Tim Penulis
I. ELIMINASI
A. PENGERTIAN ELIMINASI
B. PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI URINE
C. PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI FEKAL
B. TINDAKAN FARMAKOLOGIS
Umumnya nyeri direduksi dengan cara pemberian terapi farmakologi. Nyeri
ditanggulangi dengan cara memblokade transmisi stimulant nyeri agar terjadi
perubahan persepsi dan dengan mengurangi respon kortikal terhadap nyeri.
Adapaun obat yang digunakan untuk terapi nyeri adalah :
1. Analgesik Narkotika
Opiat merupakan obat yang paling umum dugunakan untuk mengatasi
nyeri pada klien, untuk nyeri sedang sambai nyeri yang sangat berat.
Pengaruhnya sangat bervariasi tergantung tergantung fisiologi pasien
itu sendiri. Klien yang sangat muda dan sangat tua adalah yang sensitive
terhadap pemberian analgesic ini dan hanya memerlukan dosis yang
sangat rendah untuk meringankan nyeri (Long, 1996).
Narkotik dapat menurunkan tekanan darah dan menimbulkan depresi pada
fungsi-fungsi vital lainnya, termasuk depresi respiratori, bradikardi dan
mengantuk. Sebagian dari reaksi ini menguntungkan. Contoh : hemoragik,
sedikit penurunan tekanan darah sangat dibutuhkan. Namun pada pasien
hipotensi akan menimbulkan syok akibat dosis yang berlebihan.
2. Analgesik Lokal
Analgesik bekerja dengan memblokade konduksi saraf saat diberikan
langsung ke serabut saraf.
3. Analgesik yang Dikontrol Klien
Sistem analgesic yang dikontrol klien terdiri dari infus yang diisi narkotik
menurut resep, dipasang dengan pengatur pada lubang injeksi intravena.
Pengendalian analgesic oleh klien adalah menekan sejumlah tombol
agar masuk sejumlah narkotik. Cara ini memerlukan alat khusus untuk
mencegah masuknya obat pada waktu yang belum ditentukan. Analgesik
yang dikontrol klien ini penggunaannya lebih sedikit dibandingkan dengan
cara yang standar, yaitu secara intramuscular. Penggunaan narkotik yang
dikendalikan klien dipakai pada klien dengan nyeri pasca bedah, nyeri
kanker, krisis sel.
4. Obat-obat nonsteroid
Obat-obat nonsteroid antiinflamasi bekerja terutama terhadap
penghambatan sintesa prostaglandin. Pada dosis rendah obat-obat ini
bersifat analgesic. Pada dosis tinggi, obat-obat ini bersifat anti inflamatori
C. PENDARAHAN LUAR
Kerusakan dinding pembuluh darah yang disertai kerusakan kulit sehingga
darah keluar dari tubuh dan terlihat jelas keluar dari luka tersebut dikenal
dengan nama perdarahan luar (terbuka).
Pertolongan pertama pada klien perdarahan luar harus menggunakan/
memakai alat pelindung diri dan segera membersihkan darah yang menempel
baik pada pakaian, tubuh maupun peralatan untuk meminimalkan penularan
penyakit.
Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami gangguan, perdarahan luar ini
dibagi menjadi 3 (tiga) bagian :
1. Perdarahan nadi (arteri), ditandai dengan darah yang keluar menyembur
sesuai dengan denyutan nadi dan berwarna merah terang karena kaya
dengan oksigen. Perdarahan ini sulit untuk dihentikan, sehingga harus
terus dilakukan pemantauan dan pengendalian perdarahan hingga
diperoleh bantuan medis.
2. Perdarahan pembuluh darah balik (vena), darah yang keluar berwarna
warna gelap, walaupun terlihat luas dan banyak namun umumnya
perdarahan vena ini mudah dikendalikan. Perdarahan vena juga berbahaya
apabila terjadi pada vena yang besar sehingga kotoran atau udara yang
tersedot ke dalam pembuluh darah melalui luka yang terbuka.
3. Perdarahan pembuluh darah rambut (kapiler), berasal dari pembuluh
darah kapiler. Pembuluh kapiler adalahpembuluh darah terkecil dan
hampir tidak memiliki tekanan sehingga darah yang keluar merembes
perlahan. Apabila terjadi perdarahan, biasanya akan membeku sendiri.
Darah yang keluar biasanya berwarna merah terang seperti darah arteri
atau juga bisa gelap seperti darah vena.
• Tips Mengatasi Perdarahan Luar
Bagaimana bila seorang penolong atau pelaku pertolongan pertama
menemukan korban yang mengalami perdarahan luar (terbuka). Bila itu
terjadi, sebelum melakukan pertolongan atau perawatan ada beberapa hal
yang harus selalu diingat, dilakukan dan diperhatikan, diantaranya adalah
:
1. Pertolongan atau perawatan perdarahan harus selalu diawali dengan
ABC.
2. Pakailah alat perlindungan diri agar tidak terkena darah atau cairan
tubuh korban.
3. Jangan menyentuh hidung, mulut, mata dan makanan sewaktu
memberikan pertolongan atau perawatan.
4. Cucilah tangan segera setelah selesai memberikan pertolongan atau
perawatan, sebaiknya dengan sabun atau cairan anti septik.
D. PENDARAHAN DALAM
Perdarahan dalam umumnya disebabkan oleh benturan tubuh korban
dengan benda tumpul, atau karena jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor,
ledakan dan lain sebagainya. Luka tusuk juga dapat menyebabkan terjadinya
hal tersebut, berat ringannya luka tusuk bagian dalam sangat sulit dinilai
walaupun luka luarnya terlihat nyata.
Kita tidak akan melihat keluarnya darah dari tubuh korban karena kulit
masih utuh, tapi dapat melihat darah yang terkumpul di bawah permukaan
kulit seperti halnya kasus memar. Perdarahan dalam bervariasi, mulai dari
F. PERDARAHAN HIDUNG
Perdarahan hidung atau mimisan dapat terjadi pada penderita tekanan darah
tinggi, pengidap penyakit darah, influenza, atau karena kelainan anatomi
hidung. Tindakan lain yang mengakibatkan perdarahan hidung adalah bersin
atau membuang ingus terlalu keras, mencukil-cukil hidung, tekanan udara
merendah (misalnya dipegunungan) atau kekurangan vitamin C, bioflanovid,
dan vitamin K.
Tindakan pertolongan yaitu :
1. Korban duduk dengan kepala agak menunduk. Hal ini bertujuan untuk
mencegah agar darah tidak terhisap masuk ke paru-paru. Lalu tekan atau
pijit hidungnya untuk menghentikan perdarahan.
2. Caranya, korban duduk tegak dengan nyaman, lalu menengadahkan
kepalanya kemudian tekan sisi hidung yang sedang berdarah.
3. Tekan lubang hidung sekitar 5 menit atau lebih lama sampai mimisan
berhenti. Saat ditekan, pernapasan dilakukan melalui mulut. Bisa juga
hidungnya ditekan cukup kuat namun masih bisa bernafas.
4. Menghentikan perdarahan hidung juga dapat dilakukan dengan
memasukkan gulungan kain kassa ke dalam lubang hidung.
5. Kalau ada, basahi kassa tersebut dengan larutan hydrogen peroksida
terlebih dahulu. Setelah perdarahan berhenti, untuk beberapa waktu
tertentu jangan membuang ingus. Kompres batang hidung atau myka
dengan kantung es atau kain dingin.
6. Untuk perdarahan besar dan tidak mau berhenti, segera bawa ke dokter.
7. Kadang-kadang suntikan hormone estrogen kadar tinggi melalui pembuluh
darah vena dapat menghentikan perdarahan.
Mimisan ditandai dengan keluarnya darah dari hidung. Darah yang keluar
dari lubang hidung, biasanya berasal dari bagian depan hidung berupa darah
G. DEFINISI
Penyembuhan luka adalah respon tubuh terhadap berbagai cedera dengan
proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang menghasilkan pemulihan
anatomi dan fungsi secara terus menerus.(Joyce M. Black, 2001).
Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi organ tubuh
kembali pulih, ditunjukkan dengan tanda-tanda dan respon yang berurutan
dimana sel secara bersama-sama berinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi
secara normal. Idealnya luka yang sembuh kembali normal secara struktur
anatomi, fungsi dan penampilan.
I. JENIS-JENIS LUKA
1. Berdasarkan Kategori
a. Luka Accidental
B. JENIS KEMATIAN
Berikut ini terdapat beberapa definisi mengenai kematian sebagai berikut :
1. Mati klinis
Mati Klinis adalah henti nafas (tidak ada gerak nafas spontan) ditambah
henti sirkulasi (jantung) total dengan semua aktivitas otak terhenti, tetapi
tidak ireversibel. Pada masa dini kematian inilah, pemulaian resusitasi dapat
diikuti dengan pemulihan semua fungsi sistem organ vital termasuk fungsi
otak normal, asalkan diberi terapi optimal.
2. Mati biologis (kematian semua organ)
Mati biologis selalu mengikuti mati klinis bila tidak dilakukan resusitasi
jantung paru (RJP) atau bila upaya resusitasi dihentikan. Mati biologis
merupakan proses nekrotisasi semua jaringan, dimulai dengan neuron otak
yang menjadi nekrotik setelah kira-kira 1 jam tanpa sirkulasi, diikuti oaleh
jan-tung, ginjal, paru dan hati yang menjadi nekrotik selama beberapa jam
atau hari.
Pada kematian, seperti yang biasa terjadi pada penyakit akut atau kronik
yang berat, denyut jan-tung dan nadi berhenti pertama kali pada suatu saat,
ketika tidak hanya jantung, tetapi organisme secara keseluruhan begitu
terpengaruh oleh penyakit tersebut sehingga tidak mungkin untuk tetap
C. PENYEBAB KEMATIAN
Penyebab kematian menurut ilmu kedokteran tidak berhubungan dengan
jatuhnya manusia ke dalam dosa atau dengan Allah, melainkan diakibatkan
tidak berfungsinya organ tertentu dari tubuh manusia.
Kematian menurut dokter H. Tabrani Rab disebabkan empat faktor:
1. Berhentinya pernafasan
2. Matinya jaringan otak
3. Tidak berdenyutnya jantung
4. Adanya pembusukan pada jaringan tertentu oleh bakteri-bakteri
Seseorang dinyatakan mati menurut Dr. Sunatrio bilamana fungsi pernafasan/
paru-paru dan jan-tung telah berhenti secara pasti atau telah terbukti terjadi
kematian batang otak. Dengan demikian, kematian berarti berhentinya bekerja
secara total paru-paru dan jantung atau otak pada suatu makhluk.
D. TANDA KEMATIAN
1. Tanda Kematian Tidak Pasti
a. Berhentinya sistim pernafasan dan sistim sirkulasi.
Secara teoritis, diagnosis kematian sudah dapat ditegakkan jika jantung
dan paru berhenti selama 10 menit, namun dalam prakteknya seringkali
terjadi kesalahan diagnosis sehingga perlu dilakukan pemeriksaan dengan
cara mengamati selama waktu tertentu. Pemeriksaan dapat dilakukan
dengan mendengarkannya melalui stetoscope pada daerah precordial
dan larynx dimana denyut jantung dan suara nafas dapat dengan mudah
terdengar.
Kadang-kadang jantung tidak segera berhenti berdenyut setelah nafas
terhenti, selain disebabkan ketahanan hidup sel tanpa oksigen yang
berbeda-beda dapat juga disebabkan depresi pusat sir-kulasi darah yang
tidak adekwat, denyut nadi yang menghilang merupakan indikasi bahwa
pada otak terjadi hipoksia. Sebagai contoh pada kasus judicial hanging
dimana jantung masih berdenyut selama 15 menit walaupun korban
sudah diturunkan dari tiang gantungan.
D. MACAM-MACAM CINTA
Menurut Erich Fromm (1983 : 54) dalam bukunya Seni Mencintai mengemukakan
tentang adanya berbagai macam-cinta yang dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Cinta Diri Sendiri
Secara alami manusia mencintai dirinya sendiri (self love) dan banyak orang
yang menafsirkan cinta diri sendiri diidentikan dengan egoistis. Jika demikian
cinta diri sendiri ini bernilai negatif. Na-mun apabila diartikan bahwa cinta
diri sendiri adalah mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jamsmani
dan rohaninya terpenuhi seimbang ini bernilai positif. Dengan demikian
cinta terhadap dirinya tidak harus dihilangkan tetapi harus berimbang
dengan cinta kepada orang lain untuk ber-buat baik.
2. Cinta Sesama Manusia / Persaudaraan
Cinta kepada sesama manusia atau persaudaraan (agape. Bahasa Yunani) itu
merupakan watak manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku
atau perbuatannya kepada sesama manu-sia. Perbuatan dan perlakuan yang
baik kepada sesama manusia bukan berarti karena seseorang itu membela,
menyetujui, mendukung dan berguna, bagi dirinya, melainkan dating dari
hati nuran-inya yang ikhlas disertai tujuan yang mulia. Motivasi perbuatan
dan perlakuan seseorang mencintai sesama manusia itu disebabkan karena
pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian (manu-sia sebagai
makhluk social) dan sudah merupakan suatu kewajiban.
3. Cinta Erotis
Cinta yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat membirahikan)
ini merupakan si-fat eksklusif (khusus) yang bias memperdayakan cinta yang
80 Kebutuhan Dasar Manusia
sebenarnya. Hal itu dikarenakan cinta dan nafsu tersebut letaknya tidak
berbeda jauh. Disi lain Cinta erotis jika didasari dengan cinta ide-al, kasih
sayang, keserasian maka berfungsi dalam melestarikan keturunan dalam
ikatan yang sah yaitu pernikahan. Sebaliknya jika tidak didasari kasih sayang
yaitu nafsu yang membutakan akal pikiran sehingga yang ada hanya nafsu
birahi didalamnya akan timbul rasa ketidak puasan bias be-rakhir dengan
sebuah perceraian bahkan akan mungkin timbul juga perselingkuhan atau
ke tempat pelacuran yang didalamnya tidak mungkin akan timbul rasa
kasih sayang karena yang ada hanya nafsu birahi berhubungan badan saja,
dengan uang sebagai bayarannya.
4. Cinta Keibuaan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang
terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak
terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya
dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu.
Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan
kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
5. Cinta terhadap Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang
dapat memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya
perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah
akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya
dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain.
6. Cinta terhadap Rasul
Ini merupakan ideal yang sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku,
moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.