Diajukan untuk memenuhi nilai UAS mata kuliah Apresiasi Sastra Anak
DISUSUN OLEH :
19 BKT 07
2020
Identitas buku
Judul : Kreatif
Menulis Cerita Anak
Penulis : Titik
WS, Riris K. Toha
Sarumpet,
Titis Basino P.I.,
Sumard,
Korrie Layun
Rampan, Ismail
Marahimin,
Fawzia Aswin Hadits
Penerbit : Nuansa
Cendekia,
Bandung
Tahun terbit :
2012
Tebal Buku :
134 halaman
Ikhtisar buku
Sampul berwarna biru dengan ilustrasi beberapa gambar hewan yang tengah membaca
buku bersama, membuat saya mengira bahwa buku ini adalah buku cerita anak pada awalnya.
Namun judul dan keterangan yang di tulis paling atas pada cover:
Banyak buku cerita anak beredar, tetapi hanya sedikit yang bermutu. Sudah saatnya cerita
anak di Indonesia lebih berkualitas,
Membuat saya mengerti, bahwa buku ini merupakan salah satu ‘kunci’ bagi penulis yang
tertarik menulis cerita untuk anak. Bukan buku untuk anak-anak.
Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Nuansa Cendikia, Bandung ini, tergolong buku
lama. Karena tahun cetakan pertamanya 2012 dan masih terdapat ejaan lama, seperti esei
yang kini sudah mengalami perubahan di KBBI menjadi esai. Akan tetapi, mutu dan bobot
tulisan di dalamnya tak perlu diragukan. Sebagaimana judul, pembahasannya begitu
kompleks sampai ke contoh kalimat penulisan cerita anak.
Awalnya saya pikir akan ada tips atau cara secara khusus yang bisa menjadikan
tulisan lebih tajam dan edukasinya mumpuni, namun hanya sebagian sangat kecil. Karena
seperti yang ada di sampul depan bawah, ada sederet nama-nama kontributor tulisan, yang
dengan otomatis buku ini keroyokan, yang secara otomatis pula akan beda pendapat, ide
berbeda tiap orang, lalu tak fokus ke tulisan anak. Justru terlalu global.
Buku ini merupakan kumpulan artikel pendek hasil dari kegiatan Bengkel Cerita
Anak (Beriak) yang diselenggarakan Pusat Perbukuan (Pusbuk) Pusat Jakarta, pada awal
1999 lalu. Ada sembilan artikel, dengan tujuh penulis yang tercakup di dalamnya, saya akan
membahas satu-satu beserta sedikit ulasan isi artikelnya.
Artikel 1
Menulis
Oleh Titik WS
Membahas dari permulaan sejarah asal mula tulisan. Begitu awal dan mendetail
sebagaimana uraian sejarah pada umumnya; bagaimana tulisan mulai menjadi salah satu alat
komunikasi, alasan mengapa orang terdahulu menulis yang bahkan masih berupa simbol-
simbol kemudian mengalami peningkatan berupa kata.
Pada artikel ini, Titik juga menuliskan tentang kode etik atau tanggung jawab penulis
terhadap tulisannya. Seorang penulis harus siap mental menanggung risiko berupa bantahan,
bahkan kecaman pembaca terhadap apa yang ia tulis. Setidaknya ada tiga hal yang
merupakan kode etik menulis, yaitu: unsur informasi, unsur edukasi/pendidikan dan unsur
hiburan (hal. 18).
Titik juga membahas tentang menulis sesungguhnya adalah berkarya batin. Profesi
menulis tidak sama dengan profesi lainnya, sebab menulis artinya berkarya ruhani, lebih
banyak menggunakan kemampuan mental/spiritual daripada fisik (hal. 26). Maka sebagai
hasil olah batin, tulisan hendaknya tetap setia pada tugasnya untuk memberikan manfaat
kepada umat manusia (hal. 27).
Penulis Kreatif
Titik WS
Artikel 3
Titik WS
Fiksi terbagi menjadi dua: fiksi kuno berupa mitos, epik, cerita rakyat, legenda,
dongeng dan fabel (hal. 42), dan fiksi modern berupa cerita pendek, novel, puisi dan drama
(hal. 45), dari semua bentuk karangan fiksi tersebut, Titik membahas lebih rinci mengenai
menulis cerita pendek.
Ada lima unsur cerita pendek yang harus dipelajari, dipahami oleh penulis, yaitu:
tema, tokoh atau karakter, alur atau plot, latar atau setting, gaya atau style (hal.50). Ia juga
memberikan beberapa tips dalam menulis cerpen di ujung pemaparan artikel ketiganya ini.
Artikel 4
Titis Basino P. I.
Artikel 5
Artikel 6
Ismail Marahimin
Ismail menitik beratkan kepada: “cerita anak harus membawa virus!” Sebagaimana
pandangan David McClelland, seorang psikolog sosial. Bagaimana ‘virus’ dalam tulisan
mampu merubah keadaan bangsanya.
Artikel 7
Artikel 8
Artikel ini sangat menarik dan paling berat untuk dipahami menurut saya. Fawzia
membahas keterkaitan antara perkembangan fisik, perkembangan kognitif dan bahasa,
perkembangan anak usia SD yang kemudian menjadi dasar seorang penulis menuliskan cerita
pendek untuk anak.
Artikel 9
Sumardi
Ia membahas mengenai mengapa perlu cerita anak? Apakah cerita anak itu? Apakah
ciri-ciri cerita anak yang unggul? Bagaimana bahasa cerita anak dewasa ini? Yang juga
menarik untuk dipelajari, pada pembahasan ini, Sumardi memberikan contoh kalimat dan
paragraf yang baik dan efektif menulis cerita anak. Sumardi bahkan membahas
perkembangan kognitif anak, kontekstual, dan resep praktis menulis cerita anak.
Semua unsur itu harus padu dan saling menunjang. Paduan semacam inilah wujud cerita anak
yang unggul.
Kelebihan mendasar buku ini sudah terdapat pada sampul depan paling atas Banyak
buku cerita anak beredar, tetapi hanya sedikit yang bermutu. Sudah saatnya cerita anak di
Indonesia lebih berkualitas, yakninya memberikan panduan terhadap pembaca tentang
bagaimana membuat cerita anak yang mampu memunculkan rasa ingin tahu anak dan
kegembiraan anak dalam membaca dan mendalami cerita yang dibuat agar lebih berkualitas.
Buku ini menjadi salah satu buku yang wajib dibaca bagi siapapun yang hendak menulis
sebuah cerita anak.
Meski begitu, buku ini belum bisa dikatakan sempurna kekurangannya terletak pada
beberapa ejaan lama yang masih dipakai karena memang buku terbitan lama dan pada
beberapa pembahasan, seperti unsur pembangun cerita anak, yang ditulis berulang oleh
beberapa penulis.