Anda di halaman 1dari 30

LEMBAR PENGESAHAN 1

Menerangkan bahwa Mahasiswa yang tercantum di bawah ini benar telah


menyelesaikan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) WILAYAH SULSEL, SULTRA
DAN SULBAR SEKTOR PEMBANGKITAN KENDARI UNIT PLTD WUA-
WUA dari tanggal 20 Agustus s/d 20 November 2019
Nama : RAYNERS M.Y SAEMANI
Stanbuk : P3D115009
Program Studi : D3 Teknik Elektronika Program Pendidikan Vokasi
Universitas Halu Oleo
Judul : Pemeliharaan Generator MAK 1 PLTD Wua-Wua
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk di pergunakan sebagaimana mestinya.
Kendari, Desember 2019

Menyetujui Menyetujui,
Maneger PLTD Wua-Wua Pembimbing
Lapangan

TRI PRIA NUGRAHA HERMAN RAMBA


NIP.8402917Z NIP.8303028-F

1
LEMBAR PENGESAHAN 2
Menerangkan bahwa Mahasiswa yang tercantum di bawah ini benar telah
menyelesaikan Kerja Praktek PT. PLN (Persero) WILAYAH SULSEL, SULTRA
DAN SULBAR SEKTOR PEMBANGKITAN KENDARI UNIT PLTD WUA-
WUA dari tanggal 20 Agustus s/d 20 November 2019
Nama : RAYNERS M.Y SAEMANI
Stanbuk : P3D115009
Program Studi : D3 Teknik Elektronika Program Pendidikan Vokasi
Universitas Halu Oleo
Judul : Pemeliharaan Generator MAK 1 PLTD Wua-Wua
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk di pergunakan sebagaimana mestinya.

Kendari, 4 Desember 2019

Menyetujui
Koordinator Program Studi D3 Teknik Elektronika

MUSTAMIN.ST.MT
Nip.19730818201409 1 001

2
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas karunia
rahmatnya sehingga Laporan Kerja Praktek dengan judul “Pemeliharaan
Generator MAK 1 PLTD WUA-WUA” akhirnya penulis dapat menyelesaikan
laporan ini. Penulisan Laporan Kerja Praktek ini dimaksudkan sebagai syarat
menyelesaikan mata kuliah kerja praktek di program studi D3 Teknik
Elektronika,Program Pendidikan Vokasi Universitas Halu Oleo.
Laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak yang telah memberikan gagasan, bimbingan dan berbagai
dukungan lainnya. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada :
1. Mustamin.,ST.MT selaku coordinator program studi D3 Teknik
Elektronika, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Halu Oleo.
2. Bapak Tri Pria Nugraha, selaku Manager PLTD Wua-Wua.
3. Bapak Herman Ramba, selaku Supervisor Harmes dan pembimbing
lapangan di PLTD Wua-Wua.
4. Bapak Muh. Akbar Achmad, selaku Junior Engineer Pemeliharaan Listrik
yang membantu memberikan arahan selama praktek dilapangan.
5. Bapak Faisal Herman, selaku Junior Technicial Harlis yang membantu
memberikan arahan selama praktek dilapangan.
6. Bapak Arfan Abbas, selaku Tim Pemeliharaan yang telah membantu
dalam pengambilan data pada Generator Mak 1.
7. Bapak Muh. Rizal Rusli, selaku Tim Pemeliharaan yang telah membantu
memberikan arahan dalam praktek dilapangan.
8. Bapak Wiwin Susanto, selaku Tim pemeliharaan yang telah membantu
selama praktek dilapangan.
9. Kepada seluruh karyawan Tim Pemeliharaan yang telah membantu,
memberikan masukan dan pengalaman selama kerja praktek lapangan.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

3
Dalam penulisan laporan ini kerja praktek ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang penulis miliki. Maka sangat penulis harapkan kritik dan saran
dari semua pihak, sangat penulis harapkan demi sempurnanya penulisan laporan
ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Dan harapan penulis semoga Allah
memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan,
dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin Ya robbal’alamin.

Kendari, 4 Desember 2019

Penyusun
RAYNERS M.Y SAEMANI
P3D115009

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN 1 ........................................................................ 1
LEMBAR PENGESAHAN 2 ........................................................................ 2
KATA PENGANTAR .................................................................................... 3
DAFTAR ISI ................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ........................................................................................... 7
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
1.3.Tujuan ........................................................................................................ 8
1.4.Manfaat ...................................................................................................... 8
1.5.Sistematika Penulisan ................................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Profil Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Wua-Wua..................................... 10
2.2. Visi dan Misi PLTD Wua-Wua ................................................................ 11
2.3. Struktur Organisasi PLTD Wua-Wua ....................................................... 12
2.4. Single Line Diagram PLTD Wua-Wua ..................................................... 13
2.5. Peralatan PLTD Wua-Wua` ...................................................................... 14
BAB III METODE PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1. Lokasi Pengambilan Data ......................................................................... 16
3.2. Waktu Pengambilan Data .......................................................................... 16
3.3. Alat dan Bahan .......................................................................................... 16
3.4. Metode Kerja Praktek ............................................................................... 16
3.4.1. Teori Dasar Generator ...................................................................... 16
3.4.2. Fungsi Generator .............................................................................. 17
3.4.3. Prinsip Kerja Generator ................................................................... 17
3.4.4. Penjelasan Tentang Komponen-Komponen Generator .................... 17
3.5. Sistem Pemeliharaan Mesin Generator Mak 1 PLTD Wua-Wua ............. 19
3.5.1. Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance) ........................... 19
3.5.2. Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance) .......................... 21

5
3.5.3. Pemeliharaan Prediktif (Prediktive Maintenance) ........................... 23
BAB IVANALISA DAN HASIL PENGAMATAN
3.6 Temuan Pemeliharaan ............................................................................... 24
3.7. Tindakan Pemeliharaan ............................................................................. 24
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 29
B. Saran ...................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31
DAFTAR HADIR ........................................................................................... 32
DAFTAR NILAI DARI TEMPAT KERJA ................................................. 33

6
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Generator adalah sumber tegangan listrik yang diperoleh melalui perubahan
energi mekanik menjadi energi listrik. Generator bekerja berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik, yaitu dengan memutar suatu kumparan dalam medan
magnet sehingga timbul ggl induksi. Generator mempunyai dua komponen utama,
yaitu bagian yang diam (stator) dan bagian yang bergerak (rotor). Rotor
berhubungan dengan poros generator yang berputar di pusat stator. Poros
generator biasanya diputar menggunakan usaha luar yang dapat berasal dari
turbin, baik turbin air atau turbin uap dan selanjutnya berproses menghasilkan
arus listrik.Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik (AC)
dan generator arus searah (DC). Generator arus bolak-balik sering disebut juga
dengan alternator. Alat ini terdiri atas magnet dengan kutub berbentuk cekung dan
kumparan kawat yang dililitkan pada suatu armatur dan dapat berputar dalam
suatu medan magnet. Armatur berupa kumparan persegi dengan lilitan mengitari
sebuah inti besi lunak. Generator arus searah sering disebut juga dengan dinamo.
Alat ini terdiri atas magnet dan kumparan kawat yang dililitkan pada suatu
armatur dan dapat berputar dalam suatu medan magnet. Perbedaannya dengan
generator AC adalah pada bagian komponen yang berhubungan dengan ujung
kumparan yang berputar. Dinamo mcnggunakan sebuah cincin belah atau disebut
sebagai komutator, sedangkan generator AC menggunakan dua buah slip
ring.judul “Pemeliharaan Generator Mak 1” pada PT. PLN (Persero) Wilayah
Sulselrabar Sektor Pembangkitan Kendari Unit PLTD Wua-Wua.

7
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahaan dalam kerja praktek ini adalah:
1. Apa pengertian dari generator?
2. Bagaimana spesifikasi dan mekanisme kerja nyata dalam memberi
informasi tentang sistem kerja mesin Generator Mak 1?
3. Bagaimana prinsip kerja dari generator?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah:
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kerja praktek ini dilakukan untuk mengadakan
perpaduan anatara ilmu yang telah di dapatkan di bangku perkuliahan
dengan kejadian-kejadian di lapangan sebagai objek penerapan teori,
khususnya menyangkut mesin Generator Mak 1.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari kerja praktek ini adalah:
1. Mengetahui sistem kerja Pembangkit Lisrik Tenga Diesel
(PLTD) khususnya pada Generator Mak 1 pada PT. PLN
(Persero) Wilayah Sulselrabar Sektor Pembangkitan Kendari Unit
PLTD Wua-Wua.
2. Mengetahui sistem PLTD seperti, sistem start, sistem bahan
bakar, sistem pelumasan, sistem pendingin yang ada di PT. PLN
(Persero) Wilayah Sulselrabar Sektor Pembangkitan Kendari Unit
PLTD Wua-Wua.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan kerja prakte ini adalah:
a. Bagi Penulis
Memberi gambaran bagi penulis bagaimana pelaksanaan sistem kerja
Pembangkit Lisrik Tenga Diesel (PLTD) khususnya pada Generator

8
Mak 1 pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Sektor
Pembangkitan Kendari Unit PLTD Wua-Wua.
b. Bagi Perusahaan
Hasil laporan kerja praktek ini dapat menjadi masukan yang berkenan
dengan pelaksanaan sistem kerja mesin diesel dan sistem yang ada di
PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Sektor Pembangkitan Kendari
Unit PLTD Wua-Wua.
1. Institusi dapat memanfaatkan mahasiswa kerja praktek dalam
membantu menyelesaikan tugas-tugas di unit kerja masing-masing.
2. Menciptakan kerjasama yang baik anatara Prodi D3 Teknik
Elektronika Program Pendidikan Vokasi Universitas Halu Oleo dengan
perusahaan tempat magang mahasiswa.
1.5 Sistematika Penulisaan
Penulisan laporan kerja praktek ini ditulis berdasarkan sistematika sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang penjelesan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, manfaat, sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang sejarah singkat PLTD Wua-Wua,visi dan
misi, struktur organisasi, single Line, peralatan PLTD Wua-Wua.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang pengertian generator, fungsi generator,
prinsip kerja generator, komponen-komponen generator. Sistem
pemeliharaan generator Mak 1 korektif, preventif, prediktif.
BAB IV ANALISA DAN HASIL PENGAMATAN
Bab ini berisi tentang hasil pengamatan Generator Mak 1.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini mengenai kesimpulan dan saran dari hasil generator Mak 1.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Wua-Wua


PLTD adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel.Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang menggunakan mesin
diesel sebagai penggerak mula (prime mover).Prime mover merupakan peralatan
yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk
memutar rotor generator.Mesin diesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi
menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar rotor generator.
Unit PLTD adalah kesatuan peralatan-peralatan utama dan alat-alat bantu serta
perlengkapannya yang tersusun dalam hubungan kerja, membentuk sistem untuk
mengubah energi yang terkandung didalam bahan bakar minyak menjadi
tenagamekanis dengan menggunakan mesin diesel sebagai penggerak utamanya dan
tenaga mekanis tersebut diubah oleh generator menjadi tenaga listrik. PT. PLN
(Persero) unit Pembangkit Wua-Wua adalah merupakan salah satu pusat
pembangkit Listrik yang menggunakan bahan bakar minyak solar (HSD) untuk
melayani penyediaan tenaga listrik yang berada di sekitar Kendari (Kendari,
Baubau, Raha dan Wangi-wangi). Secara struktur organisasi PLN Unit
Pembangkit Wua-Wua di bawah tanggung jawab PLN Sektor Pembangkitan
Kendari wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan sulawesi Barat. Unit
Pembangkit Wua-Wua berdiri pada tahun 1968, beroperasi dan aktif pada tahun
1976, mengelola 3 pusat Listrik Pembangkit Diesel yakni PLTD BauBau, PLTD
Raha dan PLTD Wangi-Wangi serta 1 unit pusat Listrik tenaga mikrohidro
(PLTM) Winning. Wilayah kerja unit Pembangkit Wua-Wua meliputi Kota
Kendari, BauBau, Kabupaten Buton, Kabupaten Muna dan Kabupaten Wakatobi.
PLTD Wua-Wua yang terletak di kota Kendari pada dasarnya juga terletak di
122o30’ – 122o45’ bujur timur serta 5o2’ – 5o40’ lintang selatan. Pada saat
pertama kali beroperasi PLTD menggunakan 2 (dua) unit mesin merk SWD DRO
216K dengan daya terpasang 2 kali 336 KW, sehingga total daya adalah 5.209
KW.

10
2.2 Visi dan Misi PLTD Wua-Wua
2.2.1 Visi
Menjadi pengelola pembangkit listrik terkemuka dengan tata kelola
modern dan ramah lingkungan.
2.2.2 Misi
1. Memproduksi listrik yang handal dan berdaya saing
2. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi
tata kelola pembangkitan dengan metode best practice yang ramah
lingkungan
3. Mengembangkan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi
teknik dan manajerial yang unggul, berwawasan bisnis dengan
mengedepankan pelayanan.

11
2.3 Struktur Organisasi

12
2.4 Single line diagram

13
2.5. Peralatan PLTD Wua-Wua
2.5.1. Mesin Diesel
Mesin diesel merupakan peralatan dari PLTD yang memiliki
fungsi sebagai penggerak generator yang nantinya generator ini akan
berputar dan menghasilkan energi listrik sebagai keluaran akhir dari
proses PLTD.
Adapun mesin yang digunakan pada PLTD Wua-Wua yaitu ada
8 unit dengan uraian sebagai berikut :
1. MAK
Jumlah : 5 Unit
Model : 8 M 453 AK/C
2. DAIHATSU
Jumlah : 2 Unit
Model : 12 DS 32
3. CATERPILLAR
Jumlah : 1 Unit
Model : D 3616 TA
2.5.2 Sistem Pendingin
1. Pendinginan radiator
2. Pompa CWP (Cooling Water Pump)
3. Kompressor
4. COC (Centrifugal Oil Cooling)
5. Pompa CWP (Cooling Water Pump)
6. Booster Module
7. PHE
8. Pompa Make Up
9. LO Separator
10. HFO Separator
11. Boiler

14
2.5.3. Peralatan Bantu
1. Sistem bahan bakar
2. Sistem air pendingin
3. Sistem pelumasan
4. Sistem udara masuk dan gas buang
5. Sistem menjalankan (start mator diesel)
6. Sistem udara starT.
2.5.4. Sistem Kontrol SPD
1. Panel kontrol mesin dan peralatan bantu
2. Panel baterai
3. Panel parallel.

15
BAB III
METODE PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1. Lokasi Pengambillan Data
Lokasi pengambilan PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Sektor
Pembangkitan Kendari Unit PLTD Wua-Wua.
3.2. Waktu Pengambilan Data
Hari/tanggal : Kamis/28 november 2019
Pukul : 08.35 Wita
3.3. Alat dan Bahan
 Alat : - Dongkrak
- As pembuka
- Pas ring 24
- Pas ring 17
- Kompor gas 1 set
- Hand gas
- Treker tiga kaki
 Bahan : - Bearing
- Greace

3.4 Metode kerja praktek


3.4.1 Teori dasar generator
Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik
menjadi energi listrik. Tenaga mekanik bisa berasal dari panas, air, uap, dll.
Energi listrik yang dihasilkan oleh generator bisa berupa Listrik AC (listrik
bolak-balik) maupun DC (listrik searah). Hal tersebut tegantung dari
konstruksi generator yang dipakai oleh pembangkit tenaga listrik.
Generator berhubungan erat dengan hukum faraday. Berikut hasil dari
hukum faraday “ bahwa apabila sepotong kawat penghantar listrik berada
dalam medan magnet berubah-ubah, maka dalam kawat tersebut akan
terbentuk Gaya Gerak Listrik ”.

16
3.4.2. Fungsi generator
Generator adalah sebuah pesawat yang merubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Energi mekanik diperoleh dari mesin penggerak seperti mesin
diesel, turbin dan lain-lain. Secara umum fungsi generator adalah untuk
mensuplai arus pada sistem kelistrikan. Proses pembangkitan listrik pada
generator menggunakan prinsip induksi yaitu apabila terjadi perpotongan
medan magnet dengan penghantar, maka pada penghantar akan timbul gaya
gerak listrik.

3.4.3. Prinsip kerja generator


1). Generator bekerjanya berdasarkan hukum Faraday.(kaidah tangan
kanan).
2). Apabila suatu batang penghantar digerakkan didalam suatu medan
magnet, yang mempunyai garis gaya magnit dari arah kutub utara ke
kutub selatan.
3). Maka pada batang penghantar akan memotong-motong garis-garis
gaya magnit, sehingga akan menimbulkan ggl (Gaya gerak listrik) atau
EMF (Electro motive force) atau voltage AC.

3.4.4. Penjelasan tentang komponen-komponen generator


Generator dipasang dengan bantuan komponen-komponen seperti
berikut: trafo arus, trafo tegangan (sebagai pencatu daya), electric actuator,
potensiometer pengatur kecepatan dan saklar-saklar bantu.
1) . Trafo arus berfungsi sebagai transducer arus keluaran generator
sampai dengan sebesar arus sinyal yang sesuai untuk alat pembagi beban
generator (biasanya maksimum 5 A atau = 100 % kemampuan
maksimum generator)
2) . Trafo tegangan berfungsi sebagai sumber daya bagi alat pembagi
beban, umumnya dengan tegangan 110 V AC, 50 Hz; dibantu adapter
untuk keperluan tegangan DC.

17
3). Electric actuator merupakan peralatan yang menerima sinyal dari alat
pembagi beban sehingga mampu menggerakkan motor DC di governor
sampai dengan arus keluaran generator mencapai yang diharapkan.
4). Potensiometer pengatur kecepatan adalah alat utama untuk mengatur
frekuensi dan tegangan saat generator akan diparalelkan atau dalam
proses sinkronisasi. Tegangan umumnya sudah diatur oleh AVR,
sehingga naik turunnya tegangan hanya dipengaruhi oleh kecepatan
putaran mesin penggerak. Setelah generator dioperasikan paralelkan atau
sudah sinkron dengan yang telah beroperasi kemudian menutup Mccb
generator, fungsi potensiometer pengatur kecepatan ini diambil alih oleh
alat pembagi beban generator. Untuk lebih akuratnya pengaturan
kecepatan dalam proses sinkronisasi secara manual, biasanya terdapat
potensiometer pengatur halus dan potensiometer pengatur kasar.
5). Pada sistem kontrol otomatis pemaralelan generator dapat dilakukan
oleh SPM (modul pemaralel generator) dengan mengatur tegangan dan
frekuensi keluaran dari generator, kemudian mencocokan dengan
tegangan dan frekuensi sistem yang sudah bekerja secara otomatis,
setelah cocok memberikan sinyal penutupan ke Mcb generator sehingga
bergabung dalam operasi paralel. Untuk mencocokkan tegangan dan
frekuensi dapat dilihat dalam satu panel sinkron yang digunakan
bersama untuk beberapa generator dimana masing-masing panel
generator mempunyai saklar sinkron disamping SPM-nya.
6). Saklar-saklar bantu pada alat pembagi beban generator berfungsi
sebagai alat manual proses pembagian (pelepasan & pengambilan) beban
oleh suatu generator yang beroperasi dalam sistem paralel. Misalnya
*saklar 1 ditutup untuk meminimumkan bahan bakar diesel yang berarti
melepaskan beban.* Saklar 3 ditutup untuk menuju pada kecepatan
kelasnya (rated speed) yang berarti pengambilan beban dari generator
yang perlu diringankan beban listriknya. Setelah generator beroperasi
secara paralel, generator-generator dengan alat pembagi bebannya selalu
merespon secara aktif segala tindakan penaikan atau penurunan beban

18
listrik, sehingga masing-masing generator menanggung beban dengan
prosentasi yang sama diukur dari kemampuan masing-masing.

3.5. Sistem Pemeliharaan Mesin Generator MAK 1 PLTD WUA-WUA


3.5.1. Pemelihaaran Korektif (Corective Maintenance)
Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) meliputi reparasi
minor, terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul di
antara pemeriksaan, juga overhaul terencana misalnya overhaul tahunan atau dua
tahunan, suatu perluasan yang direncanakan dalam rincian untuk jangka
panjang sebagai hasil pemeriksaan pencegahan. Selain preventive
maintenance dan corrective maintenance, patton(1983) menambah satu
jenih pemeliharaan lagi, yaitu ‘pemeliharaan kemajuan’ (improvement
maintenance), yang berfungsi untuk memodifikasi, mendisain ulang, dan
merubah mesin ataupun pesanana. Inspeksi , kegiatan pemeriksaan yang
dimaksudkan untuk menentukan kondisi operasi sebuah komponen atau
fasilitas baik secara visual atau dengan sebuah pengukuran
tertentu.(Arman 2006)
Pemeliharaan korektif dapat diklasifikasikan kedalam 5 kategori,
yaitu :
1. Kegagalan dalam perbaikan : Item gagal dipulihkan ke keadaan
operasionalnya.
2. Pengamanan: Unsur pemeliharaan korektif ini berkaitan dengan
pembuangan bahan yang tidak dapat diperbaiki dan penggunaan bahan
yang telah diperbaiki dari peralatan / barang yang tidak diperbaiki dalam
program perbaikan, perombakan, atau pembangunan kembali.
3. Pembangunan kembali : hal ini berkonsentrasi pada pemulihan Item
ke standar sedekat mungkin dengan keadaan asli dalam kinerja, harapan
hidup, dan penampilan. Hal ini dicapai melalui pembongkaran lengkap,
pemeriksaan semua komponen, perbaikan dan penggantian suku cadang
usang / tidak sesuai sesuai spesifikasi asli dan toleransi manufaktur, dan
pemasangan ulang dan pengujian terhadap pedoman produksi asli.

19
4. Pembongkaran : Memulihkan item ke keadaan yang dapat diservis
sesuai dengan standar pemeliharaan, dengan menggunakan pendekatan
"periksa dan diperbaiki hanya jika sesuai".
5. Perawatan: Perawatan mungkin diperlukan karena tindakan perawatan
korektif, misalnya, perbaikan mesin dapat menyebabkan isi ulang engkol,
pengelasan, dll. Contoh lain adalah penggantian botol udara mungkin
memerlukan pengisian ulang sistem
Komponen pemeliharaan korektif pada waktu yang terhenti
yang utama adalah waktu perbaikan aktif, waktu administratif dan logistik,
dan waktu tunda.1,5 Waktu perbaikan aktif terdiri dari subkomponen
berikut:
 Waktu persiapan
 Kesalahan waktu lokasi
 Waktu pemberian barang cadangan
 Waktu koreksi kesalahan
 Waktu penyesuaian dan kalibrasi
 Waktu check out
Pengurangan waktu pemeliharaan korektif berguna untuk
meningkatkan efektivitas perawatan. Beberapa strategi untuk mengurangi
waktu pemeliharaan korektif tingkat sistem adalah sebagai berikut:
Efisiensi dalam pengakuan kesalahan, lokasi, dan isolasi: Pengalaman
masa lalu menunjukkan bahwa pada peralatan elektronik, isolasi dan lokasi
kesalahan mengkonsumsi paling banyak dalam aktivitas pemeliharaan
korektif.
Pertukaran yang efektif: Pertukaran fisik dan fungsional yang baik
berguna dalam menghilangkan dan mengganti item / komponen,
mengurangi waktu yang terbuang dalam pemeliharaan, dan menciptakan
dampak positif pada suku cadang dan kebutuhan persediaan.
· Kelebihan : Hal ini berkaitan dengan perancangan pada bagian yang
berlebihan yang dapat dihidupkan pada saat dibutuhkan sehingga
peralatan/sistem terus beroperasi sementara bagian yang rusak sedang

20
diperbaiki. Dalam hal ini beban kerja pemeliharaan keseluruhan mungkin
tidak berkurang, namun downtime pada peralatan / sistem dapat
terpengaruh secara signifikan. Aksesibilitas yang efektif: Sering kali
sejumlah waktu dihabiskan untuk mengakses bagian yang gagal. Perhatian
yang tepat terhadap aksesibilitas selama perancangan dapat membantu
mengurangi waktu aksesibilitas dan, pada gilirannya dapat dilakukan
waktu pemeliharaan korektif. Pertimbangan faktor manusia: Perhatian
diberikan pada faktor manusia selama disain di bidang, seperti keterbacaan
instruksi, ukuran, bentuk, dan berat komponen, pemilihan dan penempatan
tombol dan indikator, ukuran dan penempatan akses, gerbang, dan
keterbacaan, dan pemrosesan informasi. Bantuan dapat membantu
mengurangi waktu perawatan korektif secara signifikan.

3.5.2. Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance)


Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan
dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-
kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang
dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu
digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian, semua fasilitas
produksi yang mendapatkan preventive maintenance akan terjamin
kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan
siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap
saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana dan
schedule pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana
produksi yang lebih cepat. Preventive maintenance ini sangat penting
karena kegunaannya yang sngat efektif di dalam menghadapi fasilitas-
fasilitas produksi yang termasuk pada golongan critical unit, dimana
sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk pada golongan ini
apabila:
a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan
kesehatan atau keselamatan para pekerja.

21
b. Kerusakan fasilitas ini akan mepengaruhi kulitas produk yang
dihasilkan.
c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses
produksi.
d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas
tersebut cukup besar atau mahal.
Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-
fasilitas atau peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas
maintenance dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif
untuk unit yang bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai
dengan jumlah hasil produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif
singkat. Dalam praktiknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh
suatu perusahan pabrik dapat dibedakan atas:

1. Routine Maintenance
2. Periodic Maintenance Routine maintenance adalah kegiatan
pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya
setiap hari.Sebagai contoh dari kegiatan ini adalah pembersihan
fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta pemeriksaan bahan
bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-
mesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang
hari. (Assauri 1993) Periodic maintenance adalah kegiatan
pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau
dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu minggu sekali, lalu
meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun sekali.
Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya
jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual
kegiatan, misalnya setiap seratus jam kerja mesin sekali atau
seterusnya. Jadi, sifat kegiatan maintenance ini tetap secara periodik
atau berkala.Kegiatan ini jauh lebih berat daripada routine
maintenance.Sebagai contoh untuk kegiatan periodic maintenance

22
adalah pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat dibagian
sistem aliran bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan
pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin ataupun fasilitas
tersebut untuk penggantian bearing, serta service dan overhaul kecil
maupun besar.

3.5.3. Pemeliharaan Prediktif (Predictive Maintenance)


Pemeliharaan prediktif dilakukan berdasarkan identifikasi kegagalan
yang berpotensi terjadi dan digunakan selanjutnya untuk mencegah hal-hal
yang menyebabkan terjadinya kegagalan. Agar pemeliharaan ini
memberikan manfaat terhadap aset maka harus ada perubahan kondisi
yang dapat diukur, yang mengindikasikan adanya kegagalan. Metode ini
diterapkan untuk mengukur kondisi yang bersifat ‘tanpa gangguan’.
Aturan umum utama untuk perbaikan jangka waktu antara pengukuran
kondisi adalah 30% dari interval PF. Pendekatan ini mengindikasikan
bahwa kegiatan pemeliharaan dilakukan pada waktu yang tepat. Kegiatan
korektif yang baik dilakukan setelah pengukuran dilakukan atau terdapat
penemuan lain yang harus ditangani . Pemeliharaan berbasis kondisi ini
terdiri dari beberapa operasi sebagai berikut:

 Pengukuran kondisi peralatan, pemantauan vibrasi, analisis


minyak, termografi, pemantauan ketebalan, pemantauan korosi dsb.
 Kebutuhan uji kinerja.

23
BAB IV
ANALISA DAN HASIL PENGAMATAN
3.6. Temuan Pemeliharaan
- Kondisi : rusak
- Gambar Dokumentasi

3.7. Tindakan pemeliharaan


1) Pembongkaran Bearing:
 Langkah Kerja
 Siapkan alat untuk membuka bearing generator.
 Buka spy pengikat (cincin penahan luar) bearing dengan
menggunakan tang spy
 Gunakan traker untuk menarik bearing dari porosnya (tanpa
melepaskan poros dari plat L) dengan cara dipanasi dari sisi kanan
dan kiri.
 Pembersihan poros AS sebelum bearing dimasukkan setelah
bearing di pasang maka harus dipasangkan kembali spy penahan
(circlip).
 Pemasangan basing bearing.
 Pengisian grace pada bearing yang baru saja di ganti.
 Tools/peralatan
 Dongkrak

24
 As pembuka
 Pas ring 24
 Pas ring 17
 Kompor gas 1 set
 Hand gas
 Treker tiga kaki
 Foto dokumentasi

2) Perbaikan
 Langkah kerja
 Siapkan material bearing.
 Siapkan treaker bearing.
 Siapkan pengapit landasan.
 Setelah semua tersedia maka untuk melepas bearing diperlukan
tenaga yang cukup besar dari tekanan tuas setelah diputar
mengencang.
 Putar perlahan searah jarum jam.

 Tools/ peralatan
 Dongkrak
 As pembuka
 Pas ring 24
 Pas ring 17
 Kompor gas 1 set

25
 Hand gas
 Treker tiga kaki
 Material
 Bearing
 Greace
 Foto dokumentasi

3) Pemasangan
 Langkah kerja
 Pertama-tama bersihkan setiap tonjolan tajam(burss), serpihan
metal (cutting chips), karat (rust) atau kotoran debu (dirt) dari
permukaan tempat dudukan bearing.
 Pemasangan dapat dilakukan dengan mudah jika permukaan
yang sudah bersih tersebut dilapisi dengan sedikit oli.
 Pastikan bahwa semua pressing blocks, driving plates, hammers
dan peralatan pemasangan yang lainnya dalam kondisi bersih,
bebas dari tonjolan (burss), dan ukurannya benar.
 Jangan membuka pembungkus bearing sebelum bearing tersebut
siap untuk di pasang.
 Jangan melakukan modifikasi apapun terhadap bearing.
 Memasang bearing dengan menggunakan hammer dapat
menyebabkan kerusakan karena tumbukan yang keras (sharp
impacts)

26
 Pasanglah bearing dengan menggunakan alat press yang
melingkar atau bentuk lain yang dapat menekan permukaan
bearing dengan beban yang rata.
 Rendam bearing didalam oli panas adalah cara yang paling
umum
 Gunakan oli bersih untuk pemanasan
 Masukkan bearing kedalam oli dengan dikaitkan dengan
gantungan atau dengan dudukan menggunakan metal sceern untuk
mencegah bersentuhan dengan elemen pemanas.
 Suhu yang diperlukan untuk memanaskan (inner ring should)
tergantung pada jumlah interference fit dari permukaan bearing
dengan shaftnya.
 Untuk mencegah adanya celah yang akan timbul antara inner
ring dan shaft, bearing yang dipasang dengan cara panas terhadap
shaftnya harus didiamkan dulu sampai dingin.
 Bearing tidak boleh di panaslan lebih dari 120 derajat Celcius.

 Tools/peralatan
 Dongkrak
 As pembuka
 Pas ring 24
 Pas ring 17
 Kompor gas 1 set
 Hand gas
 Treker tiga kaki

27
 Foto dokumetasi

4) Kesimpulan
Kesimpulan yang saya bisa ambil dari pergantian bearing generator
yaitu pada saat pergantian harus berhati-hati jangan sampai bearing yang
akan dipasang itu akan rusak, jadi kita harus berhati-hati dalam perbaikan
maupun pemasangannya.

28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil laporan ini adalah bagaimana cara pemeliharaan
generator MAK 1 pada PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR
SEKTOR PEMBANGKITAN KENDARI UNIT PLTD WUA-WUA yaitu
pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance), Pemeliharaan Preventif
(Preventive Maintenance), Pemeliharaan Prediktif (Prediktive Maintenance)
dan pergantian bearing generator.

B. Saran
Saran penulis dalam penelitian ini adalah agar pembaca dapat mengetahui
dalam pemeliharaan generator MAK 1 PLTD Wua-Wua memperhatikan
kondisi alat dengan melakukan pemantauan dan pemeliharaan alat secara
berkala.
Mungkin penulisan dalam laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan penelitian ini agar dalam penulisan laporan kedepannya bisa
lebih baik lagi.

29
DAFTAR PUSTAKA

http://www.masuklis.com/2014/05/pengertian-generator-prinsip-kerja.html
https://splashfresh.wordpress.com/2013/06/19/pemeliharaan-korektif-corrective-
maintenance/
http://seputarpengertian.blogspot.com/2016/05/pengertian-preventive-
maintenance.html
http://www.academia.edu/31292992/PREDICTIVE_MAINTENANCE_PERAWAT
AN_PREDIKTIF

30

Anda mungkin juga menyukai