Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DEMOGRAFI KEPENDUDUDKAN

MORTALITAS

DOSEN : Tri Mulyono,M.Pd

DISUSUN OLEH:

DIANIELA FIRMINA NAHAK (04.10.2595)


I PUTU HENDRA MAHAPUTRA (04.10.2594)
ALFRIDA NILA (04.10.2757)
USHWATUN KHASANAH (04.10.2628)
DWI ELPANI (04.10.2585)
TINI DWI HARTANTI (04.10.2626)
LINA KHOLIDA (04.10.2601)
PUJI SUPRIHATIN (04.10.2628)
RATNA AMBAR WATI (04.10.2613)
ADIB SYAHRUL GOFAR (04.10.2580)
DWI AGUNG WELASASIH (04.10.2584)

KONSENTRASI KEPERAWATAN

PROGRAM STUDIILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya kepada makhluk ciptaanya berupa kesehatan,kedamaian serta
kesempurnaan hidup lainnya yang tak ada bandingannya. Dalam kehidupan ini
tentunya kita sudah banyak ilmu yang kita pelajari baik ilmu pengetahuan duniawi
maupun akhirat. Kita sebagai makhluk ciptaan-NYA di wajibkan untuk selalu
menuntut ilmu hinnga akhir hayat kita,karena dengan ilmu kita dapat meraih
semuanya maka dari itu sangat berhargalah ilmu tersebut.Dan tentunya sudah tidak
asing lagi dengan ilmu demografi,karena demografi adalah salah satu ilmu yang
mempelajari tentang penduduk.

Demikian semoga dengan penulisan makalah ini,dapat menambah lagi


wawasan kita semua dan apabila banyak kekurangan dan kesalahan mohon
dimaklumi karena kondisi kita masih dalam tahap belajar.

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................................
BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 13
A. KESIMPULAN ............................................................................................................... 13
B. SARAN ........................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain
fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk.
Indonesia mempunyai angka kelahiran dan angka kematian lumayan tinggi. Pada
tahun 2010 CIA World Factbook menggolongkan Indonesia mempunyai urutan kematian ke
73 di dunia yang masuk pada negara-negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang
tinggi akibat dari masih tingginya tingkat kelahiran.
Harapan Hidup Manusia Di Indonesia adalah 71.5 tahun, pengeluaran untuk kesehatan
di Indonesia adalah 1,2% dari GDP Indonesia, sangat kecil, sehingga penanggulangan dan
pencegahan penyakit di Indonesia sangat rendah hal ini dibuktikan dengan tingkat
keselamatan ibu dari 100.000 kelahiran adalah 420 ibu meninggal saat melahirkan,
Bandingkan dengan peringkat 1 yaitu Norwegia, yang harapan hidupnya mencapai 81 tahun
lebih lama 10 tahun dari Indonesia, hal ini karena pemerintah Norwegia sangat
mementingkan kesehatan warganya terbukti pengeluaran pemerintah untuk kesehatan adalah
7,5 % dari GDPnya,dengan tingkat keselamatan ibu pada saat melahirkan per 100.000
kelahiran adalaha 7 orang
Untuk analisis empiris, ini berfokus pada data kematian orang dewasa berasal dari
sumber data yang berbeda termasuk Sensus 2000, tahun 2005 Inter-Survei Antar Sensus
(Supas), dan Survei Sosial dan 1998 Ekonomi Nasional (Susenas). Studi ini meneliti
seberapa baik koleksi data capture nasional Indonesia dan sub-regional fertilitas dan
mortalitas pengalaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kualitas data dan
ketepatan waktu kelahiran dan kematian orang dewasa pengukuran harus mungkin dengan
sepenuhnya menggunakan dataset yang ada dan menerapkan standar analisis strategis.

Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai


237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun 2000, dengan 58% hidup di pulau
Jawa, pulau terpadat di dunia. Artinya, setiap tahun selama periode 2000-2010, jumlah

4
penduduk bertambah 3,25 juta jiwa. Jika di alokasikan ke setiap bulan maka setiap bulannya
penduduk Indonesia bertambah sebanyak 270.833 jiwa atau sebesar 0,27 juta jiwa.
Berdasarkan jumlah tersebut, maka setiap harinya penduduk Indonesia bertambah
sebesar 9.027 jiwa. Dan setiap jam terjadi pertambahan penduduk sebanyak 377 jiwa.
Bahkan setiap detik jumlah pertambahan penduduk masih tergolong tinggi yaitu sebanyak
1,04 (1-2 jiwa). Pertambahan penduduk di Indonesia umumnya (bahkan bisa dikatakan 99,9
persen) disebabkan oleh kelahiran, sisanya berupa migrasi masuk. Dengan demikian dapat di
simpulkan bahwa dalam 1 detik di Indonesia terjadi kelahiran bayi sebanyak 1-2 jiwa.

Meskipun program keluarga berencana yang telah ada sejak tahun 1960 cukup efektif
, populasi diperkirakan akan tumbuh menjadi sekitar 254 juta tahun 2020 dan 288 juta pada
tahun 2050, jatuh ke urutan keenam di belakang Pakistan dan Brasil beberapa waktu
sebelum 2050.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud Mortalitas (kematian)?


2. Bagaimana pola mortalitas di Indonesia?

5
BAB II
PEMBAHASAN

Defenisi
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik)
pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.
Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun,
hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per
tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang
memiliki penyakit selama periode waktu tertentu.

Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran
tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap
daerah tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat
kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat
kehidupan penduduk di suatu wilayah.

Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja.
Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial,
ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian
berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

Penyebab Kematian
Trend angka kematian kasar menurut kelompok umur dari tahun 1995-2007
menunjukkan pola peningkatan risiko kematian yang meningkat pada usia diatas 45 tahun, dan
paling signifikan terjadi pada kelompok umur diatas 65 tahun (dari sekitar 30% di tahun 1995
menjadi 45% di tahun 2007).
Sedangkan trend penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur < 1 tahun. (dari sekitar
18% di tahun 1995 menjadi 8% di tahun 2007). Kondisi ini menunjukkan adanya child survival

6
rate yang cenderung semakin baik di Indonesia, sedangkan peningkatan trend kematian yang
terjadi pada kelompok umur diatas 45 tahun maupun diatas 65 tahun kemungkinan besar terkait
dengan pola penyakit yang mengalamai transisi epidemiologis.
Hal ini bisa dilihat dari pola penyebab kematian kasar yang didominasi oleh penyakit
degeneratif dengan menempati ranking 3 besar yaitu Stroke 15,4%, Tuberculosis 7,5% dan
Hipertensi 6,8%. Justeru yang menarik dari penyebab kematian tersebut adalah posisi ranking ke
empat ternyata diakibatkan oleh cedera (6,5 %) sehingga mengindikasikan bahwa pembunuh
potensial saat ini dan kedepan akan bergeser pada trend kematian akibat kecelakaan di jalan atau
transportasi (46,4% dari kematian akibat cedera).Situasi ini tentu membutuhkan perhatian,
kewaspadaan dan antisipasi yang serius dari semua pihak, baik dari departemen perhubungan,
kepolisian, pengusaha transportasi dan tentu saja masyarakat itu sendiri.
Sedangkan tiga besar penyebab kematian perinatal/maternal yang menduduki rangking ke
lima, secara umum masih belum bergeser dari pola lama yaitu Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
atau kematian janin dalam rahim (31,3%), asphyxia atau ganguan pernafasan (20,4%) dan
premature (18,7%).
Sementara penyebab kematian dalam kaitannya dengan Faktor sosial ekonomi seperti
pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai, dan
kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi mortalitas dalam
masyarakat (Budi Oetomo, 1985). Tingginya kematian ibu merupakan cerminan dari ketidak
tahuan masyarakat mengenai pentingnya perawatan ibu hamil dan pencegahan terjadinya
komplikasi kehamilan.

Proporsi Menurut Kelompok

Perbandingan proporsi penyebab kematian di tahun dari tahun 1995-2007 jika dikategorikan
menurut empat kelompok besar diperoleh hasil analisis trendnya sebagai berikut :

1. Kelompok yang mengalami trend menurun paling tajam adalah kelompok penyakit
menular (rata-rata turun sekitar 1% per tahun)
2. Kelompok yang mengalami trend meningkat paling signifikan adalah kelompok penyakit
tidak menular (rata-rata naik sekitar 1,5% per tahun)
3. Kelompok gangguan perinatal/maternal dan kelempok cedera relatif tetap.

7
Berdasarkan perbandingan kelompok daerah diperoleh pola mortalitas antara pedesaan
dan perkotaan yang relatif sama. Akan tetapi ada satu yang cukup signifikan dalam hasil
trendnya yaitu pada kelompok gangguan perinatal/maternal di pedesaan antara tahun 2001 –
2007 malah cenderung meningkat dari 5,7% menjadi 7,7% sedangkan di perkotaan menurun dari
6,5% menjadi 4,5%.

Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa distribusi angka kematian akan semakin
meningkat atau berbanding lurus dengan bertambahnya umur. Penyebab kematian akibat cedera
diprediksi akan semakin mengkhawatirkan. Selain itu ada indikasi bahwa risiko kematian masih
lebih banyak mengancam kelompok bayi dan ibu melahirkan di wilayah pedesaan dibandingkan
di perkotaan. Sedangkan transisi epidemiologis akan kian terlihat jelas merujuk pada trend
kelompok penyakit menular cenderung makin kecil sebagai penyebab kematian dibandingkan
kelompok penyakit tidak menular. Kemungkian besar pola tersebut dapat makin diperberat oleh
adanya transisi demografi, mobilitas yang semakin tinggi dan perubahan perilaku atau life syle
dari penduduk.

Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian mortalitas

 Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur satu bulan.
 Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death) adalah
kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya pada saat dilahurkan
tanpa melihat lamanya dalam kandungan.
 Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan sampai dengan
kurang dari satu tahun.
 Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai umur satu tahun.

Faktor Yang Mempengaruhi Kematian


Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor langsung (faktor dari dalam)
a. Umur,

8
b. Jenis kelamin,
c. Penyakit,
d. Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri.

2. Faktor tidak langsung (faktor dari luar)


a. Tekanan, baik psikis maupun fisik,
b. Kedudukan dalam perkawinan,
c. Kedudukan sosial-ekonomi,
d. Tingkat pendidikan,
e. Pekerjaan,
f. Beban anak yang dilahirkan,
g. Tempat tinggal dan lingkungan,
h. Tingkat pencemaran lingkungan,
i. Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit,
j. Politik dan bencana alam.

Cara Mengukur Kematian


a. Crude Death Rate (CDR)
Tingkat kematian kasar atau CDR adalah jumlah kematian penduduk tiap 1000 orang dalam
waktu setahun.
Rumus:
CDR=D/Px1.000
Keterangan :
D=jumlah seluruh kematian
P=jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1.000=bilangan konstanta

Tingkat kematian ini dapat digolongkan dalam kriteria sebagai berikut:

Tingkat kematian Golongan


>18 Tinggi

9
14-18 Sedang
9-13 Rendah

b. Age Spesific Death Rate (ASDR)


Tingkat kematian menurut kelompok umur tertentu atau ASDR adalah banyaknya kematian yang
terjadi pada penduduk dalam kelompok umur tertentu per 1000 penduduk.
Rumus:
ASDR=Di/Pix1000
Keterangan:
Bi=banyaknya kematian dalam kelompok umur tertentu selama setahun
Pfi=banyaknya penduduk dalam kelompok umur tertentu yang sama pada pertengahan tahun.
1.000=bilangan konstanta
c. Infant Mortality Rate ( IMR)
Tingkat kematian bayi adalah banyaknya kematian bayi (sebelum umur satu tahun) yang terjadi
pada kelahiran per 1000 bayi. Merupakan cara pengukuran yang dipergunakan khusus untuk
menentukan tingkat kematian bayi. IMR biasanya dijadikan indikator dalam pengukuran
kesejahteraan penduduk.
Rumus:
IMR=Db/Pbx1.000
Keterangan :
D=jumlah kematian bayi sebelum umur satu tahun
P=jumlah kelahiran hidup dalam waktu yang sama

Kriteria penggolongan tingkat kematian bayi:

Tingkat kematian bayi Golongan


> 125 Sangat Tinggi

75-125 Tinggi
35-75 Sedang
<35 Rendah

10
Bila tingkat kelahiran kasar sama dengan tingkat kematian kasar akan tercapai pertambahan
penduduk sebesar 0 % atau zero population growth. Yang berarti keadaan kependudukan di
daerah tersebut tercapai sebuah keseimbangan.

Statistik Vital

PBB memperkirakan Fertilitas, Mortalitas, Perubahan Alam, Tingkat kesuburan total dan angka
kematian Bayi .

Tinggak
Kematian per Alam perubahan CBR CDR TFR
Periode kelahiran per 1 1
NC 1 1
AKB 1
tahun per tahun
tahun

1950-
3 347 000 1 933 000 1 414 000 42.7 24.7 18.0 5.49 191.9
1955

1955-
3 897 000 1 888 000 2 009 000 44.8 21.7 23.1 5.67 163.8
1960

1960-
4 280 000 1 820 000 2 461 000 43.7 18.6 25.1 5.62 139.3
1965

1965-
4 628 000 1 768 000 2 860 000 41.6 15.9 25.7 5.57 117.4
1970

1970-
4 842 000 1 691 000 3 151 000 38.4 13.4 25.0 5.30 98.9
1975

1975-
4 985 000 1 630 000 3 356 000 35.0 11.4 23.6 4.73 83.2
1980

1980-
5 065 000 1 590 000 3 475 000 31.8 10.0 21.8 4.11 69.8
1985

1985-
4 853 000 1 555 000 3 298 000 27.5 8.8 18.7 3.40 58.5
1990

1990- 4 702 000 1 547 000 3 155 000 24.5 8.1 16.4 2.90 49.1

11
1995

1995-
4 518 000 1 564 000 2 954 000 21.9 7.6 14.3 2.55 41.1
2000

2000-
4 638 000 1 620 000 3 018 000 21.0 7.4 13.7 2.38 34.5
2005

2005-
4 464 000 1 692 000 2 772 000 19.1 7.2 11.9 2.19 28.8
2010
1
CBR = angka kelahiran kasar (per 1000), CDR = angka kematian kasar (per 1000), NC =
perubahan alam (per 1000), TFR = tingkat kesuburan total (jumlah anak per perempuan); IMR =
angka kematian bayi per 1000 kelahiran

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa
terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup

Pola Mortalitas Di Indonesia

Tingkat kematian atau mortalitas merupakan salah satu indikator utama dari derajat
kesehatan masyarakat di sebuah negara. Sejauh ini tingkat kematian ini biasanya diukur secara
statistik terutama berdasarkan jumlah kematian dari kelompok paling rentan yaitu angka
kematian bayi (diukur dengan Infant Mortality Rate atau IMR) dan kematian ibu (Maternal
Mortality Rate atau MMR).

Sebagai ilustrasi awal dari angka kematian anak pada tahun 2000 menurut WHO masih
mencapai 10,6 juta anak per tahun, dan dari jumlah itu Indonesia “menyumbang” 280.000 nyawa
anak, serta bersama 41 negara lain memberi kontribusi sebesar 90% dari total kematian anak
sedunia. Disisi lain pemerintah sendiri telah membuat target pada tahun 2009 ini untuk
menurunkan IMR menjadi 26 kasus per 1000 kelahiran hidup dan MMR menjadi 226 kasus per
100 ribu kelahiran hidup. Sedangkan jika berdasarkan target Millenium Development Goals
(MDGs) maka setiap negara diharapkan pada tahun 2015 mampu menurunkan angka kematian
bayi dan ibu menjadi dua pertiga dan tiga per empat dari angka kematian yang telah dicapai di
tahun 1990.

Sampai saat ini bagaimana sebenarnya perkembangan pola mortalitas yang terjadi di
Indonesia? Untuk mengetahui itu paling tidak kita dapat melihat hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 2007 dan diterbitkan
pertengahan tahun 2008. Meskipun model pendataan kematian yang dilakukan dalam Riskesdas
sedikit berbeda, yaitu menggunakan pengkategorian menurut pengelompokkan sesuai umur,
penyebab kematian dan perbedaan wilayah dari kasus kematian tersebut. Responden yang diteliti

13
sebanyak 258.488 rumah tangga dan berhasil teridentifikasi 4323 kasus kematian dan 91 kasus
lahir mati. Semua sampel tersebut yang kemudian di audit verbal sebanyak 4014 kasus kematian.
Hasilnya untuk nilai Crude Death Rate(CDR) tahun 2007 mencapai 3,6 per 1000 penduduk,
dimana hasil ini lebih kecil dari pendataan BPS tahun 2006 (CDR sekitar 6,5) dan hasil dari
SKRT tahun 2001 yaiktu CDR-nya sekitar 4 per 1000 penduduk.

Saran

14
Daftar Pustaka

1. http://www.ziddu.com/download/4357268/MORTALITAS.pdf.html
2. http://sp2010.bps.go.id/index.php
3. http://world.bymap.org/InfantMortality.html
4. http://wikipedia.co.id/Demogafi-indonesia

15

Anda mungkin juga menyukai