Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH OKSIBIL


Jl. Poros Kabiding No. 2
rsudoksibil22@yahoo.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH OKSIBIL


KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG
NOMOR : 445/ /SK-KFT/RSUD-OKS/XI/2019

TENTANG

PEMBENTUKAN KOMITE FARMASI DAN TERAPI (KFT)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH OKSIBIL

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH OKSIBIL


Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Oksibil maka
dipandang perlu untuk dibentuk Komite Farmasi
dan Terapi;
b. bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tersebut perlu
ditetapkan Surat Keputusan Direktur sebagai
landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit Umum Daerah Oksibil;
Mengingat : 1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77
Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan farmasi di Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 631 Tahun 2015 Tentang Pedoman Peraturan
Internal Staf Medis di Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Membentuk Komite Farmasi Dan Terapi sebagaimana
terlampir.
KEDUA : Semua Pihak yang terkait dalam Komite Farmasi dan
Terapi Rumah Sakit tersebut wajib melaksanakannya
dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab.
KETIGA : Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit mempunyai
tugas pokok sebagai berikut :
1. Menyusun program kerja tentang Farmasi dan Terapi
Rumah Sakit
2. Melakukan usaha – usaha peningkatan mutu
pelayanan Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit
3. Melaporkan hasil kegiatan Komite Farmasi dan Terapi
kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Oksibil
melalui Bidang Pelayanan Medik.
KEEMPAT : Kebijakan ini berlaku selama 3 (Tiga) Tahun dan akan
dilakukan evaluasi minimal 1 (Satu) Tahun sekali.
KELIMA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya
perubahan, maka akan dilakukan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :Oksibil
Pada tanggal : 01 November 2019

DIREKTUR RSUD OKSIBIL


KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG

IRENE WAINE, SKM


NIP.19830224 200909 2 005
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH OKSIBIL
NOMOR : 445/ /SK-KFT/RSUD-OKS/XI/2019
TANGGAL : 01 NOVEMBER 2019

PEMBENTUKAN KOMITE FARMASI DAN TERAPI (KFT)


PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH OKSIBIL KABUPATEN PEGUNUNGAN
BINTANG TAHUN ANGGARAN 2019

NO NAMA NIP JABATAN


1 dr. Marthina M. Sinon - KETUA

2 Randeang, S.Si.,Apt SEKRETARIS

3 Sarmauli Hasugian, S.Farm Anggota

4 Sischa C. Sauyasbaken, Amd Anggota

Ditetapkan di :Oksibil
Pada tanggal : 01 NOVEMBER 2019

DIREKTUR RSUD OKSIBIL


KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG

IRENE WAINE, SKM


NIP.19830224 200909 2 005

LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH OKSIBIL
NOMOR : 445/ /SK-KFT/RSUD-OKS/XI/2019
TANGGAL : 01 NOVEMBER 2019

PEMBENTUKAN KOMITE FARMASI DAN TERAPI (KFT)


PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH OKSIBIL KABUPATEN PEGUNUNGAN
BINTANG TAHUN ANGGARAN 2019

I. PENGERTIAN
Komite Farmasi dan Terapi adalah organisasi yang mewakili hubungan
komunikasi antara para staf medis dengan farmasi yang terdiri dari para
dokter yang mewakili spesialisasi –spesialisasi yang ada di rumah sakit dan
apoteker yang mewakili instalasi rumah sakit.
Ketua Komite Farmasi dan Terapi dipilih dari dokter dan sekretaris adalah
seorang apoteker dari instalasi farmasi rumah sakit. Untuk mengevaluasi
kegiatan Komite Farmasi dan Terapi maka dadakan pertemuan minimal 1
bulan sekali.

II. TUJUAN
Menerbitkan kebijakan tentang pemilihan obat, penggunaan obat serta
evaluasinya. Melengkapi staf fungsional di bidang kesehatan dengan
pengetahuan terbaru yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat
sesuai dengan kebutuhan.

III. KEBIJAKAN
a. Mengatur penggunaan obat di rumah sakit sesuai dengan peraturan
yang berlaku
b. Memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit untuk
emncapai budaya pengelolaan obat yang baik.
c. Memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit agar
pengelolaan obat lebih efektif dan efisien
d. Meningkatkan penggunaan obat generik di rumah sakit

IV. LANDASAN HUKUM


1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

V. TUGAS POKOK KOMITE FARMASI DAN TERAPI


1. Menyusun program kerja tentang Farmasi dan Terapi Rumah Sakit
2. Melakukan usaha – usaha peningkatan mutu pelayanan Farmasi dan
Terapi di Rumah Sakit
3. Melaporkan hasil kegiatan Komite Farmasi dan Terapi kepada Direktur
Rumah Sakit melalui Bidang Pelayanan Medik

VI. KEWAJIBAN KOMITE FARMASI DAN TERAPI


1. Memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit untuk
mencapai budaya pengelolaan obat yang baik dan rasional
2. Memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit agar
pengelolaan obat lebih efektif dan efisien
3. Mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, formularium
rumah sakit, penggunaan antibiotika dan lain – lain
4. Melaksanakan pendidikan dalam bidang pengelolaan dan penggunaan
obat terhadap pihak – pihak yang terkait
5. Mengadakan pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat serta
memberikan umpan balik atas hasil pengkajian tersebut

VII. PEDOMAN PEMBUATAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT


a. Mmebuat Formularium Rumah Sakit berdasarkan efek terapi,
keamanan, serta harga obat dan juga harus meminimalisasi duplikasi
dalam tipe obat, dan produk yang sama
b. Mengajukan Formularium Rumah Sakit Kepada Direktur melalui
Bidang Pelayanan Medik
c. Mengevaluasi untuk produk baru dan merevisi Formularium Rumah
Sakit minimal setahun sekali
d. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap
kebijakan – kebijakan dan peraturan – peraturan mengenai obat di
Rumah Sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku
e. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di Rumah Sakit dengan
mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosa dan
terapi
f. Mengumpulkan dan meninjau laporan terhadap efek samping obat
g. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf
medis dan perawat

VIII. FUNGSI DAN RUANG LINGKUP


1. Mengembangkan Formularium di Rumah Sakit dan merevisinya.
Pemilihan obat untuk dimasukkan dalam formularium harus
didasarkan pada evaluasi secara subjektif, terhadap efek terapi,
keamanan serta harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi
dalam tipe obat, kelompok dan produk obat yang sama
2. Komite Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau
menolak produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota
staf medis.
3. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di Rumah Sakit
4. Membantu Instalasi Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk
menyetujui atau menolak produk obat baru atau dosis obat yang
diusulkan oleh anggota staf medis
5. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di Rumah Sakit dengan
mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosa dan
terapi. Tinjauan ini dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus –
menerus penggunaan obat secara rasional

IX. TUGAS APOTEKER DALAM KOMITE FARMASI DAN TERAPI


1. Sebagai sekretaris Komite Farmasi dan Terapi
2. Menetapkan jadwal pertemuan
3. Mengajukan/menyusun acara yang akan dibahas dalam pertemuan
4. Mencatat semua hasil keputusan dalam pertemuan dan melaporkan
kepada Direktur melalui bidang pelayanan medik
5. Menyebarluaskan keputusan yang sudah disetujui oleh direktur kepada
seluruh pihak yang terkait

Ditetapkan di :Oksibil
Pada tanggal : 01 November 2019

DIREKTUR RSUD OKSIBIL


KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG

Anda mungkin juga menyukai