13219067
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Mervin Tangguar Hutabarat, M.Sc.
Tanggal Percobaan : 29 September 2021
PERCOBAAN 2 : PENGUAT OP AMP DENGAN UMPAN BALIK
Gambar 2.A.1. LTSpice Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R A
Gambar 3.A.1.a. Respon Frekuensi Penguatanan Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R A
Keterangan:
AM ≈ 23 dB
Frekuensi Cut-off ≈ 22,9 KHz
b.) Rin
Gambar 4.A.1.b. Rin Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R A
Keterangan:
Rin ≈ 2,2 KΩ (fasa-nya ≈ -180°)
Rout ≈ 2,2KΩ
Gambar 5.A.2. LTSpice Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R B
Gambar 6.A.2.a. Respon Frekuensi Penguatanan Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RB
Keterangan:
AM ≈ 24,424 dB
Frekuensi Cut-off ≈ 19,035 KHz
b.) Rin
Gambar 7.A.2.b. Rin Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R B
Keterangan:
Rin ≈ 2,2 KΩ (fasa-nya ≈ -180°)
Rout ≈ 2,2KΩ
Gambar 8.A.3. LTSpice Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R C
Gambar 9.A.3.a. Respon Frekuensi Penguatanan Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R C
Keterangan:
AM ≈ 25,177 dB
Frekuensi Cut-off ≈ 17,238 KHz
b.) Rin
Gambar 10.A.3.b. Rin Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R C
Keterangan:
Rin ≈ 2,2 KΩ (fasa-nya ≈ -180°)
Rout ≈ 2,2KΩ
Gambar 11.A.4. LTSpice Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R D (Open Loop)
a.) Respon Frekuensi Penguat
Gambar 12.A.4.a. Respon Frekuensi Penguatanan Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R D
(Open Loop)
Keterangan:
AM ≈ 26 dB
Frekuensi Cut-off ≈ 15,61 KHz
b.) Rin
Gambar 13.A.4.b. Rin Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RD (Open Loop)
Keterangan:
Rin ≈ 2,2 KΩ (fasa-nya ≈ -180°)
Rout ≈ 2,2KΩ
B. Rangkaian HPF Orde 1 dengan Opamp V.1
Gambar 15.B.1. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R A
Gambar 16.B.1.a. Respon Frekuensi Penguatanan Rangkaian HPF Orde 1 V.1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RA
Keterangan:
AM ≈ 23,089 dB
Frekuensi Cut-off ≈ 1,524 KHz
B.2. Resistor Umpan Balik RB
Gambar 17.B.2. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RB
Gambar 18.B.2.a. Respon Frekuensi Penguatanan Rangkaian HPF Orde 1 V.1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RB
Keterangan:
AM ≈ 24,42 dB
Frekuensi Cut-off ≈ 1,7789 KHz
Gambar 19.B.3. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R C
a.) Respon Frekuensi Penguat
Gambar 20.B.3.a. Respon Frekuensi Penguatanan Rangkaian HPF Orde 1 V.1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik
RC
Keterangan:
AM ≈ 25,17 dB
Frekuensi Cut-off ≈ 1,93 KHz
Gambar 21.B.4. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RD (Open Loop)
Analisis:
A: Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh nilai penguatan
amplitudo AM untuk nilai resistor tambahan umpan balik RA, RB, RC,
dan RD (open loop) pada rangkaian LPF orde 1 dengan opamp adalah
sebagai berikut:
AM untuk RA = 23 dB
AM untuk RB = 24,424 dB
AM untuk RC = 25,177 dB
AM untuk RD = 26 dB
Kemudian, untuk frekuensi cut-off (fC)-nya diperoleh sebagai berikut:
fC untuk RA = 22,9 KHz
fC untuk RB = 19,035 KHz
fC untuk RC = 17,238 KHz
fC untuk RD = 15,61 KHz
Terakhir, untuk resistansi input (Rin) ke-semua kombinasi adalah
kurang lebih sama, yaitu sebesar 2,2 KΩ dan fasa-nya ≈ -180° pada
frekuensi yang belum terlalu tinggi (sebelum resistor muali kehilangan
keandalannya). Sedangkan, resistansi output (Rout) ternyata juga
memiliki nilai resistansi yang sama, yaitu sebesar 2,2 KΩ.
Jadi, dapat kita lihat bahwa nilai-nilai dari resistor tambahan umpan
balik tersebut mengendalikan nilai skala umpan balik output ke
inputnya, memenuhi rumus berikut:
Dapat dilihat dari nilai dari nilai AM yang berbanding lurus dengan nilai
resistor tambahan umpan balik dan fC yang berbanding terbalik
dengan nilai resistor tambahan umpan balik yang tersebut. Sehingga,
dapat kita pahami bahwa nilai resistor tambahan umpan balik
berbanding terbalik dengan koefisien feedback/umpan balik β.
B: Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh nilai penguatan
amplitudo AM untuk nilai resistor tambahan umpan balik RA, RB, RC,
dan RD (open loop) pada rangkaian HPF orde 1 dengan opamp versi 1
adalah sebagai berikut:
AM untuk RA = 23,089 dB
AM untuk RB = 24,42 dB
AM untuk RC = 25,17 dB
AM untuk RD = 25,99 dB
Kemudian, untuk frekuensi cut-off (fC)-nya diperoleh sebagai berikut:
fC untuk RA = 1,524 KHz
fC untuk RB = 1,7789 KHz
fC untuk RC = 1,93 KHz
fC untuk RD = 2,0979 KHz
Jadi, dapat kita lihat bahwa nilai-nilai dari resistor tambahan umpan
balik tersebut mengendalikan nilai skala umpan balik output ke
inputnya, memenuhi rumus berikut:
Dapat dilihat dari nilai dari nilai AM yang berbanding lurus dengan nilai
resistor tambahan umpan balik dan fC yang juga berbanding lurus
dengan nilai resistor tambahan umpan balik yang tersebut. Sehingga,
dapat kita pahami bahwa nilai resistor tambahan umpan balik
berbanding terbalik dengan koefisien feedback/umpan balik β.
Kesimpulan:
Pengaruh umpan balik terhadap suatu rangkaian filter opamp adalah sebagai
pengatur penguatan amplitudo (AM) serta pengatur frekuensi cut-off (fC).
Didapatkan pula hubungan antara penguatan amplitudo (AM), frekuensi cut-
off (fC), koefisien feedback/umpan balik (β), serta resistor tambahan umpan
balik (RX, yaitu RA, RB, RC, dan RD untuk open loop) sebagai berikut:
Rangkaian LPF orde 1 (umum):
1 1
AM ∝ 𝑓𝑐 ∝ β
Rangkaian HPF orde 1 (umum):
1
AM ∝ fC ∝ 𝛽
Rangkaian LPF opamp orde 1 (konteks rangkaian modul 2):
1 1
AM ∝ 𝑓𝑐 ∝ 𝛽 ∝ RX
Rangkaian HPF opamp orde 1 versi 1 (konteks rangkaian modul 2):
1
AM ∝ fC ∝ 𝛽 ∝ RX
2. Linearisasi Rangkaian Opamp dengan Umpan Balik
Tujuan Simulasi:
A: Mengamati dan menganalisa efek umpan balik pada rangkaian
dengan distorsi saturasi.
Cara Simulasi:
A: Susun rangkaian seperti gambar 2-4 pada petunjuk praktikum
modul 2. Gunakan Opamp LM741 dengan terlebih dahulu melakukan
instalasi terhadap objek tersebut ke dalam file LTSpice yang akan
digunakan. Pada bagian input, berikan tegangan input berupa sinyal
sinusoidal dengan amplitudo yang cukup besar sehingga pada sinyal
output tampak saturasi pada puncak dan lembah sinyalnya. Adapun
pengaturan running LTSpice yang digunakan adalah Transient.
Selanjutnya, amati sinyal keluarannya dengan mode dual trace, yaitu
dengan cara memilih Vout dan Vin untuk ditampilkan secara sekaligus
dalam satu grafik. Terakhir, amati juga kurva alih tegangan (VTC) dari
rangkaian tersebut dalam mode xy. Metode simulasi di atas dilakukan
untuk rangkaian Open Loop (menambahkan R yang sangat besar pada
input rangkaian, dipilih nilai resistansi sebesar 1 GΩ) dan Close Loop
(menambahkan RA, RB, dan RC secara masing-masing bergilir pada
input rangkaian).
Hasil Simulasi:
A. Rangkaian HPF Orde 1 dengan Opamp V.2
Gambar 2.A.1. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R A
Gambar 2.A.1.a. Vout dan Vin Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R A
Keterangan:
Amplituda Vin ≈ 26 Volt
Amplituda Vout ≈ 14 Volt
b.) Kurva Alih Tegangan (VTC) dalam Mode XY
Gambar 2.A.1.b. VTC Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R A
Gambar 2.A.2. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R B
Gambar 2.A.2.a. Vout dan Vin Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RB
Keterangan:
Amplituda Vin ≈ 26 Volt
Amplituda Vout ≈ 14 Volt
b.) Kurva Alih Tegangan (VTC) dalam Mode XY
Gambar 2.A.2.b. VTC Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RB
Gambar 2.A.3. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R C
Gambar 2.A.3.a. Vout dan Vin Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R C
Keterangan:
Amplituda Vin ≈ 26 Volt
Amplituda Vout ≈ 14 Volt
b.) Kurva Alih Tegangan (VTC) dalam Mode XY
Gambar 2.A.3.b. VTC Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R C
Gambar 2.A.4. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R D (Open Loop)
Gambar 2.A.4.a. Vout dan Vin Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R D (Open Loop)
Keterangan:
Amplituda Vin ≈ 26 Volt
Amplituda Vout ≈ 14 Volt
d.) Kurva Alih Tegangan (VTC) dalam Mode XY
Gambar 2.A.4.b. VTC Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R D (Open Loop)
Analisis:
A: Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh bentuk grafik Vout dan
Vin dalam mode dual trace pada rangkaian HPF orde 1 dengan opamp
versi 2 adalah kurang lebih sama (perubahannya sangat kecil) untuk
seluruh kombinasi nilai resistor tambahan umpan balik (RA, RB, RC, dan
RD (open loop)), yaitu:
Amplituda Vin ≈ 26 Volt
Amplituda Vout ≈ 14 Volt
Yang perlu diperhatikan adalah grafik Vout yang tampak mengalami
saturasi pada puncak dan lembah sinyalnya. Kemudian, berdasarkan
data, kita pahami bahwa Vout maksimal yang dapat diperoleh
rangkaian HPF orde 1 dengan opamp versi 2 adalah sekitar 14 volt.
Kemudian, untuk kurva alih tegangan (VTC/Voltage Transfer
Characteristic) dalam mode xy, kita dapati bahwa tingkat linearitas
serta sifat kapasitif rangkaian yang berbanding lurus dengan nilai
resistor tambahan umpan balik. Sehingga, dapat dipahami pula
bahwa, dalam konteks rangkaian HPF orde 1 dengan opamp versi 2
sesuai modul 2 ini, nilai resistor tambahan umpan balik merupakan
sebuah faktor dalam sistem umpan balik yang berperan untuk
menekan cross over distortion yang timbul dari rangkaian tersebut.
Kesimpulan:
Umpan balik dapat digunakan untuk menekan nonlinieritas penguat. Salah
satu contohnya adalah umpan balik untuk menekan cross over distortion
yang muncul pada rangkaian HPF orde 1 dengan opamp versi 2. Umpan balik
juga dapat digunakan untuk menekan nonlinieritas saturasi pada penguat.
Selain itu, ada harga yang harus dibayar untuk perbaikan linearitas tersebut,
yaitu sifat kapasitif dari penguatan rangkaian yang berbanding lurus dengan
besarnya efek perbaikan linearitas tersebut.
Daftar Pustaka
Tangguar, Mervin Hutabarat, Petunjuk Praktikum EL3109 Elektronika II edisi 2019-2020, Laboratorium
Dasar Teknik Elektro, Bandung, 2019.
https://www.ti.com/product/LM741, diakses pada 29 September 2021 sekitar pukul 02.30 WIB.