
GRUNNET 1975) pada penelitiannya yaitu temperatur. Bakteri Salmonella termasuk
pengaruh toleransi terhadap kadar garam bakteri mesophilic yaitu bakteri yang dapat
dengan pertumbuhan bakteri Salmonella hidup pada temperatur antara 30°C sampai
yang diisolasi, bahwa bakteri Salmonella 37°C. Menurut JAWETZ et al. (dalam
enteridis dan Salmonella pamtyphi B BONANG 1982) menerangkan bahwa
kurva pertumbuhan di air tawar akan sebagian besar bakteri yang bersifat
menurun selama 48 jam, sebaliknya di air mesophilic, temperatur optimumnya dalah
laut bakteri-bakteri tersebut pertumbuhan- 30°C. Oleh karena itu bakteri tersebut
nya tetap stabil sedangkan bakteri Salmo- dapat hidup bebas dan bersembiose
nella typhi pada awalnya kurva pertumbuh- dengan hewan yang berdarah panas. Pada
an di air laut menurun selama 11 jam tetapi umumnya hewan dan manusia merupakan
setelah itu pertumbuhannya akan menaik mahluk berdarah panas, sehingga faktor
lagi. tercemar oleh bakteri Salmonella dari
Selanjutnya faktor derajat keasaman makanan dan minum yang terkontaminasi
atau pH, menurut JAWETZ et al. (dalam akan sangat berpengaruh terhadap
BONANG 1982) menjelaskan sebagian hospesnya. Pada ikan yang telah mati
besar bakteri mempunyai toleransi untuk temperatur sangat berpengaruh, oleh karena
pertumbuhan dan kematian yang berbeda. itu untuk menghambat bakteri laut yang
Penentuan pH optimal untuk setiap jenis patogen harus dilakukan pencegahan
bakteri harus ditentukari secara empirik, dengan penurunan temperatur. Menurut
seperti pada umumnya bakteri tumbuh ILYAS (1983) bahwa pada temperatur
baik di antara pH 6 — 8 meskipun 0°C sampai 1°C, laju pertumbuhan bakterial
demikian ada pula bakteri yang tumbuh yang dapat menyebabkan pembusukan
pada pH 2 yaitu bakteri Thiobacillus dapat dihindari, karena proses kegiatan
thiooxidans dan pH 8,5 yaitu Alcaligenes kimiawi dan ensimatik pada ikan dapat
faecalis. Sedangkan bakteri Salmonella dihambat.
pada umumnya hidup berasosiasi sebagai
parasit pada biota laut terutama ikan. BEBERAPA JENIS BAKTERI
Menurut ILYAS (1983) bahwa pada ikan SALMONELLA YANG FATOGEN
hidup menunjukkan angka pH 7 tetapi
setelah mati angka pH tersebut menurun Sebagian besar bakteri Salmonella
mencapai minimum antara pH 5,8 — 6,2. umumnya hidup sebagai parasit dan dapat
Keadaan yang demikian ini pada ikan akan menimbulkan penyakit pada manusia dan
terjadi kekejangan (rigor mortis) sehingga biota laut. Penularan bakteri Salmonella
penurunan pH pada fase ini dapat pada manusia dapat melalui air atau ma-
menyebabkan bakteri berkembang biak. kanan (food and water borne infection),
Distribusi bakteri Salmonella pada ikan yaitu dengan jalan tertelannya sel-sel
yang telah mati terpusat di tiga tempat yaitu Salmonella yang masuk ke dalam saluran
permukaan kulit, insang dan isi perut. pencernaan makanan. Jenis-jenis bakteri Sa-
Sehingga setelah proses kematian ikan lmonella yang dapat menyebabkan pe-
infeksi bakteri Salmonella dapat menye- nyakit pada manusia adalah Salmonella
babkan perubahan morfologi atau pembu- typhi, Salmonella paratyphi, Salmonella
sukan yang meliputi perubahan dalam cheleraesuis dan Salmonella typhimurium.
rasa, bau, warna dan terjadi pemben- Bakteri Salmonella typhi dapat menye-
tukan lendir. Selanjutnya JAWETZ et al. babkan penyakit typhus, sedangkan Sal-
(dalam BONANG 1982) menjelaskan monella paratyphi menyebabkan penya-
bahwa pembusukan pada ikan selain kit paratyphus. Kedua jenis Salmonella
oleh bakteri Salmonella, bakteri laut ini menyerang usus halus manusia.
yang lain juga berpengaruh ialah Achromo- Bakteri Salmonella choleraesuis dapat

85

Oseana, Volume XII No. 4, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

menyebabkan penyakit septikemia, dan ba- beiasal dari Teluk Jakarta ternyata 523% te-
gian tubuh manusia yang diserang adalah lah terkontaminasi oleh bakteri Salmonella;
darah. Kemudian bakteri Salmonella typhi- 6,3% oleh bakteri Shigella; 8,3% oleh bak-
murium dapat menyebabkan penyakit gas- teri Escherichia coli dan 3% oleh bakteri
troenteritis, yaitu penyakit saluran pen- Staphylococcus. Sedangkan dari 250 tiram
cernaan makanan dikarenakan keracunan Crassostrea sp. sebanyak 46% telah terkon-
makanan yang mengandung bakteri Salmo- taminasi oleh bakteri Salmonella; 1,2% oleh
nella (JAWEIZ et al. dalam BONANG Shigella; 16% oleh bakteri Escherichia coli
1982). dan 3% oleh Staphylococcus. Untuk contoh
Selanjutnya menurut AZWAR (1981) ikan seperti Mugil sp., Euthymus sp. dan
dan JAWETZ et al. (dalam BONANG Chanos chanos persentase terkontaminasi
1982) mengemukakan bahwa pemanfaatan oleh bakteri Salmonella sangat kecil (Tabel
biota hasil laut yang telah terkontaminasi 1). Berdasarkan RPP BAKU MUTU LING-
oleh bakteri Salmonella, sebagai bahan KUNGAN LAUT 1984 bahwa kehadiran
makanan dapat menyebabkan penyakit bakteri patogen Salmonella di perairan tidak
demam typhoid, disentri dan hepatitis pada boleh ada (nihil) bagi peruntukan budidaya
manusia. Beberapa jenis bakteri Salmonella biota laut dan kehidupan biota laut. Hal ini
yang sering terdapat pada ikan ialah Salmo- jika perairan tersebut terkontaminasi oleh
nella typhi, Salmonella typhimurium dan bakteri Salmonella akan menyebabkan me-
Salmonella enteridis. Jenis-jenis bakteri nurunnya kualitas perairannya.
Salmonella ini biasanya hidup dalam mikro-
flora saluran pencernaan makanan, kulit, BAKTERI SALMONELLA SEBAGAI SA-
insang dan daging ikan. Sedangkan pada LAH SATU INDIKATOR BAKTERI PEN-
udang dan kerang-kerangan bakteri Salmo- CEMAR DI PERAIRAN
nella umumnya terkonsentrasi dalam tubuh-
nya dan permukaan kulitnya. Hasil peneliti- Perairan laut merupakan badan air
an yang dilakukan oleh THAYIB & SUHA- terakhir yang akan menampung air limbah
DI (1975) dan THAYIB et al. 1977 (dalam yang berasal dari kegiatan industri, pertanian
THAYIB 1982) menunjukkan bahwa dari dan domestik. Keberadaan bakteri Salmo-
sejumlah 500 kerang Anadara sp. yang

Tabel 1. Persentase hasil laut dari Teluk Jakarta yang telah terkontaminasi oleh bakteri
Salmonella, Shigella, Escherichia coli dan Staphylococcus (THAYIB &
SUHADI 1975 dan THAYIB et al. dalam THAYIB 1982).
Contoh n Salmonella Shigella E. coli Staphylococcus

Anadara sp 300 52,3% 6,3% 8,3% 3%


(Kerang)
Crassostrea sp 250 46% 1,2% 16% 37,1%
(Tiram)
Mugil sp 12 0 7,5% 0 0
(Belanak)
Euthymus sp 12 0 0 0 0
(Tongkol)
Chanos chanos 40 7% 2,5% 2,5% 0
(Bandeng)

86

Oseana, Volume XII No. 4, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

nella di lingkungan laut umumnya berasal buhkannya sebagai biakan murni dalam
dari limbah domestik yang bersifat media buatan yang selektif. Isolasi ini harus
organik seperti sampah, tinja manusia atau dilakukan karena bakteri Salmonella yang
hewan dan bangkai. Sedangkan dari limbah hidup di alam sering kali bercampur dengan
industri berasal dari pengolahan bahan populasi bakteri lain. Prosedur isolasi bak-
makanan kaleng seperti ikan, udang, kerang- teri Salmonella dan pemeriksaan penegasan
kerangan dan daging. Adanya bakteri Salmo- didasarkan pada gabungan metode dari
nella yang masuk ke dalam lingkungan laut AMERICAN PUBLIC HEALTH ASSOCIA-
akan mempengaruhi terhadap kualitas per- TION (1976); WORLD HEALTH ORGA-
airannya. Hal ini mengingat bahwa per- NIZATION (1977) dan BONANG & KOES-
airan laut mempunyai peranan penting WARDONO (1982) yang pentahapannya
bagi beberapa peruntukan yaitu tempat adalah sebagai berikut (Gambar 4):
hidup biota laut, sebagai daerah budidaya 1. Penanaman contoh pada media pengaya.
biota laut dan rekreasi (mandi/renang). 2. Pemeriksaan biokemik.
Untuk menjaga kelestarian hidup biota 3. Pemeriksaan mikroskopik.
laut, maka perlu dilakukan penelitian 4. Pemeriksaan serologik.
adanya bakteri Salmonella yang terkan-
dung dalam air laut. Ada beberapa jenis 1. Penanaman contoh pada media pengaya
bakteri Salmonella yang dapat dipakai Penanaman ini dimaksudkan untuk mem-
sebagai indikator bakteri kualitas perairan. biakan bakteri Salmonella pada media selek-
Menurut rekomendasi dari WORLD tif, tetapi dapat menghambat bakteri lain
HEALTH ORGANIZATION (1977) salah selain bakteri Salmonella. Media yang di-
satu jenis bakteri Salmonella sebagai indi- pakai ialah 'Tetrathionate Broth", "Hajna
kator kualitas perairan ialah bakteri Sal- GN Broth" atau "Selenith Broth". Pada
monella typhi. Bakteri Salmonella typhi umumnya media yang sering digunakan
diperairan merupakan bakteri patogen, kare- adalah media selenith broth. Hal ini disebab-
na dapat menimbulkan penyakit pada kan media selenith broth mempunyai sifat
manusia setelah memakan makanan hasil khusus yaitu dapat menghambat pertumbuh-
laut (ikan, udang dan kerang-kerangan) an bakteri gram positif, Proteus dan Coli-
yang telah terkontaminasi oleh bakteri form, sedangkan untuk pertumbuhan bakteri
tersebut. Selaih itu akibat dari kontak lang- Salmonella dan Shigelia dapat menjadi
sung bagi orang yang telah melakukan subur. Reaksi positif ditunjukkan oleh per-
mandi/renang (rekreasi) di perairan. Di ubahan warna dari kuning menjadi merah
Indonesia juga telah ada peraturan yang bata setelah diinkubasikan pada temperatur
menetapkan persyaratan keamanan berbagai 37°C selama 24 jam. Untuk menegaskan
peruntukan rekreasi (mandi dan renang), hasil biakan dari media selenith broth,
habitat bagi biota laut dan budidaya biota
kemudian ditanam pada media agar Xilo-
laut ialah hams bebas dari bakteri patogen
salisin Desoxikholat (XLD) selanjutnya di-
Salmonella (RPP BAKU MUTU LING-
inkubasikan lagi selama 24 jam pada tempe-
KUNGAN LAUT 1984).
ratur 37°C sehingga diperoleh koloni bak-
teri murni.
PROSEDUR ISOLASI DAN PEMERIK-
SAAN BAKTERI SALMONELLA 2. Pemeriksaan biokemik
Beberapa koloni bakteri yang telah dimurni-
Prosedur untuk mendapatkan strain
kan dari hasil isolasi pada media agar XLD,
bakteri Salmonella yang murni pada dasar-
selanjutnya dilakukan pemeriksaan sifat-
nya harus dilakukan dengan cara meng-
sifat biokemiknya berdasarkan metode yang
isolasi. Mengisolasi bakteri berarti memi-
dilaloikan oleh AMERICAN PUBLIC
sahkan bakteri dari suatu media, dan menum-
HEALTH ASSOCIATION (1976) dan BO-

87

Oseana, Volume XII No. 4, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

NANG & KOESWARDONO (1982) meli- teri Salmonella mengikat zat warna secara
puti : Test Motility, Indol, TSI agar, Metil kimiawi dengan bagian protoplasmanya.
Red, Voges proskauer, Simon Citrat Agar, 4. Pemeriksaan serologik
Urease, LDB, Arginin dan Ornitin dekar-
boxilase (Tabel 2). Di samping itu dilakukan Pemeriksaan secara serologik yaitu dengan
pula serangkaian uji gula-gula yang meliputi: mengambil biakan murni yang mengandung
Adonitol, Dulsitoi, Glukosa, Inositol, Lak- bakteri Salmonella, kemudian diberi larutan
tosa, Mannitol, Salisin dan Sukrosa. Uji yang mengandung antibodi-antibodi yang
gula-gula ini didasarkan pada kemampuan spesifik. Serum yang mengandung antibodi
bakteri untuk mengfermentasi senyawa gula. ini disebut anti serum. Jika larutan antigen
bertemu dengan anti serumnya maka akan
3. Pemeriksaan mikroskopik terjadi reaksi positif yaitu adanya aglutinasi.
Dari masing-masing contoh yang ditanam Antigen untuk mengidentifikasi bakteri
pada media kultur biakan bakteri murni, Salmonella digunakan metode KAUFMANN
diambil beberapa koloni yang kemudian & WHITE (dalam BONANG & KOESWAR-
dibuat preparat pewarnaan gram. Peme- DONO 1982) yaitu berdasarkan atas kemam-
riksaan pewarnaan gram ini diamati secara puan bakteri mengabsorpsi antigen H (anti-
mikroskopik dengan metode pewarnaan gen flagella) dan antigen O (antigen sel
menurut GURR (dalam BONANG & KOES- bakteri). Reaksi positif adanya bakteri Sal-
WARDONO 1982) dan WORLD HEALTH monella terjadi aglutinasi, karena adanya
ORGANIZATION (1977). Reaksi pewarna- reaksi antara antigen tersebut dengan anti
an ini dimaksudkan pada kemampuan bak- serum bakteri Salmonella.

Tabel 2. Uji-uji biokemik untuk menentukan jenis-jenis bakteri Enterobacteriaceae


(BONANG & KOEWARDONO 1982).
No. Uji/Reagen Salmonella Shigella Escherichia Klebsiella Proteus

Uji biokemik
1. T.S.I. Agar + - - - +
2. Indol - -/+ -/+ - -/+
3. Metil Red + + - + -/+
4. Voges proskauer - - - + -/+
5. Simon Citrat Agar + - - + -/+
6. Urease - - - + +
7. Lysine Decarboxylase (LDB) + - - +
8. Arginin + - - - -
9. Motility + - -/+ - +
10. Ornitin dekarboxilase + - - - -/+
Uji gula-gula
1. Adonitol - - - -/+ -/+
2. Dulsitol + -/+ -/+ -
3. Glukosa +/gas + +/gas +/gas +/gas
4. Inositol -/+ - - +/gas -/+
5. Laktosa - -/+ + + -
6. Manitol + -/+ + -/+
7. Salisin - - -/+ + -/+
8. Sukrosa - - + + -/+

Keterangan : ( + ) = Reaksi positif (-) = Reaksi negatif


(-/+) = Reaksi berubah-ubah (+/gas) = Reaksi positif dan timbul gas

88

Oseana, Volume XII No. 4, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

PENCEGAHAN DAN PENGAWETAN Menurut AZWAR (1981) dan SURIAWIRIA


(1983) bahwa untuk menanggulangi terjadi-
Tindakan sanitasi harus dilakukan untuk nya penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri
mencegah kontaminasi air dan makanan oleh Salmonella ada beberapa macam cara yaitu:
bakteri Salmonella, karena pada umumnya 1. Pemberian zat-zat kimia dengan cara
air dan makanan merupakan substrat yang merendamkan bahan makanan seperti
mengandung protein, karbohidrat dan lemak ikan, udang dan kerang-kerangan dalam
untuk pertumbuhan dan perkembangan bak- larutan yang mengandung Chlor, misal-
teri Salmonella. Untuk menjaga agar makanan nya larutan Natrium hipoklorit.
tidak terkontaminasi oleh bakteri Salmo- 2. Cara radiasi yaitu dengan penyinaran
nella, maka bahan makanan seperti ikan, sinar Ultra Violet atau sinar Gamma,
udang dan kerang-kerangan haruslah dilaku- kedua sinar ini dipakai untuk memati-
kan tindakan pencegahan dan pengawetan. kan bakteri sehingga dapat memper-

Gambar 4. Prosedur isolasi dan pemeriksaan bakteri Salmonella (AMERICAN PUBLIC


HEALTH ASSOCIATION 1976; WORLD HEALTH ORGANIZATION 1977;
BONANG & KOESWARDONO 1982).

89

Oseana, Volume XII No. 4, 1987


www.oseanografi.lipi.go.id

panjang daya simpan bahan makanan ILYAS, S. 1983. Teknologi refrigerasi hasil
tanpa merusak nilai gizi dan rasanya. perikanan jilid I. Teknik pendinginan ikan.
3. Dengan cara membekukan bahan makan Paripurna, Jakarta 237 hal.
terutama daging dan ikan pada tempera- LEMBAGA OSEANOLOGI NASIONAL-LIPI
tur rendah, yaitu dilakukan proses dan KANTOR MENTERI NEGARA
pendinginan di bawah titik beku selling- KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN
ga akan terjadi perubahan intraselluler HIDUP 1984. Bahan penyusunan RPP
pada sel bakteri tersebut. baku mutu air laut untuk mandi dan
4. Mengasinkan bahan makanan terutama renang, biota laut dan budidaya biota laut
ikan, yaitu dengan member ikan garam Hasil Lokakarya Baku Mutu Lingkungan Laut.
dimaksudkan untuk memperkecil ke- Bogor, 32 hal.
mungkinan hidup bakteri padakonsen- MURAD, J.N. dan S. MURAD 1981. Studi
trasi garam yang tinggi. pendahuluan dari bakteri Coliform dan
Salmonella dalam air sungai Cikapundung
daerah Babakan Sukaati dan Sukapura.
DAFTAR PUSTAKA
Kumpulan makalah Kongres National Mi-
AMERICAN PUBUC HEALTH ASSOCIA- krobiologi ke III. Jakarta, 26 - 28 No-
TION; AMERICAN WATER WORKS pember 1981 : 106- 109.
ASSOCIATION and WATER POLLUTION PELCZAR, M.J. and R.D. REID 1958. Mi-
CONTROL FEDERATION 1975. Standard crobiology. Mc Graw Hill Book Company,
methods for the examination of water Inc. New York, 564 pp.
and wastewater. 14th edt. APHA-AWWA-
WPCF, Washington D.C.: 1193 pp. RHEINHEIMER, G. 1980. Aquatic micro-
biology. 2nd. A Wiley Inter Science
AZWAR, A. 1981. Pengantar ilmu kesehatan Publication. Chichester, 225 pp.
lingkungan. Mutiara, Jakarta, 180 hal.
STEWART 1982. Bigger's handbook of Bac-
BONANG, G. 1982. Mikrobiologi untuk pro- teriology. 8th edt. The Williams and Wil-
fesi kedokteran 14 eds. EGC, Jakarta, kins Company, Baltimore : 640 pp.
846 hal.
SURIAWIRIA, U. 1981. Pengawetan ikan
BONANG, G. dan E.S. KOESWARDONO secara biologis dan peranan bakteri lak-
1982. Mikrobiologi kedokteran untk la- tat di dalamnya. Kumpulan makalah
bomtorium dan klinik. Gramedia, Jakarta, Kongres Nasional Mikrobiologi ke III
199 hal. Jakarta, 26 - 28 Nopember 1981 : 546-548.
CABELU, V. 1978. New standards for enteric SYKES, G. and F. A. SKINNER 1971. Micro-
bacteria. In: Water Pollution Microbiology bial aspects of pollution. Academic Press
(MITCHELL ei). John Wiley & Son, New London : 289 pp.
York: 450 pp.
THAYIB, S. S. 1982. Mikrobiologi laut. Da-
FARDIAZ, S., S. BETTY dan L. JENIE lam: Kondisi lingkungan pesisir dan laut
1981. Masalah keamanan pangan dalam di Indonesia. (K. ROMIMOHTARTO &
hubungannya dengan mikrobiologi veteri- S. THAYIB eds.) Lembaga Oseanologi
neri. Kumpulan makalah Kongres Nasio- Nasional-LIPI, Jakarta: 246 hal.
nal Mikrobiologi ke III Jakarta, 26 - 28 WORLD HEALTH ORGANIZATION 1977
Nopcmber 1981 : 307 - 310. Guidelines for health related monitoring
GRUNNET, K. 1975. Salmonella in sewage of coastal water quality. W.H.O. Regional
and receiving waters, Fadl’s Forlag Co- office for Europe. Copenhagen: 165 pp.
penhagen : 107 pp.

90

Oseana, Volume XII No. 4, 1987

Anda mungkin juga menyukai