Anda di halaman 1dari 5

SMA NEGERI 28 JAKARTA

TAHUN 2019-2020

ANALISIS BUKU NON-FIKSI

NAMA : Salma Maysa PENERBIT : GagasMedia


KELAS : XII IPS 1 TH TERBIT : 2016
JUDUL BUKU : Generasi Langgas Millenials
Indonesia
JML HLM : viii + 194 halaman
CETAKAN :I
PENGARANG : Yoris Sebastian, Dilla Amran dan Youth Lab
WAKTU : 5-7 Oktober 2019

ANALISIS BUKU NON-FIKSI

NO UNSUR URAIAN

JUDUL DAN
Judul buku non-fiksi ini adalah Generasi Langgas Millenials Indonesia yang
A PENGA-
ditulis oleh Yoris Sebastian, Dilla Amran, dan Youth Lab.
RANG
Yoris Sebastian lahir di Ujung Pandang, 5 Agustus 1972. Ia adalah seorang
praktisi kreatif yang mendirikan perusahaan konsultan kreatif yaitu OMG (Oh
My Goodness) Creative Consulting dan juga telah memenangkan Youth Creative
Entrepreneur Award 2006 dari British Council, London. Yoris telah menulis 7
buku seputar kreativitas dan inovasi.
Sedangkan Dilla Amran, penulis kedua buku ini, awalnya ia adalah seorang
project manager hingga sekarang menjadi bussiness director di OMG yang telah
KEPENGA-
B memimpin berbagai program yang berkaitan dengan millennials. Latar belakang
RANGAN
yang beragam ini membuat Dilla memiliki pandangan kreatif dalam menerapkan
ide-ide yang dihasilkan oleh OMG.
Yang terakhir yaitu Youth Lab, sebuah biro riset yang mendedikasikan diri
pada studi psikografi, tren, pengetahuan, dan budaya anak muda Indonesia. Lab
ini didirikan oleh Dr. Muhammad Faisal yang memiliki latar pendidikan
psikologi. Hingga saat ini, Youth Lab terus melakukan perjalanan keliling
Indonesia untuk mendengarkan aspirasi dan inspirasi anak muda Indonesia.
C GAYA  Gaya Bahasa
BHS/UNGK / 1. Antitesis
PRIBAHASA/ o “Misalnya kita bikin congklak kekinian, jangan lupa pelajari dulu nilai-
MOTTO nilai positif bermain congklak dari ayah-ibu atau bahkan dari kakek-
nenek kita.” (hal. 30)
2. Hiperbola
o “Misalnya, jurusan DKV yang sempat meledak peminatnya sehingga
universitas terus menambah jumlah kursi tanpa memikirkan nasib
lulusannya” (hal. 51)
o “Namanya kerja, tidak selalu kita mengerjakan yang kita suka, apalagi
yang kita percayai. Sering kali kita dihadapkan pada kerjaan yang sudah
turun dari langit.” (hal. 85)
1
o “Tanpa minta opini, langsung banjir berbagai masukan dari circle
mereka di medsos.” (hal. 127)
3. Asosiasi/perumpamaan
o “Dulu, ia memulai Tokopedia dengan modal tekad dan mimpi yang ia
jual. Ia ibaratkan seperti perompak dalam film Pirates of Carribean.”
(hal. 116)
4. Pleonasme
o “Seiring perkembangan teknologi dan media sosial, terbuka ruang bagi
kita untuk berkembang ke arah yang lebih baik.” (hal. 29)

 Ungkapan
1. “Gojek, Tokopedia, Empang Kuring Land, dan berbagai kisah dari
pengusaha millennials yang sebelumnya telah dipaparkan, memiliki
benang merah yang sama, yaitu purpose.” (hal.118) : artinya sesuatu
yang saling berhubungan hingga menjadi satu kesatuan/kesimpulan.

 Peribahasa
1. “Kalau dulu ada pepatah yang berujar, Banyak jalan menuju Roma.”
Artinya : Kesempatan di dunia ini sangat banyak, dan kita tidak perlu
khawatir jika mengalami kegagalan di tengah jalan karena masih banyak
alternatif dalam menggaoau cita-cita kita. (hal. 68)
2. “Teman boleh jadi partner, tapi tapi tetap harus ada perjanjian hitam di
atas putih.”
Artinya : Tertulis, tidak hanya dengan perkataan saja (tentang perjanjian
dan sebagainya). (hal. 164)

 Motto
1. “Good grades give you interview, but good experiences give you a job.”
Artinya : Gelar dan almamater bukan penentu kesuksesan seseorang,
tetapi pengalaman. (hal. 60)
2. “Start small because you want to, not start small because you can’t”
Artinya : Mulailah usaha dari modal kecil, lama kelamaan pasti akan
berkembang dan sukses. (hal. 112)
3. “If something is hard to do, then it’s not worth doing.”
Artinya : Jika sesuatu sulit dilakukan, maka sesuatu itu tidak layak
dilakukan. (hal. 162)
4. “Don’t settle, keep looking”
Artinya : Jika kamu belum menemukannya, teruslah cari dan jangan
berhenti. (hal. 175)
5. “Mereka yang terlalu dimudahkan oleh orang tua, akan menghadapi
masa depan yang sulit.” (hal. 159)

D KELEBIHAN/ Kelebihan Buku :


KEKURANG 1. Bahasa yang digunakan dalam buku ini sangat mudah dipahami, ringan, serta
AN BUKU dilengkapi dengan penjelasan yang menarik. Dengan begitu, pembaca dapat
mencerna dengan baik isi dari buku ini.
2. Design buku yang menarik, baik design cover maupun design halaman.
Pembaca menjadi tidak bosan ketika membaca buku ini karena disuguhi gambar-
gambar yang menarik di beberapa halamannya. Selain itu, buku ini juga
menyediakan stiker yang bisa ditempel sekreatif mungkin.
3. Buku ini dilengkapi hasil riset yang mudah dipahami .
Contoh :
a. “Berdasarkan hasil survei HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia) di sejumlah perguruan tinggi, animo dan minat lulusan Strata
1 untuk menjadi pengusaha hanya 4%, sebanyak 83% mahasiswa
Indonesia masih ingin menjadi karyawan dan 13% ingin bekerja di
2
birokrat.” (hal.98)
b. “Jumlah penduduk ASEAN (10 negara) adalah 625 juta orang dan
40,3% di antaranya orang Indonesia (255,5 juta orang). Dengan 84 juta
millennials Indonesia, berarti 23% pemuda ASEAN ada di Indonesia.”
(hal. 7)

Kekurangan Buku :
1. Contoh-contoh kisah millennials yang digunakan terlalu monoton, seperti
tidak ada contoh lain. Padahal masih banyak kisah-kisah millennials lain yang
bisa dijadikan contoh di buku ini.
Nilai moral :
o “Dermawan dan teman-teman millennials-nya sangat percaya diri untuk
mengangkat kasus korupsi yang tabu dan berlarut di sekolahnya itu.”
(hal. 43)
o “Ia kembali belajar sendiri dan kerja kerasnya itu pun diganjar
pengumuman diterima sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Indonesia. Ia membuktikan bahwa kejujuran adalah bagian dari proses
belajar.” (hal. 61)
Nilai sosial :
o “Semakin banyak millennials yang memilih bekerja sebagai freelancer
E NILAI- NILAI
ketimbang pekerja kantoran.” (hal. 124)
Nilai budaya :
o “Hayaterra, sebuah band yang berasal dari Jatiwangi, telah terkenal di
dunia internasional dengan memainkan musik genteng. Inspirasi
bermusik ini mereka dapatkan dari lingkungannya di Jatiwangi yang
terkenal sebagai produsen genteng”. (hal. 36)
Nilai politik :
o “Sejak 1999 di bawah pemerintahan BJ Habibie, pemimpin daerah
ditunjuk langsung oleh rakyat.” (hal. 8)

F RINGKASAN (Generasi Langgas Millenials Indonesia; Yoris Sebastian, Dilla Amran dan Youth
ISI BUKU Lab )
(7-15) Bab 1. Millenials Indonesia
PARAGRAF) Generasi millennials sering menjadi bahan perbincangan akhir-akhir ini.
Menurut Times Magazine, millennials adalah generasi yang lahir tahun 1980-
2000. Jumlah generasi millennials di Indonesia mencapai 33% dari seluruh
penduduk Indonesia pada tahun 2015. Maka pada saat ini, Indonesia sedang
mengalami bonus demografi. Salah satu hal yang membentuk millennials
Indonesia seperti sekarang adalah peristiwa Reformasi 1998 yang menandai
kebebasan pers di Indonesia. Selain itu, hadirnya internet juga memengaruhi
millennials Indonesia secara signifikan.

Bab 2. Generasi yang Berbeda


Menurut Billy Boen, General Manager Oakley Indonesia, generasi
millennials ingin semuanya serba cepat, namun bukan instan. Beberapa aspek
yang membedakan generasi millennials dengan generasi sebelumnya adalah :
efisien, banyak pilihan (pragmatis), suka belajar dan bertanya, informasi yang
melimpah, sangat multi-tasking dalam menggunakan teknologi, sangat percaya
dengan suara teman-temannya, haus akan tantangan dan penuh kesempatan
untuk berkembang ke arah lebih baik.

Bab 3. Karakter Generasi Langgas


Berdasarkan penelitian Youth Lab di kota-kota besar di Indonesia, ciri-ciri
millennials adalah : kolektif (solidaritas tinggi), customisation (setiap tren
diadopsi sesuai penafsiran daerah masing-masing), adanya komunitas-

3
komunitas, dekat dengan keluarga, kritis dalam menyampaikan pendapat,
mempunyai role model, banyak koneksi baru dan sangat percaya diri.

Bab 4. Bebas Belajar


Generasi millenials dapat mengenyam pendidikan lebih tinggi karena
didukung program wajib belajar pemerintah. Namun, masih banyak millennials
Indonesia yang belum bisa melanjutkan kuliah dan biasanya millennials yang
berkesempatan untuk kuliah memilih jurusan itu-itu lagi, akibatnya muncullah
pengangguran kerah-putih. Kenyataannya, masih banyak jurusan yang bisa di-
eksplor oleh millennials. Namun biasanya, millenials masih terhambat oleh
orang tua dalam meraih mimpi-mimpinya.
Di era sekarang ini, millennials harus memperkaya pengalaman dan kompetisi
agar dapat menguasai apa yang nanti akan dikerjakan. Dengan berkembangnya
platform belajar di internet, millennials pun jadi lebih mudah untuk belajar
dimanapun dan kapanpun. Millennials juga harus mengerahkan semua potensi di
bidang yang diminati supaya bisa membawa pengaruh baik untuk orang sekitar.

Bab 5. Bebas Bekerja


Dalam dunia kerja, millennials juga diberikan banyak pilihan, tidak seperti
generasi sebelumnya. Tren bekerja di perusahaan kecil juga meningkat karena
menurut millenials, di perusahaan kecil, pertukaran idenya lebih dinamis. Namun
begitu, masih banyak juga millennials yang memilih bekerja di perusahaan besar.
Generasi millennials juga terkenal percaya diri, mereka berani memberikan
pendapat dan ide-ide kepada atasannya langsung. Yang harus diperhatikan oleh
millennials dalam kompetisi inovasi adalah harus menghasilkan sesuatu yang
personal, namun berdampak besar, seperti Go-Jek.

Bab 6. Bebas Berbisnis


Sekarang ini, aspirasi kaum muda untuk menjadi pengusaha sudah meningkat
walau banyak yang belum sampai aksi. Era sekarang ini memang waktu yang
tepat untuk memulai usaha. Banyak orang yang tinggal di luar negeri pulang ke
Tanah Air untuk menjalankan bisnisnya disini. Dalam berbisnis, millennials
harus mempunyai tujuan yang baik dan dimulai dari modal kecil terlebih dahulu,
nantinya pasti akan berkembang seiring waktu.

Bab 7. Tenaga Lepas


Kebebasan millennials menimbulkan tren baru yaitu tren pekerja tenaga lepas
atau freelance. Didukung dengan perkembangan IPTEK dan internet, pekerja
bisa dengan mudahnya mengerjakan pekerjaan dari rumah. Apalagi sekarang
seorang pekerja tenaga lepas tidak perlu mencari-cari lowongan kerja karena
sudah ada aplikasi matchmaking platform. Bahkan sekarang dari segi
profesionalitas, pekerja tenaga lepas bisa lebih baik dari pekerja kantoran biasa.

Bab 8. Orang Tua dan Keuangan


Fleksibilitas membuat millennials lebih dekat kepada orangtua yang juga
berperan sebagai mentor kepada anaknya. Para millennials juga sudah mencoba
untuk tidak bergantung kepada orangtua untuk masalah finansial. Belajar dari
pengalaman, millennials yang terlalu dimudahkan oleh orang tua, akan
menghadapi masa depan yang sulit.

Bab 9. Generasi Emas Indonesia


Berdasarkan riset dari Youth Lab, generasi millennials bisa dikatakan akan
menjadi generasi yang paling maju ilmunya, karena pengetahuan terbuka
semakin luas. Millennials yang mempunyai passion di suatu bidang dan terus
memperdalam ilmunya, pasti akan menjadi ahli di bidang tersebut. Maka dari itu,
agar terwujudnya Indonesia Emas 2020, millennials Indonesia tidak boleh cepat
4
menyerah, lebih berani menyuarakan pendapat dan inovasi, memperluas relasi
dan mulai berperan aktif di dunia politik.

Jakarta, 12 Oktober 2019


Penulis,

...................................................

Anda mungkin juga menyukai