Anda di halaman 1dari 18

MUHAMMAD WILDAN ASYROF

13219067
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Mervin Tangguar Hutabarat, M.Sc.
Tanggal Percobaan : 29 September 2021
PERCOBAAN 2 : PENGUAT OP AMP DENGAN UMPAN BALIK

1. Respon Umum Rangkaian Opamp dengan Umpan Balik


Tujuan Simulasi:
 A dan B: Mengamati dan mengenali prinsip umpan balik pada
rangkaian.
 A: Mengamati, mengukur, dan menganalisa efek umpan balik pada
frekuensi pole rangkaian orde satu filter frekuensi tinggi (LPF).
 B: Mengamati, mengukur, dan menganalisa efek umpan balik pada
frekuensi pole rangkaian orde satu filter frekuensi rendah (HPF).
Cara Simulasi:
 A: Susun rangkaian seperti gambar 2-2 pada petunjuk praktikum
modul 2. Gunakan Opamp LM741 dengan terlebih dahulu melakukan
instalasi terhadap objek tersebut ke dalam file LTSpice yang akan
digunakan. Adapun pengaturan running LTSpice yang digunakan
adalah AC Analysis. Selanjutnya, amati perilaku rangkaian untuk
penguatan pada frekuensi passband (rendah, sekitar 1kHz atau
kurang) dengan cara memilih Vout/Vin sebagai keluaran visualisasi
yang ingin ditampilkan. Amati nilai AM dan frekuensi cut-off nya.
Terakhir, amati nilai Rin dengan cara memilih Vin/Iin sebagai keluaran
visualisasi yang ingin ditampilkan, kemudian ubah sumbu y menjadi
linear sehingga didapati nilai resistansi input tersebut. Metode
simulasi di atas dilakukan untuk rangkaian Open Loop (menambahkan
R yang sangat besar pada input rangkaian, dipilih nilai resistansi
sebesar 1 GΩ) dan Close Loop (menambahkan RA, RB, dan RC secara
masing-masing bergilir pada input rangkaian).
 B: Sama seperti A, namun rangkaian yang digunakan adalah seperti
gambar 2-3 pada petunjuk praktikum modul 2. Selain itu, tidak perlu
untuk mencari nilai Rin.
Hasil Simulasi:
A. Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp

Gambar 1.A. Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp

A.1. Resistor Umpan Balik RA

Gambar 2.A.1. LTSpice Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R A

a.) Respon Frekuensi Penguat

Gambar 3.A.1.a. Respon Frekuensi Penguatanan Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R A

Keterangan:
 AM ≈ 23 dB
 Frekuensi Cut-off ≈ 22,9 KHz
b.) Rin

Gambar 4.A.1.b. Rin Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R A

Keterangan:
 Rin ≈ 2,2 KΩ (fasa-nya ≈ -180°)
 Rout ≈ 2,2KΩ

A.2. Resistor Umpan Balik RB

Gambar 5.A.2. LTSpice Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R B

a.) Respon Frekuensi Penguat

Gambar 6.A.2.a. Respon Frekuensi Penguatanan Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RB

Keterangan:
 AM ≈ 24,424 dB
 Frekuensi Cut-off ≈ 19,035 KHz
b.) Rin

Gambar 7.A.2.b. Rin Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R B
Keterangan:
 Rin ≈ 2,2 KΩ (fasa-nya ≈ -180°)
 Rout ≈ 2,2KΩ

A.3. Resistor Umpan Balik RC

Gambar 8.A.3. LTSpice Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R C

a.) Respon Frekuensi Penguat

Gambar 9.A.3.a. Respon Frekuensi Penguatanan Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R C
Keterangan:
 AM ≈ 25,177 dB
 Frekuensi Cut-off ≈ 17,238 KHz
b.) Rin

Gambar 10.A.3.b. Rin Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R C

Keterangan:
 Rin ≈ 2,2 KΩ (fasa-nya ≈ -180°)
 Rout ≈ 2,2KΩ

A.4. Resistor Umpan Balik RD (Open Loop)

Gambar 11.A.4. LTSpice Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R D (Open Loop)
a.) Respon Frekuensi Penguat

Gambar 12.A.4.a. Respon Frekuensi Penguatanan Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R D
(Open Loop)

Keterangan:
 AM ≈ 26 dB
 Frekuensi Cut-off ≈ 15,61 KHz
b.) Rin

Gambar 13.A.4.b. Rin Rangkaian LPF Orde 1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RD (Open Loop)

Keterangan:
 Rin ≈ 2,2 KΩ (fasa-nya ≈ -180°)
 Rout ≈ 2,2KΩ
B. Rangkaian HPF Orde 1 dengan Opamp V.1

Gambar 14.B. Rangkaian HPF Orde 1 dengan Opamp V.1

B.1. Resistor Umpan Balik RA

Gambar 15.B.1. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R A

a.) Respon Frekuensi Penguat

Gambar 16.B.1.a. Respon Frekuensi Penguatanan Rangkaian HPF Orde 1 V.1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RA

Keterangan:
 AM ≈ 23,089 dB
 Frekuensi Cut-off ≈ 1,524 KHz
B.2. Resistor Umpan Balik RB

Gambar 17.B.2. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RB

a.) Respon Frekuensi Penguat

Gambar 18.B.2.a. Respon Frekuensi Penguatanan Rangkaian HPF Orde 1 V.1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RB

Keterangan:
 AM ≈ 24,42 dB
 Frekuensi Cut-off ≈ 1,7789 KHz

B.3. Resistor Umpan Balik RC

Gambar 19.B.3. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R C
a.) Respon Frekuensi Penguat

Gambar 20.B.3.a. Respon Frekuensi Penguatanan Rangkaian HPF Orde 1 V.1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik
RC

Keterangan:
 AM ≈ 25,17 dB
 Frekuensi Cut-off ≈ 1,93 KHz

B.4. Resistor Umpan Balik RD (Open Loop)

Gambar 21.B.4. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RD (Open Loop)

a.) Respon Frekuensi Penguat


Gambar 22.B.4.a. Respon Frekuensi Penguatanan Rangkaian HPF Orde 1 V.1 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik
RD (Open Loop)
Keterangan:
 AM ≈ 25,99 dB
 Frekuensi Cut-off ≈ 2,0979 KHz

Analisis:
 A: Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh nilai penguatan
amplitudo AM untuk nilai resistor tambahan umpan balik RA, RB, RC,
dan RD (open loop) pada rangkaian LPF orde 1 dengan opamp adalah
sebagai berikut:
 AM untuk RA = 23 dB
 AM untuk RB = 24,424 dB
 AM untuk RC = 25,177 dB
 AM untuk RD = 26 dB
Kemudian, untuk frekuensi cut-off (fC)-nya diperoleh sebagai berikut:
 fC untuk RA = 22,9 KHz
 fC untuk RB = 19,035 KHz
 fC untuk RC = 17,238 KHz
 fC untuk RD = 15,61 KHz
Terakhir, untuk resistansi input (Rin) ke-semua kombinasi adalah
kurang lebih sama, yaitu sebesar 2,2 KΩ dan fasa-nya ≈ -180° pada
frekuensi yang belum terlalu tinggi (sebelum resistor muali kehilangan
keandalannya). Sedangkan, resistansi output (Rout) ternyata juga
memiliki nilai resistansi yang sama, yaitu sebesar 2,2 KΩ.
Jadi, dapat kita lihat bahwa nilai-nilai dari resistor tambahan umpan
balik tersebut mengendalikan nilai skala umpan balik output ke
inputnya, memenuhi rumus berikut:

Dapat dilihat dari nilai dari nilai AM yang berbanding lurus dengan nilai
resistor tambahan umpan balik dan fC yang berbanding terbalik
dengan nilai resistor tambahan umpan balik yang tersebut. Sehingga,
dapat kita pahami bahwa nilai resistor tambahan umpan balik
berbanding terbalik dengan koefisien feedback/umpan balik β.
 B: Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh nilai penguatan
amplitudo AM untuk nilai resistor tambahan umpan balik RA, RB, RC,
dan RD (open loop) pada rangkaian HPF orde 1 dengan opamp versi 1
adalah sebagai berikut:
 AM untuk RA = 23,089 dB
 AM untuk RB = 24,42 dB
 AM untuk RC = 25,17 dB
 AM untuk RD = 25,99 dB
Kemudian, untuk frekuensi cut-off (fC)-nya diperoleh sebagai berikut:
 fC untuk RA = 1,524 KHz
 fC untuk RB = 1,7789 KHz
 fC untuk RC = 1,93 KHz
 fC untuk RD = 2,0979 KHz
Jadi, dapat kita lihat bahwa nilai-nilai dari resistor tambahan umpan
balik tersebut mengendalikan nilai skala umpan balik output ke
inputnya, memenuhi rumus berikut:

Dapat dilihat dari nilai dari nilai AM yang berbanding lurus dengan nilai
resistor tambahan umpan balik dan fC yang juga berbanding lurus
dengan nilai resistor tambahan umpan balik yang tersebut. Sehingga,
dapat kita pahami bahwa nilai resistor tambahan umpan balik
berbanding terbalik dengan koefisien feedback/umpan balik β.
Kesimpulan:
Pengaruh umpan balik terhadap suatu rangkaian filter opamp adalah sebagai
pengatur penguatan amplitudo (AM) serta pengatur frekuensi cut-off (fC).
Didapatkan pula hubungan antara penguatan amplitudo (AM), frekuensi cut-
off (fC), koefisien feedback/umpan balik (β), serta resistor tambahan umpan
balik (RX, yaitu RA, RB, RC, dan RD untuk open loop) sebagai berikut:
 Rangkaian LPF orde 1 (umum):
1 1
AM ∝ 𝑓𝑐 ∝ β
 Rangkaian HPF orde 1 (umum):
1
AM ∝ fC ∝ 𝛽
 Rangkaian LPF opamp orde 1 (konteks rangkaian modul 2):
1 1
AM ∝ 𝑓𝑐 ∝ 𝛽 ∝ RX
 Rangkaian HPF opamp orde 1 versi 1 (konteks rangkaian modul 2):
1
AM ∝ fC ∝ 𝛽 ∝ RX
2. Linearisasi Rangkaian Opamp dengan Umpan Balik
Tujuan Simulasi:
 A: Mengamati dan menganalisa efek umpan balik pada rangkaian
dengan distorsi saturasi.
Cara Simulasi:
 A: Susun rangkaian seperti gambar 2-4 pada petunjuk praktikum
modul 2. Gunakan Opamp LM741 dengan terlebih dahulu melakukan
instalasi terhadap objek tersebut ke dalam file LTSpice yang akan
digunakan. Pada bagian input, berikan tegangan input berupa sinyal
sinusoidal dengan amplitudo yang cukup besar sehingga pada sinyal
output tampak saturasi pada puncak dan lembah sinyalnya. Adapun
pengaturan running LTSpice yang digunakan adalah Transient.
Selanjutnya, amati sinyal keluarannya dengan mode dual trace, yaitu
dengan cara memilih Vout dan Vin untuk ditampilkan secara sekaligus
dalam satu grafik. Terakhir, amati juga kurva alih tegangan (VTC) dari
rangkaian tersebut dalam mode xy. Metode simulasi di atas dilakukan
untuk rangkaian Open Loop (menambahkan R yang sangat besar pada
input rangkaian, dipilih nilai resistansi sebesar 1 GΩ) dan Close Loop
(menambahkan RA, RB, dan RC secara masing-masing bergilir pada
input rangkaian).
Hasil Simulasi:
A. Rangkaian HPF Orde 1 dengan Opamp V.2

Gambar 2.A. Rangkaian HPF Orde 1 dengan Opamp V.2


A.1. Resistor Umpan Balik RA

Gambar 2.A.1. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R A

a.) Vout dan Vin dalam Mode Dual Trace

Gambar 2.A.1.a. Vout dan Vin Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R A

Keterangan:
 Amplituda Vin ≈ 26 Volt
 Amplituda Vout ≈ 14 Volt
b.) Kurva Alih Tegangan (VTC) dalam Mode XY
Gambar 2.A.1.b. VTC Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R A

A.2. Resistor Umpan Balik RB

Gambar 2.A.2. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R B

a.) Vout dan Vin dalam Mode Dual Trace

Gambar 2.A.2.a. Vout dan Vin Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RB

Keterangan:
 Amplituda Vin ≈ 26 Volt
 Amplituda Vout ≈ 14 Volt
b.) Kurva Alih Tegangan (VTC) dalam Mode XY
Gambar 2.A.2.b. VTC Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik RB

A.3. Resistor Umpan Balik RC

Gambar 2.A.3. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R C

a.) Vout dan Vin dalam Mode Dual Trace

Gambar 2.A.3.a. Vout dan Vin Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R C

Keterangan:
 Amplituda Vin ≈ 26 Volt
 Amplituda Vout ≈ 14 Volt
b.) Kurva Alih Tegangan (VTC) dalam Mode XY
Gambar 2.A.3.b. VTC Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R C

A.4. Resistor Umpan Balik RD (Open Loop)

Gambar 2.A.4. LTSpice Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R D (Open Loop)

c.) Vout dan Vin dalam Mode Dual Trace

Gambar 2.A.4.a. Vout dan Vin Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R D (Open Loop)

Keterangan:
 Amplituda Vin ≈ 26 Volt
 Amplituda Vout ≈ 14 Volt
d.) Kurva Alih Tegangan (VTC) dalam Mode XY
Gambar 2.A.4.b. VTC Rangkaian HPF Orde 1 V.2 dengan Opamp dengan Resistor Umpan Balik R D (Open Loop)

Analisis:
 A: Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh bentuk grafik Vout dan
Vin dalam mode dual trace pada rangkaian HPF orde 1 dengan opamp
versi 2 adalah kurang lebih sama (perubahannya sangat kecil) untuk
seluruh kombinasi nilai resistor tambahan umpan balik (RA, RB, RC, dan
RD (open loop)), yaitu:
 Amplituda Vin ≈ 26 Volt
 Amplituda Vout ≈ 14 Volt
Yang perlu diperhatikan adalah grafik Vout yang tampak mengalami
saturasi pada puncak dan lembah sinyalnya. Kemudian, berdasarkan
data, kita pahami bahwa Vout maksimal yang dapat diperoleh
rangkaian HPF orde 1 dengan opamp versi 2 adalah sekitar 14 volt.
Kemudian, untuk kurva alih tegangan (VTC/Voltage Transfer
Characteristic) dalam mode xy, kita dapati bahwa tingkat linearitas
serta sifat kapasitif rangkaian yang berbanding lurus dengan nilai
resistor tambahan umpan balik. Sehingga, dapat dipahami pula
bahwa, dalam konteks rangkaian HPF orde 1 dengan opamp versi 2
sesuai modul 2 ini, nilai resistor tambahan umpan balik merupakan
sebuah faktor dalam sistem umpan balik yang berperan untuk
menekan cross over distortion yang timbul dari rangkaian tersebut.
Kesimpulan:
Umpan balik dapat digunakan untuk menekan nonlinieritas penguat. Salah
satu contohnya adalah umpan balik untuk menekan cross over distortion
yang muncul pada rangkaian HPF orde 1 dengan opamp versi 2. Umpan balik
juga dapat digunakan untuk menekan nonlinieritas saturasi pada penguat.
Selain itu, ada harga yang harus dibayar untuk perbaikan linearitas tersebut,
yaitu sifat kapasitif dari penguatan rangkaian yang berbanding lurus dengan
besarnya efek perbaikan linearitas tersebut.
Daftar Pustaka

Tangguar, Mervin Hutabarat, Petunjuk Praktikum EL3109 Elektronika II edisi 2019-2020, Laboratorium
Dasar Teknik Elektro, Bandung, 2019.
https://www.ti.com/product/LM741, diakses pada 29 September 2021 sekitar pukul 02.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai