Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN

DI KANTOR PUSAT PT SARANA USAHA SEJAHTERA INSANPALAPA

Jenifry Sofya
jenifrysofya@ymail.com

Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis


UNIVERSITAS TELKOM

ABSTRACT
The purpose of this research is to determine the effect of leadership style on job discipline. The kind of research
is a descriptive study and causal while the techniques used in collecting data for the study was the interview
questionnaires, observations and literature study. Taking of sample done by probability sampling method, type
of sample saturated by the number of respondent was 43 respondents then for the data analysis used descriptive
analysis and multiple linear regression analysis. Bases on the data processing of multiple linear regression
analysis, simultaneous leadership style and no significant negative impact on employee discipline PT.
RASAPALA headquarters. Based on the test result obtained by parsial hypothesis and participative leadership
style variables significantly, while variable delegative leadership style has no effect and no significant positive,
based on the coefficient of determination obtained that is able to explain 15,2 % of the working discipline and
the balance of 84,8% of which are influenced by other factors or factors that can not be examined in this study
that need to be explored on others factors.
Key words: Style Leadership, Job Discipline
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja karyawan di
kantor pusat PT. RASAPALA. Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan
jenis penelitian berupa studi deskriptif dan kausal. Jenis data yang dibutuhkan untuk penelitian adalah data
primer dan data sekunder. Sedangkan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk penelitian adalah
wawancara, kuesioner, observasi dan studi kepustakaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
probabilty sampling jenis sampel jenuh, dengan jumlah responden sebanyak 43 responden. Analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. secara simultan gaya kepemimpinan
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap disiplin kerja karyawan kantor pusat PT. RASAPALA. secara
parsial didapat variabel gaya kepemimpinan partisipatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin
kerja. Variabel otoriter berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap disiplin kerja sedangkan variabel gaya
kepemimpinan delegatif tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap disiplin kerja. Berdasarkan
koefisien determinasi didapat bahwa gaya kepemimpinan mampu menjelaskan disiplin kerja sebesar 15,2% dan
sisanya sebesar 84,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja

PENDAHULUAN berhubungan dengan peraturan perusahaan. Namun


PT Sarana Usaha Sejahtera Insanpalapa masih ada karyawan yang kurang sesuai dengan
(RASAPALA) didirikan tanggal 07 November apa yang diinginkan oleh perusahaan, yaitu disiplin
2008 di depan Notaris Tedy Triadi dengan jangka kerja, seperti masih ada karyawan yang datang dan
waktu yang tidak terbatas, beralamat di Jl. Sentot pulang terlambat dan tingginya angka ketidak
Alibasyah No2, Bandung. Perusahaan ini hadiran karyawan. Untuk peningkatan kinerja
merupakan perusahanan profit yang didirikan oleh karyawan kiranya masalah disiplin kerja di PT.
Yayasan Kesehatan Telkom (YAKES TELKOM) RASAPALA harus dapat perhatian secara penuh
dengan maksud meningkatkan efisiensi anggaran oleh pimpinan. Tidaklah mudah bagi pimpinan
dalam bidang pelayanan kesehatan peserta. dalam membangun disiplin kerja bagi karyawannya.
RASAPALA merupakan perusahaan yang bergerak Disinilah permasalahan tersebut dituntut peran
dibidang pengelolaan Apotik dan Laboratorium pemimpin dalam membimbing dan mengarahkan
untuk YAKES TELKOM kemudian diikuti dengan karyawan sehingga dapat menciptakan kedisiplinan
pendirian Optik dan Klinik yang masih dikelola yang baik bagi karyawannya.
oleh RASAPALA. “Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan
Sebagai perusahaan baru, PT. RASAPALA seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan
ingin memuaskan dan memberikan pelayanan yang norma-norma sosial yang berlaku.” (Hasibuan,
terbaik bagi perusahaan yang sudah memakai 2009:193). “Tujuan utama disiplin adalah untuk
jasanya dan fokus pada perluasan lokasi pelayanan meningkatkan efisiensi semaksimal mungkin untuk
kesehatan. Dalam melaksanakan tugasnya, mencegah pemborosan waktu dan energi” (Sutrisno,
karyawan PT RASAPALA diharapkan mampu 2009:92). Menurut Sutrisno (2009:95) salah satu
dalam menghadapi permasalahan yang faktor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan
adalah adanya peraturan yang ditetapkan membagi gaya kepemimpinan menjadi tiga jenis
organisasi … peraturan-peraturan salah satunya gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan otoriter,
adalah peraturan jam masuk, jam pulang dan jam kepemimpinan partisipatif dan kepemimpinan
istirahat. Sutrisno (2009:99) menyatakan bahwa delegatif. Hasil wawancara sebagai berikut:
absensi merupakan bentuk pelanggaran disiplin
yang disebabkan oleh rendahnya tanggung jawab Tabel 2
karyawan, karena tidak mampu mengontrol diri Hasil Wawancara tentang Gaya Kepemimpinan
terhadap acara-acara musiman yang dianggap baik. No Kepemimpinan Otoriter Ya Tidak
Pengambilan keputusan
Tabel 1 1 ditetapkan sendiri oleh - 5 Responden
Kehadiran dan Keterlambatan Karyawan 2013 pimpinan
Orientasi pimpinan fokus
Persentase Persentase 2 hanya untuk meningkatkan - 5 Responden
No Bulan produktivitas karyawan
Ketidakhadiran Keterlambatan
Kepemimpinan Partisipatif Ya Tidak
Pimpinan memotivasi
1 Januari 20.28% 23.46% 3 bawahan agar merasa ikut 3 Responden 2 Responden
memiliki perusahaan
2 Februari 24.29% 21.43% Pimpinan
4 mempertimbangkan saran 5 Responden -
3 Maret 24.95% 16.20%
dan ide bawahan
4 April 22.12% 15.76% Kepemimpinan Delegatif Ya Tidak
Bawahan bebas
5 Mai 20.45% 17.12% mengambil keputusan,
5 agar bisa mengendalikan 4 Responden 1 Responden
6 Juni 22.58% 13.24%
diri sendiri dalam
7 Juli 29.41% 23.84% menyelesaikan pekerjaan
Karyawan dituntut
8 Agustus 25.04% 15.53% memiliki kematangan
6 4 Responden 1 Responden
dalam kemampuan dan
9 September 23.25% 15.27%
kemauan
10 Oktober 20.45% 15.60%
11 November 23.98% 22.59% Pada tabel 2 terlihat bahwa gaya
kepemimpinan yang ada di PT. RASAPALA
12 Desember 24.79% 19.86%
bersifat partisipatif dan delegatif. Menurut Fiedler
Sumber: Divisi Sumber Daya Manusia dalam Tohardi, 2002 (Sutrisno, 2009:244)
PT RASAPALA menerangkan bahwa tidak ada pemimpin yang
berhasil menerapkan satu gaya saja, tetapi
Dari tabel 1 diatas bagian keterlambatan disesuaikan dengan situasi yang sedang dihadapi.
cenderung tidak stabil dimana dari bulan mai ke Kepemimpinan di PT. RASAPALA telah mampu
juni keterlambatan cenderung menurun dari mempengaruhi karyawan dengan cara pendekatan
17,12% menjadi 13,24%, sedangkan dari bulan juni emosional (partisipatif) terhadap bawahannya,
ke juli cenderung meningkat tinggi dari 13,24% karena secara langsung dan atau tidak langsung
menjadi 23,84%. Pada bagian ketidakhadiran kita pemimpin sudah memotivasi bawahan agar loyal
bisa lihat bahwa persentase ketidakhadiran diatas terhadap perusahaan untuk mencapai tujuan
20% selama tahun 2013, setiap bulannya cenderung perusahaan, tidak hanya itu pemimpin juga
terus meningkat. Jika ditelaah lagi masih banyak mendengarkan ide dari karyawan agar bawahannya
karyawan PT RASAPALA yang tidak melakukan ikut berpartisipatif sehingga karyawan lebih merasa
kegiatan finger print untuk melaporkan ikut memiliki perusahaan. Penyelesaian
kehadirannya (data finger print PT RASAPALA pekerjaannya pemimpin juga menyerahkan
2013), ini membuktikan bahwa masih ada wewenang atau kebebasan dalam penyelesaian
karyawan PT. RASAPALA yang tidak disiplin tugas serta dituntut memiliki kemampuan dan
untuk melaporkan kehadirannya. kemauan (delegatif), sehingga bawahan bisa
menyelesaikan tugas dengan caranya sendiri untuk
“Gaya kepemimpinan adalah pola prilaku
mampu menyelesaikan secara benar dan tepat
yang ditunjukkan oleh pemimpin dalam
waktu.
mempengaruhi orang lain”, Ardana et al.
Menurut Singodimedjo, 2000 (Sutrisno,
(2012:181). Untuk mengetahui gambaran tentang
2009:94), bahwa faktor yang mempengaruhi
gaya kepemimpinan di PT. RASAPALA peneliti
disiplin kerja pegawai diantaranya adalah ada
melakukan observasi awal kepada 5 karyawan PT.
tidaknya keteladanan pemimpin dalam perusahaan,
RASAPALA karena adanya keterbatasan
keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
responden yang diberikan oleh PT. RASAPALA.
(sanksi/ hukuman), ada tidaknya pengawasan
Wawancara ini dilakukan pada tanggal 6 Maret
pemimpin serta ada tidaknya perhatian kepada
2014 dengan referensi pertanyaan dari penjabaran
karyawan. Dipertegas lagi oleh Hasibuan
teori yang dikemukakan Hasibuan (2010:171) yang
(2010:195) bahwa beberapa faktor yang
mempengaruhi disiplin kerja karyawan adalah signifikan terhadap disiplin kerja di PT
teladan seorang pemimpin sangat berperan dalam RASAPALA.
menentukan kedisiplinan karyawan, tindakan 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
seorang pemimpin yang menerapkan keadilan gaya kepemimpinan secara parsial dan
yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik signifikan terhadap disiplin kerja di PT
pula, serta tindakan yang melekat dari pimpinan RASAPALA.
dalam mewujudkan kedisiplinan. Dari beberapa
faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya TINJAUAN PUSTAKA
kepemimpinan seorang pemimpin dapat Gaya kepemimpinan menurut Hasibuan
mempengaruhi disiplin kerja dari karyawan. (20010:170), adalah:
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Noorjanah 1. Kepemimpinan Otoriter
(2010:67) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan Kepemimpinan otoriter adalah jika
berpengaruh terhadap disiplin kerja kekuasaan atau wewenang, sebagian besar
Berdasarkan data tersebut, gaya kepemimpinan mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau
PT. RASAPALA telah mampu mempengaruhi dan pimpinan tersebut menganut sistem
mengarahkan bawahannya. Sedangkan pada data sentralisasi wewenang. Pengambilan
ketidakhadiran dan keterlambatan pegawai, terlihat keputusan dan kebijaksanaan hanya
kurangnya disiplin kerja karyawan. Seharusnya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan
gaya kepemimpinan yang telah baik dapat tidak diikut sertakan untuk memberikan saran,
berpengaruh positif terhadap disiplin kerja ide dan pertimbangan dalam proses
karyawan. Menurut Noor et al. (67:2010) pengambilan keputusan
menyatakan bahwa gaya kepemimpinan memiliki 2. Kepemimpinan Partisipatif
pengaruh yang kuat terhadap disiplin kerja yang Kepemimpinan partisipatif adalah apabila
bernilai positif”. dalam kepemimpinannya dengan cara
Melihat pentingnya pengaruh gaya persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi,
kepemimpinan dan disiplin kerja dalam menumbuhkan loyalitas dan partisipasi
keberhasilan suatu perusahaan, dengan demikian bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian agar merasa ikut memiliki perusahaan.
mengenai: PENGARUH GAYA 3. Kepemimpinan Delegatif
KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN Kepemimpinan delegatif apabila seorang
KERJA KARYAWAN KANTOR PUSAT DI pemimpin mendelegasikan wewenang kepada
PT SARANA USAHA SEJAHTERA bawahan dengan agak lengkap. Dengan
INSANPALAPA (PT. RASAPALA). demikian, bawahan dapat mengambil
keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas
PERUMUSAN MASALAH atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaan.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka Pemimpin tidak peduli dengan cara bawahan
dapat dirumuskan permasalahaan sebagai berikut: mengambil keputusan dan mengerjakan
1. Bagaimana gaya kepemimpinan yang ada pada pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada
PT RASAPALA? bawahan.
2. Bagaimana disiplinan kerja yang ada pada PT
RASAPALA? Pada dasarnya banyak indikator yang
3. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu
(otoriter, partisipatif dan delegatif) secara organisasi, menurut Hasibuan (2010:194),
simultan dan signifikan terhadap disiplin kerja diantaranya adalah:
di PT RASAPALA? 1. Tujuan dan Kemampuan
4. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan Tujuan dan kemampuan ikut
(otoriter, partisipatif dan delegatif) secara mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan.
parsial dan signifikan terhadap disiplin kerja di Tujuan yang harus dicapai harus jelas dan
PT RASAPALA? ditetapkan secara ideal serta cukup menantang
bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti
TUJUAN PENELITIAN bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk kepada karyawan harus sesuai dengan
mengetahui: kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia
1. Untuk mengetahui dan menganalisis gaya bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam
kepemimpinan yang ada pada PT RASAPALA. mengerjakannya. Akan tetapi, jika pekerjaan
2. Untuk mengetahui dan menganalisis disiplin itu di luar kemampuannya atau jauh di bawah
kerja yang ada pada PT RASAPALA. kemampuannya maka kesungguhan dan
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kedisiplinan karyawan rendah. Disinilah letak
gaya kepemimpinan secara simultan dan pentingnya asas the right man in the right
place and the right man in the righ job.
2. Teladan Pemimpin Waskat (pengawasan melekat) adalah
Teladan pemimpin sangat berperan tindakan nyata yang paling efektif dalam
dalam menentukan kedisiplinan karyawan mewujudkan kedisiplinan karyawan
karena pemimpin dijadikan teladan dan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan
panutan oleh para bawahannya. Pemimpin harus aktif dan langsung mengawasi perilaku,
harus member contoh yang baik, berdisiplin moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja
baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu
perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, ada/ hadir di tempat kerja agar dapat
kedisiplinan bawahanpun akan ikut baik. Jika mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada
teladan pemimpin (kurang disiplin), bawahannya mengalami kesulitan dalam
bawahanpun akan kurang disiplin. Pimpinan menyelesaikan pekerjaannya. Waskat efektif
jangan mengharapkan kedisiplinan meransang kedisiplinan dan moral kerja
bawahannya baik jika dia sendiri kurang karyawan. Karyawan merasa mendapat
disiplin. Pimpinan harus menyadari bahwa perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan,
perilakunya akan dicontoh dan diteladani dan pengawasan dari atasannya. Dengan
bawahannya. Hal inilah yang mengharuskan waskat, atasan secara langsung mengetahui
pimpinan mempunyai kedisiplinan yang baik kemampuan dan kedisiplinan setiap individu
agar para bawahanpun mempunyai disiplin bawahannya, sehingga konduite setiap
yang baik pula. bawahannya dinilai objektif. Waskat tidak
3. Balas Jasa hanya mengawasi moral kerja dan
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut kedisiplinankaryawan saja, tetapi juga harus
mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena mencari sistem kerja yang lebih efektif untuk
balas jasa akan memberikan kepuasan dan mewujudkan tujuan organisasi, karyawan, dan
kecintaan karyawan terhadap perusahaan/ masyarakat. Dengan sistem yang baik akan
pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan tercipta internal kontrol yang dapat
semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mengurangi kesalahan-kesalahan dan
mereka akan semakin baik pula. Untuk mendukung kedisiplinan serta moral kerja
mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik, karyawan. Jadi, waskat menuntut adanya
perusahaan harus memberikan balas jasa yang kebersamaan aktif antara atasan dengan
relative besar. Kedisiplinan karyawan tidak bawahan dalam mencapai tujuan perusahaan,
mungkin baik apabila balas jasa yang mereka karyawan, dan masyarakat. Dengan
terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebersamaan aktif antara atasan dengan
kebutuhan hidupnya beserta keluarga. Jadi, bawahan, terwujudlah kerja sama yang baik
balas jasa berperan penting untuk menciptakan dan harmonis dalam perusahaan yang
kedisiplinan karyawan. Artinya semakin besar mendukung terbiasanya kedisiplinan karyawan
balas jasa semakin baik kedisiplinan karyawan. yang baik.
Sebaliknya, apabila balas jasa kecil 6. Sanksi Hukuman
kedisiplinan karyawan menjadi rendah. Sanksi hukuman berperan penting
Karyawan sulit untuk berdisiplin baik selama dalam memelihara kedisiplinan karyawan.
kebutuhan-kebutuhan primernya tidak Dengan sanksi hukuman yang semakin berat,
terpenuhi dengan baik. karyawan akan semakin takut melanggar
4. Keadilan peraturan-peraturan perusahaan, sikap, dan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.
kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat Berat atau ringannya sanksi hukuman yang
manusia yang selalu merasa dirinya penting akan diterapkan ikut mempengaruhi baik atau
dan minta diperlakukan sama dengan manusia buruknya kedisiplinan karyawan. Sanksi
lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar hukuman yang ditetapkan berdasarkan
kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa pertimbangan logis, masuk akal, dan
(pengakuan) atau hukuman akan meransang diinformasikan secara jelas kepada semua
terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. karyawan. Sanksi hukuman seharusnya tidak
Manajer yang cakap dalam memimpin selalu terlalu ringan atau terlalu berat sehingga
berusaha bersikap adil terhadap semua hukuman itu tetap mendidik karyawan untuk
bawahannya. Dengan keadilan yang baik akan mengubah prilakunya. Sanksi hukuman
menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi, hendaknya cukup wajar untuk setiap tingkatan
keadilan harus diterapkan dengan baik pada yang indisipliner, bersifat mendidik, dan
setiap perusahaan supaya kedisiplinan menjadi alat motivasi untuk memelihara
karyawan perusahaan baik pula. kedisiplinan dalam perusahaan.

5. Waskat
7. Ketagasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan
tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan
karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani
dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap
karyawan yang indisipliner sesuai dengan
sanksi hukuman yang telah ditetapkan.
Pimpinan yang berani bertindak tegas
menerapkan hukuman tegas terhadap
karyawan yang indisipliner akan disegani dan
diakui kepemimpinannya oleh bawahan.
Dengan demikian, pimpinan dapat memelihara
kedisiplinan karyawan perusahaan. Sebaliknya
apabila pimpinan tidak tegas atau tidak
menghukum karyawan indisipliner, perusahaan Gambar 1
tersebut. sulit baginya memelihara kedisiplinan Kerangka Pemikiran
bawahannya, bahkan sikap indisipliner
karyawan semakin banyak karena mereka METODE PENELITIAN
beranggapan bahwa peraturan dan sanksi Berdasarkan variabel yang diteliti, latar
hukuman tidak berlaku lagi. Pimpinan yang belakang dan identifikasi masalah, maka jenis
tidak tegas menindak atau menghukum penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
karyawan yang melanggar peraturan, adalah penelitian deskriptif dan kausal. Melalui
sebaiknya tidak usah membuat peraturan atau penelitian ini, maka dapat diperoleh gambaran gaya
tata tertib pada perusahaan tersebut. Jadi, kepemimpinan dan disiplin kerja karyawan di PT.
ketegasan pimpinan menegur dan menghukum RASAPALA, serta pengaruh diantara keduanya.
setiap karyawan yang indisipliner akan Variabel dalam penelitian ini adalah variabel
mewujudakan kedisiplinan yang baik pada independen (gaya kepemimpinan otoriter, gaya
perusahaan tersebut. kepemimpinan partisipatif dan gaya kepemimpinan
8. Hubungan Kemanusiaan delegatif) dan variabel dependen (disiplin kerja
Hubungan kemanusiaan yang harmonis karyawan). Teknik analisis yang digunakan dalam
diantara sesama karyawan ikut menciptakan penelitian ini adalah analisis deskriptif, uji asumsi
kedisiplinan yang baik dalam suatu perusahaan. klasik, analisis regresi linier berganda dan
Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal pengujian hipotesis. Skala yang digunakan di
Maupin horizontal yang terdiri dari direct dalam penelitian ini adalah skala ordinal. skala
single relationship, direct group relationship, ordinal yaitu skala yang tidak hanya
dan cross relationship hendaknya harmonis. mengkategorikan variabel – variabel untuk
Manajer harus bersaha menciptakan suasana menunjukkan perbedaan diantara berbagai kategori,
hubungan kemanusiaan yang serasi serta tetapi juga mengurutkannya kedalam beberapa cara
mengikat, vertikal maupun horizontal semua (Sekaran, 2006: 17). Skala instrument yang
karyawannya. Terciptanya human relationship digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.
yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
memotivasi kedisiplinan yang baik pada orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011:93).
perusahaan. Jadi, kedisiplinan akan tercipta Populasi pada penelitian ini berjumlah 43 orang
apabila hubungan kemanusiaan dalam dengan metode sampel jenuh sampel dalam
organisasi tersebut baik. penelitian ini berjumlah 43 orang.

Untuk lebih memperjelas arah dari penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang menunjukkan bahwa ada pengaruh antara Karakteristik Responden
gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja, maka Berdasarkan jenis kelamin, dari 43 responden,
dalam penelitian ini penulis hanya meneliti sub persentase responden berjenis kelamin wanita
variabel disiplin yang mempunyai kesenambungan adalah 49% atau sebanyak 21 orang dari data
dengan gaya kepemimpinan, sehingga dapat responden yang telah terkumpul. Sedangkan
diambil suatu jalur pemikiran yang dituangkan persentase responden berjenis kelamin pria adalah
dalam diagram struktur seperti pada gambar 1 51% atau sebanyak 22 orang. Berdasarkan usia,
persentase responden yang berusia < 25 tahun
adalah 16 % atau sebanyak 7 orang, usia 25 - 35
tahun adalah 40% atau sebanyak 17 orang, usia
36 – 45 tahun adalah 16% atau sebanyak 7 orang
dan usia >46 tahun adalah 28% atau sebanyak 12
orang. Berdasarkan masa kerja, persentase
responden yang memiliki masa kerja >2 tahun yaitu berada tidak jauh dari garis diagnol, hal ini
sebesar 51% atau sebanyak 22 orang, masa kerja menunjukkan bahwa model regresi berdistribusi
2 – 4 tahun yaitu sebesar 30% atau sebanyak 13 normal.
orang dan masa kerja >4 tahun yaitu sebesar 19%
atau sebanyak 8 orang. Berdasarkan pendidikan Uji Heteroskedastisitas
terakhir, persentase responden yang berlatar Tujuan dari pengujian ini adalah untuk
belakang pendidikan terakhir SMA adalah sebesar melihat apakah dalam model regresi terjadi
9% atau sebanyak 4 orang, responden yang berlatar heteroskedastisitas atau homoskedastisitas. Model
belakang pendidikan Diploma adalah sebesar 19% regresi yang baik yaitu tidak terjadinya
atau sebanyak 8 orang, responden yang berlatar heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.
belakang pendidikan S1 adalah sebesar 53% atau Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas akan
sebanyak 23 orang dan responden yang berlatar dilakukan dengan menggunakan SPSS 20 dengan
belakang pendidikan lainnya adalah sebesar 19% melihat grafik scatterplot, dimana jika tidak
atau sebanyak 8 orang terdapat pola tertentu maka tidak terjadi
heteroskedastisitas dan terjadi homoskedastisitas.
Analisis Deskriptif Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada
Berdasarkan hasil analisis statistik gambar 4.11.
deskriptif gaya kepemimpinan secara keseluruhan
berada dalam kategori setuju dengan nilai
persentase sebesar 65,64%. Gaya kepemimpinan
otoriter (X1) mencapai nilai persentase 59,30%
yang termasuk dalam kategori tidak setuju, gaya
kepemimpinan partisipatif (X2) mencapai nilai
persentase 76,99% yang termasuk dalam kategori
setuju dan gaya kepemimpinan delegatif (X3)
mencapai nilai persentase 60,63% yang termasuk
dalam kategori tidak setuju. Variabel disiplin kerja
karyawan berada pada kategori baik dengan nilai
persantase rata-rata sebesar 74,84%.

Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui
Gambar 4.3
apakah data berdistribusi normal atau tidak. Model
Uji Heteroskedastisitas
regresi yang baik adalah yang memiliki data
variabel bebas dan variabel terikat yang
Pada gambar 3 terlihat bahwa data tersebar
berdistribusi secara normal. Dalam penelitian ini,
dan tidak membentuk pola tertentu, sehingga dapat
uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
disimpulkan bahwa data adalah homogen dan uji
SPSS 20 dengan melihat grafik Normal P-P plot
heteroskedastisitas telah terpenuhi. Artinya data ini
dan uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Gambar
layak untuk digunakan untuk pengolahan
4.10 akan menunjukkan hasil uji normalitas analisis
selanjutnya.
grafik Normal P-P plot.
Uji Autokorelasi
Pengujian ini bertujuan untuk melihat
apakah pada model regresi memiliki masalah
autokorelasi atau tidak. Model regresi yang baik
adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi.
Metode pengujian menggunakan uji Durbin –
Watson (DW test) dengan bantuan SPSS 20. Hasil
uji Autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.6

Gambar 2 Gambar 4
Uji Normalitas (Grafik Normal P-P plot ) Uji Autokorelasi
Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa data Pada gambar 4 terlihat bahwa hasil dari
tersebar mengikuti garis diagnol dan titik-titik Durbin Watson adalah sebesar 1,865. Apabila DU
˂ DW ˂ 4-DU maka H0 diterima, artinya tidak
terjadi autokorelasi. Nilai DU diperoleh dari tabel
statistik Durbin Watson. Dengan n =43 , k (jumlah
variabel independen) = 3 didapat nilai DU = 1,6632.
Maka diperoleh hasil 1,6632 ˂ 1,865 ˂ 2,3368
maka H0 diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk
melihat apakah pada model regresi ditemukan Gambar 6
adanya korelasi yang sempurna atau mendekati Hasil Uji Regresi Linear Berganda
sempurna antar variabel independen. Pada model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi Berdasarkan tabel 6 diatas, maka dapat dibuat
yang sempurna atau mendekati sempurna. Dalam persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
penelitian ini menggunakan metode uji
multikolinearitas dengan bantuan SPSS 20 dengan Y = 1,467 + 0,016X1 + 0,407X2 - 0,013X3
melihat tabel Coefficient jika nilai (Inflation Factor)
VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance kurang dari Dimana:
0,10 maka model regresi yang diindikasikan Y = Nilai prediksi variabel dependen
terdapat multikolinearitas. Hasil uji (disiplin kerja)
multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.7 a = Konstanta, yaitu nilai Y jika X1, X2 dan
X3 = 0
b1,b2, b3 = Koefisien regresi, yaitu nilai
peningkatan atau penurunan variabel Y yang
didasarkan variabel X1, X2 dan X3
X1 = Gaya kepemimpinan otoriter
X2 = Gaya kepemimpinan partisipatif
X3 = Gaya kepemimpinan delegatif

Penjelasan dari persamaan diatas adalah sebagai


berikut:
1. Nilai konstanta a adalah 1,467. Artinya jika
Tabel 5 gaya kepemimpinan nilainya adalah 0 maka
Hasil Uji Multikolinearitas disiplin kerja nilainya yaitu sebesar 1,467.
2. Nilai koefisien regresi variabel X1 bernilai
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa positif yaitu sebesar 0,016. Artinya bahwa
nilai tolerance dari masing – masing variabel setiap peningkatan X1 sebesar satu kesatuan,
independen lebih dari 0,10 yaitu nilai tolerance X1 maka disiplin kerja akan meningkat sebesar
sebesar 0,695, X2 sebesar 0,706 dan X3 sebesar 0,016 dengan asumsi variabel independen
0,967. Nilai VIF dari masing – masing variabel lainnya tetap.
independen kurang dari 10 yaitu nilai VIF dari X1 3. Nilai koefisien regresi variabel X2 bernilai
sebesar 1,439, X2 sebesar 1,416 dan X3 sebesar positif yaitu sebesar 0,407. Artinya bahwa
1,034. Maka dapat disimpulkan bahwa diantara setiap peningkatan X2 sebesar satu kesatuan,
variabel independen tersebut tidak terjadi maka disiplin kerja akan meningkat sebesar
multikolinearitas pada model regresi. 0,407 dengan asumsi variabel independen
lainnya tetap.
Analisis Regresi Linear Berganda 4. Nilai koefisien regresi variabel X3 bernilai
Dalam penelitian ini analisis data yang negatif yaitu sebesar 0,013. Artinya bahwa
digunakan yaitu metode analisis regresi linear setiap peningkatan X3 sebesar satu kesatuan,
berganda, analisis ini bertujuan untuk mengetahui maka disiplin kerja akan menurun sebesar 0,013
pengaruh variabel independen terhadap variabel dengan asumsi variabel independen lainnya
dependen. Berdasarkan hasil perhitungan yang tetap.
dilakukan dengan SPSS 20, Penulis memperoleh
hasil analisis regresi linear berganda yang
dijelaskan pada gambar 6
Pengujian Hipotesis b. Ha1 ≠ 0, yaitu secara parsial terdapat
1. Uji Simultan (uji F) pengaruh antara variabel kepemimpinan
Uji F digunakan untuk mengetahui (otoriter, partisipatif dan delegatif)
pengaruh variabel gaya kepemimpinan secara terhadap disiplin kerja karyawan di PT.
simultan terhadap variabel disiplin kerja. RASAPALA.
Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berikut: Nilai t hitung untuk masing – masing
a. Ho : ρ = 0, yang artinya secara simultan variabel dapat dilihat pada tabel gambar 8
tidak ada pengaruh yang signifikan antara berikut:
gaya kepemimpinan (otoriter, partisipatif
dan delegatif) terhadap disiplin kerja di
kantor pusat PT. RASAPALA
b. : ρ ≠ 0, yang artinya secara simultan ada
pengaruh yang signifikan antara gaya
kepemimpinan (otoriter, partisipatif dan
delegatif) terhadap disiplin kerja karyawan
di kantor pusat PT. RASAPALA
Kriteria pengujian hipotesis secara
simultan ini adalah pada uji statistik F. Jika F
hitung ≤ F tabel maka Ho diterima. Jika F Gambar 8
hitung ˃ F tabel maka Ho ditolak. Hasil Uji T
Berdasarkan hasil perhitungan yang
dilakukan dengan bantuan SPSS 20, Penulis Nilai t pada tabel distribusi dengan taraf
memperoleh hasil uji F yang dijelaskan pada signifikansi α= 0,05 dan degree of freedom (df)
gambar 7 = n-k-1 atau 43-3-1= 39. Hasil diperoleh untuk
t tabel sebesar 1,684. Membandingkan nilai
dengan maka didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
a. Gaya kepemimpinan otoriter (X1)
Berdasarkan hasil pengujian, dapat
disimpulkan bahwa nilai signifikansi yang
Gambar 7 diperoleh variabel gaya kepemimpinan
Uji F otoriter besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,929.
Selain itu nilai < yaitu 0,090 < 1,684,
Pada gambar 7 dapat dilihat Fhitung adalah maka Ho diterima, jika dilihat dari hasil
2,335 dengan tingkat signifikansi 0,089. Oleh persamaan regresi linear berganda, nilai
karena itu, pada kedua perhitungan yaitu Fhitung koefisien variabel X1 bernilai positif (+).
< Ftabel (2,335 < 2,85) dan tingkat Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya
signifikansinya 0,089 > 0,05. Hal ini kepemimpinan otoriter berpengaruh tetapi
menunjukkan bahwa maka diterima dan , yang tidak signifikan terhadap disiplin kerja
artinya variabel bebas gaya kepemimpinan, karyawan di kantor pusat PT.
yang terdiri gaya kepemimpinan otoriter, RASAPALA. Besaran pengaruhnya
partisipatif dan delegatif secara bersama-sama sebesar 0,016 atau 1,6%.
tidak berpengaruh dan tidak signifikan b. Gaya kepemimpinan partisipatif (X2)
terhadap variabel terikat (disiplin kerja). Berdasarkan hasil pengujian, dapat
disimpulkan bahwa nilai signifikansi yang
2. Uji Parsial (uji T) diperoleh variabel gaya kepemimpinan
Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial otoriter kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,029.
digunakan untuk mengetahui apakah secara Selain itu nilai > yaitu 2,266 > 1,684,
parsial variabel independen berpengaruh maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan
secara signifikan atau tidak terhadap variabel bahwa gaya kepemimpinan partisipatif
dependen. Uji t ini dilakukan dengan secara parsial berpengaruh dan signifikan
membandingkan nilai t hitung dengan nilai t terhadap disiplin kerja karyawan di kantor
tabel. Hipotesis untuk uji T adalah: pusat PT. RASAPALA. Besaran
a. Ho1 = 0, yaitu secara parsial tidak terdapat pengaruhnya sebesar 0,397 atau 39,7%.
pengaruh antara variabel kepemimpinan c. Gaya kepemimpinan delegatif (X3)
(otoriter, partisipatif dan delegatif) Berdasarkan hasil pengujian, dapat
terhadap disiplin kerja karyawan di PT. disimpulkan bahwa nilai signifikansi yang
RASAPALA. diperoleh variabel gaya kepemimpinan
delegatif besar dari 0,05 yaitu sebesar
0,916. Selain itu nilai < yaitu 0,106 < mendominasi gaya kepemimpinan yang ada di
1,684, maka Ho diterima. Jadi dapat PT. RASAPALA, artinya pimpinan PT.
disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan RASAPALA menerapkan gaya kepemimpinan
delegatif secara parsial tidak berpengaruh partisipatif untuk mempengaruhi bawahannya.
dan tidak signifikan terhadap disiplin kerja Namun, dari variabel gaya kepemimpinan ada
karyawan di kantor pusat PT. aspek yang perlu dilakukan perbaikan yaitu
RASAPALA. Besaran pengaruhnya pimpinan lebih memberikan kesempatan kepada
sebesar 0,016 atau 1,6%. bawahan untuk menyampaikan pendapat.
2. Disiplin Kerja di PT. RASAPALA
Analisis Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil analisis deskriptif
Analisis koefisien determinasi digunakan disiplin kerja secara keseluruhan memiliki total
untuk mengetahui persentase pengaruh variabel X1, skor rata-rata sebesar 790,33 atau 65,64% yang
X2 dan X3 bersama – sama terhadap variabel Y. berada pada kategori baik. Hal ini menunjukan
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan direktur PT. RASAPALA telah berhasil
dengan menggunakan SPSS 20, Penulis menciptakan disiplin kerja yang sesuai dengan
memperoleh hasil analisis koefisien determinasi kebutuhan dan keinginan pegawainya. Dari 18
yang dijelaskan pada tabel 4.9 pernyataan disiplin kerja, terdapat pernyataan
yang mendapatkan persentase terendah namun
masih dalam kategori baik serta ada pernyataan
yang masuk ke dalam kategori sangat baik yaitu
terwujudnya kerjasama yang baik dengan
pimpinan.
3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan secara
Gambar 9 Simultan terhadap Disiplin Kerja
Hasil Uji Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil uji hipotesis secara
simultan gaya kepemimpinan tidak berpengaruh
Berdasarkan output pada tabel 4.9, maka terhadap disiplin kerja. Hal ini dilihat
dapat diketahui koefisien determinasi untuk berdasarkan uji simultan atau uji F bahwa
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin variabel gaya kepemimpinan otoriter (X1), gaya
kerja adalah sebagai berikut: kepemimpinan partisipatif (X2) dan gaya
kepemimpinan delegatif (X3) secara bersama-
KD = (R Square) x 100% sama atau simultan berpengaruh negatif dan
= 0,152 x 100% tidak signifikan terhadap disiplin kerja
= 15,2% karyawan (Y) di kantor pusat PT. RASAPALA.
Sedangkan besarnya koefisien determinasi gaya
Nilai koefisien determinasi diperoleh sebesar kepemimpinan terhadap disiplin kerja adalah
15,2%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sebesar 15,2%. Sedangkan sisanya sebesar
sumbangan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap 84,8% dipengaruhi oleh faktor lain seperti
disiplin kerja (Y) karyawan kantor pusat PT. budaya organisasi, kompensasi, motivasi dll.
RASAPALA adalah sebesar 15,2%. Maka nilai KD 4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan secara
tersebut termasuk dalam kategori moderat. Parsial terhadap Disiplin Kerja
Sedangkan sisanya sebesar 84,8% dipengaruhi oleh Berdasarkan hasil uji hipotesis secara
faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. parsial gaya kepemimpinan partisipatif
berpengaruh sebesar 39,7% dan signifikan
KESIMPULAN DAN SARAN sebesar 2,9% terhadap disiplin kerja karyawan
Kesimpulan di kantor pusat PT. RASAPALA. Variabel gaya
Berdasarkan hasil penelitian pada bab kepemimpinan otoriter tidak memberikan
sebelumnya serta pembahasan mengenai Pengaruh pengaruh yang signifikan terhadap disiplin kerja
gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja di karyawan di kantor pusat PT. RASAPALA.
kantor pusat PT. RASAPALA, penulis dapat Variabel gaya kepemimpinan delegatif tidak
memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : memberikan pengaruh dan tidak signifikan
1. Gaya Kepemimpinan di PT. RASAPALA terhadap disiplin kerja karyawan di kantor pusat
Berdasarkan hasil analisis deskriptif gaya PT. RASAPALA
kepemimpinan secara keseluruhan memiliki
total skor rata-rata sebesar 790,33 atau 65,64% Saran Bagi Perusahaan
yang berada pada kategori setuju. Hal ini Berdasarkan kesimpulan yang telah
menunjukan direktur PT. RASAPALA telah dikemukakan di atas, penulis dapat memberikan
berhasil menciptakan gaya kepemimpinan yang beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan bagi pihak perusahaan yaitu :
pegawainya. Gaya kepemimpinan partisipatif
1. Pimpinan disarankan agar mempertahankan 2. Melakukan penelitian dengan menggunakan
dan meningkatkan gaya kepemimpinan variabel yang sama kepada perusahaan lain
partisipatif sehingga kedepannya bisa berada sejenis yang melayani dana kesehatan, sehingga
dalam kategori sangat setuju di mata hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
responden, dari variabel gaya kepemimpinan perbandingan.
partisipatif ada aspek yang perlu dilakukan
perbaikan yaitu pimpinan lebih memberikan DAFTAR PUSTAKA
kesempatan kepada bawahan untuk Ardana, I Komang; Mujiati, Ni Wayan; Mudiarta,
menyampaikan pendapat. Ni Wayan (2012). Personal Management.
2. Pimpinan disarankan agar mempertahankan Yogyakarta: Graha Ilmu
dan meningkatkan disiplin kerja karyawan Bhat, Aruna B; Verma, Neha; Rangnekar, S and
sehingga kedepannya bisa berada pada Barua, MK. (2012). Leadership style and
kategori sangat setuju dimata responden, team processes as predictors of
dari variabel disiplin kerja ada aspek yang organisational learning. Emerald Vol. 18
harus dilakukan perbaikan namun berada No. 7/8, 2012 diakses 12 Februari 2014
pada kategori baik yaitu tentang Creswell, John W. (2010). Research Desigh
melontarkan pujian pada waktu dan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
tempatnya, disarankan agar direktur PT. Mixed. (Cetakan Pertama). Yogyakarta:
RASAPALA memperhatikan item ini. Pustaka Belajar.
3. Perusahaan disarankan agar menelaah Darmawan, Didit. (2013). Prinsip-
faktor-faktor lain yang cukup besar PrinsipPerilakuOrganisasi.BukuSatu.
pengaruhnya terhadap disiplin kerja seperti Jakarta: Pena
dari faktor budaya organisasi, kompensasi, Semesta.
motivasi atau faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini. Fahmi, Irham (2012). Manajemen Kepemimpinan
Pembenahan ini harus dikaitkan dengan visi Teori dan Aplikasi (Cetakan Kesatu).
dan strategi perusahaan, dan perusahaan Bandung: Alfabeta
harus mampu menentukan prioritas ---------------- (2013). Perilaku Organisasi Teori
pembenahannya. Aplikasi dan Kasus. Bandung: Alfabeta
4. Berdasarkan pengaruh gaya kepemimpinan Fajar, Ricky Muslim. (2011). Pengaruh Gaya
secara parsial terhadap disiplin kerja dapat Kepemimpinan Manajemen Pengelolaan
dilihat: (Customer Care) terhadap Kinerja
a. Variabel gaya kepemimpinan partisipatif Karyawan Grapari. Skripsi Fakultas
mempunyai pengaruh positif dan Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan
signifikan terhadap disiplin kerja, Informasi, Universitas Telkom
disarankan kepada direktur PT. Gita, Bhagawad (2011). “Pengaruh Gaya
RASAPALA lebih memperhatikan Kepemimpinan Managing by Walking
variabel ini karena dapat memberikan Around (MBWA) terhadap Kepuasan
dampak yang besar terhadap disiplin Kerja Karyawan (Studi Pada PT.
kerja. Telekomunikasi Indonesia, TBK Human
b. Untuk variabel yang tidak memberikan resource Area 09, Bandung). Skripsi
pengaruh yang tidak signifikan terhadap Fakultas Manajemen Bisnis
disiplin kerja yaitu variabel gaya Telekomunikasi dan Informasi,
kepemimpinan otoriter dan gaya Universitas Telkom.
kepemimpinan delegatif untuk tidak Ghozali Imam. (2013). Aplikasi Analisis
mencoba menerapkan gaya Multivariate dengan Program IBM SPSS
kepemimpinan ini. 21Update PLS Regresi. (Cetakan VII).
Semarang: Bandan Penerbit Undip
Saran Bagi Peneliti Selanjutnya Hasibuan, Malayu S.P (2009). Manajemen Sumber
Penelitian ini hanya meneliti tentang gaya Daya Manusia Edisi Revisi (Cetakan ke
kepemimpinan yang terdiri gaya kepemimpinan 13). Jakarta: PT Bumi Aksara
otoriter, gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya ---------------------------- (2010). Manajemen Sumber
kepemimpinan delegatif di kantor pusat PT. Daya Manusia Edisi Revisi (Cetakan ke
RASAPALA, maka untuk peneliti selanjutnya 14). Jakarta: PT Bumi Aksara
disarankan: Maharani, Nyoman Try (2012). “Pengaruh
1. Meneliti faktor-faktor lain yang dapat Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai
mempengaruhi disiplin kerja seperti dari faktor Negeri Sipil pada Dinas Perhubungan,
budaya organisasi, kompensasi, motivasi atau Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali”.
faktor lain yang tidak dimasukkan dalam Fakultas Manajemen Bisnis Telekomunikasi
penelitian ini. dan Informasi, Universitas Telkom
Mangkunegara, A.P (2009). Manajemen Sumber Sekaran, Umar (2006). Research Methods for
Daya Manusia Perusahaan.(Cetakan ke 9) Business (4th ed). Jakarta: Salemba Empat
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Setyaningdyah, Endang; Kertahadi, Umar Nimran;
Men, Linjuan Rita and Stacks, Don W (2013). The Thoyib, Armanu. (2013). The Effects of
impact of leadership style and employee Human Resource Competence,
empowerment on perceived organizational Organisational Commitment and
reputation. Emerald Vol.17 No. 2, 2013 Transactional Leadership on Work
diakses 12 Februari 2014. Discipline, Job Satisfaction and
Nasyaroeka, Jhon (2011). Jurnal Organisasi dan Employee’sPerformance. Interdisciplinery
Manajemen. Pengaruh gaya kepemimpinan Journal of Contemporary Research in
terhadap disiplin Kerja karyawan PT. Business Vol 5, No 4 diakses 3 Maret
Bentoel Prima Bandar lampung. Vol. I, 2014
No:1 (9-16) diakses 12 Februari 2014. Sianturi, Palaria (2011). “Pengaruh Disiplin Kerja
Noorjanah Nina Lestari (2010). Pengaruh Gaya terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus
Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja di Kantor PT. PLN Distribusi Jawa Barat
Pegawai pada Dinas Pertanian Lebak dan Banten). Skripsi pada Fakultas
Banten. Skripsi pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan
Manajemen Universitas Widyatama. Informasi, Universitas Telkom
(http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/h Soekarso; Sosro, Agus; Putong, Iskandar dan
andle/123456789/1182 diakses 2 Februari Hidayat, Cecep (2010) Teori
2014) Kepemimpinan. (Edisi Pertama). Jakarta:
Prawatya, Dipta Adi; Raharjo, Susilo Toto (2012). Mitra Wacana Media
Pengaruh Disiplin Kerja dan Budaya Subekhi, Akhmad dan Jauhar, Mohammad. (2012)
Organisasi terhadap Kinerja Karyawan Pengantar Manajemen Sumber Daya
Pabrik Minyak Kayu Putih (PMKP) di Krai Manusia (MSDM). (Cetakan Pertama).
Purwodadi. Diponegoro Journal of Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Management Volume 1, Nomor 1, Tahun Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif
2012, Halaman 323-331. http://ejournal- Kualitatif dan R& D.(Edisi ke 13).
s1.undip.ac.id/index.php/djom diakses 8 Bandung: Alfabeta
Februari 2014. ------------- (2011). Metode Penelitian Kuantitatif
Priyatno, Duwi. 2009. SPSS untuk Analisis Kualitatif dan R& D.(Edisi ke 14).
Korelasi, Regresi dan Multivariate. Bandung: Alfabeta
Yogyakarta: Gaya Media Suharsaputra, Uhar.(2012). Metode Penelitian
Purwoko, Agus; Hidayati, Tetra; Robiansyah. Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan.
(2013). Pengaruh gaya kepemimpinan dan (Cetakan Kesatu). Bandung: PT Refika
disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Aditama
pada PT. Tri mandiri Selaras Samarinda. Sunjoyo; Setiawan, Rony; Carolina, Verani;
http://journal.feunmul.in/ojs/index.php/pu Magdalena, Nonie dan Kurniawan, Albert.
blikasi_ilmiah/article/view/19/16. Vol 1, (2013). APlikasi SPSS untuk Smart Riset.
No 1 (2013) diakses 8 Februari 2014. (Cetakan Kesatu). Bandung: Alfabeta
Randeree, Kasim dan Chaudhry (2012). Sutrisno, Edy. (2009) Manajemen Sumber Daya
Leadership – style, satisfaction and Manusia. Jakarta: KENCANA
commitment An exploration in the United Suwatno dan Priansa, Donni Juni (2011)
Arab Emirates’construction. Emerald Vol. Manajemen SDM dalam Organisasi
19 No. 1, 2012 diakses 10 Februari 2014 Publik dan Bisnis. (Cetakan Kesatu).
Riduwan dan Kuncoro, Engkos Achmad (2007). Bandung: Alfabeta
Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Tintami, Lila; Pradhanawati, Ari; Susanto, Hari
Jalur (edisi ke 2). Bandung: Alfabeta (2012). Pengaruh Budaya Organisasi dan
Robbins and Judge.(2008). Organizational Gaya Kepemimpinan Transformasional
Behavior.BukuTigabelas. Penerbit: Pearson terhadap Kinerja Karyawan melalui
Education. Disiplin Kerja pada Karyawan Harian
Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin. (2011). SKT Megawon II PT. Djarum Kudus.
Metode Penelitian. (Cetakan Kedua). Diponegoro Journal of Social and Politic,
Bandung: Mandar Maju Hal. 1-8
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/
diakses pada 8 Februari 2014

Anda mungkin juga menyukai