Anda di halaman 1dari 13

Volume 10 No 2 Oktober 2017

ISSN: 1858-3989 P577-590

REKONSTRUKSI GERAK PADA TARI REMO TAWI JOMBANG

Oleh: Ayu Titis Rukmana Sari, M.Sn* dan Wahyudi, M.Sn.**

Dosen Universitas Nusantara PGRI Kediri


Email: ayutitis@unpkediri.ac.id

RINGKASAN

Tari Remo Tawi merupakan salah satu Tari Remo di Jawa Timur yang memiliki ciri khas
tersendiri dibandingkan dengan Tari Ngremo lainnya.Tari ini diciptakan oleh Tawi seorang
pengreman dari Jombang. Tawi mengolah gerakan, sehingga mampu memunculkan teknik gerak
yang unik dan berbeda dengan Tari Remo lainnya, yakni lebih halus (kêmayu), mencerminkan
karakter dari Tawi yang merupakan sosok pria feminin dan berkarakter luruh atau halus
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan warna baru dalam sajian Tari Remo Tawi. Warna
baru yang dimaksud disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat saat ini, yang cenderung
mengutamakan kebutuhan visual dan berdurasi singkat. Unsur visual yang utama dalam sebuah
sajian tari adalah gerak, maka gerak dalam Tari Remo Tawi dilakukan proses rekonstruksi oleh
peneliti untuk mempertahankan eksistensinya di tengah masyarakat modern. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis kualitatif dengan pendekatan
etnokoreologi.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi para seniman tari khususnya
tentang cara-cara merekontruksi tari agar lebih memiliki kesan yang menarik masyarakat pada
umumnya, namun tetap mempertahankan esensi/nilai dan mengindari distorsi yang berlebihan
sehingga eksistensi dari tari tersebut tetap bertahan ditengah derasnya arus globalisasi.

Kata kunci :Rekonstruksi Gerak, Tari Remo Tawi

ABSTRACT

Tawi Dance is one of Remo Dance in East Java which has its own distinctive character
compared with other Ngremo Dance. This dance was created by Tawi a pengreman from
Jombang.Tawi cultivate the movement in such a way, so as to bring up a unique motion technique
and different from Remo Dance which others. The gentle rustle (kêmayu), reflects the individual

577
Ayu Titis Rukmana Sari, M.Sn* dan Wahyudi, M.Sn.**
(REKONSTRUKSI GERAK PADA TARI REMO TAWI JOMBANG) ISSN: 1858-3989

character of Tawi which is the figure of the feminine man and the character is decayed or subtle.
The purpose of this research is to produce new color in Remo Tawi Dance dish. The new
colors are adapted to the needs of today's society, which tend to prioritize visual needs and short
duration. The main visual element in a dish of dance is motion, then the motion in Remo Tawi
Dance done reconstruction process by researchers to maintain its existence in the middle of modern
society. The method used in this research is descriptive method of qualitative analysis by using
ethnokoreologi approach.
The results of this study can be used as a guideline for dance artists, especially on ways to
reconstruct dance to have a more interesting impression of society in general, but still maintain the
essence / value and avoid excessive distortion so that the existence of the dance survives amid the
swift stream of globalization.
.
Keywords: Motion Reconstruction, Remo Tawi Dance

I. PENDAHULUAN penghayatan seluruh pengalaman jiwa.


Tari hadir karena penari, artinya bahwa Melalui penjelajahan terhadap berbagai
keberadaan penari menjadi penting sebagai pengalaman kejiwaan dalam aktivitas
media untuk mengaktualisasikan tari, maka penghayatan, menuju pemaknaan yang
keberadaannya tidak hanya dikatakan sebagai tervisualisasikan dalam konstruksi gerakan-
tukang tari tetapi sebagai seniman. Seniman gerakan tubuhnya. Dalam proses yang
adalah istilah subjektif yang merujuk kepada mendalam inilah kemudian melahirkan 2
seseorang yang kreatif, inovatif, atau mahir sebutan seniman yakni seniman pencipta dan
dalam bidang seni. Seniman menggunakan seniman ‘interpreter’.(Wahyudianto, 2008:87)
imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan Seniman pencipta yaitu yang membuat
karya dengan nilai estetika. Ahli sejarah seni sebuah karya-karya baru baik itu tari, rupa,
dan kritikus seni mendefinisikan seniman teater dan musik. Dalam seni tari pencipta
sebagai seseorang yang menghasilkan karya disebut kreator, yang menghasilkan karya tari
seni. baru dari bentuk ide estetik yang kemudian
Penciptaan sebuah karya Seni Tari diwujudkan kedalam wujud fisik sehingga
pada hakikatnya merupakan kreativitas dari terjadi proses komunikasi antara kreator,
seniman yang telah melalui proses penari dan penonton. Dalam penampilan suatu

578
Ayu Titis Rukmana Sari, M.Sn* dan Wahyudi, M.Sn.**
ISSN: 1858-3989 (REKONSTRUKSI GERAK PADA TARI REMO TAWI JOMBANG)

karya seni, peran penari dan penonton juga Dalam menyajikan sebuah repertoar
memiliki andil yang penting. tari, penari dituntut mampu melakukan
Penari adalah pelaku atau subjek yang interpretasi atau menafsirkan, baik isi atau
mengaktualisasikan kembali karya seniman karakter tari yang disajikan maupun terhadap
pencipta dalam suatu karya seni tari dengan keseluruhan pelaksanaan teknik secara
takaran interpretasi tertentu. Penari juga utuh.Selama pertunjukan, penari (secara
merupakan seniman, yakni seniman konsisten) melakukan interpretasi sebuah
interpreter.Seniman yang mengaktualisasikan tarian (Adshead, 1988:62 dalam
karya seniman pencipta tari.“ Penari sebagai Wahyudiyanto, 2008:94). Niscaya tanpa
sarana dalam ekspresi seni tari. Dijelaskan penafsiran dan penghayatan seorang penari
lebih lanjut seniman pencipta tari adalah tidak akan mampu menghadirkan daya ungkap
pemegang ide terbesar tetapi penari adalah yang kuat menjelma dalam pancaran ‘Ruh’
motornya”. (Yulianti Parani, 1986:54 dalam dari sajian suatu tari. Dalam konteks itu penari
Wahyudiyanto 2008: 90) dapat dikategorikan sebagai seniman
Asumsi yang memperkuat pemahaman interpretatif atau seniman penafsir (Sri
bahwa penari adalah seniman dan bukan Rochana W., 1997:88 dalam Wahyudianto,
sekedar robot yakni bahwa tari meliputi 2 2008:94).
dimensi yang tertuang secara visual dan sisi Seniman interpreter yaitu seniman
lain bersifat presentasional yang tersingkap kreatif yang menyangkut pemikiran
melaui rasa (penghayatan). Istilah yang disebut imajinatif.Kemampuan kreativitas adalah
terakhir ini kemudian menjelma menjadi kemampuan untuk mencipta, memberi
sesuatu yang sering dikatakan sebagai “Ruh” interpretasi, mewujudkan ide, gagasan dan
dari sebuah tarian (Chaya, 2003:291 dalam pengalaman ke dalam sebuah bentuk seni yang
Wahyudiyanto 2008:91). Tari yang terbentuk disertai daya imajinasi dan inovasi yang tinggi.
sebagai koreografi adalah aspek wadah atau Di dalam proses rekonstruksi gerak
wujud fisik dalam bentuk inderawi, dan isi dibutuhkan kreativitas. Rekonstruksi gerak
yang hadir melalui proses hayatan terhadap yaitu : proses mengembangkan dan merubah
wujud ungkapnya. Seorang penari menyajikan gerak dari gerak yang sudah ada ke bentuk
isi pada konsep koreografinya, bagaimana gerak yang baru. Proses inilah yang
supaya tari tersebut hidup pada dirinya dalam membutuhkan kreativitas dari peneliti yang
rangka mencapai estetika (boleh, perlu, bahkan berperan juga sebagai penari. Mengubah serta
wajib). mengembangkan bentuk dari yang sudah ada

579
Ayu Titis Rukmana Sari, M.Sn* dan Wahyudi, M.Sn.**
(REKONSTRUKSI GERAK PADA TARI REMO TAWI JOMBANG) ISSN: 1858-3989

ke bentuk baru, namun juga mencapai fungsi tubuh sebagai sumber


mempertimbangkan esensi dari tari itu sendiri. gerak.
Maka dalam proses ini peneliti sebagai penari Peneliti yang sekaligus berperan
dalam melakukan proses rekonstruksi atau sebagai penari melakukan proses kreatif tidak
menafsir kembali dapat disebut sebagai saja dari segi bentuk fisik penelitiannya,
seniman interpreter. namun juga proses kreatif yang dituangkan
Peran seorang penari sangat penting melalui penafsiran. Tafsir adalah suatu proses
dalam sebuah jenis tarian saat menarikannya. kerja yang diungkapan melalui ide imajiner
Paling tidak terdapat beberapa hal yang dapat serta kemudian diaktualisasikan ke dalam
disebut sebagai bekal yang harus dikuasai oleh wujud dengan menggunakan tubuh sebagai
penari, yakni : wadah sehingga diharapkan muncul warna
a. Intuisi dan imajinasi, adalah pergerakan baru tanpa meninggalkan nilai-nilai, aturan
naluri seorang penari untuk memotivasi atau kaidah yang sudah ada. Artinya
serta penafsiran pengalaman imajinatif ke menyajikan tari bukan hanya sekedar
dalam pengalaman fisiknya. menampilkan bentuk secara alami apa adanya,
b. Pengetahuan materi gerak, adalah gerak namun dalam penjabarannya diperlukan
sebagai medium pokok, harus dipahami pemahaman dan pendalaman filosofi atau nilai
dari berbagai aspek, yaitu dari segi yang terkandung di dalam tari itu sendiri,
bentuk, kualitas, teknik, struktur sehingga secara analisis baik gerak ataupun
komposisi, sampai dengan gaya, karakter karakter tari yang disajikan dapat memiliki
dan isi. kesan hidup.
c. Pengetahuan bentuk bidang estetika, dapat S.D.Humardani mengetengahkan
dipahami bahwa seorang penari harus sebuah pemikiran tentang kreativitas:
memiliki wawasan serta nilai estetika Kemampuan untuk menghasilkan
sesuatu yang baru, yaitu yang
sebagai salah satu bagian dari penelitian
sebelumnya belum dihasilkan. Dapat
tari. orang melihat lebih lanjut sedikit
dalam proses kegiatan yang baru ini :
d. Pengetahuan dramatik, adalah
Kreativitas adalah kemampuan
kemampuan akting atau kemampuan menghubungkan hal-hal yang
sebelumnya belum dihubungkan.
membawakan peran tertentu
(Humardani, 1980:66)
e. Kesiapan fisik, dapat dimaknai sebagai
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa
suatu hal yang sangat diperlukan dalam
tafsir muncul ketika ada proses, dan proses
kreatif penari terjadi ketika aktivitas kesenian

580
Ayu Titis Rukmana Sari, M.Sn* dan Wahyudi, M.Sn.**
ISSN: 1858-3989 (REKONSTRUKSI GERAK PADA TARI REMO TAWI JOMBANG)

berlangsung. Kreatif dalam konteks tradisi namun memiliki karakter yang lembut dan
berarti menemukan warna baru dalam sajian luwes.
yang sudah ada dengan mengkaitkan ide-ide Penciptaan Tari Remo Tawi tidak lepas
imajiner ke dalam bentuk yang terdahulu dari peran serta sosok Tawi sebagai
untuk dijadikan kekinian, menjadi tampilan koreografer atau penciptanya. Tawi
yang baru dari unsur-unsur seninya. Menurut merupakan salah satu seniman tradisi yang
Wahyudianto: berkecimpung di dunia seni sejak berusia 35
“Kreatif sebagai kecerdasan pada tahun dan bertempat tinggal di Jl. Raya Ploso
tataran ini melampaui kecerdasan
Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang.
intelektual dan dari sekedar tampil.
Kreatif sebagai proses kerja pada Tawi menciptakan Tari Remo selain
bingkai ini selain memerlukan kesiapan
lahir secara alamiah, juga mendapat inspirasi
material fisik dan non fisik yang harus
terkuasai terlebih dahulu dengan baik dari penari-penari Remo sebelumnya. Tari
dan matang kreatif juga belum dengan
Remo yang ditarikan Tawi merupakan satu
mudah dapat diberdayakan kecuali
dengan ketekunan, keuletan dalam rangkaian dengan pertunjukan Ludruk dan
proses kerja teknik, intelektual, dan
digunakan sebagai tarian pembuka.
intuitif dalam tekanan rasa jiwa yang
besar”. (Wahyudianto, 2007:44) Pada perkembangan saat ini Tari Remo
Tawi sudah jarang dipentaskan kembali,
Dilihat dari bentuk dan gaya Tari Remo
dikarenakan sosok Tawi sendiri yang sudah
yang terdapat di Jawa Timur, salah satu Tari
tua dan mendapat larangan dari keluarga.
Remo Jombangan karya Tawi memiliki
Selain itu, salah satu alasan terkuat Tawi yaitu:
keunikan tersendiri dalam teknik geraknya.
Tari Remo saat ini sudah kehilangan konsep
Pada kebanyakan Tari Remo putri karakter
seniti (seni hati), beliau lebih menyebut hal ini
geraknya cenderung masih dinamis, seperti
sebagai distorsi atau pemaksaan bentuk gerak
Tari Remo Trisnawati dengan karakter
(fisik lebih diutamakan dalam mencapai teknik
dinamis, volume gerak yang lebar dan
daripada råså), sehingga kondisi Tari Remo
kelincahannya, Tari Remo Tubi dengan
saat ini terkesan kaku atau mêkêkêngkêng tidak
karakter dinamis, volume gerak yang lebar,
lagi ora ndayani. Pemahaman seperti tentang
namun lebih tenang pergerakannya tidak
konsep seniti tersebut menjadi berbanding
banyak berpindah tempat. Tari Remo Tawi ini
terbalik dengan perkembangan Tari Remo
memiliki karakter gerak yang lebih luwes,
pada saat ini yang lebih mengutamakan pada
lembut, kenes, volume gerak yang kecil sesuai
kesempurnaan bentuk fisik, sehingga agak
dengan karakter penciptanya seorang pria
jauh dari kesempurnaan dan penyatuan sebuah

581
Ayu Titis Rukmana Sari, M.Sn* dan Wahyudi, M.Sn.**
(REKONSTRUKSI GERAK PADA TARI REMO TAWI JOMBANG) ISSN: 1858-3989

penyajian tari yang terkonsep dari segi bentuk Timur khususnya di Jombang.
dan isi.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
II. PEMBAHASAN
merekonstruksi kembali Tari Remo Tawi agar
Proses pertumbuhan dan perubahan
lebih diminati masyarakat dan tari ini tidak
sosial membuat kesenian juga ikut
tenggelam begitu saja. Berdasarkan fenomena
berkembang sesuai dengan apa yang
tersebut, penelitian tentang Remo Tawi
dikehendaki dan dicita-citakan masyarakat
penting untuk dilakukan, sehingga judul
yang bersangkutan. Serta mengingat pula
penelitian ini adalah “Rekonstruksi Gerak
bahwa kesenian selalu mengikuti gerak
Pada Tari Remo Tawi Jombang”.
perubahan kebudayaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
Jawa Timur menurut catatan sejarah
menjadi penting untuk merekonstruksi kembali
pernah mempunyai kerajaan, seperti Singasari,
gerak dari Tari Remo Tawi untuk memberikan
Kediri dan Majapahit merupakan suara daerah
warna baru pada sajiannya. Dari pembaharuan
yang kaya dengan jenis kebudayaan.
warna tersebut diharapkan mampu melahirkan
Mengingat bahwa suatu kerajaan merupakan
karya Tari Ngremo Jombangan yang unik,
suatu pusat kehidupan budaya tertentu
menarik dan diminati masyarakat. Hal ini yang
menurut kondisi pada masa itu. Sehingga
menjadikan Tari Remo Jombangan dapat terus
dengan demikian kondisi budaya pada jaman
berkembang sampai sekarang. Berdasarkan
kerajaan Kediri berbeda dengan kondisi
fenomena tersebut, penelitian tentang
budaya pada jaman kerajaan Majapahit.
Rekonstruksi Gerak Pada Tari Remo Tawi
Berbicara masalah budaya, maka tidak
penting untuk dilakukan, sehingga rumusan
lepas dari masalah kesenian. Mengingat bahwa
masalah yang diangkat adalah Bagaimana cara
kesenian merupakan salah satu unsur dari
merekonstruksi gerak Tari Remo Tawi
kebudayaan, salah satu contoh adalah kesenian
Jombang dengan kebaharuan dalam segi tafsir
Ludruk yang pada saat ini berkembang cukup
gerak?”
meluas merupakan kesenian yang digemari
Tujuan penelitian ini adalah untuk
banyak masyarakat Jawa Timur. Begitu pula
Memberikan warna baru pada sajian Tari
Tari Remo sebagai tari pembuka dalam
Remo Tawi dalam segi tafsir gerak. Manfaat
kesenian Ludruk mempunyai masyarakat
dari penelitian ini dapat memberikan
pendukung yang berbeda, sesuai dengan selera
sumbangan keilmuan tentang keanekaragaman
maupun nilai yang berkembang pada
gaya atau style Tari Remo yang ada di Jawa
kehidupan budayanya.

582
Ayu Titis Rukmana Sari, M.Sn* dan Wahyudi, M.Sn.**
ISSN: 1858-3989 (REKONSTRUKSI GERAK PADA TARI REMO TAWI JOMBANG)

Oleh karena itu kegiatan Tari Remo tari mampu mempertahankan eksistensinya
akan jauh lebih banyak daripada Ludruk yang ditengah derasnya arus budaya global.
ada. Maka tidak mustahil kalau sampai terjadi Tuntutan tersebut peneliti terjemahkan dengan
banyak jenis Tari Remo yang mempunyai rasa menafsirkan kembali materi tari tersebut,
kedaerahan maupun rasa ungkap dari masing- misalnya pada salah satu bagian gerak adêg.
masng seniman. Namun demikian, mengingat Bentuk adêg tersebut dari sudut pandang untuk
tari tradisi menggunakan vokabuler yang ada pembelajaran yang dibawakan oleh
dan bertumpu atau berpedoman pada masa narasumber kurang menarik sehingga
lampau maka sudah barang tentu bentuk Tari diperlukan tafsir yakni memberi tenaga pada
Remo yang ada di Jawa Timur mempunyai kaki. Posisi tersebut akan membuat adêg
banyak kemiripan antara daerah yang satu menjadi lebih mêndhak serta posisi tangan,
dengan daerah yang lain. Sehingga menjadikan bentuk dan gerakannya lebih diperjelas. Dari
ciri khas tersendiri bagi seniman pencipta atau proses penafsiran tersebut diharapkan dapat
daerah yang menjadi tempat tinggal seniman mengungkapkan kebaruan yang mempribadi
pencipta. atau style personal peneliti.
Dalam proses tafsir gerak Tari Remo Pada penjelasan deskripsi dibawah ini
Tawi peneliti sekaligus pelaku melakukan berisi rincian nama ragam, uraian penjelasan
banyak tafsir gerak dari yang telah ada tentang ragam gerak yang dilakukan, hitungan
menjadi bentuk baru yang lebih jelas dari pola pengulangan pada masing-masing ragam
gerak, hitungan, volume gerak dan juga gerak. Kiranya perlu disampaikan bahwa
pemotongan penyajian dari durasi yang semula penjelasan pada masing-masing bagian
berkisar + 30 menit dipadatkan menjadi 12 merupakan penjelasan secara umum
menit. Sehingga memudahkan untuk siapapun mengingat detail dari masing-masing bagian
yang ingin mempelajari Tari Remo Tawi. merupakan satu kesatuan antara bentuk, teknik
Ditilik dari ukuran pembelajaran materi dan råså. Penjelasan tentang hal yang bersifat
tersebut kurang memenuhi kriteria, utamanya fisik dimungkinkan bisa dilakukan namun
dari tuntutan kerumitan dan kajian estetiknya pada bagian råså sudah barang tentu tidak bisa
sehingga dibutuhkan totalitas penafsiran pada diterjemahkan dan diukur dalam wujud
garap mediumnya. Ukuran pembelajaran kalimat tulis, mengingat ukuran råså dari
tersebut diperlukan sebagai pertimbangan masing-masing individu berbeda.
untuk keberlanjutan yang berkualitas sehingga
memungkinkan kesenian atau suatu repertoar

583
Ayu Titis Rukmana Sari, M.Sn* dan Wahyudi, M.Sn.**
(REKONSTRUKSI GERAK PADA TARI REMO TAWI JOMBANG) ISSN: 1858-3989

Deskripsi secara umum dari Remo 8. Sabêtan Junjungan kaki 1x8


kanan kêtêr,
Putri gaya Tawi setelah proses rekonstruksi kêbyok sampur
gerak dijelaskan sebagai berikut: kiri, képat
sampur kanan,
Nama gêjug kanan.
No. Uraian Hitungan
Ragam
1. Tindak Jalan biasa 2x8
kemudian 9. Tindak Tindak låmbå 1x8+6
srisig menuju putar ke kanan
ke center,posisi
adêg. 10. Gêdrug Gêdrug 2x8+4
2. Gêdrug Kêncrong 1x8 rangkêp,
rangkêp,
låmbå 6x, sambil bahu
låmbå 1–6
gêjug hit 1 – 2 , ogèk ogèk kanan kiri
kemudian dilakukan
bahu
kêncrong rangkêp.
låmbå lagi 4x,
hit. 5 – 6
sêblak sampur 11. Ikêt Mundur kaki 5–8
kanan. kiri, ukêl tangan
kanan, kêbyok
kêbyak sampur
3 Gêdrug Kêncrong 7–8 kiri, sampur
rangkêp kanan.
rangkêp 1x8+4
12. Ayam Jalan kecil-kecil 1–4
atau kêrêp
alas
4. Ikêt Mundur kaki 5–8
kiri, ukêl
tangan kanan, 13. Ikêt Mundur kaki 5–8
kêbyok kêbyak kiri, ukêl tangan
sampur kiri, kanan, kêbyok
képat sampur kêbyak
kanan. sampur kiri,
5. Lawung Ukêl suwêng 1x8+4 sampur kanan.
kanan dan kiri
bergantian. 14. Sabêtan Junjungan kaki 1x8
kanan kêtêr,
kêbyok sampur
kiri, sampur
6. Gêdrug Kêncrong 5–8+4
kanan, gêjug
rangkêp
rangkêp kanan.

7. Ikêt Mundur kaki 5–8 15. Ikêt Mundur kaki 1–4


kiri, ukêl kiri, ukêl tangan
tangan kanan, kanan, kêbyok
kêbyok kêbyaksampur
kêbyaksampur kiri,sampur
kiri, képat kanan.
sampur kanan

584
Ayu Titis Rukmana Sari, M.Sn* dan Wahyudi, M.Sn.**
ISSN: 1858-3989 (REKONSTRUKSI GERAK PADA TARI REMO TAWI JOMBANG)

16. Kêbyok Tangan kanan 5–8 +8 22. Ikêt Mundur kaki 5–8
kêbyok sampur kiri, ukêl
képat
tangan kiri tangan kanan,
sampur seblak sampur kêbyok kêbyak
kaki kanan. sampur kiri,
képat sampur
17. Gêdrug Kencrongan 1x8+4
kanan.
rangkêp, tangan 23. Ukêl -Ukêl suwêng 2x8
rangkêp kanan dan kiri
sambil ukêl – suwêng
ukêl. 5 ½ x.
-Penghubung
1 (képat
18. Ikêt Mundur kaki 5–8
kiri ukêl tangan sampur
kanan, kêbyok kanan,
kêbyaksampur kêncrong
kiri, rangkêp
képatsampur sambil ogèk
kanan bahu).
19. Nggêndé -Képat sampur 1x8+ 4 -Ukêl suwêng
kanan gêjug. 4x. 1–8+4
wa
-Mundur gêjug– -Penghubung
gêjug. 2 (Ukêl kanan
-Maju kiri,
kiri,
buang sampur,
ukêl kanan nyawuksampu
kiri. r kanan
-nyawur sampur tangan kiri
kanan tangan ditarik ke
kiri ditarik ke pinggang,
pinggang, toleh ke kiri,
tangan kanan képatsampur
ukêl sejajar kanan kiri,
pinggang, kemudian
kepala toleh kiri. pous adêg).
-gêjugan lagi
24. Ngrawit -Ngrawit 5–8+8
ditempat
20. Ikêt Mundur kaki 5–8 kanan ulap-
ulap-
kiri, ukêl tangan ulap kanan,
kanan, kêbyok ulap ngrawit kiri
kêbyak sampur ulap-ulap kiri
kiri, képat 3x.
sampur kanan. 1–8+4
21. Lawung -Ukêl suwêng 1–8+4 -Penghubung
kanan kiri 4x. 2 (Penjelasan
-Sêblak sampur, idem).
kemudian ukêl
suwêng kiri 1x.
-Képat sampur,
gêdrug låmbå.

585
Ayu Titis Rukmana Sari, M.Sn* dan Wahyudi, M.Sn.**
(REKONSTRUKSI GERAK PADA TARI REMO TAWI JOMBANG) ISSN: 1858-3989

25. Kêncrongan -Kêncrongan kiri.


rangkêp ukêl- -Mundur
rangkêp
ukêl, 5–8+2x8
kanan angkat
kemudian hit kaki kiri,
8 terakhir mundur kiri
képat sampur angkat kaki
kanan tangkap kanan 4x.
2x8 -Maju jalan
-Diulang kecil-kecil,
kencrongan tangan kiri
lagi. nyawuk
sampur kanan
-Penghubung 2 ditarik ke
(idem). pinggang.
26. Kêncrong Gêjugan 1x8+4 -Gêjug-gêjug
låmbå kaki kanan,
låmbå 5–8+8
egol sambil
+1–4 tangan kanan
ukêl-ukêl.
27. Ikêt Mundur kaki 5–8 -Mundur
kiri, ukêl kanan angkat
tangan kanan, kaki kiri,
kêbyok kêbyak mundur kiri
sampur kiri, angkat kaki
képat sampur kanan 4x.
kanan. 29. Gêjugan -Gêjug 3x kaki 1–4
28. Tindak -Jalan double 1–8+4 kanan
5–8
step putar kemudian
double step
kekanan. ngancap.
1–4
Dangdutan -Mundur 5–8 -Jalan biasa
kanan angkat kedepan 4
kaki kiri, hitungan.
mundur kiri 3x8 -Mundur kaki
5-8
angkat kaki kiri, ukêl
kanan 4x. tangan kanan,
-Jalan geser 1–4 kêbyok
kesamping kêbyak
arah 4 sampur kiri,
penjuru, 5–8 képat sampur
junjungan kanan.
1–8
kaki kanan -Jalan biasa
dan kiri lagi 4
1–4+4
bergantian, hitungan
per arah kemudian
hadap srisig.
dilakukan 2x
angkatan kaki
kanan dan

586
Ayu Titis Rukmana Sari, M.Sn* dan Wahyudi, M.Sn.**
ISSN: 1858-3989 (REKONSTRUKSI GERAK PADA TARI REMO TAWI JOMBANG)

30. Ikêt Mundur kaki 5–8 35. Sabêtan Junjungan kaki 1–8+4
kiri, ukêl kanan kêtêr,
tangan kanan, kêbyok
kêbyok sampur kiri,
kêbyak képat sampur
sampur kiri, kanan, gêjug
képat sampur kanan.
kanan. 36. Ikêt Mundur kaki 5–8
31. Sabêtan Junjungan kaki 1–8+4 kiri, ukêl
kanan kêtêr, tangan kanan,
kêbyok kêbyok
sampur kiri, kêbyak
képatsampur sampur kiri,
kanan, gêjug képatsampur
kanan. kanan.
32. Ikêt Mundur kaki 5–8 37. Bumi langit Kedua tangan 1-4
kiri, ukêl kebawah dan
rangkêp
tangan kanan, atas 4x.
kêbyok
kêbyak
sampur kiri,
képat sampur
38. Sêmbahan -Gêjug kanan
kanan.
4x, tangan kiri
33. Bumi langit -Tangan kanan 1x8+6
nyawuksampu
dan kiri
låmbå- r kanan ditarik
bergantian
pinggang,
rangkêp ngrawit serong 5–6
tangan kanan
ke kanan dan
lurus
kiri, låmbå 4x.
pinggang,
-Rangkêp 7 – 8 +4
tolehan ke
(kedua tangan
kiri. 7-8
kebawah
-Melangkah
keatas 5x).
kiri kanan,
-Képat sampur
hadap depan.
kanan, gêdrug
-Sêmbah, kaki
låmbå.
sejajar
34. Ikêt Mundur kaki 5–8
39. Mundur Tindak mulih,
kiri, ukêl
keluar
tangan kanan, gawang
panggung.
kêbyok
kêbyak
sampur kiri,
képat sampur
kanan.

587
Ayu Titis Rukmana Sari, M.Sn* dan Wahyudi, M.Sn.**
(REKONSTRUKSI GERAK PADA TARI REMO TAWI JOMBANG) ISSN: 1858-3989

Dalam repertoar Tari Remo Putri


gaya Tawi, susunan pola komposisi gerak
terdiri dari bagian A yang berisi 15 ragam
gerak. Selanjutnya diteruskan dengan bagian B
yang berisi 20 ragam gerak. Pada bagian B ini
sifat kênès nampak sekali pada gerak-
geraknya. Berikutnya adalah bagian C (masuk
dalam gending tropongan) yang terdiri dari 9
ragam gerak. Karena mengakhiri tarian maka Foto : Gerak persiapan tindak kencak

sifat gerak cenderung meningkat rasa


semangatnya untuk menuju relaksasi. III. PENUTUP
Dalam proses pelaksanaan rekonstruksi
gerak harus dilandasi dengan wawasan
konseptual. Kreativitas dalam proses tafsir
menemukan warna baru dalam sajian tari,
diperlukan untuk dapat mengasah kemampuan
penulis sekaligus pelaku dalam membedah
sajian yang lama dengan sajian yang baru, agar
kebaruan dalam penyajian dapat diterima oleh
perkembangan arus globalisasi yang begitu
Foto : Gerak adeg
pesat denganmempertahankan esensi dan
tetap berpedoman pada kaidah-kaidah atau
pedoman yang berlaku.

DAFTAR SUMBER ACUAN


A. Sumber Tercetak
Humardani, 1979/1980, Kumpulan Kertas
tentang Tari. Surakarta, ASKI Surakarta

Foto : Gerak junjungan pada iket sabetan


Pramutomo, 2007, Etnokoreologi Nusantara
(Batasan Kajian, Sistematika, dan Aplikasi
Keilmuannya), Surakarta: ISI Press

588
Ayu Titis Rukmana Sari, M.Sn* dan Wahyudi, M.Sn.**
ISSN: 1858-3989 (REKONSTRUKSI GERAK PADA TARI REMO TAWI JOMBANG)

Sutopo, H.B, 2002, Metodologi Penelitian


(Dasar teori dan terapannya dalam
penelitian), Surakarta : Sebelas Maret
University Press

Wahyudiyanto, 2008, Pengetahuan Tari,


Solo, ISI Press

, 2009, Wajah Tari dalam


Perspektif. Surakarta: ISI Press

B. Nara Sumber

Tawi (75 tahun) pencipta Tari Remo Tawi


Jombang, yang dahulu juga sebagai
pengreman dalam kelompok Ludruk Kuda
Bhirawa.

589

Anda mungkin juga menyukai