2 2 Ilmu Bahan Listrik Semester 1 Unive
2 2 Ilmu Bahan Listrik Semester 1 Unive
2 2 Ilmu Bahan Listrik Semester 1 Unive
1.1 Pendahuluan
Benda (padat, cair, gas) → molekul → atom (partikel terkecil). Elektron yang
terdapat pada kulit terluar disebut elektron Valensi, karena menunjukkan valensi
dari suatu atom. Bila atom kelebihan elektron disebut atom bermuatan negative (ion
negative). Bila atom kekurangan elektron (terdapat hole/lubang) disebut atom
bermuatan positive (ion positive).
Elektron yang terlepas dari lintasannya disebut elektron bebas, elektron
bebaslah yang membentuk suatu aliran listrik/elektron. Konduktor adalah bahan
yang banyak mengandung elektron bebas, sehingga aliran listrik dapat mengalir
dengan mudah melalui bahan tersebut. Isolator (penyekat) adalah bahan yang
sedikit atau tidak terdapat elektron bebas, sehingga elektron tidak dapat atau sukar
mengalir melalui bahan tersebut.
1.1.1 Deskripsi
Untuk mempelajari teori elektron sehingga timbul aliran listrik, maka harus
mengetahui besaran-besaran listrik. Besaran-besaran listrik yang mempengaruhi
timbulnya aliran listrik, antara lain arus listrik, tahanan, dan tegangan. Apabila ketiga
komponen besaran listrik ini menjadi sebuah rangkaian, maka disebut rangkaian
listrik.
Kuat arus listrik adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya
elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.
Benda bergerak karena ada gaya yang bekerja padanya. Muatan listrik bergerak
karena ada gaya, dimana gaya yang bekerja pada muatan listrik timbul karena
adanya medan listrik, yang besarnya ;
F QxE
Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas
penampangnya. Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm², maka
kerapatan arusnya 3A/mm² (12A/4 mm²), ketika penampang penghantar mengecil
1,5mm², maka kerapatan arusnya menjadi 8A/mm² (12A/1,5 mm²). Kerapatan arus
berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar dipertahankan sekitar
300°C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel
Kemampuan Hantar Arus (KHA).
Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm², 2 inti
kabel memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus 8,5A/mm². Kerapatan arus
berbanding terbalik dengan penampang penghantar, semakin besar penampang
penghantar kerapatan arusnya mengecil.
Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan
penampang kawat :
I=JxA
A = I/J
Joule
Satuan tegangan adalah Volt =
Coulomb
Sedangkan daya (P) adalah tenaga persatuan waktu.
V xQ
P P V xI ( watt atau joule )
t coulomb
W V . I. t ( watt sec atau joule)
V
I
R
V I x R
V
R
I
dimana ; I = arus listrik, ampere
V = tegangan, volt
R = resistansi atau tahanan, ohm
Sehingga untuk menghitung Daya (P), dalam satuan watt adalah:
P=IxV
P=IxIxR
P = I² x R
1.7 Rangkuman
Besaran-besaran listrik ( V, I, R) yang disebut juga dengan hukum ohm, yaitu
kuat arus listrik berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan
hambatan. Kuat arus listrik adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya
elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.
Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir persatuan waktu, sehingga
besarnya arus listrik 1 ampere menyatakan banyaknya muatan yang mengalir
sebesar 1 coulomb setiap detik.
Tahanan didefinisikan sebagai berikut : 1 Ω (satu Ohm) adalah tahanan satu
kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan penampang 1 mm² pada
temperatur 0°C. Daya hantar didefinisikan sebagai berikut : “Kemampuan
penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah
suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak
mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri
arus listrik”. Potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi
yang berbeda potensialnya.
Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu joule
untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb
Ilmu Bahan Listrik -9-
Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban
Alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat ukur arus listrik adalah amperemeter.
Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah sebanding dengan
tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R. Pada setiap
rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di satu titik adalah nol
(ΣI = 0).
1.9 Glosarium
Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir persatuan waktu,
sehingga besarnya arus listrik 1 ampere menyatakan banyaknya muatan
yang mengalir sebesar 1 coulomb setiap detik.
Alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat ukur arus listrik adalah
amperemeter.
Besaran-besaran listrik ( V, I, R) yang disebut juga dengan hukum ohm, yaitu
kuat arus listrik berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding
terbalik dengan hambatan.
Daya hantar didefinisikan sebagai berikut : “Kemampuan penghantar arus atau
daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan
BAB 2
Bahan Penyekat/Isolasi
2.1 Pendahuluan
Ilmu Bahan Listrik - 11 -
Bahan penyekat/isolasi adalah bahan yang bersifat mengisolir arus listrik,
artinya suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali terhadap arus
listrik. Bahan isolasi pada umumnya terdiri dari bahan-bahan organik dan an-
organik yang diperoleh dari proses kimia.
Sedangkan berdasarkan teori atom bahan penyekat adalah bahan yang
susunan atomnya sedemikian rupa sehingga elektron di valence band tidak mampu
pindah ke conduction band karena energi gap-nya besar sekali, sehingga di
conduction band tidak terdapat pembawa muatan.
Agar elektron di valence band dapat pindah ke conduction band diperlukan
energi luar yang besar sekali, yaitu tegangan tembus (breakdown voltage). Berikut
ini bentuk dari diagram pita energi untuk bahan isolasi, semikonduktor, dan
konduktor.
CB
CB CB
B
FB B BOL
FB
B VB
B
VB VB
B B
Keterangan gambar :
- CB = Conduction Band
- FB = Forbidden Band
- VB = Valence Band
- OL = Over Lopping
2.1.1 Deskripsi
Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan. Penyekat membutuhkan bahan yang mempunyai resistivitas yang
besar agar arus yang bocor sekecil mungkin (dapat diabaikan). Resistivitas juga
akan turun jika tegangan yang diberikan naik. Besarnya kerugian energi yang
Bahan isolasi juga sekaligus merupakan bahan konstruksi peralatan, oleh karena itu
ia juga memikul beban mekanis, sehingga bahan isolasi harus memenuhi
persyaratan mekanis yang dibutuhkan. Sifat mekanis yang dibutuhkan tergantung
pada pemakaian, seperti diberikan dibawah ini.
- Isolator hantaran udara, sifat mekanis terpentingnya Kekuatan regangan (tensile
strength).
- Isolator pendukung pada gardu, sifat mekanis terpentingnya Kekuatan tekuk
(bending strength).
- Isolator antena, sifat mekanis terpentingnya Kekuatan tekan (pressure strength).
- Pemutus daya (circuit breaker), sifat mekanis terpentingnya Kekuatan tekanan
dadakan (bursting pressure withstand).
Karakteristik mekanis, seperti elastisitas, kekenyalan dan lain-lain,
mempunyai hubungan yang nyata dengan tekanan dan ketepatan rancangan.
Peralatan-peralatan listrik akan mengalami kenaikan suhu selama beroperasi, baik
1. Udara
Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapatkan, mempunyai
tegangan tembus yang cukup besar yaitu 30 kV/ cm. Contoh yang mudah dijumpai
antara lain : pada JTR, JTM, dan JTT antara hantara yang satu dengan yang lain
dipisahkan dengan udara. Hubungan antara tegangan tembus dan jarak untuk
udara tidak linier seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Terlihat pada gambar 8 bahwa molekul SF6 mempunyai 6 atom Fluor yang
mengelilingi sebuah atom Sulphur, di sini masing-masing atom Fluo mengikat 1buah
elektron terluar atom Sulphur. Dengan demikian maka SF6 menjadi gas yang inert
atau stabil seperti halnya gas mulia. Sampai saat ini SF6 merupakan gas terberat
yang mempunyai massa jenis 6,139 kg/m 3 yaitu sekitar 5 kali berat udara pada suhu
00 celsius dan tekanan 1 atmosfir. Sifat lainnya adalah : tidak terbakar, tidak larut
pada air, tidak beracun, tidak berwarna dan tidak berbau. SF6 juga merupakan
bahan isolasi yang baik yaitu 2,5 kali kemampuan isolasi udara. Perbandingan SF6
dengan beberapa gas lain seperti tercantum pada Tabel berikut ;
Seperti telah disebutkan di atas, bahwa untuk pembentukan SF6 timbulpanas, ini
berarti bahwa pada pemisahan SF6 menjadi Sulphur dan Fluor memerlukan panas
dari sekelilingnya sebesar 262 k . kalori/ molekul. Hal ini tepat sekali digunakan
untuk bahan pendinginan pada peralatan listrik yang menimbulkan panas atau
bunga api pada waktu bekerja, misalnya : sakelar pemutus beban. Sifat dari SF6
sebagai media pemadam busur api dan relevansinya pada sakelar pemutus beban
adalah :
3. Gas-gas lain
Gas bentukan fluoro organic misalnya C 7F14, C7F8, C14, F24 mempunyai
tegangan tembus yang tinggi, berkisar antara 6 – 10 kali tegangan tembus udara.
Pemakaian gas ini cocok untuk bahan isolasi pada alat-alat pemutus.
Gas karbon dioksoda (CO2) dapat digunakan sebagai gas residu pada bahan
dielektrik cair (minyak) pada alat-alat tegangan tinggi, antara lain : kabel dan trafo.
Gas neon adalah salah satu gas mulia yang banyak digunakan sebagai bahan
pengisi lampu-lampu tabung.
b. Bahan Isolasi Cair
Bahan isolasi cair digunakan sebagai bahan pengisi pada beberapa
peralatan listrik, misalnya : transformator, pemutus beban, rheostat. Dalam hal ini
bahan isolasi cair berfungsi sebagai pengisolasi dan sekaligus sebagai pendingin.
Karena itu persyaratan untuk bahan cair yang dapat digunakan untuk isolasi antara
lain : mempunyai tegangan tembus dan daya hantar panas yang tinggi.
1. Minyak Transformator
Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan
pemurnian minyak mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh
Ilmu Bahan Listrik - 25 -
panas dari rugi-rugi di dalam transformator akan timbul hidrokarbon. Selain berasal
dari minyak mineral, minyak transformator dapat pula yang dapat dibuat dari bahan
organik, misalnya : minyak trafo Piranol, Silikon. Sebagai bahan isolasi, minyak
transformator harus mempunyai tegangan tembus yang tinggi. Pengujian tegangan
tembus minyak transformator dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan
seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Jarak elektroda dibuat 2,5 cm, sedangkan tegangannya dapat diatur dengan
menggunakan auto-transformator sehingga dapat diketahui tegangan sebelum saat
terjadinya kegagalan isolasi yaitu terjadinya locatan bunga api. Locatan bunga api
dapat dilihat lewat lubang yang diberi kaca. Selain itu dapat dilihat dari Voltmeter
tegangan tertinggi sebelum terjadinya kegagalan isolasi karena setelah terjadinya
kegagalan isolasi voltmeter akan menunjukkan harga nol. Tegangan temus nominal
minyak transformator untuk tegangan kerja tertentu dapat dilihat pada tabel 3.
1. Kaca
Kaca adalah substansi yang dibuat dengan pendinginan bahan-bahan yang
dilelehkan, tidak berbentuk kristal tetapi tetap pada kondisi berongga. Kaca pada
umumnya terdiri dari campuran silikat dan beberapa senyawa antara lain : borat,
pospat. Kaca dibuat dengan cara melelehkan beberapa senyawa silikat (pasir),
alkali (Na dan K) dengan bahan lain (kapur, oksida timah hitam). Karena itu sifat
dari kaca tergantung dari komposisi bahan-bahan pembentuknya tersebut. Massa
jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm2, kekuatan tekannya 6000 hingga
21000 kg/cm2 , kekuatan tariknya 100 hingga 300 kg/cm2. Karena kekuatan
tariknya relatif kecil, maka kaca adalah bahan yang regas. Walaupun kaca
merupakan substansi berongga, tetapi tidak mempunyai titik leleh yang tegas,
karena pelelehannya adalah perlahan –lahan ketika suhu pemanasan di naikkan.
Titik pelelehan kaca berkisar antara 500 hingga 17000 C. Makin sedikit kandungan
S1O2 nya makin rendah titik pelembekan suatu kaca. Demikian pula halnya dengan
muai panjangnya, makin banyak kadar S 1O2 yang dikandungnya akan makin kecil.
Muai panjang untuk kaca berkisar antara 5,5-10 -7 hingga 150. 10-7 per derajat
celcius.
3. Porselin
Porselin adalah bahan isolasi kelompok keramik yang sangat penting dan
luas penggunaannya. Istilah bahan -bahan keramik adalah digunakan untuk semua
bahan anorganik yang dibakar dengan pembakaran pada suhu tinggi dan bahan
asal berubah substansinya. Bahan dasar dari porselin adalah tanah liat. Ini berarti
bahan dasar tersebut mudah dibentuk pada waktu basah, tetapi menjadi tahan
terhadap air dan kekuatan mekaniknya naik setelah dibakar. Penggunaan isolator
dari porselin antara lain : isolator tarik, isolator penyangga, rol isolator seperti dapat
dilihat pada gambar berikut.
2.6 Rangkuman
Bahan penyekat/isolasi adalah bahan yang bersifat mengisolir arus listrik,
artinya suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali terhadap arus
listrik. Sedangkan berdasarkan teori atom bahan penyekat adalah bahan yang
susunan atomnya sedemikian rupa sehingga elektron di valence band tidak mampu
pindah ke conduction band karena energi gap-nya besar sekali, sehingga di
conduction band tidak terdapat pembawa muatan.
Bahan isolasi harus dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dimana
bahan itu digunakan. Oleh karena itu bahan isolasi harus memiliki kemampuan
sebagai berikut :
- memiliki daya tahan terhadap minyak dan ozon.
- memiliki kekedapan dan kekenyalan higroskopis yang tinggi.
- daya serap air rendah.
- stabil ketika mengalami radiasi.
2.8 Glosarium
Bahan penyekat/isolasi adalah bahan yang bersifat mengisolir arus listrik,
artinya suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali
terhadap arus listrik.
Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan.
Besarnya kapasitansi bahan isolasi yang berfungsi sebagai dielektrik
ditentukan oleh permitivitasnya, di samping jarak dan luas
permukaannya.
Bahan isolasi tersebut hendaknya mampu meneruskan panas yang
didesipasikan oleh penghantar atau rangkaian magnetik ke udara
sekelilingnya.
Bahan isolasi hendaknya juga mempunyai permeabilitas uap (kemampuan
untuk dilewati uap) yang besar, khususnya bagi bahan yang
digunakan untuk isolasi kabel dan rumah kapasitor.
Pemakaian bahan isolasi sering dipengaruhi bermacam-macam energi
radiasi yang dapat berpengaruh dan mengubah sifat bahan isolasi.
Suhu juga berpengaruh terhadap kekuatan mekanis, kekerasan, viskositas,
ketahanan terhadap pengaruh kimia dan sebagainya.
BAB 3
Bahan Semikonduktor
3.1 Pendahuluan
Bila kita perhatikan dari diagram energi band maka pada bahan
semikonduktor energi gapnya kecil sekali. Pada temperatur 0 0 K elektron-elektron di
valence band tidak dapat pindah ke conduction band, sehingga bahan
semikonduktor pada temperatur 00 K merupakan bahan penyekat (isolasi).
Pada temperatur kamar, sejumlah kecil elektron dapat pindah ke conduction
band (karena memiliki energi termis yang cukup) dan bertugas sebagai pembawa
muatan. Pengaruh suhu pada hambat jenis logam dan semikonduktor adalah pada
logam hambat jenis bertambah secara linier dengan kenaikan suhu, sedangkan
pada semikonduktor berlaku sebaliknya, yaitu dengan bertambahnya kenaikan suhu
maka hambat jenis secara linier akan turun.
Bahan yang memiliki nilai hambatan jenis (ρ) antara konduktor dan isolator
yakni sebesar 10-6 s.d. 104 ohm.m. Perbandingan hambatan jenis konduktor,
semikonduktor, dan isolator :
3.1.1 Deskripsi
Bahan semikonduktor adalah bahan yang memiliki pita terlarang (forbidden
band) atau energy gap (EG) yang relatif kecil kira-kira sebesar 1 eV. Bahan-bahan
yang termasuk dalam bahan semikonduktor, antara lain;
• TRIVALENT: logam-logam yang memiliki atom- atom dengan jumlah
elektron terluar 3 buah seperti Boron (B), Gallium (Ga), dan Indium (In)
• TETRAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah
elektron terluar 4 buah seperti Silikon (Si) dan Germanium (Ge)
• PENTAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah
elektron terluar 5 buah seperti Fosfor (P), Arsenikum (As), dan Antimon
(Sb)
-3 +3
sekitar 10 Ωm sampai dengans sekitar 10 Ωm.
Atom-atom bahan semikonduktor membentuk kristal dengan struktur
tetrahedral, dengan ikatan kovalen. Bahan semikonduktor yang banyak
dipakai dalam elektkronika adalah silikon (Si) dan Germanium (Ge). Pada 00 K SI
mempunyai lebar pita terlarang (energy gap) 0,785 eV, sedang untuk Ge 1,21 eV.
Baik Si maupun Ge mempunyai elektron valensi 4. Ada 2 jenis bahan
semikonduktor yaitu semikonduktor intrinsik (murni) dan semikonduktor ekstrinsik
(tidak murni). Untuk semikonduktor ekstrinsik ada 2 tipe yaitu tipe-P dan tipe-N.
belum terkotori oleh atom-atom asing. Pada 0o K pita valensi penuh, pita
Elektron
konduksi kosong sehingga bersifat Pita isolator. Pada suhu yang lebihBebas
Konduksi
sebagai tinggi
misal pada suhu kamar ada elektron pada pita valensi yang energinya
melebihi energi gap sehingga dapat meloncat dari pita≈ valensi ke pita konduksi
EG≈1,2e EG 1,1e
Pita Terlarangkekosongan pada pita valensi.
menjadi elektron bebas dengan meninggalkan
Kekosongan ini disebut hole (lubang) dan dianggap bermuatan positif sebesar
Hole
muatan elektron. Dengan demikian jika digambarkan pita energinya adalah seperti
gambar berikut. Pita Valensi
o
o Si pada 300 K
Si pada 0 K
+4 +4 +4
Gambar 12. Visualisasi dua dimensi ikatan kovalen bahan semikonduktor instrinsik
o
Jadi semikonduktor intrinsik pada suhu 0 K bersifat sebagai isolator,
dan pada suhu agak tinggi bersifat sebagai konduktor karena adanya
pembentukan pasangan-pasangan elektron bebas hole yang keduanya berlaku
ni = pi
Ketergantungan konsentrasi pembawa muatan dalam semikonduktor
instrinsik nterhadap suhu dapat ditentukan berdasarkan statistik Fermi Dirac, dan
menghasilkan formulasi sebagai berikut :
2 3 -EGO/kT
ni = AoT ∈
∈ = 2,7
Daya hantar jenis dan tahanan jenis semikonduktor intrinsik diberikan oleh
persamaan-persamaan :
σ = eni (µn + µp)
1
eni n p
Pp N A n p Pp
n
2
e N A p 2 n
2
n p Pp n2
NA
2 2
n2 n2
np
Pp N A
Contoh.
Konsentrasi atom Ge = 4,41 x 10 22 atom/cm3, jika tiap 108 atom Ge dikotori atom
3.5 Rangkuman
Bahan semikonduktor adalah bahan yang memiliki pita terlarang (forbidden
band) atau energy gap (EG) yang relatif kecil kira-kira sebesar 1 eV. Bahan-bahan
yang termasuk dalam bahan semikonduktor, antara lain;
• TRIVALENT: logam-logam yang memiliki atom- atom dengan jumlah
elektron terluar 3 buah seperti Boron (B), Gallium (Ga), dan Indium (In)
• TETRAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah
elektron terluar 4 buah seperti Silikon (Si) dan Germanium (Ge)
• PENTAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah
elektron terluar 5 buah seperti Fosfor (P), Arsenikum (As), dan Antimon
(Sb).
-3 +3
sekitar 10 Ωm sampai dengans sekitar 10 Ωm. Atom-atom bahan
semikonduktor membentuk kristal dengan struktur tetrahedral, dengan ikatan
kovalen. Bahan semikonduktor yang banyak dipakai dalam elektkronika adalah
silikon (Si) dan Germanium (Ge). Pada 00 K SI mempunyai lebar pita terlarang
(energy gap) 0,785 eV, sedang untuk Ge 1,21 eV.
Bahan Si maupun Ge mempunyai elektron valensi 4. Ada 2 jenis bahan
semikonduktor yaitu semikonduktor intrinsik (murni) dan semikonduktor ekstrinsik
(tidak murni). Untuk semikonduktor ekstrinsik ada 2 tipe yaitu semikonduktor
tipe P dan semikonduktor tipe N.
2 -1 2 -1
masing-masing 3800 cm (Vs) dan 1800 cm (Vs) . Tentukan σ dari
Ge murni ini. Jika tiap 1010 atom Ge dikotori 1 atom donor, tentukan
kenaikan σ nya.
3.7 Glosarium
Pada temperatur 00 K elektron-elektron di valence band tidak dapat pindah ke
conduction band, sehingga bahan semikonduktor pada temperatur 0 0
K merupakan bahan penyekat (isolasi).
TRIVALENT: logam-logam yang memiliki atom- atom dengan jumlah elektron
terluar 3 buah seperti Boron (B), Gallium (Ga), dan Indium (In).
TETRAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah
Ilmu Bahan Listrik - 41 -
elektron terluar 4 buah seperti Silikon (Si) dan Germanium (Ge).
PENTAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan jumlah
elektron terluar 5 buah seperti Fosfor (P), Arsenikum (As), dan Antimon
(Sb).
+3
dengans sekitar 10 Ωm.
Bahan semikonduktor yang banyak dipakai dalam elektkronika adalah
4.1 Pendahuluan
Bahan logam, dengan ikatannya yang lemah dengan elektron valensi,
merupakan konduktor listrik dan penghantar panas yang baik. Konduktivitas ini
terjadi karena hanya diperlukan energi sedikit saja untuk mengaktifkan elektron
yang terdilokalisir ke level konduksi. Sebaliknya elektron memerlukan enegi yang
cukup besar untuk mengatasi sela energi yang besar dalam isolator. Semikonduktor
mempunyai sela energi yang kecil sehingga terdapat sejumlah elektron untuk
konduksi.
Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam yang
sangat mudah untuk menghantarkan listrik. Salah satu bahan penghantar adalah
bahan kontak, syarat-syarat bahan kontak listrik adalah :
- harus cukup kuat terhadap gaya mekanik
- harus cukup kuat terhadap besar arus listrik yang mengalir
- tahanan jenis harus kecil
- tahan terhadap tegangan kerja yang akan dihubungkan
- tahan terhadap locatan bunga api dan suhu yang tinggi.
4.1.1 Deskripsi
Bahan penghantar adalah komponen yang memegang peranan penting
dalam penyaluran tenaga listrik dari satu tempat ke tempat yang lain. Bahan-bahan
yang banyak digunakan dalam penghantar listrik adalah tembaga, alumunium, dan
campuran logam-logam tersebut dengan logam jenis lain.
B. Timah Hitam
Timah hitam terkenal dengan nama timbel. Berat jenis timbel 11,4 dan
tahanan jenis 0,94. Logam ini lunak, dapat dicetak dengan cara dicairkan. Titik cair
timbel 325°C. Titik didihnya 1560°C, warnanya abu-abu. Timbel tahan terhadap
udara, air, air garam, asam belerang.
Dalam teknik listrik, timbel dipakai sebagai pelindung untuk kabel listrik
dalam tanah atau pada kabel listrik dasar laut. Karena sifatnya tahan air dan tahan
air garam maka kabel yang dibungkus dengan timbel tidak menjadi rusak dipakai di
laut. Tetapi kabel menjadi terlalu berat dan mudah terluka/tergores karena sifat
lunaknya. Selain itu timbel kurang tahan terhadap getaran. Karena getaran, timbel
dapat menjadi rusak dan menyebabkan air masuk ke dalam kabel. Oleh sebab itu
pemasangan kabel bersalut timbel hendaknya dijauhkan dari tempat yang banyak
getaran , misalnya dekat rel kereta api, jembatan, dan sebagainya. Timbel juga tidak
tahan terhadap asam cuka, asam sendawa, dan kapur. Adonan beton yang masih
basah juga merusak timbel, maka kabel bersalut timbel yang dipasang pada beton
harus diberi perlindungan.
Kecuali sebagai bahan pelindung kabel, kabel juga dipakai untuk pelat-pelat
aki, kutub-kutub aki, penghubung sel-sel aki, dan sebagainya. Timbel yang
dicampur timah putih dipakai untuk bahan soldir. Untuk memperoleh kekuatan
mekanis yang lebih baik sebagai pembalut kabel, maka timbel dicampur dengan
tembaga, antimony, cadmium dan sebagainya. Timbel mengandung racun, maka
setelah bekerja dengan timbel tangan harus dicuci bersih sebelum dipakai untuk
memegang makanan.
C. Timah Putih
Ilmu Bahan Listrik - 49 -
Timah putih biasa disebut dengan timah. Keadaannya hamper sama dengan
timbel. Warnanya putih mengkilat. Titik cairnya lebih rendah dari timbel, yaitu 232°C.
Berat jenis 7,3 tahanan jenis 0,15 ohm mm 2/m, keadaan lunak. Timah tidak beracun
seperti halnya timbel dan dipakai sebagai pelapis atau bahan campuran.
Sebagai bahan mentah timah diperdagangkan, dituang dalam bentuk balok,
sebagai barang setengah jadi, dibuat pelat yang sangat tipis (kurang dari 0,2 mm)
dengan nama staniol. Dan yang lebih tipis lagi dengan nama fuli timah. Kadang-
kadang timah dicampur dengan timbel. Untuk ini apabila akan digunakan untuk
pembungkus makanan, kadar timbel tidak boleh dari 10%.
Dalam teknik listrik, timah banyak dipakai sebagai pelapis tembaga pada
hantaran yang bersekat karet dan hantaran tanah. Macam-macam peralatan listrik
dilapis dengan timah untuk menahan karet. Karena sifatnya yang lunak, kalau
ditekan oleh ring pada pengerasan mur atau sekrup, timah dapat betul-betul rata
sehingga hubungan (kontak) menjadi betul-betul baik, mengurangi tahanan dan
meniadakan bunga api (missal pada sepatu kabel, kontak penghubung, rel-rel kotak
sekering dan sebagainya. Pelat-pelat tipis dipakai pada kapasitor. Kegunaan lain
dari timah adalah sebagai bahan patri, yaitu dengan mencampurnya dengan timbel.
D. Tembaga
Tembaga adalah bahan tambang yang diketemukan sebagai bijih tembaga
yang masih bersenyawa dengan zat asam, asam belerang atau bersenyawa
dengan kedua zat tadi. Dalam bijih tembaga juga terkandung batu-batu. Tembaga
terdapat di Amerika Utara, Chili, Siberia, Pegunungan Ural, Irian Jaya dan
sebagainya.
1. Pembuatan Tembaga
Pembuatan tembaga dilakukan dalam beberapa tahap. Tembaga terikat
secara kimia di dalam bijih pada bahan yang disebut batu gang. Untuk
mengumpulkan bijih-bijh itu biasanya dulakukan dengan membersihkannya dalam
cairan berbuih, di mana di situ ditiupkan udara. Ikatan tembaga dari bijih yang
digiling sampai halus dicampur dengan air dan zat-zat kimia sehingga menjadi pulp
(bubur) pada suatu bejana silinder. Zat-zat kimia (yang disebut Reagens) berfungsi
untuk mempercepat terpisahnya tembaga. Pada bubur tersebut ditiupkan udara
atau gas sehingga timbul buih yang banyak. Bagian-bagian logam yang kecil sekali
melekat pada gelembung udara atau gas tersebut. Di situ terdapat semacam kincir
Ilmu Bahan Listrik - 50 -
yang berputar dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga gaya sentrifugal
melemparkan buih tersebut dengan mineral keluar tepi bejana sehingga terpisah
dari batu gang. Setelah proses tersebut logam dihilangkan airnya. Proses
selanjutnya adalah pencarian di dalam suatu dapur mantel dengan jalan
membakarnya dengan arang debu. Di sini dapat dipisahkan zat asam dan batu-batu
silikon dan besinya dioksidasikan menjadi terak yang mengapung pada copper
sulifida.
Pengolahan tembaga selanjutnya adalah dengan membawa isi dapur (yang
disebut matte) ke konverter mendatar. Di sini belerang akan terbakar oleh arus
udara yang kuat. Kemudian tembaga yang disebut blister sekali lagi dicairkan di
dalam sebuah dapur anode. Dalam proses ini (yang disebut polen) terjadi proses
pengurangan zat asam. Dari dapur anode cairan segera dituangkan ke dalam
cetakan, menjadi pelat-pelat anode. Pelat anode ini setelah didinginkan diangkat ke
rumah tangki (bejana beton yang dilapisi timbel antimor pada bagian dalamnya)
untuk diolah dengan cara elektrolisis, di mana batang tembaga tersebut
dipergunakan sebagai anoda dan lempengan tembaga tipis murni sebagai katode.
Selama terjadinya proses elektrolisis, anoda mengurai perlahan-lahan dan tembaga
yang kemurniannya tinggi menempel pada katode. Untuk mendapatkan tembaga
yang kemurniannya tinggi maka tembaga tersebut harus menjalani proses cair
dalam dapur saringan.
E. Alumunium
Logam ini sangat diperlukan dalam pembuatan kapal terbang, mobil, motor,
dan dalam teknik listrik. Alumunium diperoleh dari boksit yang didapat di Suriname,
di Amerika utara dan negara-negara lain. Selain boksit, alumunium juga diperoleh
dari kriolit yang berasal dari Greenland dan Batu Labrado, yang ditemukan di
Norwegia.
1. Pembuatan Alumunium
Biasanya tanah alumunium bersama soda dicairkan di bawah tekanan pada
suhu 160° Celcius, di mana terjadi suatu persenyawaan alumunium, dan kemudian
sodanya ditarik sehingga berubah menjadi oksida alumunium yang masih
mempunyai titik cair tinggi (2200° Celcius). Titik cair turun menjadi sebesar 100°
Celcius kalau dicampur kriolit. Proses cair itu terjadi dalam sebuah dapur listrik yang
terdiri atas sebuah bak baja plat, di bagian dalam dilapisi dengan arang murni, dan
diatasnya terdapat batang-batang arang yang dicelupkan ke dalam campuran
tersebut. Arus listrik yang mengalir akan mengangkat kriolit menjadi cair oleh panas
yang terjadi karena arus listrik yang mengangkat dalam cairan kriolit tersebut adalah
sebagai bahan pelarut untuk oksidasi alumunium. Alumunium (titik cair 650° C)
dipisahkan oleh arus listrik itu ke dasar dan diambil. Proses cair itu sebenarnya
lama sekali dan perlu arus listrik yang besar (10.000 - 30.000 A). Oleh karena itu
pembuatan alumunium hanya dilakukan di negara-negara yang listriknya murah.
F. Logam Mulia
1. Perak
Perak, emas dan platina termasuk logam mulia. Perak terdapat dalam
campuran logam-logam lain, misalnya timbel, timah atau seng. Setelah melalui
proses pemurnian dapat diperoleh perak murni. Logam ini lunak, ulet dan mengkilat,
dapat dicetak dan ditarik. Titik cairnya di bawah titik cair tembaga, yaitu 960°C,
berat jenis 10,5 dan tahanan jenis perak 0,016° Ohm mm 2 /m. Berarti daya hantar
2. Emas
Emas terdapat dalam persenyawaan dengan logam-logam lain.
Pemurniannya dikerjakan secara kimia. Emas murni sangat lunak. Kekerasannya
dapat dipertinggi dengan mencampurkan perak. Banyaknya perak dalam campuran
initi menentukan besarnya karat. Emas murni dinyatakan sebagai 24 karat. Emas
22 karat berarti dalam 24 bagian ada 22 bagian emas, sisanya perak 2 bagian.
Warnanya kuning mengkilat. Berat jenis 19,3. Titik cair 1063°C.Dalam perdagangan
emas berbentuk balok tuangan dan lembaran seperti kertas, sangat tipis. Karena
mahalnya, umumnya emas jarang dipakai dalam teknik listrik.
3. Platina
Platina merupakan bahan yang tidak berkarat, dapat ditempa, regang, tetapi
sukar dicairkan dan tahan dari sebagian besar bahan-bahan kimia; merupakan
logam terberat dengan berat jenis 21,5. Titik cairnya mencapai 1774°C, sedang
tahanan jenisnya 0,42 ohm.mm2/m. Warnanya putih keabu-abuan. Pemurnian
platina dilakukan secara kimia. Platina dapat ditarik menjadi kawat halus dan
filamen yang tipis.
Platina dipakai dalam laboratorium, untuk unsur pemanas tungku-tungku
listrik bila membutuhkan panas yang tinggi, dapat mencapai diatas 1300° C.
Pemakaian platina dalam teknik listrik antara lain untuk peralatan laboratorium yang
tahan karat, kisi tabung radio yang khusus dan sebagainya. Hampir kesemuanya itu
untuk kepentingan dalam laboratorium yang sangat membutuhkan kecermatan kerja
Ilmu Bahan Listrik - 53 -
pesawat. Untuk dipakai secara umum platina terlalu mahal dan bahan lain sebagai
penggantinya cukup banyak.
4.7 Rangkuman
Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam yang
sangat mudah untuk menghantarkan listrik. Salah satu bahan penghantar adalah
bahan kontak, syarat-syarat bahan kontak listrik adalah :
- harus cukup kuat terhadap gaya mekanik
- harus cukup kuat terhadap besar arus listrik yang mengalir
- tahanan jenis harus kecil
- tahan terhadap tegangan kerja yang akan dihubungkan
- tahan terhadap locatan bunga api dan suhu yang tinggi.
Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur – unsur
pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya
banyak berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri.
Unsur – unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan
mempengaruhi sifat – sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki
konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya. Akan
tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut ; konduktifitasnya cukup baik, kekuatan mekanisnya
(kekuatan tarik) cukup tinggi, koefisien muai panjangnya kecil, modulus kenyalnya
(modulus elastisitas) cukup besar. Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai
konduktor, antara lain:
1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium
yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang
gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang
dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan
(welding).
4.9 Glosarium
Bahan logam, dengan ikatannya yang lemah dengan elektron valensi,
merupakan konduktor listrik dan penghantar panas yang baik.
Bahan konduktor adalah bahan listrik baik logam maupun non logam yang
sangat mudah untuk menghantarkan listrik.
Bahan penghantar adalah komponen yang memegang peranan penting dalam
penyaluran tenaga listrik dari satu tempat ke tempat yang lain.
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut : Konduktifitasnya cukup baik, Kekuatan
mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi, Koefisien muai panjangnya
kecil, Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.
Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur–unsur
pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang
ketiganya banyak berperan dalam proses pembuatan pembuatan
penghantar itu sendiri.
Produksi tembaga sebagian besar dipergunakan dalam industri kelistrikan,
karena tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi.
BAB 5
Ilmu Bahan Listrik - 56 -
Bahan Superkonduktor
5.1 Pendahuluan
Superkonduktor pertama kali ditemukan oleh seorang fisikawan Belanda,
Heike Kamerlingh Onnes, dari Universitas Leiden pada tahun 1911. Pada
tanggal 10 Juli 1908, Onnes berhasil mencairkan helium dengan cara
mendinginkan hingga 4 K atau 269o C. Kemudian pada tahun 1911, Onnes
mulai mempelajari sifat-sifat listrik dari logam pada suhu yang sangat dingin. Pada
waktu itu telah diketahui bahwa hambatan suatu logam akan turun ketika
didinginkan dibawah suhu ruang, akan tetapi belum ada yang dapat
mengetahui berapa batas bawah hambatan yang dicapai ketika temperatur
logam mendekati 0 K atau nol mutlak. Beberapa ilmuwan pada waktu itu
seperti William Kelvin memperkirakan bahwa elektron yang mengalir dalam
konduktor akan berhenti ketika suhu mencapai nol mutlak. Dilain pihak,
ilmuwan yang lain termasuk Onnes memperkirakan bahwa hambatan akan
menghilang pada keadaan tersebut. Untuk mengetahui yang sebenarnya
terjadi, Onnes kemudian mengalirkan arus pada kawat merkuri yang sangat
murni dan kemudian mengukur hambatannya sambil menurunkan suhunya.
Pada suhu 4,2 K, Onnes mendapatkan hambatannya tiba-tiba menjadi hilang.
Arus mengalir melalui kawat merkuri terus-menerus.
5.1.1 Deskripsi
Dengan tidak adanya hambatan, maka arus dapat mengalir tanpa
kehilangan energi. Percobaan Onnes dengan mengalirkan arus pada suatu
kumparan superkonduktor dalam suatu rangkaian tertutup dan kemudian
mencabut sumber arusnya lalu mengukur arusnya satu tahun kemudian
ternyata arus masih tetap mengalir. Fenomena ini kemudian oleh Onnes diberi
nama superkondutivitas. Atas penemuannya itu, Onnes dianugerahi Nobel
Fisika pada tahun 1913.
Jika ada dua buah elektron yang melewati kisi, elektron kedua akan
mendekati elektron pertama karena gaya tarik dari inti atom-atom kisi lebih
besar. Gaya ini melebihi gaya tolak-menolak antar elektron sehingga
kedua elektron bergerak berpasangan.
Pasangan ini disebut Cooper Pairs. Efek ini dapat dijelaskan dengan
istilah Phonons. Ketika elektron pertama pada Cooper Pairs melewati inti atom
kisi. Elektron yang mendekati inti atom kisi akan bergetar dan memancarkan
Phonon. Sedangkan elektron lainnya menyerap Phonon. Pertukaran Phonon ini
mengakibatkan gaya tarik menarik antar elektron. Pasangan elektron ini akan
melalu kisi tanpa gangguan dengan kata lain tanpa hambatan.
Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan
superkonduktor memiliki medan magnet. Jika medan magnet yang diberikan pada
bahan superkonduktor, maka bahan superkonduktor tak akan mengalami efek
meissner lagi.
Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwasanya makin tinggi suhu yang
diberikan pada bahan superkonduktor, maka struktur kristal superkonduktor tidak
lagi berbentuk ortorombik. Maka dengan adanya perubahan struktur kristal
superkonduktor, suatu bahan akan kehilangan sifat superkonduktornya.
b. Sampel BPSCCO-2223
Bahan-bahan yang diperlukan untuk melakukan sintesis bahan
Sampel BPSCCO-2223 adalah Bi2O3, PbO, SrCO3, CuO, CaCO3. Langkah-
langkah sintesis Superkonduktor Sampel BPSCCO-2223 terdiri dari :
1. Persiapan bahan dengan komposisi awal dengan menggunakan
perbandingan molar off-stokiometri.
2. Pencampuran dan penggerusan pertama di dalam mortar agate.
suhu pilihan adalah 830o C. Setelah proses sintering selesai dalam waktu yang
berkesesuaian (30 jam, 60 jam, 90 jam), maka akan diadakan beberapa
pengujian karakteristik sampel, yaitu:
1. Uji Efek Meissner
2. Uji X-ray Diffraction
3. Pengukuran Suhu Kritis (Tc)
4. Pengukuran Fraksi Volume (FV).
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dalam suhu kritis
superkonduktor. Pada awalnya suhu kritis superkonduktor itu sangat rendah
yaitu kurang dari 4,2o K untuk logam raksa, tetapi pada perkrmbangan
selanjutnya suhu kritis dari superkonduktor itu meningkat secara perlahan–
lahan hingga mencapai suhu kritis tertinggi pada suhu 138o K untuk
b. Alat Transportasi
Penggunaan superkonduktor dalam bidang transportasi adalah
Kereta Listrik super cepat yang dikenal dengan sebutan Magnetik Levitation
(MAGLEV).
5.14 Rangkuman
Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki hambatan
listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Artinya superkonduktor
dapat menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber tegangan.
Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan magnet dalam
superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek meissner. Resistivitas suatu
bahan bernilai nol jika dibawah suhu kritisnya. Bahan logam tersusun dari kisi-kisi
dan basis serta elektron bebas. Ketika medan listrik diberikan pada bahan,
elektron akan mendapat percepatan. Medan listrik akan menghamburkan elektron
ke segala arah dan menumbuk atom-atom pada kisi. Hal ini menyebabkan
Ilmu Bahan Listrik - 70 -
adanya hambatan listrik pada logam konduktor.
Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna. Jika
sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada
medan magnet dalam superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor
menghasilkan medan magnet dalam bahan yang berlawanan arah dengan medan
magnet luar yang diberikan
Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan
superkonduktor. Jika suhu suatu bahan dinaikkan, maka getaran elektron akan
bertambah sehingga banyak Phonons yang dipancarkan. Ketika mencapai
suhu kritis tertentu, maka Phonons akan memecahkan Cooper Pairs dan bahan
kembali ke keadaan normal. Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan
magnet sehingga bahan superkonduktor memiliki medan magnet. Jika medan
magnet yang diberikan pada bahan superkonduktor, maka bahan
superkonduktor tak akan mengalami efek meissner lagi.
5.16 Glosarium
Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki hambatan
listrik bernilai nol pada suhu yang sangat rendah, artinya
superkonduktor dapat menghantarkan arus walaupun tanpa
adanya sumber tegangan.
Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan magnet dalam
superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek meissner.
Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak
akan ada medan magnet dalam superkonduktor, hal ini terjadi