2 2 Ilmu Bahan Listrik Semester 1 Unive

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 73

BAB 1

Dasar Teori Elektron

1.1 Pendahuluan
Benda (padat, cair, gas) → molekul → atom (partikel terkecil). Elektron yang
terdapat pada kulit terluar disebut elektron Valensi, karena menunjukkan valensi
dari suatu atom. Bila atom kelebihan elektron disebut atom bermuatan negative (ion
negative). Bila atom kekurangan elektron (terdapat hole/lubang) disebut atom
bermuatan positive (ion positive).
Elektron yang terlepas dari lintasannya disebut elektron bebas, elektron
bebaslah yang membentuk suatu aliran listrik/elektron. Konduktor adalah bahan
yang banyak mengandung elektron bebas, sehingga aliran listrik dapat mengalir
dengan mudah melalui bahan tersebut. Isolator (penyekat) adalah bahan yang
sedikit atau tidak terdapat elektron bebas, sehingga elektron tidak dapat atau sukar
mengalir melalui bahan tersebut.

1.1.1 Deskripsi
Untuk mempelajari teori elektron sehingga timbul aliran listrik, maka harus
mengetahui besaran-besaran listrik. Besaran-besaran listrik yang mempengaruhi
timbulnya aliran listrik, antara lain arus listrik, tahanan, dan tegangan. Apabila ketiga
komponen besaran listrik ini menjadi sebuah rangkaian, maka disebut rangkaian
listrik.

1.1.2 Manfaat dan Relevansi


Teori elektron merupakan ilmu dasar dalam teknik elektro yang harus
diketahui, karena ilmu dalam teknik elektro tidak akan lepas dari besaran-besaran
listrik. Teori elektron ini akan sangat berguna untuk mempelajari rangkaian listrik,
elektronika daya, dasar elektronika, dan matakuliah lainnya yang berhubungan
dengan arus listrik.

Ilmu Bahan Listrik -1-


1.1.3 Standart Kompetensi
Untuk mempelajari ilmu dalam teknik elektro lebih lanjut maka harus
menguasai ilmu dasar dalam teknik elektro, ilmu dasar teknik elektro tersebut
adalah teori elektron.

1.1.4 Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari bab ini diharapkan dapat memahami dan menguasai apa
yang dimaksud ; besaran-besaran listrik, arus listrik, resistansi (tahanan), potensial
(tegangan), dan rangkaian listrik.

1.2 Besaran-besaran listrik


Besaran-besaran listrik ( V, I, R) yang disebut juga dengan hukum ohm, yaitu
kuat arus listrik berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan
hambatan.
V V
I  V  IxR  R 
R I

dimana : I ; kuat arus, satuannya Ampere (A)


V ; tegangan, satuannya Volt (V)
R ; hambatan, satuannya Ohm (Ω)

1.3 Arus Listrik


Arus listrik adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan
berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada
beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan arus listrik adalah
Ampere. Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-),
sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak
dari terminal negatif (-) ke terminal positif (+), arah arus listrik dianggap berlawanan
dengan arah gerakan elektron. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ;

Ilmu Bahan Listrik -2-


Gambar 1. Arah arus listrik dan arah gerakan elektron.

Kuat arus listrik adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya
elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.
Benda bergerak karena ada gaya yang bekerja padanya. Muatan listrik bergerak
karena ada gaya, dimana gaya yang bekerja pada muatan listrik timbul karena
adanya medan listrik, yang besarnya ;
F QxE

dimana : F = gaya (Newton)


Q = muatan (coulomb)
N
E = medan listrik ( )
Coulomb
Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir persatuan waktu, sehingga
besarnya arus listrik 1 ampere menyatakan banyaknya muatan yang mengalir
sebesar 1 coulomb setiap detik.
“1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 624x 1016 (6,24151 × 1018 )
atau sama dengan 1 Coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor”
Rumus – rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu :
dq Q
i  I
dt t
dimana : I = besarnya arus listrik yang mengalir, (ampere)
Q = besarnya muatan listrik, (coulomb))
t = waktu, (detik)
Sehingga ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118
milligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik. “Kuat arus listrik biasa juga
disebut dengan arus listrik”. Muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan
negatif. Muatan positip dibawa oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro.
Satuan muatan ”coulomb (C)”, muatan proton +1,6 x 10 19 C, sedangkan muatan

Ilmu Bahan Listrik -3-


elektron -1,6 x 10 19 C. Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan
bertanda berbeda saling tarik menarik.
“Rapat arus adalah besarnya arus listrik tiap-tiap mm² luas penampang kawat”.

Gambar 2. Kerapatan arus listrik.

Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas
penampangnya. Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm², maka
kerapatan arusnya 3A/mm² (12A/4 mm²), ketika penampang penghantar mengecil
1,5mm², maka kerapatan arusnya menjadi 8A/mm² (12A/1,5 mm²). Kerapatan arus
berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar dipertahankan sekitar
300°C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel
Kemampuan Hantar Arus (KHA).

Tabel 1. Kemampuan Hantar Arus (KHA)

Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm², 2 inti
kabel memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus 8,5A/mm². Kerapatan arus
berbanding terbalik dengan penampang penghantar, semakin besar penampang
penghantar kerapatan arusnya mengecil.
Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan
penampang kawat :

Ilmu Bahan Listrik -4-


J = I/A

I=JxA

A = I/J

dimana: J = Rapat arus [ A/mm²]


I = Kuat arus [ Amp]
A = luas penampang kawat [ mm²]

1.4 Tahanan dan Daya Hantar Penghantar


Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan
aluminium memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan atom,
setiap atom terdiri proton dan elektron. Aliran arus listrik merupakan aliran elektron.
Elektron bebas yang mengalir ini mendapat hambatan saat melewati atom
sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan elektron denganatom dan ini menyebabkan
penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat menghambat yang terjadi
pada setiap bahan.
Tahanan didefinisikan sebagai berikut : “1 Ω (satu Ohm) adalah Besarnya
tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan penampang 1
mm² pada temperatur 0° C"
Daya hantar didefinisikan sebagai berikut : “Kemampuan penghantar arus
atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan yang
mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak mempunyai daya hantar atau
daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus listrik”.
Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus:
1
R
G
1
G
R
dimana : R = Tahanan/resistansi [ Ω/ohm]
G = Daya hantar arus /konduktivitas [Y/mho]

Ilmu Bahan Listrik -5-


Gambar 3. Resistansi Konduktor

Tahanan penghantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas


penampangnya dan juga besarnya tahanan konduktor sesuai hukum Ohm.
“Bila suatu penghantar dengan panjang l , dan diameter penampang q serta
tahanan jenis ρ (rho), maka tahanan penghantar tersebut adalah” :
 xl
R
q

dimana : R = tahanan kawat [ Ω/ohm]


l = panjang kawat [meter/m]
ρ = tahanan jenis kawat [Ωmm²/meter]
q = penampang kawat [mm²]
faktot-faktor yang mempengaruhi nilai resistant atau tahanan, karena tahanan suatu
jenis material sangat tergantung pada :
• panjang penghantar.
• luas penampang konduktor.
• jenis konduktor .
• temperatur.
"Tahanan penghantar dipengaruhi oleh temperatur, ketika temperatur meningkat
ikatan atom makin meningkat akibatnya aliran elektron terhambat. Dengan demikian
kenaikan temperatur menyebabkan kenaikan tahanan penghantar".

1.5 Potensial atau Tegangan


Ilmu Bahan Listrik -6-
Potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang
berbeda potensialnya. dari hal tersebut, kita mengetahui adanya perbedaan
potensial listrik yang sering disebut “potential difference atau perbedaan potensial”.
satuan dari potential difference adalah Volt.
“Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu
joule untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb”. Atau Tegangan sebesar 1
Volt bila ada muatan sebesar 1 Coulomb berpindah dari satu titik ketitik yang lain
dan menghasilkan energi sebesar 1 joule.
W
V   W  V xQ
Q

Joule
Satuan tegangan adalah Volt =
Coulomb
Sedangkan daya (P) adalah tenaga persatuan waktu.
V xQ
P  P  V xI ( watt atau joule )
t coulomb
W  V . I. t ( watt sec atau joule)

dimana : V = beda potensial atau tegangan, dalam volt


W = usaha, dalam newton-meter atau Nm atau joule
Q = muatan listrik, dalam coulomb

1.6 Rangkaian Listrik


Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban

Gambar 4. Rangkaian Listrik.


Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan mengalir melalui beban.
Apabila sakelar S ditutup maka akan mengalir arus ke beban R dan Ampere meter

Ilmu Bahan Listrik -7-


akan menunjuk. Dengan kata lain syarat mengalir arus pada suatu rangkaian harus
tertutup.

1.6.1 Alat Ukur.


Pemasangan alat ukur Volt meter dipasang paralel dengan sumber tegangan
atau beban, karena tahanan dalam dari Volt meter sangat tinggi. Sebaliknya
pemasangan alat ukur Ampere meter dipasang seri, hal ini disebabkan tahanan
dalam dari Amper meter sangat kecil.
“Alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat ukur arus listrik adalah amperemeter”

1.6.2 Hukum Ohm


Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah sebanding dengan
tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R, atau dinyatakan
dengan Rumus :

V
I 
R
V  I x R
V
R
I
dimana ; I = arus listrik, ampere
V = tegangan, volt
R = resistansi atau tahanan, ohm
Sehingga untuk menghitung Daya (P), dalam satuan watt adalah:
P=IxV
P=IxIxR
P = I² x R

1.6.3 Hukum Kirchoff


Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di
satu titik adalah nol (ΣI = 0).

Ilmu Bahan Listrik -8-


Gambar 5. loop arus“ KIRCHOFF “

Berdasarkan hukum Kirchoff di atas maka di dapatkan besarnya nilai masing-


masing arus adalah sebagai berikut :
I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0
I1 + I4 = I2 + I3 + I5

1.7 Rangkuman
Besaran-besaran listrik ( V, I, R) yang disebut juga dengan hukum ohm, yaitu
kuat arus listrik berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan
hambatan. Kuat arus listrik adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya
elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.
Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir persatuan waktu, sehingga
besarnya arus listrik 1 ampere menyatakan banyaknya muatan yang mengalir
sebesar 1 coulomb setiap detik.
Tahanan didefinisikan sebagai berikut : 1 Ω (satu Ohm) adalah tahanan satu
kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan penampang 1 mm² pada
temperatur 0°C. Daya hantar didefinisikan sebagai berikut : “Kemampuan
penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah
suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak
mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri
arus listrik”. Potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi
yang berbeda potensialnya.
Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu joule
untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb
Ilmu Bahan Listrik -9-
Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban
Alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat ukur arus listrik adalah amperemeter.
Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah sebanding dengan
tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R. Pada setiap
rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di satu titik adalah nol
(ΣI = 0).

1.8 Latihan Soal


1. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang elektron, dan apa hubungannya
dengan aliran listrik.
2. Jumlah beban listrik dalam suatu rumah tangga 700 Watt dengan tegangan
kerja 220 Volt, hitunglah besar pengaman arus yang harus digunakan, dan
besarnya nilai hambatan seluruhnya.
3. Sebuah penghantar dengan panjang 8 meter dan muatan yang mengalir
dalam penghantar 125 C dengan kecepatan waktu mengalir 5 detik,
penghantar mempunyai tahanan jenis 0,5 Ώmm 2/m dan bekerja pada
tegangan 110 Volt, hitunglah besar penampang penghantar yang
digunakan.

1.9 Glosarium
Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir persatuan waktu,
sehingga besarnya arus listrik 1 ampere menyatakan banyaknya muatan
yang mengalir sebesar 1 coulomb setiap detik.
Alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat ukur arus listrik adalah
amperemeter.
Besaran-besaran listrik ( V, I, R) yang disebut juga dengan hukum ohm, yaitu
kuat arus listrik berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding
terbalik dengan hambatan.
Daya hantar didefinisikan sebagai berikut : “Kemampuan penghantar arus atau
daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan

Ilmu Bahan Listrik - 10 -


yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak mempunyai
daya hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus
listrik”.
Kuat arus listrik adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron
bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan
waktu.
Potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang
berbeda potensialnya.
Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah sebanding dengan
tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R.
Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di
satu titik adalah nol (ΣI=0).
Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu
joule untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb
Tahanan didefinisikan sebagai berikut : “1 Ω (satu Ohm) adalah tahanan satu
kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan penampang 1 mm²
pada temperatur 0° C".

1.10 Daftar Pustaka


Gerris, P.M.J. Ilmu Bahan-bahan Terj. M. Pamenan, Jakarta, PT. Pradnya
Paramita.
Kempster, M.H.A. Materials for engineers, 1981.
Muhaimin, Bahan-bahan Listrik untuk Politeknik, Jakarta, PT. Pradnya
Paramita.
Wagmeuller, H.R. dan Prastawa, I.B. Pengetahuan Bahan, Bandung:
Politeknik Mekanik Swiss-ITB.

BAB 2
Bahan Penyekat/Isolasi

2.1 Pendahuluan
Ilmu Bahan Listrik - 11 -
Bahan penyekat/isolasi adalah bahan yang bersifat mengisolir arus listrik,
artinya suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali terhadap arus
listrik. Bahan isolasi pada umumnya terdiri dari bahan-bahan organik dan an-
organik yang diperoleh dari proses kimia.
Sedangkan berdasarkan teori atom bahan penyekat adalah bahan yang
susunan atomnya sedemikian rupa sehingga elektron di valence band tidak mampu
pindah ke conduction band karena energi gap-nya besar sekali, sehingga di
conduction band tidak terdapat pembawa muatan.
Agar elektron di valence band dapat pindah ke conduction band diperlukan
energi luar yang besar sekali, yaitu tegangan tembus (breakdown voltage). Berikut
ini bentuk dari diagram pita energi untuk bahan isolasi, semikonduktor, dan
konduktor.

CB
CB CB
B
FB B BOL
FB
B VB
B
VB VB
B B

Bahan Isolasi Bahan Semikonduktor Bahan Konduktor

Keterangan gambar :
- CB = Conduction Band
- FB = Forbidden Band
- VB = Valence Band
- OL = Over Lopping

Gambar 6. Diagram pita energi bahan isolasi, semikonduktor, konduktor

2.1.1 Deskripsi
Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan. Penyekat membutuhkan bahan yang mempunyai resistivitas yang
besar agar arus yang bocor sekecil mungkin (dapat diabaikan). Resistivitas juga
akan turun jika tegangan yang diberikan naik. Besarnya kerugian energi yang

Ilmu Bahan Listrik - 12 -


diserap bahan isolasi tersebut berbanding lurus dengan tegangan, frekuensi,
kapasitansi, dan sudut kerugian dielektrik.

2.1.2 Manfaat dan Relevansi


Untuk mengetahui sifat-sifat dari bahan isolasi sehingga dapat dipilih bahan-
bahan yang tepat untuk suatu sistem isolasi, agar dihasilkan suatu rancangan yang
paling ekonomis. Dalam menentukan dimensi suatu sistem isolasi, dibutuhkan
pengetahuan yang pasti mengenai jenis, besaran dan durasi tekanan elektrik yang
akan dialami bahan isolasi tersebut, dan disamping itu juga perlu untuk
mempertimbangkan kondisi sekitar dimana bahan isolasi akan ditempatkan.

2.1.3 Standart Kompetensi


Setelah mempelajari karakteristik, sifat-sifat suatu bahan seorang sarjana
teknik elektro diharapkan dapat merencanakan dan menempatkan suatu bahan
yang berisolasi sesuai dengan penggunaannya.

2.1.4 Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari bahan isolasi/penyekat ini diharapkan dapat menguasai
sifat-sifat bahan penyekat, jenis/macam-macam bahan penyekat, kelas bahan
penyaekat, sehingga dapat menempatkan bahan penyekat sesuai fungsinya.

2.2 Sifat Dielektrik Bahan Isolasi


Dalam menentukan dimensi suatu sistem isolasi, dibutuhkan pengetahuan
yang pasti mengenai jenis, besaran dan durasi tekanan elektrik yang akan dialami
bahan isolasi tersebut, dan disamping itu juga perlu untuk mempertimbangkan
kondisi sekitar dimana isolasi akan ditempatkan. selain itu, perlu juga untuk
mengetahui sifat-sifat dari bahan isolasi sehingga dapat dipilih bahan-bahan yang
tepat untuk suatu sistem isolasi, dengan demikian akan dihasilkan suatu rancangan
yang paling ekonomis.
Fungsi yang penting dari suatu bahan isolasi adalah :
1. Untuk mengisolasi antara suatu penghantar dengan penghantar lainnya.
misalnya antara konduktor fasa dengan konduktor fasa lainnya, atau konduktor
fasa dengan tanah.

Ilmu Bahan Listrik - 13 -


2. Untuk menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang
diisolasi,
3. Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia.
Tekanan yang diakibatkan oleh medan listrik, gaya mekanik, thermal dan
reaksi kimia dapat saja terjadi serentak, sehingga perlu diketahui efek bersama dari
semua parameter tersebut, dengan kata lain suatu bahan isolasi dinyatakan
ekonomis jika bahan tersebut dapat menahan semua tekanan tersebut dalam
jangka waktu yang lama.
Sifat listrik yang dibutuhkan untuk suatu bahan isolasi adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai Kekuatan Dielektrik (KD) yang tinggi, agar dimensi sistem isolasi
menjadi kecil dan penggunaan bahan semakin sedikit, sehingga harganya pun
akan semakin murah.
2. Rugi-rugi dielektriknya rendah, agar suhu bahan isolasi tidak melebihi batas
yang ditentukan.
3. Memiliki kekuatan kerak (tracking strength) yang tinggi, agar tidak terjadi erosi
karena tekanan listrik permukaan.
4. Memiliki konstanta dielektrik yang tepat dan cocok, sehingga membuat arus
pemuatan (charging current) tidak melebihi batas yang diijinkan.

Bahan isolasi juga sekaligus merupakan bahan konstruksi peralatan, oleh karena itu
ia juga memikul beban mekanis, sehingga bahan isolasi harus memenuhi
persyaratan mekanis yang dibutuhkan. Sifat mekanis yang dibutuhkan tergantung
pada pemakaian, seperti diberikan dibawah ini.
- Isolator hantaran udara, sifat mekanis terpentingnya Kekuatan regangan (tensile
strength).
- Isolator pendukung pada gardu, sifat mekanis terpentingnya Kekuatan tekuk
(bending strength).
- Isolator antena, sifat mekanis terpentingnya Kekuatan tekan (pressure strength).
- Pemutus daya (circuit breaker), sifat mekanis terpentingnya Kekuatan tekanan
dadakan (bursting pressure withstand).
Karakteristik mekanis, seperti elastisitas, kekenyalan dan lain-lain,
mempunyai hubungan yang nyata dengan tekanan dan ketepatan rancangan.
Peralatan-peralatan listrik akan mengalami kenaikan suhu selama beroperasi, baik

Ilmu Bahan Listrik - 14 -


pada tegangan kerja normal maupun dalam kondisi gangguan, sehingga bahan
isolasi harus memiliki sifat themal sebagai berikut :
- kemampuan untuk menahan panas tinggi (daya tahan panas)
- kerentanan terhadap perubahan bentuk pada keadaan panas.
- konduktivitas panas tinggi.
- koefisien muai panas rendah.
- tidak mudah terbakar.
- tahan terhadap busur api, dan lain-lain.

Bahan isolasi harus dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dimana


bahan itu digunakan. Oleh karena itu bahan isolasi harus memiliki kemampuan
sebagai berikut :
- memiliki daya tahan terhadap minyak dan ozon.
- memiliki kekedapan dan kekenyalan higroskopis yang tinggi.
- daya serap air rendah.
- stabil ketika mengalami radiasi.

Bahan isolasi untuk sistem tegangan tinggi sering menetapkan beberapa


persyaratan, dan diantaranya ada yang saling bertentangan. Oleh karena itu dalam
pemilihan bahan isolasi untuk suatu keperluan khusus sering dilakukan dengan
mencari kompromi antara penyimpangan kebutuhan dengansifat yang diinginkan,
sehingga pemilihan yang benar-benar memuaskan tidak terpenuhi. ada enam sifat
listrik dielektrik, yaitu:
1. Kekuatan dielektrik
2. Konduktansi
3. Rugi-rugi dielektrik
4. Tahanan isolasi
5. Peluahan parsial (partial discharge)
6. Kekuatan kerak isolasi (tracking strength)
2.3 Sifat-sifat Bahan Penyekat
Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan. Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu mempertimbangkan sifat
kelistrikanya. Di samping itu juga perlu mempertimbangkan sifat termal, sifat
mekanis, dan sifat kimia. Sifat kelistrikan mencakup resistivitas, permitivitas, dan
kerugian dielektrik. Penyekat membutuhkan bahan yang mempunyai resistivitas
Ilmu Bahan Listrik - 15 -
yang besar agar arus yang bocor sekecil mungkin (dapat diabaikan). Yang perlu
diperhatikan di sini adalah bahwa bahan isolasi yang higroskopis hendaknya
dipertimbangkan penggunaannya pada tempat-tempat yang lembab karena
resistivitasnya akan turun. Resistivitas juga akan turun jika tegangan yang diberikan
naik.
Besarnya kapasitansi bahan isolasi yang berfungsi sebagai dielektrik
ditentukan oleh permitivitasnya, di samping jarak dan luas permukaannya. Besarnya
permitivitas udara adalah 1,00059, sedangakan untuk zat padat dan zat cair selalu
lebih besar dari itu. Apabila bahan isolasi diberi tegangan bolak-balik maka akan
terdapat energi yang diserap oleh bahan tersebut. Besarnya kerugian energi yang
diserap bahan isolasi tersebut berbanding lurus dengan tegangan, frekuensi,
kapasitansi, dan sudut kerugian dielektrik. Sudut tersebut terletak antara arus
kapasitif dan arus total (Ic + Ir).
Suhu juga berpengaruh terhadap kekuatan mekanis, kekerasan, viskositas,
ketahanan terhadap pengaruh kimia dan sebagainya. Bahan isolasi dapat rusak
diakibatkan oleh panas pada kurun waktu tertentu. Waktu tersebut disebut umur
panas bahan isolasi. Sedangakan kemampuan bahan menahan suhu tertentu tanpa
terjadi kerusakan disebut ketahanan panas. Menurut IEC (International
Electrotechnical Commission) didasarkan atas batas suhu kerja bahan, bahan
isolasi yang digunakan pada suhu di bawah nol (missal pada pesawat terbang,
pegunungan) perlu juga diperhitungkan karena pada suhu di bawah nol bahan
isolasi akan menjadi keras dan regas. Pada mesin-mesin listrik, kenaikan suhu
pada penghantar dipengaruhi oleh resistansi panas bahan isolasi.
Bahan isolasi tersebut hendaknya mampu meneruskan panas yang
didesipasikan oleh penghantar atau rangkaian magnetik ke udara sekelilingnya.
Kemampuan larut bahan isolasi, resistansi kimia, higroskopis, permeabilitas uap,
pengaruh tropis, dan resistansi radio aktif perlu dipertimbangkan pada penggunaan
tertentu. Kemampuan larut diperlukan dalam menentukan macam bahan pelarut
untuk suatu bahan dan dalam menguji kemampuan bahan isolasi terhadap cairan
tertentu selama diimpregnasi atau dalam pemakaian. Kemampuan larut bahan
padat dapat dihitung berdasarkan banyaknya bagian permukaan bahan yang dapat
larut setiap satuan waktu jika diberi bahan pelarut. Umumnya kemampuan larut
bahan akan bertambah jika suhu dinaikkan.

Ilmu Bahan Listrik - 16 -


Ketahanan terhadap korosi akibat gas, air, asam, basa, dan garam. Bahan
isolasi juga bervariasi antara satu pemakaian bahan isolasi di daerah yang
konsentrasi kimianya aktif, instalasi tegangan tinggi, dan suhu di atas normal. Uap
air dapat memperkecil daya isolasi bahan. Karena bahan isolasi juga mempunyai
sifat higroskopis maka selama penyimpanan atau pemakaian diusahakan agar tidak
terjadi penyerapan uap air oleh bahan isolasi, dengan memberikan bahan penyerap
uap air, yaitu senyawa P 2O5 atau CaC12. Bahan yang molekulnya berisi kelompok
hidroksil (OH) higrokopisitasnya relative besar dibanding bahan parafin dan polietilin
yang tidak dapat menyerap uap air.
Bahan isolasi hendaknya juga mempunyai permeabilitas uap (kemampuan
untuk dilewati uap) yang besar, khususnya bagi bahan yang digunakan untuk isolasi
kabel dan rumah kapasitor. Di daerah tropis basah dimungkinkan tumbuhnya jamur
dan serangga. Suhu yang tinggi disertai kelembaban dalam waktu lama dapat
menyebabkan turunnya kemampuan isolasi. Oleh karena bahan isolasi hendaknya
dipisi bahan anti jamur (paranitro phenol, dan pentha chloro phenol).
Pemakaian bahan isolasi sering dipengaruhi bermacam-macam energi
radiasi yang dapat berpengaruh dan mengubah sifat bahan isolasi. Radiasi sinar
matahari mempengaruhi umur bahan, khususnya jika bersinggungan dengan
oksigen. Sinar ultra violet dapat merusak beberapa bahan organic. T yaitu kekuatan
mekanik elastisitas. Sinar X sinar-sinar dari reactor nuklir, partikel-partikel radio
isotop juga mempengaruhi kemampuan bahan isolasi. Sifat mekanis bahan yang
meliputi kekuatan tarik, modulus elastisitas, dan derajat kekerasan bahan isolasi
juga menjadi pertimbangan dalam memilih suatu jenis bahan isolasi.

2.4 Pembagian Kelas Bahan Penyekat


Bahan penyekat listrik dapat dibagi atas beberapa kelas berdasarkan suhu
kerja maksimum, yaitu sebagai berikut :

1. Kelas Y, suhu kerja maksimum 90°C


Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti Katun,
sutera alam, wol sintetis, rayon serat poliamid, kertas, prespan, kayu, poliakrilat,
polietilen, polivinil, karet, dan sebagainya) yang tidak dicelup dalam bahan

Ilmu Bahan Listrik - 17 -


pernis atau bahan pencelup lainnya. Termasuk juga bahan termoplastik yang
dapat lunak pada suhu rendah.
2. Kelas A, suhu kerja maksimum 150°C
Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis aspal atau
kompon, minyak trafo, email yang dicampur dengan vernis dan poliamil atau
yang terendam dalam cairan dielektrikum (seperti penyekat fiber pada
transformator yang terendam minyak). Bahan -bahan ini adalah katun, sutera,
dan kertas yang telah dicelup, termasuk kawat email (enamel) yang terlapis
damar-oleo dan damar-polyamide.
3. Kelas E, suhu kerja maksimum 120°C
Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat
polyvinylformal, polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat lain sejenis
dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film dan serat
polyethylene terephthalate.
4. Kelas B, suhu kerja maksimum 130°C
Yaitu Yaitu bahan non-organik (seperti : mika, gelas, fiber, asbes) yang dicelup
atau direkat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan biasanya tahan
panas (dengan dasar minyak pengering, bitumin sirlak, bakelit, dan
sebagainya).
5. Kelas F, suhu kerja maksimum 155°C
Bahan bukan organik dicelup atau direkat menjadi satu dengan epoksi,
poliurethan, atau vernis yang tahan panas tinggi.
6. Kelas H, suhu kerja maksimum 180°C
Semua bahan komposisi dengan bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber yang
dicelup dalam silikon tanpa campuran bahan berserat (kertas, katun, dan
sebagainya). Dalam kelas ini termasuk juga karet silikon dan email kawat
poliamid murni.
7. Kelas C, suhu kerja diatas 180°C
Bahan anorganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan substansi organic,
misalnya mika, mikanit yang tahan panas (menggunakan bahan pengikat
anorganik), mikaleks, gelas, dan bahan keramik. Hanya satu bahan organik saja
yang termasuk kelas C yaitu politetra fluoroetilen (Teflon).

Ilmu Bahan Listrik - 18 -


Suatu bahan dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Wujud bahan tertentu
juga bisa berubah karena pengaruh suhu. Selain pengelompokkan berdasarkan
wujud tersebut dalam teknik listrik bahan-bahan juga dapat dikelompokkan sebagai
berikut.
1. Bahan Penghantar (konduktor)
2. Bahan Penyekat (isolator/insulator)
3. Bahan Setengah Penghantar (semi konduktor)
4. Bahan Magnetis.
5. Bahan Super Konduktor.
6. Bahan Nuklir.
7. Bahan Khusus (bahan untuk pembuatan kontak-kontak, untuk sekering,
dan sebagainya)

1. Bahan Penghantar (konduktor) adalah bahan yang menghantarkan listrik dengan


mudah. Bahan ini mempunyai daya hantar listrik (Electrical Conductivity) yang
besar dan tahanan listrik (Electrical Resistance) kecil. Bahan penghantar listrik
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Perhatikan fungsi kabel, kumparan/lilitan
pada alat listrik yang anda jumpai. Juga pada saluran transmisi/distribusi. Dalam
teknik listrik, bahan penghantar yang sering dijumpai adalah tembaga dan
alumunium.
2. Bahan Penyekat (Insulator/isolator) adalah bahan yang befungsi untuk menyekat
(misalnya antara 2 penghantar); agar tidak terjadi aliran listrik/kebocoran arus
apabila kedua penghantar tersebut bertegangan. Jadi bahan penyekat harus
mempunyai tahanan jenis besar dan tegangan tembus yang tinggi. Bahan
penyekat yang sering ditemui dalam teknik listrik adalah : plastik, karet, dan
sebagainya.
3. Bahan Setengah Penghantar (Semi Konduktor) adalah bahan yang mempunyai
daya hantar lebih kecil dibanding bahan konduktor, tetapi lebih besar dibanding
bahan isolator. Dalam teknik elektronika banyak dipakai semikonduktor dari
bahan germanium (Ge) dan silicon (Si). Dalam keadaan aslinya, Ge dan Si
adalah bahan pelikan dan merupakan isolator. Di Pabrik bahan-bahan tersebut
diberi kotoran. Jika bahan tersebut dikotori dengan alumunium maka diperoleh
bahan semikonduktor type P (bahan yang kekurangan elektron/mempunyai sifat
positif). Jika dikotori dengan fosfor maka yang dipeoleh adalah semikonduktor

Ilmu Bahan Listrik - 19 -


jenis N (bahan yang kelebihan electron, sehingga bersifat negative). Ge
mempunyai daya hantar lebih tinggi dibandingkan Si, sedangkan Si lebih tahan
panas dibanding Ge.
4. Bahan Magnetik (Magnetic Materials) dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu
ferro magnetic, para-magnetic dan dia-magnetic. Bahan ferro-magnetic adalah
bahan yang mempunyai permeabilitas tinggi dan mudah sekali dialiri garis-garis
gaya magnet. Contoh bahan yang mempunyai permeabilitas tinggi adalah besi,
besi pasir, stalloy, dan sebagainya. Selain itu sering dijumpai magnet yang
merupakan magnet permanen, misalnya alnico, cobalt, baja arang, dan
sebagainya. Baja untuk magnet sering dijumpai pada pelat-pelat motor/generator,
pelat-pelat transformator, dan sebagainya. Dalam bidang elektronika, digunakan
bahan magnet misalnya pada speaker, alat-alat ukur elektronika, dan
sebagainya.
5. Bahan Super Konduktor. Pada tahun 1911, Kamerligh Onnes mengukur
perubahan tahanan listrik yang disebabkan oleh perubahan suhu Hg dalam
helium cair. Dia menemukan bahwa tahanan listrik tiba-tiba hilang pada suhu
4,153°K. Sampai saat ini telah ditemukan sekitar 24 unsur hantaran super dan
lebih banyak lagi paduan dan senyawa yang menunjukkan sifat-sifat hantaran
super. Temperatur kritisnya berkisar antara 1 samapai 19° Kelvin. Bahan-bahan
lead (timah), tin (timah patri), alumunium, dan mercury, pada sushu mendekati
0°K mempunyai resistivitas nol.
6. Bahan Nuklir. Bahan nuklir sering dipakai sebagai bahan baker reaktor nuklir.
Reaktor nuklir adalah pesawat yang mengandung bahan-bahan nuklir yang dapat
membelah, yang disusun sedemikian sehingga suatu reaksi berantai dapat
berjalan dalam keadaan dan kondisi terkendali. Dengan sendirinya syarat agar
suatu bahan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar nuklir adalah bahan yang
dapat mengadakan fisi (pembelahan atom). Dalam reaktor nuklir digunakan
bahan bakar uranium 235, plutonium-239, uranium-233.
Dalam pemilihan jenis bahan listrik, selain sifat listrik, perlu dipertimbangkan
beberapa sifat lain dari bahan, yaitu :
A. Sifat Mekanis, yaitu perubahan bentuk dari suatu benda padat akibat adanya
gaya-gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi adanya perubahan
itu tergantung kepada besar kecilnya gaya, bentuk benda, dan dari bahan apa

Ilmu Bahan Listrik - 20 -


benda tersebut dibuat. Jika tidak ada gaya dari luar yang bekerja, maka ada tiga
kemungkinan yang akan terjadi pada suatu benda :
• Bentuk benda akan kembali ke bentuk semula, hal ini karena benda
mempunyai sifat kenyal (elastis)
• Bentuk benda sebagian saja akan kembali ke bentuk semula, hal ini hanya
sebagian saja yang dapat kembali ke bentuk semula karena besar gaya yang
bekerja melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan menjadi
berkurang.
• Bentuk benda berubah sama sekali, hal ini dapat terjadi karena besar gaya
yang bekerja jauh melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan
sama sekali hilang.
B. Sifat Fisis, Benda padat mempunyai bentuk yang tetap (bentuk sendiri), dimana
pada suhu yang tetap benda padat mempunyai isi yang tetap pula. Isi akan
bertambah atau memuai jika mengalami kenaikkan suhu dan sebaliknya benda
akan menyusut jika suhunya menurun. Karena berat benda tetap , maka
kepadatan benda akan bertambah, sehingga dapat disimpulkan sebagai
berikut :
• Jika isi (volume) bertambah (memuai), maka kepadatannya akan berkurang
• Jika isinya berkurang (menyusut), maka kepadatan akan bertambah
• Jadi benda lebih padat dalam keadaan dingin daripada dalam keadaan panas.
C. Sifat Kimia, berkarat adalah termasuk sifat kimia dari suatu bahan yang terbuat
dari logam. Hal ini terjadi karena reaksi kimia dari bahan itu sendiri dengan
sekitarnya atau bahan itu sendiri dengan bahan cairan. Biasanya reaksi kimia
dengan bahan cairan itulah yang disebut berkarat atau korosi. Sedangkan
reaksi kimia dengan sekitarnya disebut pemburaman.

Pengujian sifat mekanis bahan perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi


spesifikasi bahan. Melalui pengujian tarik akan diperoleh besaran-besaran kekuatan
tarik, kekuatan mulur, perpanjangan, reduksi penampang, modulus elastis, resilien,
keuletan logam, dan lain-lain. Selain sifat-sifat tersebut dengan tidak secara terlalu
teknis, perlu diperhatikan kekerasan (hardness) dan kemampuan menahan goresan
(abrasion). Contoh sifat fisis yang sering diperlukan adalah berat jenis, titik lebur,
titik didih, titik beku, kalor lebur, dan sebagainya. Juga sifat perubahan volume,
wujud, dan panjang terhadap perubahan suhu. Perkaratan adalah contoh sifat

Ilmu Bahan Listrik - 21 -


bahan akibat reaksi kimia; reaksi antara logam dengan oksigen yang ada di udara.
Sifat kimia juga termasuk sifat bahan yang beracun, kemungkinan mengadakan
reaksi dengan garam, asam, dan basa.
intisari
Selain bahan penyekat atau isolator di atas, ada bahan lain yang juga
banyak digunakan dalam teknik ketenagalistrikan yaitu bahan penghantar atau
sering dinamakan dengan istilah konduktor. Suatu bahan listrik yang akan dijadikan
penghantar, juga harus mempunyai sifat-sifat dasar penghantar itu sendiri seperti:
koefisien suhu tahanan, daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik dan lain-lain.
Disamping itu juga penghantar kebanyakan menggunakan bentuk padat seperti
tembaga, aluminium, baja, seng, timah, dan lain-lain. Untuk keperluan komunikasi
sekarang banyak digunakan bahan penghantar untuk media transmisi
telekomunikasi yaitu menggunakan serat optik.
Erat kaitannya dengan keperluan pembangkitan energi listrik, yaitu suatu
bahan magnetik yang akan dijadikan sebagai medium untuk konversi energi, baik
dari energi listrik ke energi mekanik, energi mekanik ke energi listrik, energi listrik
menjadi energi panas atau cahaya, maupun dari energi listrik menjadi energi listrik
kembali. Bahan magnetik ini tentunya harus memenuhi sifat-sifat kemagnetan, dan
parameter-parameter untuk dijadikan sebagai bahan magnet yang baik. Dalam
pemilihan bahan magnetik ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
ferromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik.
Suatu bahan yang sekarang lagi ngetren dan paling banyak sedang
dilakukan riset-riset di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu bahan semi
konduktor. Berkembangnya dunia elektronika dan komputer saat ini adalah
merupakan salah satu peranan dari teknologi semikonduktor. Bahan ini sangat
besar peranannya pada saat ini pada berbagai bidang disipilin ilmu terutama di
bidang teknik elektro seperti teknologi informasi, komputer, elektronika,
telekomunikasi, dan lain -lain. Berkaitan dengan bahan semi konduktor, pada saat
ini dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu semi konduktor dan super
konduktor.

2.5 Jenis Bahan Isolasi


Dilihat dari jenis atau macamnya secara umun bahan isolasi dapat di
kelompokkan menjadi ;

Ilmu Bahan Listrik - 22 -


• Bahan penyekat bentuk padat, bahan listrik ini dapat dikelompokkan menjadi
beberapa macam, diantaranya yaitu: bahan tambang, bahan berserat, gelas,
keramik, plastik, karet, ebonit dan bakelit, dan bahan-bahan lain yang
dipadatkan.
• Bahan penyekat bentuk cair, jenis penyekat ini yang banyak digunakan pada
teknik listrik adalah air, minyak transformator, dan minyak kabel.
• Bahan penyekat bentuk gas, yang sering digunakan untuk keperluan teknik listrik
diantaranya : udara, nitrogen, hidrogen, dan karbondioksida.
Dalam pengelompokan di atas akan dijelaskan sebagai berikut ;

a. Bahan Isolasi Gas


Bahan isolasi gas adalah digunakan sebagai pengisolasi dan sekaligus
sebagai media penyalur panas. Bahan isolasi gas yang dibahas dalam bab ini
adalah : udara, sulphur hexa fluorida (SF6) sebagai titik berat di damping gas-gas
lain yang lazim digunakan di dalam teknik listrik.

1. Udara
Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapatkan, mempunyai
tegangan tembus yang cukup besar yaitu 30 kV/ cm. Contoh yang mudah dijumpai
antara lain : pada JTR, JTM, dan JTT antara hantara yang satu dengan yang lain
dipisahkan dengan udara. Hubungan antara tegangan tembus dan jarak untuk
udara tidak linier seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 7. Vt = f (celah udara) pada p = 1 atm, F = 50 Hz

2. Sulphur Hexa Fluorida


Sulphur Hexa Fluorida (SF6) merupakan suatu gas bentukan antara unsur
sulphur dengan fluor dengan reaksi eksotermis :
S + 3 F2 ----------------SF6 + 262 kilo kalori
Molekul SF6 seperti ditunjukkan pada Gambar berikut ini.

Ilmu Bahan Listrik - 23 -


Gambar. 8. Molekul sulphur hexa fluorida

Terlihat pada gambar 8 bahwa molekul SF6 mempunyai 6 atom Fluor yang
mengelilingi sebuah atom Sulphur, di sini masing-masing atom Fluo mengikat 1buah
elektron terluar atom Sulphur. Dengan demikian maka SF6 menjadi gas yang inert
atau stabil seperti halnya gas mulia. Sampai saat ini SF6 merupakan gas terberat
yang mempunyai massa jenis 6,139 kg/m 3 yaitu sekitar 5 kali berat udara pada suhu
00 celsius dan tekanan 1 atmosfir. Sifat lainnya adalah : tidak terbakar, tidak larut
pada air, tidak beracun, tidak berwarna dan tidak berbau. SF6 juga merupakan
bahan isolasi yang baik yaitu 2,5 kali kemampuan isolasi udara. Perbandingan SF6
dengan beberapa gas lain seperti tercantum pada Tabel berikut ;

Tabel 2. Sifat beberapa Gas

Seperti telah disebutkan di atas, bahwa untuk pembentukan SF6 timbulpanas, ini
berarti bahwa pada pemisahan SF6 menjadi Sulphur dan Fluor memerlukan panas
dari sekelilingnya sebesar 262 k . kalori/ molekul. Hal ini tepat sekali digunakan
untuk bahan pendinginan pada peralatan listrik yang menimbulkan panas atau
bunga api pada waktu bekerja, misalnya : sakelar pemutus beban. Sifat dari SF6
sebagai media pemadam busur api dan relevansinya pada sakelar pemutus beban
adalah :

Ilmu Bahan Listrik - 24 -


 Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan
mekanismenya. Pada prinsipnya SF6 sebagai pemadam busur api adalah
tanpa memerlukan energi untuk mengkompresikannya, namun semata-mata
karena pengaruh panas busur api yang terjadi.
 Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi
dapat dengan mudah dideteksi.
 Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun pembentukannya
kembali setelah pemadaman adalah menyeluruh (tidak ada sisa unsure
pembentuknya)
 Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada CB konduktivitasnya
tetap rendah dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi
kemungkinan busur api tidak stabil dengan demikian ada pemotongan arus
dan menimbulkan tegangan antar kontak.
 Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga penguraiannya
menjadikan dielektriknya naik secara bertahap.
 Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan dan
dengan adanya hal ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya
rendah.

3. Gas-gas lain
Gas bentukan fluoro organic misalnya C 7F14, C7F8, C14, F24 mempunyai
tegangan tembus yang tinggi, berkisar antara 6 – 10 kali tegangan tembus udara.
Pemakaian gas ini cocok untuk bahan isolasi pada alat-alat pemutus.
Gas karbon dioksoda (CO2) dapat digunakan sebagai gas residu pada bahan
dielektrik cair (minyak) pada alat-alat tegangan tinggi, antara lain : kabel dan trafo.
Gas neon adalah salah satu gas mulia yang banyak digunakan sebagai bahan
pengisi lampu-lampu tabung.
b. Bahan Isolasi Cair
Bahan isolasi cair digunakan sebagai bahan pengisi pada beberapa
peralatan listrik, misalnya : transformator, pemutus beban, rheostat. Dalam hal ini
bahan isolasi cair berfungsi sebagai pengisolasi dan sekaligus sebagai pendingin.
Karena itu persyaratan untuk bahan cair yang dapat digunakan untuk isolasi antara
lain : mempunyai tegangan tembus dan daya hantar panas yang tinggi.

1. Minyak Transformator
Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan
pemurnian minyak mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh
Ilmu Bahan Listrik - 25 -
panas dari rugi-rugi di dalam transformator akan timbul hidrokarbon. Selain berasal
dari minyak mineral, minyak transformator dapat pula yang dapat dibuat dari bahan
organik, misalnya : minyak trafo Piranol, Silikon. Sebagai bahan isolasi, minyak
transformator harus mempunyai tegangan tembus yang tinggi. Pengujian tegangan
tembus minyak transformator dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan
seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 9. Alat pengujian tegangan tembus minyak transformator

Jarak elektroda dibuat 2,5 cm, sedangkan tegangannya dapat diatur dengan
menggunakan auto-transformator sehingga dapat diketahui tegangan sebelum saat
terjadinya kegagalan isolasi yaitu terjadinya locatan bunga api. Locatan bunga api
dapat dilihat lewat lubang yang diberi kaca. Selain itu dapat dilihat dari Voltmeter
tegangan tertinggi sebelum terjadinya kegagalan isolasi karena setelah terjadinya
kegagalan isolasi voltmeter akan menunjukkan harga nol. Tegangan temus nominal
minyak transformator untuk tegangan kerja tertentu dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Tegangan tembus minyak transformator

Tegangan tembus (kV) untuk jarak 2,5 cm


Tegangan kerja peralatan
Minyak baru Sedang di pakai
Di atas 35 kV 40 35
6 s/d 35 kV 30 25
Di bawah 6 kV 30 20

Dengan demikian dapat diketahui apakah minyak transformator ketahanan


listriknya memenuhi persyaratan yang berlaku. Ketahanan listrik minyak
transformator dapat menurun karena pengaruh asam dan dapat pula karena
kandungan air.
Ilmu Bahan Listrik - 26 -
2. bahan isolasi cair lain
Minyak untuk kabel yang berisolasi kertas dibuat lebih kental daripada
minyak trafo, disamping itu terdapat pula bahan isolasi kabel yang di impregnasi
dengan minyak yang kekentalan rendah dengan pemurnian yang tinggi, yaitu kabel
untuk tegangan ekstra tinggi yang diisi minyak.
Disamping bahan-bahan diatas, terdapat pula isolasi cair sintetis yang berisi
chloor (hidrokarbon seperti difenil C 10H12). Bahan-bahan ini diantaranya: sovol,
askarel, araclor, pyralen, shibanol. Dan bahan isolasi cair lain yang lebih mahal dari
minyak trafo adalah minyak silicon.

c. Bahan Isolasi Padat


Kaca dan porselin adalah tergolong bahan mineral, tetapi penggunaannya
tidak pada bentuk atau keadaan alaminya melainkan harus diproses terlebih dahulu
dengan pemanasan (pembakaran), pengerasan dan pelumeran. Itulah sebabnya
maka pembahasannya dipisahkan dengan pembahasan bahan mineral pada bab
sebelumnya.

1. Kaca
Kaca adalah substansi yang dibuat dengan pendinginan bahan-bahan yang
dilelehkan, tidak berbentuk kristal tetapi tetap pada kondisi berongga. Kaca pada
umumnya terdiri dari campuran silikat dan beberapa senyawa antara lain : borat,
pospat. Kaca dibuat dengan cara melelehkan beberapa senyawa silikat (pasir),
alkali (Na dan K) dengan bahan lain (kapur, oksida timah hitam). Karena itu sifat
dari kaca tergantung dari komposisi bahan-bahan pembentuknya tersebut. Massa
jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm2, kekuatan tekannya 6000 hingga
21000 kg/cm2 , kekuatan tariknya 100 hingga 300 kg/cm2. Karena kekuatan
tariknya relatif kecil, maka kaca adalah bahan yang regas. Walaupun kaca
merupakan substansi berongga, tetapi tidak mempunyai titik leleh yang tegas,
karena pelelehannya adalah perlahan –lahan ketika suhu pemanasan di naikkan.
Titik pelelehan kaca berkisar antara 500 hingga 17000 C. Makin sedikit kandungan
S1O2 nya makin rendah titik pelembekan suatu kaca. Demikian pula halnya dengan
muai panjangnya, makin banyak kadar S 1O2 yang dikandungnya akan makin kecil.
Muai panjang untuk kaca berkisar antara 5,5-10 -7 hingga 150. 10-7 per derajat
celcius.

Ilmu Bahan Listrik - 27 -


2. Sitol
Sitol mempunyai bahan dasar kaca yang merupakan pengembangan baru.
Pemakaian sitol adalah sangat luas, struktur dan sifat-sifatnya adalah diantara kaca
dan keramik. Sitol juga disebut keramik-kaca atau kaca kristal. Yang banyak
dijumpai dipasaran antara lain : pyroceram, vitoceram. Sitol mempunyai struktur
kristal yang halus (hal ini yang membedakannya dengan kaca biasa) tetapi
berongga. Tidak seperti halnya keramik biasa, sitol tidak dibuat dengan pembakaran
tetapi cenderung dengan fusi dari bahan-bahan mentahnya dengan menjadikannya
meleleh dan kemudian kristalisasi.

3. Porselin
Porselin adalah bahan isolasi kelompok keramik yang sangat penting dan
luas penggunaannya. Istilah bahan -bahan keramik adalah digunakan untuk semua
bahan anorganik yang dibakar dengan pembakaran pada suhu tinggi dan bahan
asal berubah substansinya. Bahan dasar dari porselin adalah tanah liat. Ini berarti
bahan dasar tersebut mudah dibentuk pada waktu basah, tetapi menjadi tahan
terhadap air dan kekuatan mekaniknya naik setelah dibakar. Penggunaan isolator
dari porselin antara lain : isolator tarik, isolator penyangga, rol isolator seperti dapat
dilihat pada gambar berikut.

Gambar 10. Beberapa isolator porselin

d. Bahan Isolasi Berserat


Kelebihan dari bahan berserat adalah mempunyai fleksibilitas yang baik,
kekuatan mekanis yang tinggi, mudah diproses dan murah harganya. Adapun
kekurangannya adalah higroskopis dan tegangan tembusnya rendah.
Jenis-jenis bahan isolasi berserat :
 Kayu
 Kertas
Ilmu Bahan Listrik - 28 -
 Tekstil
Akhir-akhir ini banyak tekstil sintetis yang digunakan sebagai bahan isolasi
karena mempunyai beberapa keuntungan antara laian: kekuatan mekanis,
elastisitas, dan tahan panas yang tinggi, higroskopisitas rendah dan lebih stabil
terhadap pengaruh kimia. Serat sintetis diantanya adalah poliamid (nilon, kapron,
silon, dedron), serat polyester (lavsan, terilin, tetron, dakron), seratpolistirin (PVC).
 Bahan berserat anorganik : Asbes dan Fiberglass

e. Bahan Isolasi Mineral


Bahan isolasi mineral diperoleh dari tambang dan digunakan sebagai isolasi
pada ikatan kimia atau keadaan alaminya tanpa proses kimia atau termal
sebelumnya.
Jenis-jenis bahan isolasi minerlal:
 Mika
 Mikanit
 Mikanit komutator
 Mikanit lempengan
 Mikanit cetakan
 Kertas mika
 Mikanit fleksibel
 Pita mika
 Marmer
 Batu tulis
 Klorida

f. Bahan Isolasi Plastik


Plastik adalah bahan sintetis yang dapat dibentuk dengan pemanasan dan
dapat diperkeras bergantung pada strukturnya. Bahan isolasi plastik terdiri dari :
 NYA
 NYM
 NYY
 Mikaleks
 Karet
1. Karet butadin
2. Karet butil
3. Karet polichloropen
4. Karet silicon

g. Bahan Isolasi Serat Optik


Sebagaimana namanya maka serat optik (fiber optic) dibuat dari gelas silika
dengan penampang berbentuk lingkaran atau bentuk-bentuk lainnya. Pembuatan
Ilmu Bahan Listrik - 29 -
serat optik (fiber optic) dilakukan dengan cara menarik bahan gelas kental-cair
sehingga dapat diperoleh serabut atau serat gelas dengan penampang tertentu.
Proses ini dikerjakan dalam keadaan bahan gelas yang panas. Yang terpenting
dalam pembuatan serat optik (fiber optic) adalah menjaga agar perbandingan relatif
antara bermacam lapisan tidak berubah sebagai akibat tarikan. Proses
pembungkusan seperti pemberian bahan pelindung atau proses pembuatan satu
ikat kabel yang terdiri atas beberapa buah hingga ratusan kabel pengerjaannya
tidak berbeda dengan pembuatan kabel biasa.
Perkembangan terakhir, pemakaian serat optic sebagai saluran tranmisi
komunikasi jarak jauh lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan transmisi
konvensional, antara lain: saluran 2 kawat sejajar kabel koaksial.
Serat optik (fiber optic) adalah suatu pemandu gelombang cahaya (light wave
guide) yang berupa suatu kabel tembus pandang (transparant), yang mana
pemampang dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu : bagian tengah
yang disebut “Core” dan bagian luar yang disebut “Cladding”. Cladding pada
serat optik membungkus atau mengelilingi Core. Adapun bentuk pemampang
dari core dapat bermacam-macang, antara lain : pipih, segi tiga, segi empat,
segi banyak atau berbentuk lingkaran.

2.6 Rangkuman
Bahan penyekat/isolasi adalah bahan yang bersifat mengisolir arus listrik,
artinya suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali terhadap arus
listrik. Sedangkan berdasarkan teori atom bahan penyekat adalah bahan yang
susunan atomnya sedemikian rupa sehingga elektron di valence band tidak mampu
pindah ke conduction band karena energi gap-nya besar sekali, sehingga di
conduction band tidak terdapat pembawa muatan.
Bahan isolasi harus dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dimana
bahan itu digunakan. Oleh karena itu bahan isolasi harus memiliki kemampuan
sebagai berikut :
- memiliki daya tahan terhadap minyak dan ozon.
- memiliki kekedapan dan kekenyalan higroskopis yang tinggi.
- daya serap air rendah.
- stabil ketika mengalami radiasi.

Ilmu Bahan Listrik - 30 -


Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan. Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu mempertimbangkan sifat
kelistrikanya. Di samping itu juga perlu mempertimbangkan sifat termal, sifat
mekanis, dan sifat kimia. Sifat kelistrikan mencakup resistivitas, permitivitas, dan
kerugian dielektrik.

2.7 Latihan Soal


1. Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat dari bahan penyekat/isolasi.
2. Sebutkan jenis bahan isolasi yang digunakan dalam teknik elektro.
3. Apa yang dimaksud dengan bahan isolasi ? Jelaskan.
4. Jelaskan diagram pita energi untuk bahan konduktor, semikonduktor dan
bahan isolasi.
5. Bila tegangan yang bekerja pada bahan isolasi bertambah besar, maka
tahanan isolasi akan berkurang, mengapa? Jelaskan.

2.8 Glosarium
Bahan penyekat/isolasi adalah bahan yang bersifat mengisolir arus listrik,
artinya suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali
terhadap arus listrik.
Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan.
Besarnya kapasitansi bahan isolasi yang berfungsi sebagai dielektrik
ditentukan oleh permitivitasnya, di samping jarak dan luas
permukaannya.
Bahan isolasi tersebut hendaknya mampu meneruskan panas yang
didesipasikan oleh penghantar atau rangkaian magnetik ke udara
sekelilingnya.
Bahan isolasi hendaknya juga mempunyai permeabilitas uap (kemampuan
untuk dilewati uap) yang besar, khususnya bagi bahan yang
digunakan untuk isolasi kabel dan rumah kapasitor.
Pemakaian bahan isolasi sering dipengaruhi bermacam-macam energi
radiasi yang dapat berpengaruh dan mengubah sifat bahan isolasi.
Suhu juga berpengaruh terhadap kekuatan mekanis, kekerasan, viskositas,
ketahanan terhadap pengaruh kimia dan sebagainya.

Ilmu Bahan Listrik - 31 -


2.9 Daftar Pustaka
Gerris, P.M.J. Ilmu Bahan-bahan Terj. M. Pamenan, Jakarta, PT. Pradnya
Paramita.
Kempster, M.H.A. Materials for engineers, 1981.
Muhaimin, Bahan-bahan Listrik untuk Politeknik, Jakarta, PT. Pradnya
Paramita.
Wagmeuller, H.R. dan Prastawa, I.B. Pengetahuan Bahan, Bandung:
Politeknik Mekanik Swiss-ITB.

BAB 3
Bahan Semikonduktor

3.1 Pendahuluan
Bila kita perhatikan dari diagram energi band maka pada bahan
semikonduktor energi gapnya kecil sekali. Pada temperatur 0 0 K elektron-elektron di
valence band tidak dapat pindah ke conduction band, sehingga bahan
semikonduktor pada temperatur 00 K merupakan bahan penyekat (isolasi).
Pada temperatur kamar, sejumlah kecil elektron dapat pindah ke conduction
band (karena memiliki energi termis yang cukup) dan bertugas sebagai pembawa
muatan. Pengaruh suhu pada hambat jenis logam dan semikonduktor adalah pada
logam hambat jenis bertambah secara linier dengan kenaikan suhu, sedangkan
pada semikonduktor berlaku sebaliknya, yaitu dengan bertambahnya kenaikan suhu
maka hambat jenis secara linier akan turun.
Bahan yang memiliki nilai hambatan jenis (ρ) antara konduktor dan isolator

yakni sebesar 10-6 s.d. 104 ohm.m. Perbandingan hambatan jenis konduktor,
semikonduktor, dan isolator :

Tabel 4. Daftar perbandingan hambat jenis bahan

BAHAM HAMBAT JENIS (ohm.m) SIFAT


Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor
Ilmu Bahan Listrik - 32 -
Silikon (3000 K) 2,3 x 103 Semikonduktor
Gelas 7,0 x 106 Isolator

3.1.1 Deskripsi
Bahan semikonduktor adalah bahan yang memiliki pita terlarang (forbidden
band) atau energy gap (EG) yang relatif kecil kira-kira sebesar 1 eV. Bahan-bahan
yang termasuk dalam bahan semikonduktor, antara lain;
• TRIVALENT: logam-logam yang memiliki atom- atom dengan jumlah
elektron terluar 3 buah seperti Boron (B), Gallium (Ga), dan Indium (In)
• TETRAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah
elektron terluar 4 buah seperti Silikon (Si) dan Germanium (Ge)
• PENTAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah
elektron terluar 5 buah seperti Fosfor (P), Arsenikum (As), dan Antimon
(Sb)

3.1.2 Manfaat dan Relevansi


Beberapa piranti semikonduktor adalah diode pertemuan pn, transistor,
termistor, SCR (silicon controlled rectifier), IC (Integrated Circuit). Bahan
semikonduktor yang paling banyak digunakan adalah silikon (Si)) dan germanium
(Ge). Jumlah elektron pada bahan silikon 14 buah, sedangkan jumlah elektron pada
bahan germanium 32 buah. Sedangkan jumlah elektron valensi (elektron terluar) Si
maupun Ge `masing-masing 4 buah, dan jenis ikatannya kovalen.

3.1.3 Standart Kompetensi


Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian bahan semikonduktor, dapat
menghitung konsentrasi elektron bebas pada bahan semikonduktor intrinsik,
dapat menjelaskan terjadinya bahan semikonduktor tipe N dan P, dapat
menghitung kenaikan daya hantar jenis akibat pengotoran semikonduktor
intrinsik.

3.1.4 Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
menguasai pengertian bahan semikonduktor, semikonduktor instrinsik, dan
semikonduktor ekstrinsik tipe P dan tipe N.
Ilmu Bahan Listrik - 33 -
3.2 Pengertian Bahan semikonduktor
Bahan semi konduktor adalah bahan yang daya hantar listriknya
antara konduktif dan isolator. Tahanan jenis bahan semikonduktor antara

-3 +3
sekitar 10 Ωm sampai dengans sekitar 10 Ωm.
Atom-atom bahan semikonduktor membentuk kristal dengan struktur
tetrahedral, dengan ikatan kovalen. Bahan semikonduktor yang banyak

dipakai dalam elektkronika adalah silikon (Si) dan Germanium (Ge). Pada 00 K SI
mempunyai lebar pita terlarang (energy gap) 0,785 eV, sedang untuk Ge 1,21 eV.
Baik Si maupun Ge mempunyai elektron valensi 4. Ada 2 jenis bahan
semikonduktor yaitu semikonduktor intrinsik (murni) dan semikonduktor ekstrinsik
(tidak murni). Untuk semikonduktor ekstrinsik ada 2 tipe yaitu tipe-P dan tipe-N.

3.3 Semikonduktor instrinsik


Semikonduktor instrinsik (murni) adalah semikonduktor yang tidak ataupun

belum terkotori oleh atom-atom asing. Pada 0o K pita valensi penuh, pita
Elektron
konduksi kosong sehingga bersifat Pita isolator. Pada suhu yang lebihBebas
Konduksi
sebagai tinggi
misal pada suhu kamar ada elektron pada pita valensi yang energinya
melebihi energi gap sehingga dapat meloncat dari pita≈ valensi ke pita konduksi
EG≈1,2e EG 1,1e
Pita Terlarangkekosongan pada pita valensi.
menjadi elektron bebas dengan meninggalkan
Kekosongan ini disebut hole (lubang) dan dianggap bermuatan positif sebesar
Hole
muatan elektron. Dengan demikian jika digambarkan pita energinya adalah seperti
gambar berikut. Pita Valensi

o
o Si pada 300 K
Si pada 0 K

Ilmu Bahan Listrik - 34 -


Gambar 11. Pita energi bahan semikonduktor instrinsik

Jika digambarkan ikatan kovalen atom-atomnya


Elektron dan susunan kristanya
dalam dua dimensi maka tampak seperti padaBebas
gambar 12, tiap atom terikat oleh
ikatan kovalen dengan empat atom yang terikat. Dalam gambar ikatan kovalen
dilukiskan dengan 2 garis+4 lengkung dengan
+4 +4 valensi di dalamnya
2 elektron
yang digambarkan dengan titik hitam. Lingkaran dengan tanda +4 di dalamnya
Hole
melukiskan ion-ion, yaitu inti atom beserta elektron-elektronnya kecuali 4 elektron

valensi. Jadi semikonduktor o


intrinsik pada suhu 0 K bersifat sebagai isolator,
+4 +4 +4
dan pada suhu agak tinggi bersifat sebagai konduktor karena adanya
pembentukan pasangan-pasangan eletron bebas hole yang keduanya berlaku
sebagai pembawa ikatan.

+4 +4 +4

Gambar 12. Visualisasi dua dimensi ikatan kovalen bahan semikonduktor instrinsik

o
Jadi semikonduktor intrinsik pada suhu 0 K bersifat sebagai isolator,
dan pada suhu agak tinggi bersifat sebagai konduktor karena adanya
pembentukan pasangan-pasangan elektron bebas hole yang keduanya berlaku

Ilmu Bahan Listrik - 35 -


sebagai pembawa ikatan. Jika konsentrasi (jumlah per volume) elektron bebas
dalam semi konduktor instrinsik dinyatakan dengan ni dan konsentrasi hole
dengan pi maka berlaku ;

ni = pi
Ketergantungan konsentrasi pembawa muatan dalam semikonduktor
instrinsik nterhadap suhu dapat ditentukan berdasarkan statistik Fermi Dirac, dan
menghasilkan formulasi sebagai berikut :
2 3 -EGO/kT
ni = AoT ∈

Ao = tetapan tak bergantung suhu


kelvin
T = suhu

EGO = energi gap pada 0 oK dalam eV

K = konstante Bolzman dalam eV/oK

∈ = 2,7
Daya hantar jenis dan tahanan jenis semikonduktor intrinsik diberikan oleh
persamaan-persamaan :
σ = eni (µn + µp)
1

eni   n   p 

σ = daya hantar listrik


ρ = tahanan jenis
µn = mobilitas elektron bebas
µp = mobilitas hole
Bahan semikonduktor intrinsik pada suhu yang sangat rendah:
• Semua elektron berada pada ikatan kovalen
• Tak ada elektron bebas atau tak ada pembawa muatan sehingga bersifat
sebagai isolator
Bahan semikonduktor intrinsik pada suhu kamar :
• Agitasi termal menyebabkan beberapa elektron valensi keluar dari ikatan
kovalen menjadi elektron bebas sebagai pembawa muatan negatif
• Munculnya elektron bebas diikuti dengan terbentuknya hole (lubang)
sebagai pembawa muatan positif, peristiwanya disebut pembangkitan

Ilmu Bahan Listrik - 36 -


(generation)
• Jika dipasang beda potensial, terjadi aliran arus (sebagai konduktor
dengan konduktansi rendah).

3.4 Semikonduktor ekstrinsik


Semikonduktor ekstrinsik adalah bahan semikonduktor yang memperoleh
pengotoran atau penyuntikan (doping) oleh atom asing. Dengan
mencampurkan/impurity atom lain diharapkan dapat meningkatkan hantaran listrik
yang lebih tinggi/baik dari pada semikonduktor instrinsik. Dopant adalah atom
pengotor, atom dopant : atom murni = 1 : 106 s/d. 108. Atom-atom dopant pada
semikonduktor tipe-N adalah atom-atom pentavalent, seperti P (pospor), As (arsen),
Sb (antimon), sebagai pembawa muatan elektron dan dinamakan atom donor,
sedangkan pada semikonduktor time-P trivalent, seperti B (boron), Ga (gallium), In
(indium), sebagai pembawa muatan hole dan dinamakan atom akseptor.

3.4.1 Semikonduktor Tipe-N


Semikonduktor tipe N termasuk dalam semikonduktor ekstrinsik (tak
murni). Semi konduktor ekstrinsik adalah semikonduktor instrinsik yang
mendapat pengotoran (doping) atom- atom asing. Konsentrasi pengotoran ini
sangat kecil, dengan perbandingan atom pengotor (asing) dengan atom asli
berkisar antara 1 : 1 juta sampai dengan 1 : 100 juta. Tujuan ini adalah agar
bahan kaya akan satu jenis pembawa muatan saja (Elektron bebas saja
atau hole saja) dan untuk memperbesar daya hantar listrik.
Semikonduktor tipe N ialah semikonduktor ekstrinsik, yang diperoleh dari
semikonduktor intrinsik yang dikotori dengan atom asing yang bervalensi 5
seperti As, Pb, P. Karena perbandingan atom pengotor dengan atom asli sangat
kecil, maka setiap atom pengotor (asing) dikelilingi oleh atom-atom asli.
Elektron valensi yang ke 5 dari atom pengotor tidak terikat dalam ikatan kovalen
sehingga menjadi elektron bebas. Dengan demikian pada bahan ini jumlah
elektron bebas akan meningkat sesuai jumlah atom pengotornya sehingga
elektron bebas menjadi pembawa muatan mayoritas dan hole (yang terbentuk
akibat suhu) menjadi pembawa muatan minoritas. Karena pembawa muatan
mayoritasnya adalah elektron bebas, sedang elektron bebas bermuatan negatif,
maka semikonduktor yang terbentuk diberi nama semi konduktor tipe N.

Ilmu Bahan Listrik - 37 -


dalam hal ini N kependekan dari kata Negatif, yakni jenis muatan mayoritasnya.
Pita Konduksi
Jadi tidak berarti bahwa semikonduktor ini bermuatan negatif. Semikonduktor ini
EC
tetap netral. Karena atom pengotor memberikan kelebihan elektron-elektron dalam
ikatan kovalen, maka disebut Tingkat
donor energi
(atom ED donor memberikan
donor). Setelah
donor
E
kelebihan elektronnya, maka akan0,05eV
menjadi ion positif. Jika keadaan ikatan
dan pita tenaganya digambarkan maka akan tampak
EV seperti gambar di
bawah ini. Pita Valensi

Gambar 13. Pita energi semikonduktor tipe N

Jika konsentrasi elektron bebas pada semikonduktor tipe N ini dinyatakan


dengan nn sedang konsentrasi holenya dinyatakan dengan pn dan konsentrasi

atom donor dinyatakan dengan ND maka berlaku : nn ≈ ND.


Menurut hukum massa aksi hasil kali konsentrasi pembawa muatan positif dengan
pembawa muatan negatif dalam keseimbangan termal merupakan suatu tetapan
yang tidak bergantung pada donor dan aseptor yang besarnya n22. Maka
berdasarkan hukum ini berlaku ;
nn p n  N D
2 2
n2 n
Pn   2
nn ND
Daya hantar jenis listriknya dapat dicari dari hubungan sebagai berikut :

Ilmu Bahan Listrik - 38 -


  e (nn  n  Pn  n )
 n2
2


  e  N D n   p 
 ND 
Jika Pn diabaikan terhadap nn maka ;
  e N D n

3.4.2 Semikonduktor Tipe-P


Semikonduktor ini diperoleh dari semikonduktor intrinsik yang dikotori
dengan atom asing yang bervalensi 3, misalnya Al, atau Ga. Karena
perbandingan atom pengotor dengan atom asli sangat kecil, maka setiap
atom pengotor hanya bervalensi 3 maka hanya menyediakan 3 elektron
dalam ikatan kovalen, sehingga ada kekurangan (kekosongan = lubang = hole).
Dengan demikian pengotoran ini menyebabkan meningkatnya jumlah hole atau
dengan kata lain hole sebagai pembawa muatan mayoritas. Sedang pembawa
muatan moniritasnya adalah elektron bebas yang terbentuk adalah elektron bebas
Pita Konduksi
yang terbentuk akibat suhu. Karena pembawa muatan mayoritasnya hole, sedang
EC
hole bermuatan positif maka semikonduktor yang terbentuk disebut semikonduktor
tipe P, dalam hal Eini
G
P kependekan dari kata positif, yakni jenis muatan
Tingkat energi akseptor
mayoritasnya. Jadi bukan berarti semikonduktor
0,05eV ini bermuatan positif,
ED
tetapi semikonduktor ini tetap netral, seperti halnya semikonduktor
EV tipe N, karena
Pita Valensi
atom pengotor menyediakan kekurangan, maka disebut aseptor (atom aseptor).
Hole mudah diisi oleh elektron dan elektron yang mengisi meninggalkan hole
baru dan seterusnya sehingga ada gerakan hole. Setelah hole diisi oleh elektron,
aseptor akan menjadi ion negatif.

Gambar 14. Pita energi semikonduktor tipe P

Ilmu Bahan Listrik - 39 -


Jika konsentrasi elektron bebas pada semikonduktor tope P ini disebut np,
konsentrasi holenya pp dan konsentrasi aseptornya NA maka analog pada
semikonduktor tipe N berlaku persamaan-persamaan :

Pp  N A  n p   Pp
 n
2

  e  N A  p  2  n 
2
n p Pp  n2
 NA 
2 2
n2 n2
np  
Pp N A

Jika n p diabaikan terhadap Pp maka   e N A  p .

Contoh.
Konsentrasi atom Ge = 4,41 x 10 22 atom/cm3, jika tiap 108 atom Ge dikotori atom

donor dan  n  3800 cm / Vs , tentukan


2

Jawab.
1 4,41 x 10 22
ND  8 22
 8
 4,41 x 1014 atom / cm 3
10 / 4,41 x 10 10
  e N D n
  
 1,6 x 10 19 x 4,41 x 1014 x3800 
 0,268   cm 
1

3.5 Rangkuman
Bahan semikonduktor adalah bahan yang memiliki pita terlarang (forbidden
band) atau energy gap (EG) yang relatif kecil kira-kira sebesar 1 eV. Bahan-bahan
yang termasuk dalam bahan semikonduktor, antara lain;
• TRIVALENT: logam-logam yang memiliki atom- atom dengan jumlah
elektron terluar 3 buah seperti Boron (B), Gallium (Ga), dan Indium (In)
• TETRAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah
elektron terluar 4 buah seperti Silikon (Si) dan Germanium (Ge)
• PENTAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah
elektron terluar 5 buah seperti Fosfor (P), Arsenikum (As), dan Antimon
(Sb).

Bahan semikonduktor adalah bahan yang daya hantar listriknya

Ilmu Bahan Listrik - 40 -


antara konduktif dan isolator. Tahanan jenis bahan semikonduktor antara

-3 +3
sekitar 10 Ωm sampai dengans sekitar 10 Ωm. Atom-atom bahan
semikonduktor membentuk kristal dengan struktur tetrahedral, dengan ikatan
kovalen. Bahan semikonduktor yang banyak dipakai dalam elektkronika adalah

silikon (Si) dan Germanium (Ge). Pada 00 K SI mempunyai lebar pita terlarang
(energy gap) 0,785 eV, sedang untuk Ge 1,21 eV.
Bahan Si maupun Ge mempunyai elektron valensi 4. Ada 2 jenis bahan
semikonduktor yaitu semikonduktor intrinsik (murni) dan semikonduktor ekstrinsik
(tidak murni). Untuk semikonduktor ekstrinsik ada 2 tipe yaitu semikonduktor
tipe P dan semikonduktor tipe N.

3.6 Latihan Soal


1. Jelaskan secara rinci pengertian bahan semikonduktor baik mengenai
daya hantar jenis, unsur, struktur elektron, ikatan antar atom, maupun
struktur kristalnya.

2. Tentukan konsentrasi elektron bebas pada silikon pada shu 27 oC jika

EGO = 1,21 eV dan k = 8,62×10-5 (oK)-1.

3. Jelaskan terjadinya semikonduktor tipe P


4. Jelaskan terjadinya semikonduktor tipe N
o 13 –3
5. Diketahui ni dari Ge pada 300 K = 2,5×10 cm . µn dan µp

2 -1 2 -1
masing-masing 3800 cm (Vs) dan 1800 cm (Vs) . Tentukan σ dari

Ge murni ini. Jika tiap 1010 atom Ge dikotori 1 atom donor, tentukan
kenaikan σ nya.

3.7 Glosarium
Pada temperatur 00 K elektron-elektron di valence band tidak dapat pindah ke
conduction band, sehingga bahan semikonduktor pada temperatur 0 0
K merupakan bahan penyekat (isolasi).
TRIVALENT: logam-logam yang memiliki atom- atom dengan jumlah elektron
terluar 3 buah seperti Boron (B), Gallium (Ga), dan Indium (In).
TETRAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah
Ilmu Bahan Listrik - 41 -
elektron terluar 4 buah seperti Silikon (Si) dan Germanium (Ge).
PENTAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah
elektron terluar 5 buah seperti Fosfor (P), Arsenikum (As), dan Antimon
(Sb).

Tahanan jenis bahan semikonduktor antara sekitar 10-3 Ωm sampai

+3
dengans sekitar 10 Ωm.
Bahan semikonduktor yang banyak dipakai dalam elektkronika adalah

silikon (Si) dan Germanium (Ge), pada 00 K SI mempunyai lebar pita


terlarang (energy gap) 0,785 eV, sedang untuk Ge 1,21 eV.
Semikonduktor instrinsik (murni) adalah semikonduktor yang tidak ataupun
belum terkotori oleh atom-atom asing.
Semikonduktor ekstrinsik adalah bahan semikonduktor yang memperoleh
pengotoran atau penyuntikan (doping) oleh atom asing.

3.8 Daftar Pustaka


Millman, J., Halkias, C. C. Integrated Electronics. Tokyo : Mc Graw
kogakusha, Ltd. 1979.

Yohanes, H. C. Dasar-Dasar Elektronika. Jakarta : Ghalia


Indonesia,1979

Ilmu Bahan Listrik - 42 -


BAB 4
Bahan Konduktor

4.1 Pendahuluan
Bahan logam, dengan ikatannya yang lemah dengan elektron valensi,
merupakan konduktor listrik dan penghantar panas yang baik. Konduktivitas ini
terjadi karena hanya diperlukan energi sedikit saja untuk mengaktifkan elektron
yang terdilokalisir ke level konduksi. Sebaliknya elektron memerlukan enegi yang
cukup besar untuk mengatasi sela energi yang besar dalam isolator. Semikonduktor
mempunyai sela energi yang kecil sehingga terdapat sejumlah elektron untuk
konduksi.
Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam yang
sangat mudah untuk menghantarkan listrik. Salah satu bahan penghantar adalah
bahan kontak, syarat-syarat bahan kontak listrik adalah :
- harus cukup kuat terhadap gaya mekanik
- harus cukup kuat terhadap besar arus listrik yang mengalir
- tahanan jenis harus kecil
- tahan terhadap tegangan kerja yang akan dihubungkan
- tahan terhadap locatan bunga api dan suhu yang tinggi.

4.1.1 Deskripsi
Bahan penghantar adalah komponen yang memegang peranan penting
dalam penyaluran tenaga listrik dari satu tempat ke tempat yang lain. Bahan-bahan
yang banyak digunakan dalam penghantar listrik adalah tembaga, alumunium, dan
campuran logam-logam tersebut dengan logam jenis lain.

Ilmu Bahan Listrik - 43 -


Dalam memilih bahan penghantar yang akan digunakan untuk
saluran/jaringan harus mempertimbangakan beberapa faktor ;
- Bahan konduktor harus mempunyai konduktivitas listrik yang cukup baik
- cukup kuat untuk menahan gaya-gaya mekanis
- harganya harus cukup murah.

4.1.2 Manfaat dan Relevansi


Dalam konstruksi saluran peralatan-peralatan yang digunakan adalah
bermacam-macam, dan setiap peralatan tersebut mempunyai fungsi yang berlainan
yang menunjang terlaksananya fungsi dari saluran, sehingga saluran tersebut dapat
bekerja dengan baik. Peralatan-peralatan yang penting pada saluran antara lain
kawat penghantar, kabel, dan peralatan pembantu kawat penghantar.

4.1.3 Standart Kompetensi


Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian bahan penghantar, jenis bahan
konduktor, klasifikasi Konduktor menurut bahannya, klasifikasi konduktor menurut
konstruksinya, klasifikasi Konduktor menurut bentuk fisiknya, karakteristik
konduktor, konduktivitas listrik.

4.1.4 Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
menguasai pengertian bahan konduktor, macam-macam atau jenis bahan
konduktor, dan klasifikasi bahan konduktor.

4.2 Jenis Bahan Konduktor


Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut :
1. Konduktifitasnya cukup baik.
2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
3. Koefisien muai panjangnya kecil.
4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:

Ilmu Bahan Listrik - 44 -


1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium
yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang
gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang
dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan
(welding).

4.3 Klasifikasi Konduktor

4.3.1 Klasifikasi Konduktor menurut bahannya :


1. kawat logam biasa, contoh:
a. BBC (Bare Copper Conductor).
b. AAC (All Aluminum Alloy Conductor).
2. kawat logam campuran (Alloy), contoh:
a. AAAC (All Aluminum Alloy Conductor)
b. kawat logam paduan (composite), seperti: kawat baja berlapis
tembaga (Copper Clad Steel) dan kawat baja berlapis aluminium
(Aluminum Clad Steel).
3. kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis
logam atau lebih, contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel Reinforced).

4.3.2 Klasifikasi Konduktor menurut konstruksinya :


1. kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2. kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat
yang dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.
3. kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang
dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.

4.3.3 Klasifikasi Konduktor menurut bentuk fisiknya :


1. konduktor telanjang.
2. konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan pada
bagian luarnya diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja,
contoh:
a. Kabel twisted.
Ilmu Bahan Listrik - 45 -
b. Kabel NYY
c. Kabel NYCY/NYM
d. Kabel NYFGBY

4.4 Karakteristik Konduktor


Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor, yaitu :
a. Karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang
menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-8:1981, maka
berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30 oC untuk konduktor 70 mm
kemampuan maksimal dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).
b. Karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap
arus listrik yang melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk konduktor 70 mm2
berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30 oC, maka kemampuan maksimum
dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).

4.5 Konduktivitas listrik


Sifat daya hantar listrik material dinyatakan dengan konduktivitas, yaitu
kebalikan dari resistivitas atau tahanan jenis penghantar, dimana tahanan jenis
penghantar tersebut didefinisikan sebagai :
R. A
 
l
dimana ; A : luas penampang ( mm²)
l : Panjang penghantar (m)
R : tahanan penghantar (ohm)
ρ : konduktivitas/tahanan jenis kawat (Ωmm²/meter)

Menyatakan kemudahan–kemudahan suatu material untuk meneruskan arus listrik.


Satuan konduktivitas adalah (ohm meter). Konduktivitas merupakan sifat listrik yang
diperlukan dalam berbagai pemakaian sebagai penghantar tenaga listrik dan
mempunyai rentang harga yang sangat luas. Logam atau material yang merupakan
penghantar listrik yang baik, memiliki konduktivitas listrik dengan orde 10 7
-1
(ohm.meter) dan sebaliknya material isolator memiliki konduktivitas yang sangat
Ilmu Bahan Listrik - 46 -
rendah, yaitu antara 10-10 sampai dengan 10-20 (ohm.m)-1. Diantara kedua sifat
ekstrim tersebut, ada material semikonduktor yang konduktivitasnya berkisar antara
10-6 sampai dengan 10-4 (ohm.m)-1. Berbeda pada kabel tegangan rendah, pada
kabel tegangan menengah untuk pemenuhan fungsi penghantar dan pengaman
terhadap penggunaan, ketiga jenis atau sifat konduktivitas tersebut diatas
digunakan semuanya.
Bahan logam yang banyak digunakan sebagai konduktor dan mempunyai
nilai konduktivitas listrik (ohm meter), antara lain ;
Perak ( Ag ) ………………………. 6,8 x 107
Tembaga ( Cu ) ………………….. 6,0 x 107
Emas ( Au ) …………………….. .. 4,3 x 107
Alumunium ( Al ) ………………. .. 3,8 x 107
Kuningan ( 70% Cu – 30% Zn )… 1,6 x 107
Besi ( Fe ) ………………………… 1,0 x 107
Baja karbon ( Fe – C ) …………. 0,6 x 107
Baja tahan karat ( Fe – Cr ) …… 0,2 x 107

4.6 Kriteria mutu penghantar


Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur–unsur
pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya
banyak berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri.
Unsur–unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan
mempengaruhi sifat–sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki
konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya. Akan
tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi juga
membutuhkan sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan
penggunaan penghantar itu sendiri. Selain masalah teknis, penggunaan logam
sebagai penghantar ternyata juga sangat ditentukan oleh nilai ekonomis logam
tersebut dimasyarakat. Sehingga suatu kompromi antara nilai teknis dan ekonomi
logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai kompromi termurahlah yang
akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada saat ini, logam
Tembaga dan Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam
penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.

Ilmu Bahan Listrik - 47 -


Dari jenis–jenis logam penghantar diatas, tembaga merupakan penghantar
yang paling lama digunakan dalam bidang kelistrikan. Pada tahun 1913, oleh
International Electrochemical Comission (IEC) ditetapkan suatu standar yang
menunjukkan daya hantar kawat tembaga yang kemudian dikenal sebagai
International Annealed Copper Standard (IACS). Standar tersebut menyebutkan
bahwa untuk kawat tembaga yang telah dilunakkan dengan proses anil (annealing),
mempunyai panjang 1m dan luas penampang 1mm2, serta mempunyai tahanan
listrik (resistance) tidak lebih dari 0.017241 ohm pada suhu 20 oC, dinyatakan
mempunyai konduktivitas listrik 100% IACS.
Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang
dicapai dewasa ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar jauh
lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik kawat
tembaga sekarang ini bisa mencapai diatas 100% IACS. Untuk kawat Aluminium,
konduktivitas listriknya biasa dibandingkan terhadap standar kawat tembaga.
Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat aluminium dari jenis EC grade atau seri
AA 1350(*), konduktivitas listriknya berkisar antara 61.0 – 61.8% IACS, tergantung
pada kondisi kekerasan atau temper. Sedangkan untuk kawat penghantar dari
paduan aluminium seri AA 6201, menurut standar ASTM B 3988 persaratan
konduktivitas listriknya tidak boleh kurang dari 52.5% IACS. Kawat penghantar 6201
ini biasanya digunakan untuk bahan kabel dari jenis All Aluminium Alloy Conductor
(AAAC).
Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas, kriteria
mutu lainnya yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian dari sifat –
sifat atau kondisi berikut ini, yaitu:
a. komposisi kimia.
b. sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik (elongation).
c. sifat bending.
d. diameter dan variasi yang diijinkan.
e. kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.

Logam non fero


A. Seng
Pemurnian diperoleh secara elektrolitis dari bahan oksida seng (ZnO).
Penemuan mencapai kadar 97,75% Zn. Warnanya abu-abu muda dengan titik cair

Ilmu Bahan Listrik - 48 -


419°C dan titik didih 906°C. Daya mekanis tidak kuat. Seng dipakai sebagai
pelindung dari karat, karena lebih tahan terhadap karat daripada besi. Pelapisan
dengan seng dilakukan dengan cara galvanis seperti pada tembaga. Seng juga
mudah dituang, dan sering dipakai sebagai pencampur bahan lain yang sukar
dituang, misalnya tembaga.
Dalam teknik listrik seng banyak dipakai untuk bahan selongsonng elemen
kering (kutub negatifnya), batang-batang (elektroda) elemen galvani. Tahanan jenis
0,12 ohm mm2/m, dalam perdagangan seng dijual dalam bentuk pelat yang rata
atau bergelombang. Juga dalam bentuk kawat dan tuangan dalam bentuk balok.

B. Timah Hitam
Timah hitam terkenal dengan nama timbel. Berat jenis timbel 11,4 dan
tahanan jenis 0,94. Logam ini lunak, dapat dicetak dengan cara dicairkan. Titik cair
timbel 325°C. Titik didihnya 1560°C, warnanya abu-abu. Timbel tahan terhadap
udara, air, air garam, asam belerang.
Dalam teknik listrik, timbel dipakai sebagai pelindung untuk kabel listrik
dalam tanah atau pada kabel listrik dasar laut. Karena sifatnya tahan air dan tahan
air garam maka kabel yang dibungkus dengan timbel tidak menjadi rusak dipakai di
laut. Tetapi kabel menjadi terlalu berat dan mudah terluka/tergores karena sifat
lunaknya. Selain itu timbel kurang tahan terhadap getaran. Karena getaran, timbel
dapat menjadi rusak dan menyebabkan air masuk ke dalam kabel. Oleh sebab itu
pemasangan kabel bersalut timbel hendaknya dijauhkan dari tempat yang banyak
getaran , misalnya dekat rel kereta api, jembatan, dan sebagainya. Timbel juga tidak
tahan terhadap asam cuka, asam sendawa, dan kapur. Adonan beton yang masih
basah juga merusak timbel, maka kabel bersalut timbel yang dipasang pada beton
harus diberi perlindungan.
Kecuali sebagai bahan pelindung kabel, kabel juga dipakai untuk pelat-pelat
aki, kutub-kutub aki, penghubung sel-sel aki, dan sebagainya. Timbel yang
dicampur timah putih dipakai untuk bahan soldir. Untuk memperoleh kekuatan
mekanis yang lebih baik sebagai pembalut kabel, maka timbel dicampur dengan
tembaga, antimony, cadmium dan sebagainya. Timbel mengandung racun, maka
setelah bekerja dengan timbel tangan harus dicuci bersih sebelum dipakai untuk
memegang makanan.

C. Timah Putih
Ilmu Bahan Listrik - 49 -
Timah putih biasa disebut dengan timah. Keadaannya hamper sama dengan
timbel. Warnanya putih mengkilat. Titik cairnya lebih rendah dari timbel, yaitu 232°C.
Berat jenis 7,3 tahanan jenis 0,15 ohm mm 2/m, keadaan lunak. Timah tidak beracun
seperti halnya timbel dan dipakai sebagai pelapis atau bahan campuran.
Sebagai bahan mentah timah diperdagangkan, dituang dalam bentuk balok,
sebagai barang setengah jadi, dibuat pelat yang sangat tipis (kurang dari 0,2 mm)
dengan nama staniol. Dan yang lebih tipis lagi dengan nama fuli timah. Kadang-
kadang timah dicampur dengan timbel. Untuk ini apabila akan digunakan untuk
pembungkus makanan, kadar timbel tidak boleh dari 10%.
Dalam teknik listrik, timah banyak dipakai sebagai pelapis tembaga pada
hantaran yang bersekat karet dan hantaran tanah. Macam-macam peralatan listrik
dilapis dengan timah untuk menahan karet. Karena sifatnya yang lunak, kalau
ditekan oleh ring pada pengerasan mur atau sekrup, timah dapat betul-betul rata
sehingga hubungan (kontak) menjadi betul-betul baik, mengurangi tahanan dan
meniadakan bunga api (missal pada sepatu kabel, kontak penghubung, rel-rel kotak
sekering dan sebagainya. Pelat-pelat tipis dipakai pada kapasitor. Kegunaan lain
dari timah adalah sebagai bahan patri, yaitu dengan mencampurnya dengan timbel.

D. Tembaga
Tembaga adalah bahan tambang yang diketemukan sebagai bijih tembaga
yang masih bersenyawa dengan zat asam, asam belerang atau bersenyawa
dengan kedua zat tadi. Dalam bijih tembaga juga terkandung batu-batu. Tembaga
terdapat di Amerika Utara, Chili, Siberia, Pegunungan Ural, Irian Jaya dan
sebagainya.

1. Pembuatan Tembaga
Pembuatan tembaga dilakukan dalam beberapa tahap. Tembaga terikat
secara kimia di dalam bijih pada bahan yang disebut batu gang. Untuk
mengumpulkan bijih-bijh itu biasanya dulakukan dengan membersihkannya dalam
cairan berbuih, di mana di situ ditiupkan udara. Ikatan tembaga dari bijih yang
digiling sampai halus dicampur dengan air dan zat-zat kimia sehingga menjadi pulp
(bubur) pada suatu bejana silinder. Zat-zat kimia (yang disebut Reagens) berfungsi
untuk mempercepat terpisahnya tembaga. Pada bubur tersebut ditiupkan udara
atau gas sehingga timbul buih yang banyak. Bagian-bagian logam yang kecil sekali
melekat pada gelembung udara atau gas tersebut. Di situ terdapat semacam kincir
Ilmu Bahan Listrik - 50 -
yang berputar dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga gaya sentrifugal
melemparkan buih tersebut dengan mineral keluar tepi bejana sehingga terpisah
dari batu gang. Setelah proses tersebut logam dihilangkan airnya. Proses
selanjutnya adalah pencarian di dalam suatu dapur mantel dengan jalan
membakarnya dengan arang debu. Di sini dapat dipisahkan zat asam dan batu-batu
silikon dan besinya dioksidasikan menjadi terak yang mengapung pada copper
sulifida.
Pengolahan tembaga selanjutnya adalah dengan membawa isi dapur (yang
disebut matte) ke konverter mendatar. Di sini belerang akan terbakar oleh arus
udara yang kuat. Kemudian tembaga yang disebut blister sekali lagi dicairkan di
dalam sebuah dapur anode. Dalam proses ini (yang disebut polen) terjadi proses
pengurangan zat asam. Dari dapur anode cairan segera dituangkan ke dalam
cetakan, menjadi pelat-pelat anode. Pelat anode ini setelah didinginkan diangkat ke
rumah tangki (bejana beton yang dilapisi timbel antimor pada bagian dalamnya)
untuk diolah dengan cara elektrolisis, di mana batang tembaga tersebut
dipergunakan sebagai anoda dan lempengan tembaga tipis murni sebagai katode.
Selama terjadinya proses elektrolisis, anoda mengurai perlahan-lahan dan tembaga
yang kemurniannya tinggi menempel pada katode. Untuk mendapatkan tembaga
yang kemurniannya tinggi maka tembaga tersebut harus menjalani proses cair
dalam dapur saringan.

2. Sifat – Sifat Tembaga


Produksi tembaga sebagian besar dipergunakan dalam industri kelistrikan,
karena tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi. Kotoran yang terdapat
dalam tembaga akan memperkecil/mengurangi daya hantar listriknya.
Selain mempunyai daya hantar listrik yang tinggi, daya hantar panasnya juga tinggi;
dan tahan karat. Oleh karena itu tembaga juga dipakai untuk kelengkapan bahan
radiator, ketel, dan alat kelengkapan pemanasan.
Tembaga mempunyai sifat dapat dirol, ditarik, ditekan, ditekan tarik dan dapat
ditempa (meleable).
Karena pemakaian meningkat, bahan cadangan untuk mengganti tembaga
sudah dipikirkan. Bahan pengganti yang agak mendekati adalah alumunium (Al).
Akan tetapi daya hantar listrik maupun daya hantar panas dari alumunium lebih
rendah dibandingkan tembaga. Titik cair tembaga adalah 1083° Celcius, titik

Ilmu Bahan Listrik - 51 -


didihnya 2593° Celcius, massa jenis 8,9, kekuatan tarik 160 N/mm 2. Kegunaan lain
dari tembaga ialah sebagai bahan untuk baut penyolder, untuk kawat-kawat jalan
traksi listrikl (kereta listrik, trem, dan sebagainya), unsur hantaran listrik di atas
tanah, hantaran penangkal petir, untuk lapis tipis dari kolektor, dan lain-lain.

E. Alumunium
Logam ini sangat diperlukan dalam pembuatan kapal terbang, mobil, motor,
dan dalam teknik listrik. Alumunium diperoleh dari boksit yang didapat di Suriname,
di Amerika utara dan negara-negara lain. Selain boksit, alumunium juga diperoleh
dari kriolit yang berasal dari Greenland dan Batu Labrado, yang ditemukan di
Norwegia.

1. Pembuatan Alumunium
Biasanya tanah alumunium bersama soda dicairkan di bawah tekanan pada
suhu 160° Celcius, di mana terjadi suatu persenyawaan alumunium, dan kemudian
sodanya ditarik sehingga berubah menjadi oksida alumunium yang masih
mempunyai titik cair tinggi (2200° Celcius). Titik cair turun menjadi sebesar 100°
Celcius kalau dicampur kriolit. Proses cair itu terjadi dalam sebuah dapur listrik yang
terdiri atas sebuah bak baja plat, di bagian dalam dilapisi dengan arang murni, dan
diatasnya terdapat batang-batang arang yang dicelupkan ke dalam campuran
tersebut. Arus listrik yang mengalir akan mengangkat kriolit menjadi cair oleh panas
yang terjadi karena arus listrik yang mengangkat dalam cairan kriolit tersebut adalah
sebagai bahan pelarut untuk oksidasi alumunium. Alumunium (titik cair 650° C)
dipisahkan oleh arus listrik itu ke dasar dan diambil. Proses cair itu sebenarnya
lama sekali dan perlu arus listrik yang besar (10.000 - 30.000 A). Oleh karena itu
pembuatan alumunium hanya dilakukan di negara-negara yang listriknya murah.

F. Logam Mulia
1. Perak
Perak, emas dan platina termasuk logam mulia. Perak terdapat dalam
campuran logam-logam lain, misalnya timbel, timah atau seng. Setelah melalui
proses pemurnian dapat diperoleh perak murni. Logam ini lunak, ulet dan mengkilat,
dapat dicetak dan ditarik. Titik cairnya di bawah titik cair tembaga, yaitu 960°C,
berat jenis 10,5 dan tahanan jenis perak 0,016° Ohm mm 2 /m. Berarti daya hantar

Ilmu Bahan Listrik - 52 -


listriknya lebih dari tembaga. Perak merupakan logam yang mempunyai daya hantar
terbaik.
Perak termasuk bahan yang sukar beroksidasi, dan warnanya putih. Karena
harganya agak mahal maka pemakaiannya dalam teknik listrik untuk hal-hal yang
khusus dan penting saja. Misalnya, untuk kumparan pengukur. Pesawat ini
membutuhkan ketelitian dan ruangan sempit sehingga membutuhkan penghantar
dengan daya hantar yang terbaik dan tidak berkarat.
Jadi perak dibuiat kawat dengan ukuran yang sangat lembut, yang disebut
benang perak. Karena titik cairnya di bawah tembaga,maka perak dipergunakan
juga sebagai pengamanlebur. Untuk titik-titik kontak banayak digunakan perak.
Pemasangannya mudah karena perak mudah cair dan mudah dipatrikan pada
logam lain, misalnya besi, tembagadan sebagainya. Perak juga tidak berkarat.

2. Emas
Emas terdapat dalam persenyawaan dengan logam-logam lain.
Pemurniannya dikerjakan secara kimia. Emas murni sangat lunak. Kekerasannya
dapat dipertinggi dengan mencampurkan perak. Banyaknya perak dalam campuran
initi menentukan besarnya karat. Emas murni dinyatakan sebagai 24 karat. Emas
22 karat berarti dalam 24 bagian ada 22 bagian emas, sisanya perak 2 bagian.
Warnanya kuning mengkilat. Berat jenis 19,3. Titik cair 1063°C.Dalam perdagangan
emas berbentuk balok tuangan dan lembaran seperti kertas, sangat tipis. Karena
mahalnya, umumnya emas jarang dipakai dalam teknik listrik.

3. Platina
Platina merupakan bahan yang tidak berkarat, dapat ditempa, regang, tetapi
sukar dicairkan dan tahan dari sebagian besar bahan-bahan kimia; merupakan
logam terberat dengan berat jenis 21,5. Titik cairnya mencapai 1774°C, sedang
tahanan jenisnya 0,42 ohm.mm2/m. Warnanya putih keabu-abuan. Pemurnian
platina dilakukan secara kimia. Platina dapat ditarik menjadi kawat halus dan
filamen yang tipis.
Platina dipakai dalam laboratorium, untuk unsur pemanas tungku-tungku
listrik bila membutuhkan panas yang tinggi, dapat mencapai diatas 1300° C.
Pemakaian platina dalam teknik listrik antara lain untuk peralatan laboratorium yang
tahan karat, kisi tabung radio yang khusus dan sebagainya. Hampir kesemuanya itu
untuk kepentingan dalam laboratorium yang sangat membutuhkan kecermatan kerja
Ilmu Bahan Listrik - 53 -
pesawat. Untuk dipakai secara umum platina terlalu mahal dan bahan lain sebagai
penggantinya cukup banyak.

4.7 Rangkuman
Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam yang
sangat mudah untuk menghantarkan listrik. Salah satu bahan penghantar adalah
bahan kontak, syarat-syarat bahan kontak listrik adalah :
- harus cukup kuat terhadap gaya mekanik
- harus cukup kuat terhadap besar arus listrik yang mengalir
- tahanan jenis harus kecil
- tahan terhadap tegangan kerja yang akan dihubungkan
- tahan terhadap locatan bunga api dan suhu yang tinggi.
Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur – unsur
pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya
banyak berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri.
Unsur – unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan
mempengaruhi sifat – sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki
konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya. Akan
tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut ; konduktifitasnya cukup baik, kekuatan mekanisnya
(kekuatan tarik) cukup tinggi, koefisien muai panjangnya kecil, modulus kenyalnya
(modulus elastisitas) cukup besar. Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai
konduktor, antara lain:
1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium
yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang
gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang
dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan
(welding).

Ilmu Bahan Listrik - 54 -


4.8 Latihan Soal
1. Sebutkan persyaratan bahan konduktor dan jenis bahan yang digunakan
sebagai bahan konduktor.
2. Sebutkan klasifikasi konduktor menurut bahan dan konstruksinya.
3. Sebutkan sifat-sifat bahan logam dan kegunaannya.
4. Dalam penggunaannya bahan penghantar ada yang harus dalam bentuk
paduan atau campuran dengan bahan lain, mengapa?
5. Sebutkan macam-macam bahan penghantar campuran atau paduan, dan
jelaskan.

4.9 Glosarium
Bahan logam, dengan ikatannya yang lemah dengan elektron valensi,
merupakan konduktor listrik dan penghantar panas yang baik.
Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam yang
sangat mudah untuk menghantarkan listrik.
Bahan penghantar adalah komponen yang memegang peranan penting dalam
penyaluran tenaga listrik dari satu tempat ke tempat yang lain.
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut : Konduktifitasnya cukup baik, Kekuatan
mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi, Koefisien muai panjangnya
kecil, Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.
Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur–unsur
pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang
ketiganya banyak berperan dalam proses pembuatan pembuatan
penghantar itu sendiri.
Produksi tembaga sebagian besar dipergunakan dalam industri kelistrikan,
karena tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi.

4.10 Daftar Pustaka


Gerris, P.M.J. Ilmu Bahan-bahan Terj. M. Pamenan, Jakarta, PT. Pradnya
Paramita.
Kempster, M.H.A. Materials for engineers, 1981.
Muhaimin, Bahan-bahan Listrik untuk Politeknik, Jakarta, PT. Pradnya
Paramita.

Ilmu Bahan Listrik - 55 -


Wagmeuller, H.R. dan Prastawa, I.B. Pengetahuan Bahan, Bandung:
Politeknik Mekanik Swiss-ITB.

BAB 5
Ilmu Bahan Listrik - 56 -
Bahan Superkonduktor

5.1 Pendahuluan
Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Belanda,
Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911. Pada
tanggal 10 Juli 1908, Onnes berhasil mencairkan helium dengan cara
mendinginkan hingga 4 K atau 269o C. Kemudian pada tahun 1911, Onnes
mulai mempelajari sifat-sifat listrik dari logam pada suhu yang sangat dingin. Pada
waktu itu telah diketahui bahwa hambatan suatu logam akan turun ketika
didinginkan dibawah suhu ruang, akan tetapi belum ada yang dapat
mengetahui berapa batas bawah hambatan yang dicapai ketika temperatur
logam mendekati 0 K atau nol mutlak. Beberapa ilmuwan pada waktu itu
seperti William Kelvin memperkirakan bahwa elektron yang mengalir dalam
konduktor akan berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Dilain pihak,
ilmuwan yang lain termasuk Onnes memperkirakan bahwa hambatan akan
menghilang pada keadaan tersebut. Untuk mengetahui yang sebenarnya
terjadi, Onnes kemudian mengalirkan arus pada kawat merkuri yang sangat
murni dan kemudian mengukur hambatannya sambil menurunkan suhunya.
Pada suhu 4,2 K, Onnes mendapatkan hambatannya tiba-tiba menjadi hilang.
Arus mengalir melalui kawat merkuri terus-menerus.

5.1.1 Deskripsi
Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat mengalir tanpa
kehilangan energi. Percobaan Onnes dengan mengalirkan arus pada suatu
kumparan superkonduktor dalam suatu rangkaian tertutup dan kemudian
mencabut sumber arusnya lalu mengukur arusnya satu tahun kemudian
ternyata arus masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian oleh Onnes diberi
nama superkondutivitas. Atas penemuannya itu, Onnes dianugerahi Nobel
Fisika pada tahun 1913.

5.1.2 Manfaat dan Relevansi

Ilmu Bahan Listrik - 57 -


Dalam konstruksi saluran peralatan-peralatan yang digunakan apabila suatu
konduktor digerakkan dalam medan magnet, suatu arus induksi akan mengalir
dalam konduktor tersebut. Akan tetapi, dalam superkonduktor arus yang
dihasilkan tepat berlawanan dengan medan tersebut sehingga medan tersebut
tidak dapat menembus material superkonduktor tersebut. Hal ini akan
menyebabkan magnet tersebut ditolak.

5.1.3 Standart Kompetensi


Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian bahan superkonduktor, sifat
bahan superkonduktor, macam-macam tipe superkonduktor menurut konstruksinya,
perkembangan bahan superkonduktor, dan manfaat/aplikasi bahan superkonduktor
dalam perkembangan teknologi.

5.1.4 Kompetensi Dasar


Setelah mempelajari bahan superkonduktor ini mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui dan menguasai pengertian bahan superkonduktor, macam-macam
atau jenis bahan superkonduktor, dan aplikasi bahan superkonduktor.

5.2 Pengertian Superkonduktor


Pada bahan-bahan konduktor yang dijumpai sehari-hari, selalu mempunyai
resistansi, hal ini disebabkan bahan-bahan tersebut mempunyai resistivitas.
Sekarang ini sedang dikembangkan usaha untuk mencapai suhu kritis bahan-bahan
untuk dijadikan superkonduktor. Superkonduktor merupakan bahan material yang
memiliki hambatan listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Artinya
superkonduktor dapat menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber
tegangan. Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan magnet dalam
superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek meissner. Resistivitas suatu
bahan bernilai nol jika dibawah suhu kritisnya, hal ini dapat dilihat pada gambar
berikut dibawah ini.

Ilmu Bahan Listrik - 58 -


Gambar 15. Grafik hubungan antara resistivitas terhadap Suhu

5.3 Sifat Kelistrikan Superkonduktor


Sebelum menjelaskan prinsip superkonduktor, akan lebih baik jika terlebih
dahulu menjelaskan bagaimana kerja logam konduktor pada umumnya. Bahan
logam tersusun dari kisi-kisi dan basis serta elektron bebas. Ketika medan
listrik diberikan pada bahan, elektron akan mendapat percepatan. Medan
listrik akan menghamburkan elektron ke segala arah dan menumbuk atom-atom
pada kisi. Hal ini menyebabkan adanya hambatan listrik pada logam konduktor.

Gambar 16. Keadaan normal Atom Kisi pada logam

Pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi antara elektron dengan


inti atom. Namun elektron dapat melewati inti tanpa mengalami hambatan dari
atom kisi. Efek ini dapat dijelaskan oleh Teori BCS. Ketika elektron melewati
kisi, inti yang bermuatan positif menarik elektron yang bermuatan negatif dan
mengakibatkan elektron bergetar.

Ilmu Bahan Listrik - 59 -


Gambar 17. Keadaan Superkonduktor Atom Kisi pada logam

Jika ada dua buah elektron yang melewati kisi, elektron kedua akan
mendekati elektron pertama karena gaya tarik dari inti atom-atom kisi lebih
besar. Gaya ini melebihi gaya tolak-menolak antar elektron sehingga
kedua elektron bergerak berpasangan.
Pasangan ini disebut Cooper Pairs. Efek ini dapat dijelaskan dengan
istilah Phonons. Ketika elektron pertama pada Cooper Pairs melewati inti atom
kisi. Elektron yang mendekati inti atom kisi akan bergetar dan memancarkan
Phonon. Sedangkan elektron lainnya menyerap Phonon. Pertukaran Phonon ini
mengakibatkan gaya tarik menarik antar elektron. Pasangan elektron ini akan
melalu kisi tanpa gangguan dengan kata lain tanpa hambatan.

5.4 Sifat Kemagnetan Superkonduktor


Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna. Jika
sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada
medan magnet dalam superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor
menghasilkan medan magnet dalam bahan yang berlawanan arah dengan medan
magnet luar yang diberikan. Efek yang sama dapat diamati jika medan magnet
diberikan pada bahan dalam suhu normal kemudian didinginkan sampai
menjadi superkonduktor. Pada suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek
ini dinamakan Efek Meissner.

Ilmu Bahan Listrik - 60 -


Gambar 18. Diamagnetik Sempurna

5.5 Sifat Quantum Superkonduktor


Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui tulisan
Bardeen, Cooper dan Schriefer pada tahun 1957. Teori dinamakan teori BCS.
Fungsi gelombang BCS menyusun pasangan partikel dan ini adalah bentuk lain
dari pasangan partikel yang mungkin dengan Teori BCS. Teori BCS
menjelaskan bahwa :
a. Interaksi tarik menarik antara elektron dapat menyebabkan
keadaan dasar terpisah dengan keadaan tereksitasi oleh energi gap.
b. Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya
energi gap yang diamati. Mekanisme interaksi yang tidak langsung
ini terjadi ketika satu electron berinteraksi dengan kisi dan merusaknya.
Elektronkedua memanfaatkan keuntungan dari deformasi kisi. Kedua
elektron ini beronteraksi melalui deformasi kisi.
c. London Penetration Depth merupakan konsekuensi dari Teori BCS.
d. Teori BCS memprediksi suhu kritis.

5.6 Efek Meissner


Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang lemah,
medan magnet akan menembus superkonduktor pada jarak yang sangat kecil
dan dinamakan London Penetration Depth. Pada bahan superkonduktor
umumnya London Penetration Depth sekitar 100 nm. Setelah itu medan
magnet bernilai nol. Peristiwa ini dinamakan Efek Meissner dan merupakan
karakteristik dari superkonduktor. Efek Meissner adalah efek dimana
superkonduktor menghasilkan medan magnet.
Ilmu Bahan Listrik - 61 -
Efek Meissner ini sangat kuat sehingga sebuah magnet dapat
melayang karena ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini juga tidak
boleh terlalu besar. Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka efek
Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan sifat
superkonduktivitasnya.

Gambar 19. Efek Meissner

Gambar 20. London Penetration Depth

5.7 Suhu dan Medan Magnet Kritis


Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan
superkonduktor. Jika suhu suatu bahan dinaikan, maka getaran electron akan
bertambah sehingga banyak Phonons yang dipancarkan. Ketika mencapai
suhu kritis tertentu, maka Phonons akan memecahkan Cooper Pairs dan bahan
kembali ke keadaan normal. Contoh grafik Hambatan terhadap suhu pada
bahan YBa2Cu3O7 sebagai berikut,

Ilmu Bahan Listrik - 62 -


Gambar 21. Grafik Hambatan terhadap Suhu

Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan
superkonduktor memiliki medan magnet. Jika medan magnet yang diberikan pada
bahan superkonduktor, maka bahan superkonduktor tak akan mengalami efek
meissner lagi.

5.8 Tipe – tipe Superkonduktor


Berdasarkan interaksi dengan medan magnetnya, maka superkonduktor
dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu Superkonduktor Tipe I dan Superkonduktor
Tipe II.

5.8.1 Superkonduktor Tipe I


Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan
Schrieffer) dijelaskan dengan menggunakan pasangan elektron (yang
sering disebut pasangan Cooper). Pasangan elektron bergerak sepanjang
terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam yang bermuatan positif. Akibat
dari adanya pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan bergerak
dengan merata dan superkonduktivitas akan terjadi.
Superkonduktor yang berkelakuan seperti ini disebut superkonduktor jenis
pertama yang secara fisik ditandai dengan efek Meissner, yakni gejala
penolakan medan magnet luar (asalkan kuat medannya tidak terlalu tinggi) oleh
superkonduktor. Bila kuat medannya melebihi batas kritis, gejala
superkonduktivitasnya akan menghilang. Maka pada superkonduktor tipe I akan
terus – menerus menolak medan magnet yang diberikan hingga mencapai
medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba-tiba bahan akan berubah kembali

Ilmu Bahan Listrik - 63 -


ke keadaan normal.

Gambar 22. Grafik Magnetisasi terhadap Medan magnet

5.8.2 Superkonduktor Tipe II


Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena
apabila superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissnernya
tidak terjadi. Abrisokov berhasil memformulasikan teori baru untuk menjelaskan
superkonduktor jenis II ini. Ia mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan
elektron yang dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi gelombang.
Abrisokov dapat menunjukkan bahwa parameter tersebut dapat mendeskripsikan
pusaran (vortices) dan bagaimana medan magnet dapat memenetrasi bahan
sepanjang terowongan dalam pusaran-pusaran ini. Lebih lanjut ia pun
dengan secara mendetail dapat memprediksikan jumlah pusaran yang tumbuh
seiring meningkatnya medan magnet. Teori ini merupakan terobosan dan masih
digunakan dalam pengembangan dan analisis superkonduktor dan magnet.
Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang
diberikan. Namun perubahan sifat kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara
bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan akan kembali ke keadaan semula.
Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi dari
superkonduktor tipe I.

Ilmu Bahan Listrik - 64 -


Gambar 23. Grafik Magnetisasi terhadap Medan magnet

5.9 Kelompok Superkonduktor


Berdasarkan nilai suhu kritisnya, superkonduktor dibagi menjadi dua
kelompok yaitu :

5.9.1 Superkonduktor bersuhu kritis rendah


Superkonduktor jenis ini memiliki suhu kritis lebih kecil dari 23o K.
Superkonduktor jenis ini sudah ditinggalkan karena biaya yang mahal untuk
mendinginkan bahan.
5.9.2 Superkonduktor bersuhu kritis tinggi
Superkonduktor jenis ini memiliki suhu kritis lebih besar dari 78o K.
Superkonduktor jenis ini merupakan bahan yang sedang dikembangkan
sehingga diharapkan memperoleh superkonduktor pada suhu kamar sehingga
lebih ekonomis.
Contoh Superkonduktor bersuhu kritis tinggi adalah sampel bahan YBa2Cu3O7-x.
Bahan ini memiliki struktur kristal orthorombic.

Ilmu Bahan Listrik - 65 -


Gambar 24. Struktur Ortorombik

5.10 Suhu Pemadaman


Suhu pemadaman merupakan batas suhu untuk merusak sifat
superkonduktor. Artinya pada suhu ini superkonduktor akan rusak.

Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwasanya makin tinggi suhu yang
diberikan pada bahan superkonduktor, maka struktur kristal superkonduktor tidak
lagi berbentuk ortorombik. Maka dengan adanya perubahan struktur kristal
superkonduktor, suatu bahan akan kehilangan sifat superkonduktornya.

Ilmu Bahan Listrik - 66 -


Grafik diatas menunjukan hubungan antara suhu kritis dengan suhu bahan
superkonduktor. Jika suhu yang diberikan pada bahan superkonduktor makin
besar, maka suhu kritis bahan akan mendekati nilai nol kelvin.

5.11 Sintesis Superkonduktor


a. Sampel YBa2Cu3O7
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sampel YBa2Cu3O7
adalah Y2O3, BaCO3, CuO. Langkah-langkah sintesis Sampel YBa2Cu3O7
diantaranya :
1. Persiapan bahan dengan komposisi awal dengan menggunakan
perbandingan molar off-stokiometri.
2. Pencampuran dan penggerusan pertama di dalam mortar agate.
Kalsinasi pada suhu 940o C selama 24 jam.
3. Pendinginan pada suhu kamar.

4. Sintering pada suhu 940o C.


5. Pendinginan dalam tungku.

b. Sampel BPSCCO-2223
Bahan-bahan yang diperlukan untuk melakukan sintesis bahan
Sampel BPSCCO-2223 adalah Bi2O3, PbO, SrCO3, CuO, CaCO3. Langkah-
langkah sintesis Superkonduktor Sampel BPSCCO-2223 terdiri dari :
1. Persiapan bahan dengan komposisi awal dengan menggunakan
perbandingan molar off-stokiometri.
2. Pencampuran dan penggerusan pertama di dalam mortar agate.

Kalsinasi pada suhu 810o C selama 20 jam.


Ilmu Bahan Listrik - 67 -
3. Penggerusan kedua.

4. Sintering pada suhu 830o C.


5. Pendinginan dalam tungku.
Selama proses pembentukan sampel tersebut, sampel akan diujikan dengan
yang diarahkan untuk mengendalikan pewaktuan dari proses sintering dengan

suhu pilihan adalah 830o C. Setelah proses sintering selesai dalam waktu yang
berkesesuaian (30 jam, 60 jam, 90 jam), maka akan diadakan beberapa
pengujian karakteristik sampel, yaitu:
1. Uji Efek Meissner
2. Uji X-ray Diffraction
3. Pengukuran Suhu Kritis (Tc)
4. Pengukuran Fraksi Volume (FV).

5.12 Perkembangan Superkonduktor


Perkembangan peningkatan suhu kritis Tc pada superkonduktor ditunjukkan
dalam grafik dibawah ini.

Gambar 25. Grafik Suhu Kritis terhadap tahun penemuan

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dalam suhu kritis
superkonduktor. Pada awalnya suhu kritis superkonduktor itu sangat rendah
yaitu kurang dari 4,2o K untuk logam raksa, tetapi pada perkrmbangan
selanjutnya suhu kritis dari superkonduktor itu meningkat secara perlahan–
lahan hingga mencapai suhu kritis tertinggi pada suhu 138o K untuk

Ilmu Bahan Listrik - 68 -


HgBaCaCuO.
Penemuan yang berkaitan dengan superkonduktor terjadi pada tahun
1933. Walter Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan bahwa suatu
superkonduktor akan menolak medan magnet. Sebagaimana diketahui, apabila
suatu konduktor digerakkan dalam medan magnet, suatu arus induksi akan
mengalir dalam konduktor tersebut. Akan tetapi, dalam superkonduktor arus
yang dihasilkan tepat berlawanan dengan medan tersebut sehingga medan
tersebut tidak dapat menembus material superkonduktor tersebut. Hal ini akan
menyebabkan magnet tersebut ditolak. Fenomena ini dikenal dengan istilah
Diamagnetisme dan efek ini kemudian dinamakan Efek Meissner.
Selanjutnya ditemukan juga superkonduktor-superkonduktor lainnya.
Selain merkuri, ternyata beberapa unsur-unsur lainnya juga menunjukkan sifat
superkonduktor dengan harga Tc yang berbeda. Sebagai contoh, karbon
bersifat superkonduktor dengan Tc 15o K. Hal yang ironis adalah logam emas,
tembaga dan perak yang merupakan logam konduktor terbaik bukanlah
superkonduktor.
Pada tahun 1986 Alex Müller and Georg Bednorz, peneliti di
Laboratorium Riset IBM di Rüschlikon, Switzerland berhasil membuat suatu
keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum, Barium, Tembaga, dan Oksigen
yang bersifat superkonduktor pada suhu tertinggi pada waktu itu, 30o K.
Penemuan ini menjadi spektakuler karena keramik selama ini dikenal sebagai
isolator. Keramik tidak menghantarkan listrik sama sekali pada suhu ruang.
Penemuan ini membuat keduanya diberi penghargaan hadiah Nobel setahun
kemudian.
Pada bulan Februari 1987, ditemukan suatu keramik yang bersifat
superkonduktor pada suhu 90 K. Penemuan ini menjadi penting karena dengan
demikian dapat digunakan nitrogen cair sebagai pendinginnya. Karena
suhunya cukup tinggi dibandingkan dengan material superkonduktor yang lain,
maka material-material tersebut diberi nama superkonduktor suhu tinggi. Suhu
tertinggi suatu bahan menjadi superkonduktor saat ini adalah 138 o K, yaitu untuk
suatu bahan yang memiliki rumus Hg0.8Tl0. 2Ba2Ca2Cu3O8.33.

Bahan Tc (K) Ditemukan

Ilmu Bahan Listrik - 69 -


Raksa Hg (α ) 4,2 1911
Timbal Pb 7,2 1913
Niobium nitrida 16,0 1960-an
Niobium-3- timah 18,1 1960-an

Al0,8Ge0,2Nb3 20,7 1960-an


23,2 1973
Niobium germanium
28 1985
Lanthanum barium tembaga oksida
Yttrium barium tembaga oksida (1-2-3 93 1987
atau YBCO)

Thalium barium kalsium tembaga oksida 125 1987

5.13 Aplikasi Superkonduktor


Aplikasi Superkonduktor dalam kehidupan diantaranya :
a. Kabel Listrik.
Dengan menggunakan bahan superkonduktor, maka energi listrik tidak
akan mengalami disipasi karena hambatan pada bahan superkonduktor
bernilai nol. Maka penggunaan energi listrik akan semakin hemat.

b. Alat Transportasi
Penggunaan superkonduktor dalam bidang transportasi adalah
Kereta Listrik super cepat yang dikenal dengan sebutan Magnetik Levitation
(MAGLEV).

5.14 Rangkuman
Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki hambatan
listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Artinya superkonduktor
dapat menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber tegangan.
Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan magnet dalam
superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek meissner. Resistivitas suatu
bahan bernilai nol jika dibawah suhu kritisnya. Bahan logam tersusun dari kisi-kisi
dan basis serta elektron bebas. Ketika medan listrik diberikan pada bahan,
elektron akan mendapat percepatan. Medan listrik akan menghamburkan elektron
ke segala arah dan menumbuk atom-atom pada kisi. Hal ini menyebabkan
Ilmu Bahan Listrik - 70 -
adanya hambatan listrik pada logam konduktor.
Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna. Jika
sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada
medan magnet dalam superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor
menghasilkan medan magnet dalam bahan yang berlawanan arah dengan medan
magnet luar yang diberikan
Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan
superkonduktor. Jika suhu suatu bahan dinaikkan, maka getaran elektron akan
bertambah sehingga banyak Phonons yang dipancarkan. Ketika mencapai
suhu kritis tertentu, maka Phonons akan memecahkan Cooper Pairs dan bahan
kembali ke keadaan normal. Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan
magnet sehingga bahan superkonduktor memiliki medan magnet. Jika medan
magnet yang diberikan pada bahan superkonduktor, maka bahan
superkonduktor tak akan mengalami efek meissner lagi.

5.15 Latihan Soal


1. Sebutkan persyaratan bahan superkonduktor dan sifat-sifat bahan super
konduktor.
2. Sebutkan tipe-tipe bahan superkonduktor menurut konstruksinya.
3. Sebutkan kegunaan atau aplikasi dari bahan superkonduktor.
4. Jelaskan dan ceritakan perkembangan dari bahan superkonduktor.
5. Apa yang dimaksud dengan suhu kritis dan medan magnet kritis, dan apa
persamaan dan perbedaannya, jelaskan.

5.16 Glosarium
Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki hambatan
listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah, artinya
superkonduktor dapat menghantarkan arus walaupun tanpa
adanya sumber tegangan.
Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan magnet dalam
superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek meissner.
Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak
akan ada medan magnet dalam superkonduktor, hal ini terjadi

Ilmu Bahan Listrik - 71 -


karena superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam bahan
yang berlawanan arah dengan medan magnet luar yang diberikan.
Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang lemah,
medan magnet akan menembus superkonduktor pada jarak yang
sangat kecil dan dinamakan London Penetration Depth.
Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan
superkonduktor, jika suhu suatu bahan dinaikan, maka getaran
electron akan bertambah sehingga banyak Phonons yang
dipancarkan.
Ketika mencapai suhu kritis tertentu, maka Phonons akan memecahkan
Cooper Pairs dan bahan kembali ke keadaan normal.
Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan
superkonduktor memiliki medan magnet, jika medan magnet yang
diberikan pada bahan superkonduktor, maka bahan superkonduktor
tak akan mengalami efek meissner lagi.
Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan
Schrieffer) dijelaskan dengan menggunakan pasangan elektron
(yang sering disebut pasangan Cooper).
Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena
apabila superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek
Meissnernya tidak terjadi.

5.17 Daftar Pustaka


Gerris, P.M.J. Ilmu Bahan-bahan Terj. M. Pamenan, Jakarta, PT. Pradnya
Paramita.
Kempster, M.H.A. Materials for engineers, 1981.
Muhaimin, Bahan-bahan Listrik untuk Politeknik, Jakarta, PT. Pradnya
Paramita.
Wagmeuller, H.R. dan Prastawa, I.B. Pengetahuan Bahan, Bandung:
Politeknik Mekanik Swiss-ITB.

Ilmu Bahan Listrik - 72 -


Ilmu Bahan Listrik - 73 -

Anda mungkin juga menyukai