Anda di halaman 1dari 2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN

FORMAT PENILAIAN OBJECTIVE STRUCTURED LONG EXAMINATION RECORD


(OSLER)
Stase :
Nama : Hari :
Nim : Tanggal :

NILAI UJIAN :
No Aspek yang dinilai Nilai Rata-Rata
Penguji
I PROSES KEPERAWATAN (60%)
1. PENGKAJIAN
a. Relevansi dengan kelengkapan data
b. Relevansi metode pengumpulan data
c. Validasi data
d. Penyusunan data sistematis
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Rumusan diagnosa benar, etiologi tepat
3. PERENCANAAN
a. Ketepatan memprioritaskan masalah keperawatan
b. Tujuan realistis dalam bentuk performance keluarga
c. Ketepatan menentukan tindakan keperawatan
4. IMPLEMENTASI
Jika melakukan prosedur keperawatan
a. Jenis alat yang disediakan sesuai kebutuhan
b. Langkah/prosedur sesuai urutan yang benar
c. Melakukan tindakan
d. Ketepatan menentukan tindakan keperawatan
Jika melakukan pendidikan kesehatan
a. Menyusun rancangan penyuluhan
b. Menyiapkan keluarga
c. Kesesuaian topik dan masalah
d. Menyiapkan alat bantu/peraga bila perlu
e. Strategi/ langkah efisien dan efektif
f. Penguasaan materi
5. EVALUASI
a. Hasil yang diharapkan dapat di observasi dan terukur.
II KOMUNIKASI (10%)
1. Tahap Orientasi
2. Tahap Kerja
3. Tahap Terminasi
4. Sikap
III RESPONSI (20%)
1. Ketepatan Menjawab
2. Kemampuan mengemukakan argumentasi
3. Penguasaan materi
4. Penampilan
IV LAPORAN (10%)
TOTAL NILAI AKHIR
KETERANGAN : Banjarmasin,
Penguji,
1. Batas nilai lulus 68
2. Rentang Nilai 0-100
( ...................................................)
Pengertian OSLER

merupakan singkatan dari Objective Structured Long Examination Record yang mirip seperti
Mini-CEX yang menilai komponen anamnesis, pemeriksaan fisik, keterampilan komunikasi,
keputusan klinis, profesionalisme, dan efisiensi , pada OSLER ditambahkan juga dengan
pembuatan status yang sudah tadi dilakukan yang kemudian di ujiankan kembali secara lisan
kepada penguji. Hal ini bertujuan agar penguji dapat melihat dan memberikan feedback secara
langsung tentang bagaimana mahasiswa melakukan tugasnya (seperti Mini-CEX) dan juga
bagaimana pengetahuannya seperti CBD) mengenai kasus tersebut sehingga didapatkan hasil
yang lebih menyeluruh tentang perfoma yang dilakukan mahasiswa tersebut.

Oral examination banyak dipakai dalam penilaian di klinik dalam bentuk long case atau short case. Long
case oral examination sudah banyak ditinggalkan karena waktu ujian yang lama dan tidak efektif.
Sekarang dikembangkan menjadi Objective Structured Long Examination Record (OSLER). OSLER ini juga
menuai kritik dalam penerapannya untuk menilai kompetensi klinik.

Kelebihan OSLER

menggunakan 10 pertanyaan analisis yang menilai kemampuan komunikasi dan pengetahuan


mahasiswa untuk meningkatkan validitas dan reabilitasnya. Pendapat ahli lain menyarankan
menggunakan oral examination secara terstruktur (Structured Oral Examination), di Indonesia oral
examination dinamakan SOCA (Student Oral Case Analysis).

Penilaian kompetensi klinis peserta didik juga dinilai dengan menggunakan kasus panjang. Pada
penilaian kasus panjang secara tradisional peserta didik memeriksa pasien selama kurang lebih satu jam
tanpa ditunggui penilai, dilanjutkan dengan ujian oleh beberapa penguji selama menit. Obyektivitas,
validitas dan reliabilitas ujian kasus panjang secara tradisional ini tidak dapat terjamin baik. Salah satu
kritik terhadap cara tradisional adalah penguji tidak mengamati secara langsung proses anamnesis dan
komunikasi peserta didik dengan pasien/keluarga. Untuk mengatasi masalah tersebut dikembangkanlah
objective structured long examination record (OSLER), dimana penguji mengamati secara langsung pada
saat peserta didik melakukan anamnesis, pemeriksaan dan edukasi kepada pasien/keluarga. Dengan
demikian penguji juga dapat mengamati sikap peserta didik secara langsung. Objective structured long
examination record (OSLER) adalah metode evaluasi sumatif untuk menilai kemampuan klinis peserta
didik dalam mengelola pasien, mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, perencanaan pemeriksaan
penunjang, pemberian terapi, edukasi ke pasien/keluarga, dan profesionalisme. Pada OSLER tingkat
kesulitan kasus dipertimbangkan. Pelaksanaan OSLER kurang lebih selama menit. Penilaian dilakukan
oleh penguji yang menggunakan lembar penilaian yang terstruktur yang terdiri atas 10 aspek yang
dinilai.

Kelemahan OSLER

Long case di rotasi klinik dengan berhadapan pasien langsung, tentu materi yang diujikaan akan
berbeda, kasus panjang yaitu mahasiswa berhadapan dengan pasien yang sebenarnya. Mahasiswa
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien selama 45 menit tanpa diobservasi oleh
penguji, kemudian selama 15 menit mempresentasikan hasilnya di depan penguji. Hal ini tentu tidak
efektif, membuang waktu dan tenaga. Sedangkan short case oral examination dilaksanakan selama 20
menit. Mahasiswa di observasi oleh penguji dan diberikan kasus singkat dan lalu diberi pertanyaan.
Banyak pendapat yang mendukung bahwa short case lebih efektif di bandingkan dengan long case.

Anda mungkin juga menyukai