banyak dan nutrisi yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Buah yang
sesuai dan sebagainya. Mikroorganisme pembusuk pada buah dan sayuran merupakan
pembusuk yang menyebabkan susut pascapanen buah dan sayuran secara umum
disebabkan oleh jamur dan bakteri. Infeksi awal dapat terjadi selama pertumbuhan
mekanis selama operasi pemanenan, atau melalui kerusakan fisiologis akibat dari kondisi
penyimpanan yang tidak baik. Pembusukan pada buah-buahan umumnya
sebagai akibat infeksi jamur sedangkan pada sayur-sayuran lebih banyak diakibatkan
oleh bakteri. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh pH yang rendah (kurang dari 4,5)
atau keasamannya yang tinggi dibandingkan dengan sayuran dengan rata-rata pH lebih
besar dari 5. Infeksi mikroorganisme terhadap produk dapat terjadi keika tumbuh di
tersebut dipanen dan mengalami penanganan dan penyimpanan lebih lanjut, maka
Contoh mikroorganisme yang melakukan infeksi laten adalah Colletotrichum spp yang
ada yang hanya tumbuh pada bagian permukaan produk namun belum mampu
penyakit busuk lunak) pada sayuran mampu menghasilkan enzim yang mampu
melunakkan jaringan dan setelah jaringan tersebut lunak baru infeksi dilakukannya.
Jadi jenis mikroorganisme ini tidak perlu menginfeksi lewat pelukaan, namun infeksi akan sangat
jauh lebih memudahkan bila ada pelukaan-pelukaan
Utama, M.S. 2001. Penanganan pascapanen buah dan sayuran segar. Makalah “Forum Konsultasi
Teknologi” Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali.
Reaksi ini dapat terjadi bila jaringan tanaman terpotong, terkupas dan karena kerusakan secara
mekanis yang dapat menyebabkan kerusakan integritas jaringan tanaman. Hal ini menyebabkan
enzim dapat kontak dengan substrat yang biasanya merupakan asam amino tirosin dan komponen
fenolik seperti katekin, asam kafeat, dan asam klorogena sehingga substrat fenolik pada tanaman
akan dihidroksilasi menjadi 3,4-dihidroksifenilalanin (dopa) dan dioksidasi menjadi kuinon oleh
enzim phenolase. Wiley-Blackwell (2012).
Pencoklatan enzimatis pada bahan pangan memiliki dampak menguntungkan dan juga dampak
yang merugikan. Reaksi pencoklatan enzimatis bertanggung jawab pada warna dan flavor yang
terbentuk. Dampak yang menguntungkan, misalnya enzim polifenol oksidase bertanggung
jawab terhadap karakteristik warna coklat keemasan pada buah-buahan yang telah dikeringkan
seperti kismis, buah prem dan buah ara. Dampak merugikannya adalah mengurangi kualitas
produk bahan pangan segar sehingga dapat menurunkan nilai ekonomisnya. Sebagai contoh,
ketika memotong buah apel atau pisang. Selang beberapa saat, bagian yang dipotong tersebut
Blackweel, Wiley, 2012. Food Biochemistry and Food Processing, 2nd (ed). New York