Anda di halaman 1dari 28

Daftar Isi

Daftar Isi..................................................................................................................................... i

Daftar Tabel ............................................................................................................................. iii

Daftar Gambar .......................................................................................................................... iv

BAB 1 Pendahuluan ...................................................................................................................1

1.1 Latar belakang ..................................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah .............................................................................................................2

1.3 Tujuan ...............................................................................................................................3

BAB 2 Tinjauan Pustaka ............................................................................................................4

2.1 Teori umum ......................................................................................................................4

2.2 Pemilihan proses...............................................................................................................8

2.3 Penentuan kapasitas ........................................................................................................12

2.4 Spesifikasi bahan ............................................................................................................13

2.5 Kegunaan produk ...........................................................................................................16

2.6 Pemilihan lokasi .............................................................................................................18

BAB 3 Metode Perancangan ....................................................................................................19

3.1 Deskripsi proses .............................................................................................................19

3.2 Diagram alir ....................................................................................................................22

Jadwal Tugas Akhir..................................................................................................................23

Daftar Pustaka ..........................................................................................................................24


Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar belakang

1
1.2 Rumusan masalah

2
1.3 Tujuan

3
BAB 2 Tinjauan Pustaka

2.1 Teori umum


2.1.1 Asam Stearat (Stearic Acid)

Gambar 2.1 Asam Stearat

Asam stearat adalah asam lemak jenuh dengan rantai 18-karbon


dan memiliki asam nama IUPAC oktadekanoat. Ini adalah lilin yang
solid dan rumus kimianya C17H35CO2H. Namanya berasal dari bahasa
Yunani kata “Stear”, yang berarti lemak. Garam dan ester dari asam
stearat disebut stearat. Sebagai ester, asam stearat adalah salah satu
asam lemak yang paling umum jenuh ditemukan di alam berikut
trigeliserida. Asam palmitat berasal dari tiga molekul asam stearat yang
disebut stearin.
Asam stearat diperoleh dari lemak dan minyak dengan saponifikasi
trigliserida menggunakan air panas (di atas 200 oC). campuran yang
dihasilkan kemudian di suling. Asam stearat komersial sering
merupakan campuran dari asam stearat dan palmitat, meskipun asam
stearat dimurnikan tersedia. Lemak dan minyak kaya asam stearat lebih
melimpah di lemak hewan (hingga 30%) dari lemak nabati (biasanya
<5%). Pengecualian penting adalah cocoa butter dan shea butter,
dimana kandungan asam stearat (sebagai trigliserida) adalah 28-45%.
Dalam hal biosintesis, asam stearat diproduksi dari karbohidrat melalui
sintesis asam lemak mesin dimana asetil-CoA kontribusi blok bangunan
dua karbon.
Secara umum, aplikasi asam stearat mengeksploitasi karakter
bifunctional, dengan kelompok kepala polar yang dapat dilampirkan ke

4
kation logam dan rantai nonpolar yang menganugerahkan kelarutan
dalam pelarut organik. Kombinasi mengarah ke penggunaan sebagai
surfaktan dan pelunakan agen. Asam stearat mengalami reaksi khas
asam karboksilat jenuh, yang menonjol menjadi pengurangan untuk
stearil alkohol, dan esterifikasi dengan berbagai alkohol. Ini digunakan
dalam berbagai macam manufaktur, dari yang sederhana ke perangkat
elektronik yang kompleks.
Asam stearat terutama digunakan dalam produksi deterjen, sabun,
dan kosmetik seperti shampoo dan produk krim cukur. Sabun tidak
dibuat langsung dari asam stearat, tetapi secara tidak langsung dengan
saponifikasi trigliserida yang terdiri dari ester asam stearat. Ester dari
asam stearat dengan etilena glikol, glikol stearat, dan glikol distearat
digunakan untuk menghasilkan efek mutiara dalam shampoo, sabun dan
produk kosmetik lainnya. Mereka ditambahkan ke produk dalam bentuk
cair dan dibiarkan mengkristal dalam kondisi yang terkendali. Deterjen
diperoleh dari amida dan turunan alkylammonium kuartener dari asam
stearat.
Mengingat struktur yang lembut dari garam natrium, yang
merupakan komponen utama dari sabun, garam lainnya juga berguna
untuk sifat pelumas mereka. Lithium stearat merupakan komponen
penting dari lemak. Garam stearat seng, kalsium, kadmium, dan timbal
digunakan untuk melunakkan PVC. Asam stearat digunakan bersama
dengan minyak jarak untuk mempersiapkan pelembut di ukuran tekstil.
Mereka dipanaskan dan dicampur dengan kalium kaustik atau soda
kaustik. Garam terkait juga sering digunakan sebagai agen rilis, mis
dalam produksi ban mobil.

2.1.2 Tanaman Jarak


Tanaman jarak (Jatropha curcas L.) dikenal sebagai jarak pagar.
Menurut Hambali et al. (2007), tanaman jarak pagar dapat hidup dan
berkembang dari dataran rendah sampai dataran tinggi, curah hujan
yang rendah maupun tinggi (300 ml/tahun sampai 2.380 ml/tahun) dan

5
rentang suhu 20 oC sampai 26 oC. Tanaman jarak pagar tergolong
tanaman hari panjang, yaitu tanaman yang memerlukan sinar matahari
langsung dan terus menerus sepanjang hari (Hamdi 2005 di dalam Tim
Departemen Teknologi Pertanian USU 2005). Tanaman jarak pagar
menghasilkan biji yang memiliki kandungan minyak cukup tinggi, yaitu
sebesar 30% sampai 50% (Hambali et al. 2007). Menurut Faradisa et al.
(2006), buah jarak pagar berbentuk bulat telur dengan diameter 2 cm
sampai 4 cm dan berwarna hijau ketika masih muda serta kuning ketika
masak. Buah jarak pagar terbagi menjadi tiga ruang yang diisi masing-
masing satu biji. Biji berbentuk lonjong, warna cokelat kehitaman.

Gambar 2.2 Bagian buah dan biji jarak pagar

Biji jarak pagar yang menghasilkan minyak jarak pagar kasar


dengan rendemen 40% sampai 60%. Buah jarak pagar yang sudah
dipanen harus segera diolah (jangan terlalu lama disimpan) karena mutu
minyak jarak pagar kasar yang dihasilkan akan menurun. Tanaman
jarak pagar mulai berbuah dan produktif penuh pada umur 5 tahun serta
umur produktifnya sampai 50 tahun (Prihandana dan Hendroko 2006).
Dalam daging biji jarak pagar mengandung beberapa senyawa
(Akiyanto, 2003), dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Kandungan senyawa dalam daging biji jarak

6
Berikut kandungan senyawa kimia dalam tanaman jarak
a. Biji
Minyak ricinic 40-50% dengan kandungan glyceride dari ricinoleic
acid, isoricinoleic acid, oleic acid, linolenic acid, dan stearic acid. Juga
mengandung ricinine, sejumlah kecil cytochrome C, Lipase dan
beberapa enzim. Disamping ricin D, dengan cara pemurnian bertingkat
didapat acidic ricin dan basic ricin.
b. Daun
Kaemferol-3-rutinoside, nicotiflorin, isoquercitrin, rutin, kaempferol,
quercetin, astragalin, reynoutrin, ricinine, vit. C 275 mg %
c. Minyak
Ricinoleic acid 80%, palmitic acid, stearic acid, linoleic acid, linolenic
acid, dihydroxystearic acid, triricinolein 68,2%, diricinolein 28%,
monoricinolein 2,9%, nonricinolein 0,9%.
d. Akar
Methyltrans-2-decene-4,6,8-triynoate, 1-tridecene-3,5,7,9,11-pentyne,
Beta-sitoterol.

7
2.2 Pemilihan proses
Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses
dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi
yang disebut teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama
dari sebuah pabrik kimia adalah sistem pereaksian serta sistem
pemisahan dan pemurnian.

Proses perubahan bahan baku menjadi produk terjadi dalam sistem


pereaksian. Sistem pemroses bagi sistem pereaksian adalah reaktor.
Sistem pemisahan dan pemurnian bertujuan agar hasil dari sistem
pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual, serta
kadang juga diperlukan untuk menyiapkan bahan baku atau pun
intermediat agar konsentrasi atau keadaannya sesuai dengan katalis
yang membantu penyelenggaraan reaksi.

Pemilihan sistem pemisahan dan pemurnian tergantung pada


perbedaan sifat fisik dan sifat kimia dari masing-masing komponen
yang ingin dipisahkan. Perbedaan sifat fisik yang bisa dimanfaatkan
untuk memisahkan komponen-komponen dari satu campuran adalah
perbedaan fasa (padat, cair atau gas), perbedaan ukuran partikel serta
perbedaan tekanan uap atau titik didih. Perbedaan sifat kimia yang bisa
dimanfaatkan untuk memisahkan komponen komponen suatu campuran
adalah kelarutan. Sistem pemroses pemisahan dan pemurnian yang
paling lazim di pabrik kimia adalah distilasi dan ekstraksi.

Rangkaian sistem proses produksi ini dinamakan teknologi proses (biasa


juga disebut proses). Pembentukan suatu produk dapat dilakukan
dengan berbagai macam teknologi proses.

A. Proses Pembuatan Asam Stearat


Terdapat empat macam proses pembuatan asam stearat, yaitu proses

8
twitchell, proses batch dengan menggunakan autoclave, proses
continous, dan
proses enzymatic (Gervajio, 2005).

1. Proses Twitchell
Proses Twitchell merupakan suatu proses pembuatan asam lemak
yang awal muncul. Proses ini biasa digunakan dalam industri kecil dan
menengah karena beberapa keuntungan yang dimilikinya antara lain
biaya awal yang rendah dan proses yang sederhana. Walaupun
demikian terdapat kekurangan dalam proses ini, yaitu konsumsi energi
yang tinggi, yield
produk yang rendah dan waktu reaksi yang lama (Gervajio, 2005).
Proses ini menggunakan reagen Twitchell dan asam sulfat sebagai
katalis dalam proses hidrolisis minyak menjadi asam lemak.

2. Proses Batch Dengan Menggunakan Autoclave


Proses ini merupakan proses hidrolisis lemak dan minyak komersil
yang tertua. Proses ini menggunakan katalis seperti zinc, magnesium
atau kalsium oksida.

3. Proses Hidrolisis Kontinyu Pada Tekanan dan Temperatur Tinggi


Proses ini disebut juga dengan proses Colgate-Emery. Proses ini
merupakan proses yang paling efisien dalam hidrolisis lemak/minyak
menjadi asam lemak.

Hidrolisa lemak/minyak dengan H2O merupakan metode yang


umum dipakai untuk menghasilkan asam lemak. Reaksi ini akan
menghasilkan gliserol sebagai produk samping. Reaksi yang terjadi
adalah
sebagai berikut :

9
CH2COOC17H34O CH2OH
CHCOOC17H34O + 3 H2O (l) 3 C17H35COOH (l) + CHOH
CH2COOC17H34O (l) CH2OH (l)
Trigliserida Air Asam Stearat Gliserol

Reaksi ini dilakukan pada suhu 240 ᵒC – 260 ᵒC dan tekanan 45 –


50 bar. Pada proses ini derajat pemisahan mampu mencapai 99 %. Hal
yang membuat proses ini kurang efisien adalah karena proses ini
memerlukan energi yang cukup besar dan komponen-komponen minor
yang ada di dalamnya mengalami kerusakan.
Temperatur dan tekanan yang tinggi membuat waktu reaksi
menjadi semakin singkat. Derajat splitting semakin tinggi walau tanpa
menggunakan katalis. Walaupun demikian, pemakaian katalis sangat
dimungkinkan untuk semakin meningkatkan derajat splitting. (Gervajio,
2005).

4. Proses Hidrolisa Dengan Enzim Lipase


Hidrolisa Castor Oil secara enzimatik dilakukan dengan cara
immobilized enzim lipase. Pada proses ini, kebutuhan energi yang
diperlukan relatif kecil jika dibandingkan dengan proses hidrolisa
Castor Oil dengan H2O pada suhu dan tekanan tinggi. Pada proses ini,
pemakaian enzim lipase dilakukan dengan cara berulang-ulang (reuse),
karena harga enzim lipase yang sangat mahal. Reaksi yang terjadi pada
proses hidrolisa secara enzimatik sama sepert reaksi hidrolisis yang
terjadi pada proses hirolisis lemak atau minyak dengan menggunakan
temperatur dan tekanan tinggi. Reaksi ini dilakukan pada kondisi
optimum aktifitas enzim lipase yaitu pada suhu 35 ᵒC dan pH 4,7-5.
Derajat pemisahan pada proses ini mampu mencapai 90 % (Gervajio,
2005).

B. Pemilihan Proses
1. Berdasarkan Reaksi dan Kondisi Operasi

10
Dari keempat proses tersebut di atas, yang akan digunakan dalam
perancangan pabrik asam stearat adalah proses hidrolisis kontinyu pada
tekanan dan temperatur tinggi dengan beberapa pertimbangan sebagai
berikut :
1. Proses hidrolisis kontinyu pada tekanan dan temperatur tinggi
memiliki konversi yang lebih besar dibandingkan dengan proses yang
lainnya.
2. Penggunaan air untuk proses hidrolisis lebih murah dan mudah
terjangkau jika dibandingkan dengan penggunaan enzim lipase yang
mahal.
3. Proses pemisahan antara air dengan asam lemak setelah proses
hidrolisis lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan dengan
menggunakan enzim lipase ataupun reagen Twitchell.

Jenis Proses
NO Item Twitchell Colgate- Enzymatic
Batch Proses
Proses Emery Proses Proses
1 Konversi 75% 95% 99% 90%
2 Waktu 24 jam 10 jam 3 jam 72 jam
3 Suhu 100 ᵒC - 250 ᵒC 35 ᵒC
4 Tekanan 1 atm 11,2 atm 47,4 atm -
Pendidihan Splitting
Mobilisasi
5 Proses berulang dlm Autoclave minyak dlm
Enzim lipase
reaktor pompa
6 Kualitas Produk Rendah Tinggi Medium Tinggi
7 Katalis Asam sulfat Zn, Mg, CaO2 - Enzim Lipase
8 Reagent Twitchell - - -
9 Aspek Lingkungan Kurang baik Kurang baik Baik Baik

11
2.3 Penentuan kapasitas
Kapasitas adalah tingkat kemampuan produksi dari suatu fasilitas
biasanya dinyatakan dalam jumlah volume output per periode waktu.
Peramalan permintaan yang akan datang akan memberikan
pertimbangan untuk merancang kapasitas. (Lalu Sumayang, 2003).
Dalam menentukan kapasitas suatu pabrik, ada beberapa hal yang
harus dipertimbangkan, antara lain :
a. Ketersediaan Bahan Baku
b. Analisa Pasar

 Data Ekspor Asam stearat menurut BPS selama 5 tahun terakhir :

No Tahun Ekspor (Ton) Growth (%)

1 2012 447.880,576
2 2013 440.806,737 -1,6%
3 2014 474.273,604 7,6%
4 2015 493.848,1623 4,12%
5 2016 464.938,2194 -5,85%
Total 2.321.747,299 4,27%
Rata-rata 1,07%
Tabel 2.2 Data Ekspor Asam stearat menurut BPS selama 5 tahun terakhir

 Data Impor Asam Stearat menurut BPS selama 5 tahun terakhir :

No Tahun Impor (Ton) Growth (%)


1 2012 5.095,440
2 2013 25.237,339 395,3%
3 2014 6.658,331 -73,62%
4 2015 6.648,122 -0,15%
5 2016 8.042,832 20,98%
Total 51.682,064 342,51%
Rata-rata 85,63%
Tabel 2.3 Data Impor Asam Stearat menurut BPS selama 5 tahun terakhir

12
2.4 Spesifikasi bahan
2.4.1 Spesifikasi Bahan Baku
1. Biji Jarak
Spesifikasi persyaratan mutu biji jarak (SNI 01-1677-1989) dan minyak
biji jarak (SNI 01-1904-1990).

Tabel 2.4 Mutu biji jarak dan mutu minyak biji jarak

2. Air (H2O)
 Berat molekul :18,016
 Spesifik gravity (20oC) :1
 Titik beku : 0 oC
 Titik lebur : 0 oC
 Titik didih (760 mmHg) : 100 oC
 Tekanan uap murni (100 oC) : 760 mmHg
 Temperatur kritis : 374 oC
 Tekanan kritis : 218 atm
 Viskositas (20 oC) : 1,050 cp
 Kemurnian : 100%

2.4.2 Spesifikasi Produk


1. Asam Stearat
 Rumus kimia : C18H36O2
 Berat molekul : 284 g/mol
 Temperatur kritis : 530,85oC

13
 Tekanan kritis : 13,4221 atm
 Titik didih : 375,2 oC
 Titik leleh : 69,6 oC
 SpGr pada 60 oF : 0,847
 Bentuk : Solid
 Kemurnian : 99,5%
 Kelarutan : 0,1027 gr/gr toluene (T = 30 oC)
: 0,00000588 gr/gr toluene (T = -30 oC)
 Harga : Rp. 9.579/ kg (http://icispricing.com)
 Densitas : 0,847 g/cm3 at 70 oC

2. Asam Oleat
 Rumus kimia : C18H34O2
 Berat molekul : 282
 Temperatur kritis : 507,85 oC
 Tekanan kritis : 13,717 atm
 Titik didih : 359,444 oC
 Titik leleh : 13,38 oC
 SpGr pada 60 oF : 0,8934
 Bentuk : Liquid
 Kemurnian : 0,0968%
 Kelarutan : 55,5150 gr/gr toluene (T = 30 oC)
: 0,0322 gr/gr toluene (T = -30 oC)
 Harga : Rp. 12.834/kg (http://icispricing.com)

3. Gliserol
 Rumus kimia : C3H8O3
 Berat molekul : 92
 Temperatur kritis : 576,85 oC
 Tekanan kritis : 74,0190 atm
 Titik didih : 288,85 oC

14
 Titik leleh : 18,18 oC
 SpGr pada 60 oF : 1,26533
 Bentuk : Liquid
 Kemurnian : 90,0002 % (0,0121% asam
stearat 9,9877% air)
 Harga : Rp. 12.369/kg (http://icispricing.com)

15
2.5 Kegunaan produk
Salah satu penggunaan paling populer asam stearat adalah dalam
produksi lilin. Asam ini digunakan untuk mengeraskan dan memperkuat
lilin. Asam stearat juga memiliki pengaruh pada titik leleh lilin
sehingga meningkatkan daya tahan dan konsentrasi nyala lilin. Selain
untuk produksi lilin, asam stearat masih memiliki banyak manfaat
diantaranya yaitu :

a. Asam stearat dalam produk kecantikan


Selain digunakan dalam produksi lilin, asam stearat juga digunakan
dalam produksi sabun dan kosmetika. Diduga, sabun mungkin
ditemukan secara tidak sengaja oleh orang yang mencoba
mengestrak minyak dari lemak hewan, proses yang mirip dengan
bagaimana asam stearat diekstrak dari lemak hewan. Sabun yang
terbuat dari lemak hewan, bagaimanapun tidak mudah larut dalam air
sehingga meninggalkan lapisan sisa di kulit setelah mandi. Itulah
penyebab asam stearat lantas ditambahkan zat aditif untuk
mengeraskan sabun, member warna putih mutiara, serta mudah
dibilas dari kulit. Dalam dunia kosmetik, asam stearat digunakan
untuk membuat dasar yang stabil bagi deodorant, body lotion, dan
krim. Senyawa ini membantu mengikat dan mengentalkan berbagai
produk kosmetik sehingga lebih lembut digunakan serta memiliki
waktu simpan lebih lama. Fakta bahwa titik leleh asam stearat jauh
di atas suhu tubuh manusia membuat kosmetik tetap melekat
meskipun digunakan dalam waktu lama.

b. Asam stearat dalam produksi makanan


Fakta lainnya mengungkapkan bahwa asam stearat juga digunakan
dalam banyak produk makanan karena bersifat stabil selama
penyimpanan dan proses penggorengan. Produk makanan seperti
margarin, spread, dan shortening dikenal menggunakan senyawa ini.
Meskipun termasuk dalam lemak jenuh, asam stearat memiliki
sedikit efek pada kadar kolesterol dalam darah. Penyebab dari hal ini

16
adalah fakta bahwa sebagian besar asam stearat diubah menjadi asam
oleat yang merupakan lemak tak jenuh tunggal.

Kegunaan asam stearat lainnya adalah mencegah oksidasi.


Senyawa ini biasanya digunakan untuk melapisi serbuk logam
seperti besi dan alumunium yang digunakan dalam kembang api,
sehingga memungkinkannya disimpan dalam waktu lama. Asam
stearat juga digunakan dalam produk poles logam untuk mencegah
oksidasi dan karat.

17
2.6 Pemilihan lokasi
Ada beberapa faktor –faktor pertimbangan dalam menentukan pemilihan
lokasi, diantaranya :
1. Lokasi pasar
2. Lokasi sumber bahan baku
3. Alat angkutan (transportasi)
4. Sumber energi
5. Pekerja dan tingkat upah
6. Undang-undang dan pajak
7. Sikap masyarakat
8. Air dan limbah industri

18
BAB 3 Metode Perancangan

3.1 Deskripsi proses


Menurut Gervajio pada tahun 1995, proses pembuatan asam stearat dari
tristearin ini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu :
1. Proses Persiapan Bahan Baku
Copas dari yang sebelumnya din

2. Proses Hidrolisis Stearin


Setelah dipanaskan, tristearin dan air dialirkan ke dalam reaktor
dengan menggunakan pompa bertekanan tinggi.
Tristearin dan air kemudian dikontakkan. Waktu kontak yang
diperlukan antara stearin dan air ialah 3 jam. Sedangkan temperatur dan
tekanan yang diperlukan di dalam reaktor ialah 260oC dan 725 psia.
Untuk mencapai temperatur tesebut digunakan steam dengan tekanan 800 psia.
Dari fat splitting reaktor, asam stearat, asam oleat, unreacted feed,
gliserol dan air pada temperatur 260 oC keluar dari fat splitting reaktor.

3. Dekantasi Asam Lemak


Crude fatty acid yang keluar dari fat splitting reaktor masih
mengandung air dan gliserol. Oleh karena itu diperlukan proses pemisahan
untuk memisahkan asam stearat dari air.

Proses pemisahan dilakukan dengan menggunakan sebuah tangki


dekantasi. Air dan gliserol yang terkandung didalamnya keluar dari bagian
bawah dekanter. Sedangkan asam lemak yang terdiri dari asam oleat dan
asam stearat serta unreacted feed keluar dari bagian atas dekanter.

4. Distilasi Asam Lemak


Asam lemak yang keluar dari tangki dekantasi masih mengandung
sejumlah stearin dan olein yang tidak bereaksi. Feed yang tidak bereaksi
ini dapat mempengaruhi tingkat kemurnian dan kualitas produk akhir.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemisahan antara campuran asam stearat

19
dan asam oleat dengan lemak yang tidak bereaksi ini.
Proses pemisahan dilakukan dengan menggunakan sebuah kolom
distilasi. Asam lemak yang memiliki titik didih lebih rendah akan
teruapkan dan keluar melalui bagian atas kolom distilasi. Sedangkan
unreacted feed akan keluar dari bagian bawah kolom distilasi dan di
reaksikan kembali untuk menghasilkan asam lemak.

5. Kristalisasi Asam Stearat


Setelah keluar dari kolom distilasi, akan dilakukan pemisahan
kembali antara asam stearat dengan asam lemak. Pemisahan dilakukan
dengan menggunakan perbedaan tingkat kejenuhan asam lemak pada
larutan tertentu dan temperatur tertentu.
Proses kristalisasi dilakukan dengan menggunakan pelarut dan
pendinginan dengan menggunakan refrigerant amonia pada temperatur -30
oC. Kristal asam stearat yang terbentuk nantinya akan dipisahkan dari
larutan filtrat-nya yang terdiri dari asam stearat yang tidak mengkristal,
asam oleat dan etil asetat di dalam sebuah centrifuge.

6. Drying
Kristal-kristal asam stearat yang telah terpisah dari larutan filtratnya
masih mengandung sedikit etil asetat dan asam oleat. Oleh karena itu,
dilakukan distilasi untuk mengeluarkan toluene, benzene dan xylene dari
asam stearat.

7. Purifikasi Asam Oleat


Filtrat yang keluar dari dryer yang masih mengandung solvent akan
dikeluarkan solvent-nya untuk digunakan kembali.
Setelah terpisah dari solvent-nya, masing-masing produk kemudian
masuk ke dalam tangki penyimpanannya masing-masing.

20
8. Proses Penanganan Produk Samping
Produk samping yang terbentuk ialah gliserol. Dari proses reaksi
hidrolisis tristearin dengan air, dihasilkan gliserol yang masih bercampur
dengan air yang disebut dengan sweet water. Untuk meningkatkan nilai
jual dari produk samping ini, maka perlu dilakukan proses pemekatan
kandungan air yang bercampur dengan gliserol.

21
3.2 Diagram alir

22
Jadwal Tugas Akhir

23
Daftar Pustaka
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/62203/4/BAB%20II%20Tinj
auan%20Pustaka.pdf

http://permathic.blogspot.co.id/2013/04/kandungan-manfaat-dan-khasiat-
tanaman.html

ma2qu.blogspot.co.id

https://www.sumberberliankimia.co.id/products/personal-care-division/fatty-
acid/stearic-acid.html

digilib.unila.ac.id

Gervajio, Gregorio C. 2005. Bailey’s Industrial Oil and Fat Products 6th Edition. NYC:
John & Wiley Sons.

24

Anda mungkin juga menyukai