DIUSULKAN OLEH:
2019
PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN REGULER
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................2
1.4 Kegunaan ..........................................................................................2
1.5 Luaran ..............................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................3
BAB 3. METODE PENELITIAN ........................................................................8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ......................................................10
4.1 Anggaran Biaya ................................................................................10
4.2 Jadwal Kegiatan ...............................................................................10
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................11
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................11
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................13
Lampiran 1. Biodata Ketua dan dosen Pendamping ............................................13
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan .........................................................22
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas .................24
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ......................................................25
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Anggaran Biaya……………………………………………………….10
1.1 LatarBelakang
Autisme merupakan gangguan perkembangan fungsi otak yang sangat kompleks
sehingga sekaligus bervariasi (spectrum) yang mengakibatkan otak tidak mampu
berfungsi sebagaimana mestinya. Perilaku autism berbeda dengan perilaku normal,
autism menunjukkan perilaku yang berlebihan dan perilaku yang berkekurangan
(Hasdianah, 2013).
Berdasarkan data dari Badan Penelitian Statistik (BPS) sejak 2010 dengan
perkiraan hingga 2016, terdapat sekitar 140 ribuan anak di bawah usia 17 tahun
menyandang autism. Perkembangan autism di Indonesia setiap tahun semakin
meningkat, di awal 2000-an prevalensinyasekitar 1:1000 kelahiran, penelitianpada
2008 menunjukkan peningkatan hingga 1,68:1000 kelahiran. Dari data pemetaan anak
berkebutuhan khusus di Indonesia, diperkirakan terdapat 139.000 anak autism dari
400.000 anak berkebutuhan khusus (HIMPSI, 2016).
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pada anak autism yaitu jenis
makanan yang diduga dapat memperberat gejala autism adalah makanan yang berasal
dari pangan sumber gluten dan kasein. Gluten merupakan jenis protein yang banyak
terkandung pada gandum dan terigu, sedangkan kasein merupakan jenis protein yang
terdapat pada susu dan produk olahannya. Kedua jenis protein ini sulit dicerna
didalam tubuh khususnya pada anak autis karena terjadi kebocoran dinding usus
sehingga protein diserap kembali oleh tubuh anak autis, memasuki aliran darah dan
diteruskan ke otak dan diubah menjadi morfinya itu gliadimorphin dan caseomorphin
yang dapat merusak sel-sel otak dan menyebabkan fungsi tak terganggu. Fungsi otak
yang terganggu adalah fungsi kognitif, fungsi reseptif, konsentrasi dan tingkah laku
(Pratiwi, 2014).
Anak autism mengalami beberapa kelainan yang meliputi gangguan fungsi
enzim sulfotransferase, dimana enzim ini tidak berfungsi baik pada anak autism untuk
mendetoksifikasi zat toksik (Shattock dan Whiteley, 2001). Terganggunya fungsi
enzim tersebut juga bisa menyebabkan kebocoran dinding usus, sehingga protein
seperti gluten dan kasein tidak sempurna terabsorbsi (Gunawan, 2001). Gluten dan
kasein merupakan peptida yang mampu mempengaruhi neurotransmitter di susunan
saraf pusat. Gluten dan kasein mampu menembus sawar darah akibat terabsorbsi dari
usus yang mengalami defisiensi enzim sulfotransferase. Gluten dan kasein yang
beredar di sirkulasi menduduki reseptor opioid, yang menyebabkan serabut saraf
pusat terganggu. Serabut saraf pusat ini berfungsi dalam mengatur fungsi persepsi,
kognitif, emosi, dan tingkah laku. Hal ini yang menyebabkan penderita autis akan
mengalami hiperaktif akibat diet gluten dan kasein yang tidak terkontrol (Ginting dkk,
2004).
Berdasarkan masalah diatas, pentingnya peneliti untuk melakukan penelitian
tentang hubungan konsumsi pangan sumber gluten dan kasein dengan perilaku pada
anak autism yaitu untuk mengetahui pola asupan pangan sumber gluten dan kasein
yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku anak autism.
1.3 Tujuan
Tujuan teoritis :
a. Untuk mengetahui perbedaan konsumsi sumber gluten dan kasein serta prilaku
anak autism dan anak non autism.
Tujuan praktis:
a. Untuk mengetahui jenis pangan sumber gluten dan kasein.
b. Untuk mengetahui frekuensi konsumsi pangan sumber gluten dan kasein.
c. Untuk mengetahui jumah konsumsi pangan sumber gluten dan kasein.
d. Untuk mengetahui perbedaan perilaku antara anak autism dan anak non autism.
1.4 Kegunaan
Manfaat yang dapat diperoleh dari program ini yaitu sebagai berikut:
1. Membangun kreativitas mahasiswa dalam menghasilkan gagasan ilmiah.
2. Meningkatkan jiwa kepenelitian bagi mahasiswa dengan memanfaatkan data-data
hasil penelitian yang belum ditindaklanjuti dan memahami kondisi masyarakat.
3. Mengubah pola pikir masyarakat mengenai pengaruh konsumsi pangan sumber
gluten dan kasein dengan perilaku anak autism.
2.6 Hubungan Antara Asupan Pangan Sumber Gluten dan Kasein dengan
Perilaku Anak Autism
Pangan sumber gluten biasanya terdapat dalam gandum tepung terigu atau
maizena, oat, barley, dan lain-lain. Produk olahannya dapat berupa kecap, roti,
biskuit atau cookies, kue, pastry, pasta, mie, kudapan atau makanan ringan, sereal,
donat dan pie. Sedangkan kasein biasanya ditemukan pada susu hewan. Produk
olahan kasein dapat berupa susu, keju, es krim, yoghurt, biskuit dan margarin
(Wijayakusuma, 2008 dalam Puspita dan Berawi, 2016). Bila konsumsi susu yang
mengandung kasein dihentikan, kadar betacosmorphin dalam urin menghilang,
namun kadar dari gluten tetap ada. Kadar gluten dapat menurun sebesar 26% setelah
diet bebas gluten selama 5 bulan. Penurunan sebesar 26% tersebut terjadi karena
gluten dapat menembus jaringan tubuh (Kessick, 2011 dalam Puspita dan Berawi,
2016).
Gluten dan kasein dapat bertindak sebagai alergen dan menimbullkan reaksi
alergi bagi anak yang menderita autism. Para peneliti melaporkan pada penderita
alergi terdapat penurunan hormon seperti kortisol, metabolik. Hormon progesteron
dan adrenalin tampak cenderung meningkat bila proses alergi itu timbul. Perubahan
hormonal tersebut ternyata dapat mempengaruhi fungsi susunan saraf pusat atau otak
(Judarwanto, 2005 dalam Puspita dan Berawi, 2016). Gluten dan kasein merupakan
peptida yang mampu mempengaruhi neurotransmitter di susunan saraf pusat. Gluten
dan kasein mampu menembus sawar darah akibat terabsorbsi dari usus yang
mengalami defisiensi enzim sulfotransfase. Gluten dan kasein yang beredar di
sirkulasi menduduki reseptor opioid, menyebabkan serabut saraf pusat terganggu.
Serabut saraf pusat ini mengatur fungsi persepsi, kognitif, emosi dan tingkah laku,
sehingga mengakibatkan penderita autism akan mengalami hiperaktif atau terlalu
senang akibat diet gluten dan kasein yang tidak terkontrol (Ginting, 2004 dalam
Puspita dan Berawi, 2016).
Lingkungan
Genetik
Perilaku anak autism
Komunikasi anak dan
orang tua
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian abservasionar dengan desain crossectional
dengan desain ini dipilih karena variable bebas dan veriabel terikat diambil dalam waktu
bersamaan.
B. Hipotesis
1. Terdapat perbedaan jenis, frekuensi, dan jumlah pangan sumber gluten dan kasein
antara anak yang autism dan non autism.
2. Terdapat perbedaan perilaku antara anak autism dan non autism.
C. Pemilihan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah anak autism dan normal di SLB Anugerah
Colomadu Surakarta. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling dengan
jumlah sampel 7 anak autism dan 7 anak non autism.
TAHAPAN PELAKSANAAN
Tabel 5.3 Skor frekuensi sumber pangan gluten dan kasein pada subjek autis
Tabel 5.4 Skor frekuensi sumber pangan gluten dan kasein pada subjek non autis
Berdasarkan table 5.3 nilai skor frekuensi konsumsi sumber pangan gluten dan
kasein berada pada rentang 50 hingga lebih dari 150. Subjek yang memilki skor nilai
berkisar antara 50-100 mempunyai kebiasaan konsumsi makanan yang mengandung
gluten maupun kasein tidak lebih dari 1-2 kali/minggu, sedangkan sisanya subjek
dengan skor nilai berkisar antara 101-150 dan >150 mempunyai kebiasaan
mengonsumsi makanan yang mengandung gluten maupun kasein yang sangat
bervariasi. Variasi tersebut bukan hanya berupa kuantitas makanan yang dikonsumsi,
namun juga dipengaruhi banyaknya jenis makanan yang dikonsumsi. Makanan-
makanan yang masih sulit untuk dihindari bagi subjek seperti susu, coklat, mie instan,
serta aneka jenis makanan yang berbahan dasar terigu.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada ibu subjek ada beberapa
alasan yang melatarbelakangi sulitnya menerapkan diet tersebut diantaranya,
faktor psikologis anak, lingkungan keluarga, keterbatasan bahan makanan sebagai
alternatif pengganti dan umumnya makanan yang mengandung gluten maupun
casein tersebut merupakan makanan kesukaan si anak, sehingga orangtua merasa
tidak tega (kasihan) jika tidak memberikannya. Implementasi orangtua dalam
menerapkan diet bebas gluten bebas casein, saat ini hanya baru bisa pada tahap
mengurangi atau mengatur frekuensi pemberiannya. Pengaturan frekuensi
makanan tersebut pun bervariasi disesuaikan dengan kemampuan orangtua dan
kondisi anak. Beberapa contoh bahan makanan yang bisa menjadi alternatif
pilihan bagi penderita autis diantaranya tepung beras,tepung beras merah, tepung
maizena,tepung kedelai, tepung tapioka, tepung kentang, tepung kanji, tepung
singkong,tepung umbi-umbian, bihun, soun, sebagai pengganti terigu (gluten),
sedangkan susu kedelai, sari almond, sari kacang hijau sebagai pengganti susu
(casein) (Nugraheni, 2009).
Frekuensi konsumsi gluten casein berada pada skor terendah yaitu 51,
pengaplikasian dietnya pun berbeda dengan subjek yang memiliki skor tertinggi
yaitu 320. Subjek dengan skor konsumsi terendah memiliki kebiasaan
mengonsumsi makanan yang mengandung gluten maupun casein yang dibatasi
maksimal dalam 1-2kali/minggu subjek hanya boleh mengonsumsi makanan
tersebut,sedangkan subjek dengan skor konsumsi yang tertinggi memiliki
kebiasaan mengonsumsi makanan yang mengandung gluten maupun casein
hampir setiap hari dalam menu makanannya. Makanan yang menjadi favorit
subjek pada penelitian ini antaralain aneka gorengan yang digoreng menggunakan
tepung terigu (tahu,tempe, bakwan), mie instant, cokelat dan susu.
5.4 Skor perilaku autis
Perilaku autis merupakan gangguan perilaku yang khas pada anak autis. Skor perilaku
autis dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu berkurangnya perilaku autis dan tetap atau
bertambahnya perilaku autis. Sebagian besar subjek pada penelitian ini masih mengalami
gangguan perilaku, hanya 28,57% saja subjek yang perilaku autisnya berkurang.
Berkurangnya perilaku autis tersebut umumnya berupa berkurangnya intensitas hiperaktif
pada subjek dan kemmapuan subjek dalam melakukan instruksi atau perintah yang diberikan
oleh terapis.
Perilaku autis merupakan gangguan perilaku yang khas pada anak autis. Perilaku
tersebut meliputi hiperaktivitas anak (gerak gerik yang kurang tertuju), ketidakmampuan
anak dalam menatap lawan bicara (eye contact), tidak merespon jika dipanggil, menangis
atau tertawa tanpa sebab dan beberapa indikator perilaku khas lainnya. Sebagian besar
subjek pada penelitian ini masih mengalami gangguan perilaku, hanya 26,7% saja subjek
yang perilaku autisnya berkurang. Berkurangnya perilaku autis tersebut umumnya berupa
berkurangnya intensitas hiperaktif pada subjek dan kemampuan subjek dalam melakukan
instruksi atau perintah yang diberikan oleh terapis.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku autis diantaranya intensitas
terapi, metode terapi, keterlibatan orangtua dan keluarga serta terapi diet. 19,20 Berdasarkan
hasil wawancara pada ibu subjek mayoritas orangtua mengakui bahwa ada pengaruh
perilaku autis dengan kebiasaan makan anak. Gangguan perilaku tersebut seperti
berkurangnya hiperaktif anak apabila dikuranginya pemberian frekuensi konsumsi susu
dan cokelat.
Hubungan frekuensi konsumsi diet bebas gluten bebas casein dengan skor perilaku
autis
normal namun ditemukan pula penderita autis dengan status gizi lebih. Seluruh (100%)
subjek pada penelitian ini masih mengonsumsi makanan yang mengandung gluten bebas
casein namun penerapannya hanya sebatas mengurangi atau mengatur frekuensi
pemberiannya saja. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa ada hubungan
bermakna antara frekuensi konsumsi diet bebas gluten bebas casein dengan skor perilaku
autis (r=0,369;p=0,045)
SARAN
Diet bebas gluten bebas casein pada penderita autis sangat penting untuk
mengurangi gangguan perilaku tersebut. Keterbatasan bahan makananan sebagai
alternatif pengganti menjadi kendala dalam mengimplementasikannya sehingga
diperlukan variasi bahan makanan pengganti yang bebas gluten maupun bebas casein.
LAMPIRAN
PENGGUNAAN DAN
1. Lain-lain
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Keterangan
Pemakaian Satuan (Rp)
EC Memperoleh 1 laporan Rp. 100.000,-/ Rp. 100.000,-
ijin penelitian laporan
dari FK UMS
Scan Sebagai 14 lembar Rp. Rp. 14.000,-
lampiran foto 1000,-/lembar
(NOTA)
LAMPIRAN
(INFORMED CONSENT)
Surakarta,
…………………… 2019
Saksi : ……………………
Nama Terang : ………………….. Nama Terang : ………………
Alamat : …………………… Alamat :……………….
KUESIONER PENELITIAN IDENTITAS RESPONDEN “Analisis
Konsumsi Pangan Sumber Gluten dan Kasein dengan Perilaku Anak
Autism ”
Tanggal :
No. Responden :
Enumerator :
I. Karakteristik Anak
a) Nama Anak
b) Tempat tanggal lahir
c) Jenis Kelamin
d) Tanggal saat didiagnosis
a. Nama Ibu :
b. Tempat tanggal lahir :
c. PekerjaanIbu :
1. IRT 4.Wiraswasta
2. Karyawan swasta 5. Lain-lain (sebutkan)
3. PNS
d. Pendidikan Ibu :
1. Sekolah Menengah Pertama/Sederajat (SMP)
2. Sekolah Menengah Atas/Sederajat (SMA)
3. Sarjana (S1)
4. Master (S2)
5. Lainnya (sebutkan)
a. Nama Ayah :
f. Tempat tanggal lahir :
g. Pekerjaan Ayah :
1. Karyawan swasta 3.Wiraswasta
2. PNS 4. Lain-lain (sebutkan!)
h. Pendidikan Ayah:
1. Sekolah Menengah Pertama/Sederajat (SMP)
3. Sarjana (S1)
4. Lainnya (sebutkan!)
i. Nama Wali :
j. Tempat tanggal lahir :
k. Pekerjaan Wali :
1. IRT 4.Wiraswasta
2. Karyawan swasta 5. Lain-lain (sebutkan)
3. PNS
l. Pendidikan Wali :
1. Sekolah Menengah Pertama/Sederajat (SMP)
2. Sekolah Menengah Atas/Sederajat (SMA)
3. Sarjana (S1)
4. Master (S2)
5. Lainnya (sebutkan)
FORMULIR FOOD FREQUENCY (FFQ)
Frekuensi Konsumsi
Bahan Makanan/
NO Tidak <1 kali/ 1-2 kali/ 3 kali/ 1 kali/ >1 kali/
Makanan
pernah minggu minggu minggu hari hari
00 1 10 15 25 50
Gluten :
1 Terigu
2 Panir
3 Havermuth/Oat
4 Roti
5 Mie
6 Biskuit
7 Macaroni
8 Lain-lain
(sebutkan……)
Gluten terselubung :
9 Bakwan dari
10 Tepung terigu
12 Bakso
13 Sosis
14 Risoles
15 Ayam bumbu
16 Tepung
17 Kue Basah
18 Tempe mendoan
19 Wafer
20 Kue lapis
21 lumpia
24 Pastel
27 Bolu kukus
30 Pizza
31 Pasta
32 Spaghetti
Casein :
34 Susu sapi
35 Susu kambing
36 Susu skim
38 Keju
Hasil Casein
40 SKM/full cream
41 Mentega
42 Keju
43 Yoghurt
44 Susu fermentasi
46 Es krim
47 Permen susu
48 Coklat
49 Soda gembira
JUMLAH
TABEL PENGAMATAN PERILAKU
Perilaku
No Gejala
±1 bulan Sekarang
*Beri tanda (√) pada daftar perilaku sesuai dengan keadaan perilaku anak
Frequency Table
Frequencies
Statistics
Skortingkahl Skoperilakua
akuautis1bula utissekarang
nyanglalu
Valid 14 14
N
Missing 0 0
Statistics
skortingkahla skorperilakua
kuautis1bula utissekarang
nyanglalu
Valid 14 14
N
Missing 0 0
Frequency Table
Skor tingkah laku autis 1 bulan yang lalu
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1-10 2 14,3 14,3 14,3
Valid 11-20 12 85,7 85,7 100,0
Total 14 100,0 100,0
T-Test
One-Sample Statistics
N Mean Std. Std. Error
Deviation Mean
Skor perilaku autis
14 1,71 ,469 ,125
sekarang
One-Sample Test
Test Value = 0
t df Sig. (2- Mean 95% Confidence Interval of
tailed) Difference the Difference
Lower Upper
Skor
perilaku
13,682 13 ,000 1,714 1,44 1,98
autis
sekarang