Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTEK ELEKTRONIKA ANALOG

JOB 4
( JOB LST/EKA/EKA233/09/04)
(PENGUAT TRANSISTOR)

Dosen Pengampu : Ahmad Awaluddin Baiti, S.Pd.T, M.Pd

Nama : Bagas Prasetyo


NIM. 19507334011

PROGRAM STUDI D IV TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FT UNY

LAPORAN Penguat Transistor LK 4 X 50


ANALOG I 04 MENIT

A. Tujuan
Menguasai kinerja penggunan transistor sebagai penguat

B. Teori Dasar
Penguat transistor ada tiga konfigurasi yaitu common base, common emitter, dan common
collector

1
------ . Rl
hob Vs
Vo = - hfb ie ------------- ie = --------------------------------
1 1
----- + Rl ------ Rl
hob hob
hib - hrb hfb ------------
1
----- + Rl
hoe

1
------
hob iin Rb
il = -ie ------------- ie = -----------------------------------
1 1
------ + Rl ----- Rl
hob hob
Rb + hib - hrb hfe ------------
1
----- + Rl
hob
il il ie
Ai = --- = ---- ------
Iin ie iin
1
------
hob Rb
Ai = - ------------- --------------------------------------
1 1
------ + Rl ----- Rl
hob hob
Rb + hib - hrb hfe ------------
1
----- + Rl
hob

Vo Vo ie
Av = ----- = ----- ----
Vs ie Vs

1
------ Rl
hob 1
Av = - hfb ------------- --------------------------------
1 1
----- + Rl ------ Rl
hob hob
hib - hrb hfb ------------
1
----- + Rl
hoe
Vin
Zin = -------
iin
1
Zin = RE// --------------------------------
1
------ Rl
hob
hib - hrb hfb ------------
1
----- + Rl
hoe
Vo
Zout = ------ dengan syarat Vs = 0 dan Rl = ∞
io
1
Zout = ------------------
hfb hrb
hib - ----------
hib
C. Alat dan Bahan
1. AFG
2. Sumber tegangan DC 15 Volt
3. Oscilloscope
4. Komponen :
transistor : BC 109
resistan : 220 K; 47 K; 1 K; 120 K, 4K7 ; potensiometer 10 K
Kapasitor tantalum : 4,7 µF/35 V; 4,7 µF/35 V; elco 47 µF; 100 µF/35 Volt.
5. Papan percobaan

D. Gambar Percobaan
E. Langkah Kerja dan Hasil Percobaan

PENGUAT COMMON BASE


a. Pengukuran Titik Kerja Transistor
1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah
2. Ukur tegangan VCB, VEB, arus IE, IB dan arus
b. Pengukuran Penguatan
1. Hidupkan CRO dan siapkan untuk mengukur/mengamati signal.
2. Hubungkan probe chanel 2 CRO dengan output
3. Hidupkan AFG dan atur outputnya pada frekuensi 1 KHz dan volume pada
posisi minimum
4. Hubungkan output AFG dengan input rangkaian penguat yang baru saja anda
rangkai.
5. Atur volume AFG sehingga pada layer CRO nampak gelombang sinus yang hampir cacat,
kemudian gambar dan catat tegangan Vp-p output penguat tersebut.
6. Hubungkan probe chanel 1 CRO dengan input penguat, gambar dan cacat
tegangan Vp-p input penguat
7. Hitung besarnya penguatan penguat ini.
c. Pengukuran Impedansi input (Zin)
1. Sisipkan potensiometer 10 K antara AFG dengan input penguat
2. Hubungsingkatkan potensiometer dan atur volume AFG sehingga pada layer
CRO yang telah dihubungkan dengan ouput penguat nampak gelombang
sinus hampir cacat, catat tegangan Vp-p output.
3. Atur potensiometer sehingga tegangan output menjadi setengah dari
sebelumnya.
4. Ukur resistansi potensiometer, resistensi potensiometer sama dengan
impedansi input penguat.
d. Pengukuran Impedansi output. (Zo)
1. Hubungkan output AFG (volume pada posisi minimum, frekuensi 1 KHz.)
dengan input penguat.
2. Hubungkan probe chanel 2 CRO dengan output penguat
3. Atur volume AFG sehingga gelombang yang nampak pada CRO
hamper cacat.
4. Hubungkan potensiometer 10 K dengan output (secara parallel : terminal
output dengan ground).
5. Atur potensiometer sehingga amplitude signal output yang nampak pada
CRO menjadi setengah dari sebelumnnya.
6. Lepaskan potensiometer dari output, kemudian ukur resistensinya. Besarnya
resistansi potensiometer sama dengan impedansi output penguat.

PENGUAT COMMON EMITER


a. Pengukuran Titik Kerja Transistor
1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini
2. Ukur arus IE, IC, IB, tegangan VBE dan VCE.

b. Pengukuran Penguatan
1. Hidupkan CRO dan siapkan untuk mengukur/mengamati signal.
2. Hubungkan probe chanel 2 CRO dengan output
3. Hidupkan AFG dan atur outputnya pada frekuensi 1 KHz dan volume pada
posisi minimum
4. Hubungkan output AFG dengan input rangkaian penguat yang baru saja anda
rangkai.
5. Atur volume AFG sehingga pada layer CRO nampak gelombang sinus yang hampir cacat,
kemudian gambar dan cacat tegangan Vp-p output penguat tersebut.
6. Hubungkan probe chanel 1 CRO dengan input penguat, gambar dan cacat
tegangan Vp-p input penguat
7. Hitung besarnya penguatan penguat ini.
c. Pengukuran impedansi input
1. Sisipkan potensiometer 10 K antara AFG dengan input penguat
2. Hubungsingkatkan potensiometer dan atur volume AFG sehingga pada layer
CRO yang telah dihubungkan dengan ouput penguat nampak gelombang
sinus hampir cacat, catat tegangan Vp-p output.
3. Atur potensiometer sehingga tegangan output menjadi setengah dari
sebelumnya.
4. Ukur resistansi potensiometer, resistensi potensiometer sama dengan
impedansi input penguat.
d. Pengukuran Impedansi Output
1. Hubungkan output AFG (volume pada posisi minimum, frekuensi 1 KHz.)
dengan input penguat.
2. Hubungkan probe chanel 2 CRO dengan output penguat
3. Atur volume AFG sehingga gelombang yang nampak pada CRO hampir
cacat.
4. Hubungkan potensiometer 10 K dengan output (secara parallel : terminal
output dengan ground).
5. Atur potensiometer sehingga amplitude signal output yang nampak pada
CRO menjadi setengah dari sebelumnnya.
6. Lepaskan potensiometer dari output, kemudian ukur resistensinya. Besarnya
resistansi potensiometer sama dengan impedansi output penguat.

PENGUAT COMMON COLLECTOR


a. Pengukuran Titik Kerja Transistor
1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini
2. Ukur arus IE, IC, IB, tegangan VBE dan VCE.

b. Pengukuran Penguatan
1. Hidupkan CRO dan siapkan untuk mengukur/mengamati signal.
2. Hubungkan probe chanel 2 CRO dengan output
3. Hidupkan AFG dan atur outputnya pada frekuensi 1 KHz dan volume pada
posisi minimum
4. Hubungkan output AFG dengan input rangkaian penguat yang baru saja anda
rangkai.
5. Atur volume AFG sehingga pada layer CRO nampak gelombang sinus yang hampir cacat,
kemudian gambar dan cacat tegangan Vp-p output penguat tersebut.
6. Hubungkan probe chanel 1 CRO dengan input penguat, gambar dan cacat
tegangan Vp-p input penguat
7. Hitung besarnya penguatan penguat ini.
c. Pengukuran impedansi input
1. Sisipkan potensiometer 10 K antara AFG dengan input penguat
2. Hubungsingkatkan potensiometer dan atur volume AFG sehingga pada layer
CRO yang telah dihubungkan dengan ouput penguat nampak gelombang
sinus hampir cacat, catat tegangan Vp-p output.
3. Atur potensiometer sehingga tegangan output menjadi setengah dari
sebelumnya.
4. Ukur resistansi potensiometer, resistensi potensiometer sama dengan
impedansi input penguat.
d. Pengukuran Impedansi Output
1. Hubungkan output AFG (volume pada posisi minimum, frekuensi 1 KHz.)
dengan input penguat.
2. Hubungkan probe chanel 2 CRO dengan output penguat
3. Atur volume AFG sehingga gelombang yang nampak pada CRO hampir
cacat.
4. Hubungkan potensiometer 10 K dengan output (secara parallel : terminal
output dengan ground).
5. Atur potensiometer sehingga amplitude signal output yang nampak pada
CRO menjadi setengah dari sebelumnnya.
6. Lepaskan potensiometer dari output, kemudian ukur resistensinya. Besarnya
resistansi potensiometer sama dengan impedansi output penguat.

F. Hasil Percobaan
Tabel 1
Common Base Common Emitor Common Collector

Hz 504 1320 -
V 241,5 632,5 -
VCE 9 11 -
VBE - 2 -
IC 25mA 2,5mA -
IB - 0,35mA -
IE 0,05mA 0,35mA -
Karakteristik Common Base Common Emitter Common collector

Impedansi Input Rendah Sedang Tinggi


Impedansi Output Sangat Tinggi Tinggi Rendah
Sudut Fasa 0° 0° 0°
Penguatan Tegangan Tinggi Sedang Rendah
Penguatan Arus Rendah Sedang Tinggi
Penguatan Daya Rendah Sangat Tinggi Sedang
Tabel karakteristik dari konfigurasi Transistor
Z=23,25

G. Analisa Percobaan
Pada percobaan analisa transistor rangkaian common base, tegangan input terdapat pada emitter dan
tegangan outputnyapada collector. Karakteristik input suatu transistor bipolar menggambarkan kerja
yang sama dengan prinsip dioda. Karakteristik output menyatakan hubungan antara tegangan
collector – emitor (VCE) dan arus collector (IC) untuk beberapa nilai arus base(IB) yang
konstan.Sedangkan karakteristik transfer menyatakan hubungan antara arus base (IB) danarus
collector (IC) untuk tegangancollector – emitor (VCE) yang bernilai konstan.

karakteristik titik kerja transistor

Pada dasarnya titik kerja suatu rangkaian penguat bisa diletakkan dimana saja di kurva karakteristik.
Agar rangkaian penguat dapat menguatkan sinyal dengan linier atau tanpa cacat, maka titik kerja
transistor ditempatkan di tengah daerah aktif. Disamping itu agar titik kerja tidak diletakkan diluar
batas maksimum dari arus maupun tegangan yang sudah ditentukan oleh pabrik untuk menjaga
transistor dari kerusakan.
Titik cut-off transistor adalah titik dimana transistor tidak menghantarkan arus dari kolektro ke
emitor, atau titik dimana transistor dalam keadaan menyumbat. Pada titik ini tidak ada arus yang
mengalir dari kolektor ke emitor. Titik Cutoff didefinisikan juga sebagai keadaan dimana IE = 0 dan
IC = ICO, dan diketahui bahwa bias mundur VBE.sat = 0,1 V (0 V) akan membuat transistor
germanium (silikon) memasuki daerah cutoff.
H. Kesimpulan

Transistor adalah suatu komponen elektronik yang bisa memperbesar level sinyal keluaran beberapa
kali dari sinyal masukan. Sinyal masukan di sini bisa berupa sinyal AC maupun DC.Prinsip yang di
pakai didalam transistor sebagai penguat yaitu arus kecil pada basis dipakai untuk mengontrol arus
yang lebih besar yang diberikan ke kolektor melalui transistor tersebut. Dari sini bisa kita lihat bahwa
fungsi dari transistor adalah hanya sebagai penguat ketika arus basis akan berubah. Perubahan arus
kecil pada basis inilah yang dinamakan dengan perubahan besar pada arus yang mengalir dari
kolektor ke emitter.Kelebihan dari transistor penguat bukan sekedar bisa menguatkan sinyal.
Untuk bekerja sebagai penguat, transistor harus berada dalam kondisi aktif. Kondisi aktif dihasilkan
dengan memberikan bias pada transistor. Bias dapat dilakukan dengan memberikan arus yang konstan
pada basis atau pada kolektor. Jika pada kondisi aktif transistor diberikan sinyal (input) yang kecil,
maka akan dihasilkan sinyal keluaran (output) yang lebih besar. Hasil bagi antara sinyal output
dengan sinyal input inilah yang disebut faktor penguatan, yang sering diberi notasi A atau C.
Transistor berfungsi sebagai penguat arus, pemutus dan penyambung, serta diperlukan untuk
menguatkan arus yang dimasukan pada agar arus yang masuk tepat pada rangkaian agar bekerja
secara optimal.

Besar penguatan transistor pada rangkaian common emitter dapat diketahui dengan membandingkan
tegangan keluaran ( VPP out put ) dengan tegangan masukan ( VPP input ), dimana VPP out put
selalu lebih besar bila dibandingkan dengan VPP input.

I. Daftar Pustaka
Pamous,2015.PenguatDayadanPenguatTegangan,http://web.if.unila.ac.id/pamous/2015/06/11/dasarelektronika
-penguat-daya-dan-penguat-tegangan/, diakses padatanggal 1 Desember 2019.

Adity, Emy. 2012. Transistor. Jurnal Transistor Vol 1. No.1. Surabaya.


diakses padatanggal 1 Desember 2019.
J. Hasil Scan Laporan Sementara
K. Referensi

https://skemaku.com/jenis-konfigurasi-transistor-sebagai-penguat/
https://panduanteknisi.com/penggunaan-transistor-sebagai-penguat.html
https://elektronika-dasar.web.id/titik-cut-off-transistor/

Anda mungkin juga menyukai