Makalah Produktivitas Kerja
Makalah Produktivitas Kerja
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pelatihan
Dasar-dasar pengetahuan perlu diberikan kepada karyawan dengan latihan
kerja. Latihan kerja bertujuan untuk meningkatkan keterampilan serta dapat
menggunakan peralatan kerja dengan tepat. Dengan adanya latihan kerja, maka
para karyawan dapat berlatih/belajar mengerjakan suatu pekerjaan dengan tepat
2
dan dapat meminimalisasi serta meninggalkan kesalahan-kesalahan yang pernah
dilakukan sebelumnya.
Salah satu cara yang dilakukan oleh PT. Sinar Sosro cabang Ungaran Semarang
dalam pengembangan karyawan dilakukan dengan berbagai cara antara lain
pemberian fasilitas-fasilitas seperti poliklinik, koperasi, kantin, tempat ibadah,
tempat olahraga, loker sepatu, pakaian dan seragam karyawan dan perlengkapan
serta kesejahteraan yang meliputi uang transpor dan tunjangan lainnya serta
memberikan kenaikan gaji satu kali dalam satu tahun dengan jumlah penggajian
sebanyak 14 kali. Di samping itu para karyawan juga mendapatkan jaminan
3
tenaga kerja sosial (JAMSOSTEK) yang meliputi jaminan kecelakaan kerja,
jaminan hari tua, jaminan kematian, jaminan pelayanan kesehatan karyawan dan
jaminan lainnya.
Fasilitas yang diberikan di atas PT. Sinar Sosro juga memberikan kesempatan
bagi setiap pekerja atau karyawan untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan
formal maupun informal. Model atau sistim pelatihan yang dilakukan oleh PT
Sinar Sosro cabang Ungaran Semarang yaitu dengan menggunakan dua metode
yaitu :
On the job training upaya melatih karyawan untuk mempelajari suatu pekerjaan
sambil mengerjakan di tempat kerja yang sesungguhnya. On the job training
meliputi porgram magang,rotasi pekerjaan, understudy atau coaching yang
diperuntukan bagi karyawan yang ada dilevel bawah. Trainer yang melakukan
pelatihan internal atau on the job training dapat juga diambil dari dalam
perusahaan sendiri yang sebelumnya telah diseleksi oleh departemen HRD
Nasional.
Off the job training adalah program pelatihan dan pengembangan dilaksanakan
pada lokasi terpisah dengan tempat kerja. Program ini memberikan individu
dengan keahlian dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan pada waktu terpisah dari waktu kerja reguler mereka. Pola-pola
pengajaran yang dilakukan pada off the job training adalah dengan training
instruksi pekerjaan, pembelajaran terprogram, vestibule training, studi kasus,
management games, seminar, model pelatihan sperti ini diperuntukan bagi para
karyawan yang ada di level atas.
4
ada di luar individu seperti suara, penerangan, waktu istirahat, lama kerja, upah,
bentuk organisasi, lingkungan sosial dan keluarga.
Setiap organisasi atau perusahaan selalu berkeinginan agar pegawainya dapat
memiliki produktivitas kerja yang tinggi, oleh karena itu pihak pimpinan harus
memahami atau mengetahui faktor-faktor produktivitas kerja apa saja yang dapat
mempengaruhi kepada produktivitas kerja pegawainya.
5
3. Pemberdayaan SDM
SDM merupakan unsur yang paling strategis dalam organisasi. Karena itu,
memberdayakan SDM merupakan etos kerja yang mendasar yang harus dipegang
teguh oleh semua eselon manajemen dalam hierarki organisasi. Memberdayakan
SDM mengandung berbagai kegiatan seperti mengakui harkat dan martabat
manusia, perkayaan mutu kekaryaan dan penerapan gaya manajemen yang
partisipatif melalui proses demokratis dalam kehidupan berorganiasi.
Tindakan konstuktif
Percaya pada diri sendiri
Bertanggung jawab
Memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan
Mempunyai pandangan kedepan
Mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang berubah-ubah
Mempunyai kontribusi positif terhadap lingkungannya (kreatif,
imaginative, dan inovatif)
Memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensinya.
6
1. Penggunaan waktu
Tenaga kerja atau karyawan yang dimiliki PT Sinar Sosro Ungaran Cabang
Semarang jam kerja karyawan ditentukan selama 7 jam sehari, dengan jadwal
yaitu pada setiap hari Senin – Jum’at dimulai pukul 08.00 – 16.00 WIB sedangkan
untuk hari Sabtu pukul 08.00 – 13.00 WIB. Hari kerja karyawan dibagian
produksi, analisis kimia, satpam, petugas pengelola limbah cair, gudang,
inspector, penjaringan dan forklift dimulai dari hari senin sampai dengan minggu
dengan system sift sebagai berikut:
a. Shift pagi (pukul 06.00 – 14.00 WIB )
b. Shift siang (pukul 14.00 – 22.00 WIB )
c. Shift malam (pukul 22.00 – 06.00 WIB )
Sedangkan untuk karyawan umum, Kantor utama dan depatemen Quality
Control seperti tugas incoming material, analisis microbiologi dan petugas
kompos termasuk karyawan nonshift, selain itu kerja karyawan seperti bagian
produksi, gudang dan satpam juga dibedakan menjadi 3 formasi yaitu A, B dan C
dimana setiap 1 minggu sekali terjadi rotasi dalam shift kerja.
Banyaknya output yang dihasilkan oleh tenaga kerja juga digunakan sebagai
alat ukur produktivitas kerja dimana semakin banyak output yang dihasilkan
pekerja maka produktivitas kerja dan tenaga kerja akan semakin baik. Banyaknya
output yang dihasilkan pun harus diikuti dengan kualitas barang yang diproduksi.
Pengukuran produktivitas kerja inilah yang digunakan sebagai sarana untuk
menganalisa dan mengukur efisiensi produksi. Selain itu juga digunakan untuk
7
menentukan target pada produksi berikutnya serta untuk menentukan upah tenaga
kerja yang memproduksi barang tersebut.
Tujuan dari pengukuran produktivitas kerja itu sendiri yaitu untuk
membandingkan pertambahan hasil produksi dari waktu ke waktu, pertambahan
pendapatan dari waktu ke waktu, pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke
waktu, membandingkan jumlah hasil sendiri dengan orang lain, serta komponen
prestasi sendiri dengan prestasi orang lain.
Skala grafik dengan rating atau juga dikenal dengan metode rating
konvensional, adalah metode yang banyak digunakan. Terdapat banyak versi
tentang metode ini namun semuanya berfokus pada perilaku spesifik atau
karakteristik pegawai yang berkaiatan dengan kinerja kerja. Contoh skala Rating
dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Dalam versi terbaru skala grafik dengan
rating perilaku spesifik pegawai diuraikan kembali berdasarkan perbedaan
tingkatan dan perbedaan departemen/bagian pekerjaan untuk masing-masing
karakteristik. Kelemahan metode ini adalah perilaku yang dinilai tidak spesifik
dan penilai cenderung memberikan nilai rata-rata.
2) Metode Checklist
Metode checklist adalah metode PPK dengan cara memberi tanda (V) pada
uraian perilaku negatif atau positif pegawai/karyawan yang namanya tertera dalam
daftar. Masing-msing perilaku tersebut diberi bobot nilai. Besarnya bobot nilai
tergantung dari tingkat kepentingan perilaku tersebut terhadap suksesnya suatu
pekerjaan. Perhatikan contoh berikut.
8
Keuntungan dari metode ini mudah untuk digunakan dan dapat menghindari
kecenderungan pemberian nilai rata-rata atau pemberian nilai karena kemurahan
hati. Namun karena keharusan adanya relevansi antara item perilaku yang
terdaftar dalam penilaian prestasi dengan pekerjaan yang dilaksanakan, maka
dibutuhkan keahlian khusus untuk membangun sejumlah item perilaku yang
berbeda untuk jenis pekerjaan dan tingkatan yang berbeda. Oleh karena itu
dibutuhkan bantuan tenaga profesional yang andal di bidang ini. Ketidakandalan
dalam membuat item perilaku dan kesesuaian bobot nilai masing-masing item
dapat mengakibatkan ketidaksesuaian di dalam pemberian ukuran-ukuran item.
Akibatnya para supervisor kesulitan di dalam mengiterprestasikan hasilnya.
3) Metode Esai
9
4) Metode Pencatatan Kejadian Kritis
Metode pencatatan kejadian yang kritis adalah penilaian prestasi kerja yang
menggunakan pendekatan dengan menggunakan catatan-catatan yang
menggambarkan perilaku karyawan yang sangat baik atau yang sangat buruk.
5) Metode Wawancara
Selain kelima metode di atas, PPK pegawai juga dapat dilakukan dengan cara
Wawancara. Maksud dari penggunaan cara wawancara ini adalah agar pegawai
mengetahui posisi dan bagaimana cara kerja mereka.
Metode ini menekankan adanya penilaian yang dilakukan karyawan terhadap diri
sendiri dengan tujuan melihat potensi yang dapat dikembangkan dari diri mereka.
b) Tes Psikologi
10
c) Management By Objectives (MBO)
Keuntungan MBO
Keuntungan terbesar dari metode MBO adalah tersedianya target/sasaran
panilaian kinerja yang merupakan kesepakatan antara supervisor dan bawahannya.
Pada tingkat individu, MBO dapat menjadikan pegawai melakukan kontrol diri,
membangun kepercayaan diri, memotivasi diri, memperbaiki kinerja,
mengembangkan masa depan dan mempunyai pengetahuan penuh tentang kriteria
yang akan dievaluasi.
Pada tingkatan sehubungan interpersonal, MBO dapat meningkatkan
hubungan antara bawahan dengan atasan, memperbaiki komunikasi, dan
11
menyediakan kerangka kerja (framework) yang lebih baik. Pada tingkat
organisasi, perbaikkan kinerja kerja secara keseluruhan, teridentifikasinya potensi
manajemen dan kebutuhan pengembangan, koordinasi sasaran/target yang lebih
baik, dan terkuranginya duplikasi serta overlapping tugas dan aktivitas merupakan
keuntungan yang bisa didapat dari metode MBO.
Kelemahan MBO
Pendekatan MBO bukanlah metode yang paling sempurna. MBO efektif bila
sistematis dapat menyatukan setting target yang dibuat oleh individu dan
organisasi. Target yang dihasilkan bersama antara supervisor dan bawahan dengan
sendirinya berbeda dengan target yang telah ditetapkan organisasi. Dengan
demikian MBO juga merupakan autocritic organisasi.
Salah satu kelemahan MBO adalah membutuhkan waktu yang cukup lama
hingga terkesan terjadi pemborosan waktu. Beberapa masalah yang mungkin
timbul akibat diterapkannya metode MBO adalah
1. Terlalu banyak tekanan pada ukuran tujuan kuantitatif dapat membawa pada
pengabaian tanggung jawab penting lainnya.
3. Jika evaluasi didasarkan pada kesepakatan hasil yang dicapai, maka bawahan
secara sengaja atau tidak sengaja menset target yang rendah sebagai hasil yang
mereka capai.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1. Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat di harapkan agar dapat
mempelajari dan memahami tentang produktivitas kerja.
2. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan
makalah berikutnya.
13