Anda di halaman 1dari 1

Tujuan digunakannya matriks SWOT-4K (empat kuadran).

Secara sederhana kerangka konsep matriks SWOT-4K tidak jauh berbeda dengan matriks
TOWS-K, akan tetapi matriks SWOT-4K sedikit lebih kuantitatif dibanding mariks SWOT.
Adanya unsur kuantitatif dalam matriks TOWS-4K membuat banyak perusahaan
menggunakannya ketika memformulaskan rancangan strategi bersaingnya, disamping karena
faktor kesederhanaan dan kemudahannya. Pada dasarnya, penggunaan matriks SWOT-4K
adalah agar perusahaan dapat:
 Pertama, mencoba mencari tahu posisi satu unit bisnis strategis (UBS) tertentu dalam
salah satu kuadran yang dimiliki oleh matriks tersebut.
 Kedua, merumuskan strategi bersaing yang seharusnya dipilih oleh manajemen UBS
tersebut berdasarkan posisi yang dimiliki.
Setelah daftar indikator dari empat variabel SWOT ditemukan, semua indikator tersebut
dihitung nilai tertimbangnya secara keseluruhan setelah sebelumnya diberikan bobot dan nilai
untuk masing-masing indikator. Untuk variabel internal, total nilai kekuatan (S) dikurangi
dengan total nilai kelemahan (W). Untuk variabel lingkungan bisnis, total nilai peluang (O)
dikurangi dengan total nilai ancaman (T). Kombinasi kedua nilai akhir tersebut selanjutnya
menjadi penentu posisi perusahaan dalam salah satu empat kuadran yang tersedia, dan
sekaligus sebagai penentu pilihan strategi yang dianggap pas.
Peluang bisnis
(opportunity)

II I
Strategi stabilisasi Strategi pertumbuhan
(Stability) (Growth)

Kelemahan Kekuatan
(Weakness) (Strength)

III IV
Strategi pertahanan hidup Strategi diversifikasi
(Survival) (Diversification)

Ancaman bisnis
(Treats)

Pada mulanya matriks SWOT-4K digunakan untuk mendesain strategi pada tingkatan korporat,
yaitu perusahaan yang telah memiliki banyak UBS. Dalam perkembangannya, matriks SWOT-
4K sering digunakan untuk menyusun strategi bisnis pada tingkat UBS atau pada perusahaan
yang hanya memiliki UBS saja. Dan yang terkini, matriks SWOT-4K juga digunakan untuk
merumuskan strategi pada tingkatan produk atau kombinasi produk yang dihasilkan
perusahaan.

Referensi:
Suwarsono. (2014). Manajemen Strategik. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai