Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Stres dan Stresor

Setiap orang pernah mengalami stress, dan orang yang normal dapat beradaptasi dengan stress jangka
panjang atau stress jangka pendek hingga stress tersebut berlalu. Stress dapat dijadikan sebagai stimulus
untuk perubahan dan perkembangan, sehingga dalam hal ini dapat dianggap positif atau bahkan perlu.
Meskipun demikian, stress yang terlalu berat dapat mengakibatkan sakit, penilaian yang buruk, dan
ketidak mampuan untuk bertahan. Stres dapat didefinisakan sebagai, “respon adaptif, dipengaruhi oleh
karakteristik individual dan/atau proses psikologis yaitu akibat dari tindakan, situasi, atau kejadian
eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik dan/atau psikologi terhadap seseorang” (Matteson dan
Ivancevich, 1979).

Claude Bernard dalam Potter dan Perry (1997) adalah seorang psikolog pertama yang mengakui adanya
dampak positif yang ditimbulkan stress. Menurutnya, perubahan dalam lingkungan internal dan
eksternal dapat mengganggu fungsi organisme sehingga penting bagi organisme tersebut untuk
beradaptasi terhadap stressor agar dapat bertahan. Stressor merupakan stimuli yang mengawali atau
memicu perubahan yang menimbulkan stress. Stressor mewakili kebutuhan yang tidak terpenuhi, bisa
berupa kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, lingkungan spiritual, dan sebegainya.

Walter Cannon mempelajari respons fisiologis terhadap naiknya emosi dan menekankan fungsi adaptif
dari reaski “fight-or-flight” (menghadapi atau lari dari stress). Sementara Hans Selye (1976) menyatakan
bahwa stress merupakan situasi yaitu suatu tuntutan yang sifatnya tidak spesifik dan mengharukan
seseorang memberikan respons atau mengambil tindakan.

Sumber Stresor

Stesor, factor yang menimbulkan stress, dapat berasal dari sumber internal (yaitu diri sendiri) maupun
eksternal (yaitu keluarga, masyarkat, dan lingkungan).

1. Internal. Faktor internal stress berumber dari diri sendiri. Stressor individual dapat timbul dari
tuntutan pekerjaan atau beban yang telalu berat, kondisi keuangan, ketidak puasan dengan fisik,
tubuh, penyakit yang dialami, masa pubertas, karakteristik atau sifat yang dimiliki, dan
sebagainya.
2. Eksternal. Faktor eksternal stress dapat berumber dari keluarga, masyarakat, dan lingkungan.
Stesor yang berasal dari keluarga disebabkan oleh adanya perselisihan dalam keluarga,
perpisahan orang tua, adanya anggota keluarga yang mengalami kecanduan narkoba, dan
sebagainya. Sumber stresor masyarakat dan lingkungan dapat berasal dari lingkungan pekerjaan,
lingkungan social, atau lingkungan fisik. Sebagai contoh, adanya atasan yang tidak pernah puas
di tempat kerja, iri terhadap teman - teman yang statusnya lebih tinggi adanya polusi udara dan
sampah di lingkungan tempat tinggaln, dan lain-lain.
Jenis Stres

Ditinjau dari penyebabnya, stress dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis sebagai berikut.

1. Stres fisik, merupakan stress yang disebabkan oleh keadaan fisik, seperti suhu yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah, suara bising, sinar matahari yang telalu menyengat dan lain-lain.
2. Stress kimiawi merupakan stress yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang terdapat
pada obat-obatan, zat beracun asam, basa, factor hormone atau gas, dan lain-lain.
3. Stress mikrobiologis, merupakan strers yang disebabkan oleh kuman, seperti virus, bakteri atau
parasite
4. Sters fisiologis, merupakan stres yang disebebakan oleh gangguan fungsi organ tubuh, antara
lain gangguan struktur tubuh, fungsi jaringan, organ, dan lain-lain.
5. Stress proses tumbuh kembang, merupakan stress yang disebabkan oleh proses tumbuh
kembang seperti pada masa pubertasi, pernikahan, dan pertambahan usia.
6. Stres psikologi atau emosional merupakan stress yang disebabkan oleh gangguan situasi
psikologi atau ketidak mampuan kondisi psikologi untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam
hubungan interpersonal, social budaya, atau keagamaan.

Anda mungkin juga menyukai