Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ilmu komunikasi, penelitian terhadap gejala-gejala atau realitas

komunikasi telah berkembang sejak lama. Seorang Profesor komunikasi

Universitas Colorado, Robert T. Craig berusaha menggambarkan secara teoristis

sebuah komunikasi kedalam bentuk langkap. Craig beranggapan bahwa teori

komunikasi, adalah suatu disiplin yang praktis yang didasari oleh kehidupan yang

nyata dengan masalah sehari – hari melalui praktek komunikasi. Craig

menjelaskan bahwa semua teori-teori komunikasi yang relevan dengan kehidupan

dunia praktis yang umum di mana komunikasi sudah menjadi istilah yang

memiliki banyak makna.

Craig mengidentifikasi tujuh tradisi teori komunikasi. Beberapa

pendekatan yang bersifat aktual, yang biasa digunakan oleh para peneliti untuk

mempelajari pelatihan dan masalah komunikasi. Craig mengatakan bahwa

komunikasi merupakan proses primer menyangkut pengalaman kehidupan

manusia, yaitu bahwa komunikasi membentuk kenyataan. Banyaknya bentuk


pengalaman terbentuk dari banyaknya bentuk komunikasi. Berbagai tipologi

dapat dibagi untuk mengorganisasi bidang Ilmu Komunikasi. Dia

mengembangkan suatu tipologi yang mampu untuk merefleksikan bidang

komunikasi,

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian teori sibernetik

2. Apa hubungan teori sibernetik terhadap korupsi

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui teori sibernetik

2. Untuk mengetahui teori sibernetik terhadap korupsi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Sibernetik

Sibernetika memandang komunikasi sebagai suatu sistem dimana berbagai

elemen yang terdapat di dalamnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.

Komunikasi dipahami sebagai sistem yang terdiri dari bagian-bagian atau

variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lain. Sibernetika

digunakan dalam topik-topik tentang diri individu, percakapan, hubungan

interpersonal, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.

Istilah sibernetika dapat membingungkan karena istilah tersebut dapat

diaplikasikan baik pada tradisi umum(seperti yang telah dilakukan oleh Craig)

maupun pada sibernetika yang lebih spesifik, yang merupakan satu diantara

variasinya. Sibernetika dalam kesan yang sempit dipopulerkan oleh Norbert

Wiener pada tahun 1950-an. Sebagai kajian sibernetika merupakan cabang dari

teori sistem yang memfokuskan diri pada putaran timbal balik dan proses-proses

kontrol. Dengan menekankan pada kekuatan - kekuatan yang tidak terbatas,

sibernetika menantang pendekatan linier yang menyatakan bahwa satu hal dapat
menyebabkan hal lainnya.

Sebagai gantinya konsep ini mengarahkan pada seseorang atas pertanyaan-

pertanyaan tentang bagaimana sesuatu saling mempengaruhi satu sama lainnya

dalam cara yang tak berujung. Jadi dalam tradisi ini konsep-konsep penting yang

dikaji antara lain pengirim, penerima, informasi, umpan balik, redudancy, dan

sistem. Walaupun dalam tradisi ini seringkali mendapat kritik terutama berkenaan

dengan pandangan asumtif yang cenderung menyamakan antara manusia dengan

mesin dan menganggap bahwa suatu realitas atau gejala timbul karena hubungan
sebab akibat yang linier.

3
Tradisi sibernetika atau sibernetik mengkaji bagaimana komunikasi

dianggap sebagai sebuah sistem yang tiap bagiannya saling mempengaruhi.

Sistem merupakan seperangkat komponen yang saling berinteraksi, yang

bersama-sama membentuk sesuatu yang lebih dari sekadar sejumlah bagian-

bagian. Bagian apa pun dari sebuah sistem selalu dipaksa oleh ketergantungan

bagian-bagian lainnya dan bentuk saling ketergantungan inilah yang mengatur

sistem itu sendiri. Sebagai sebuah sistem, tentunya membutuhkan masukan atau

input baru dari masyarakat, yang kemudian diproses dan menciptakan timbal

balik berupa hasil pada lingkungan.

B. Pengertian Korupsi

Korupsi berasal dari kata Latin “Corruptio” atau “Corruptus” yang

kemudian muncul dalam bahasa Inggris dan Prancis “Corruption”, dalam bahasa

Belanda “Korruptie” dan selanjutnya dalam bahasa Indonesia dengan sebutan

“Korupsi” (Dr. Andi Hamzah, S.H., 1985: 143). Korupsi secara harfiah berarti

jahat atau busuk (John M. Echols dan Hassan Shadily, 1977: 149), sedangkan

A.I.N Kramer ST. menerjemahkannya sebagai busuk, rusak, atau dapat disuapi

(A.I.N. Kramer ST. 1997: 62). Oleh karena itu, tindak pidana korupsi berarti suatu
delik akibat perbuatan buruk, busuk, jahat, rusak atau suap.

Korupsi dikenal pembuktian terbalik terbatas yaitu orang yang diperiksa

harta bendanya oleh pengadilan tinggi wajib memberikan keterangan secukupnya

yaitu mengenai harta benda sendiri dan harta benda orang lain yang dipandang

erat hubungannnya menurut ketentuan pengadilan tinggi. Jika membicarakan

tentang korupsi memang akan menemukan kenyataan semacam itu karena korupsi

menyangkut segi-segi moral, sifat dan keadaan yang busuk, jabatan dalam instansi

atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena


pemberian, faktor ekonomi dan politik, serta penempatan keluarga atau golongan

4
di bawah kekuasaan jabatannya. Dengan demikian, secara harfiah dapat ditarik

kesimpulan bahwa sesungguhnya istilah korupsi memiliki arti yang sangat luas.

1. Korupsi, penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan dan

sebagainya) untuk kepentingan pribadi dan orang lain.

2. Korupsi: busuk; rusak; suka memakai barang atau uang yang dipercayakan

kepadanya; dapat disogok (melalui kekuasaannya untuk kepentingan pribadi).

Korupsi di Indonsia dimulai sejak era Orde Lama sekitar tahun 1960-an

bahkan sangat mungkin pada tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah melalui

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1960 yang diikuti dengan dilaksanakannya

“Operasi Budhi” dan Pembentukan Tim Pemberantasan Korupsi berdasarkan

Keputusan Presiden Nomor 228 Tahun 1967 yang dipimpin langsung oleh Jaksa

Agung, belum membawakan hasil yang nyata.

Berbicara korupsi di Indonesia berarti berbicara sesuatu hal yang cukup

populis di telinga kita. Mengapa demikian? Korupsi di Indonesia seolah-olah

sudah menjadi budaya dan mengakar di berbagai lapisan masyarakat ataupun

institusi. Korupsi inilah yang menjadi momok bagi bangsa Indonesia, dan secara

tidak langsung ini berdampak pada masyarakat yang menjadi objek penderitaan

dari efek korupsi yang sampai saat ini belum mampu dituntaskan sampai ke akar-
akarnya. Disamping itu pula, korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dan

mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan.

Mengapa ini sulit diselesaikan? Ini dtengarai bahwa analisa yang

dilakukan untuk mengupas problematika tersbut dilakukan secara parsial, artinya

hanya menganalisa dari satu persfektif saja. Padahal problematika korupsi yang

meranggas di tubuh bangsa ini sebegitu kompleksnya, maka untuk itu diperlukan

sebuah pembedahan akan problematika tersebut secara menyeluruh. Dengan

demikian teori fungsionalisme structural nya Talcot Parson diharapkan mampu


untuk mengupas problematika korupsi dan memberikan solusinya. Melalui teori

5
inilah diharapkan mampu mengupas tindakan mengapa seoseorang atau institusi

melakukan tindak korupsi tersebut.

Dengan demikian korupsi selain sebagai sebuah problematika yang cukup

akut dalam tubuh bangsa ini, bukanlah sesuatu yang tidak bisa dibasmi. Namun

melalui kajian ilmiah secara teoritis problematika tersebut dapat dicarikan

solusinya.

C. Contoh Kasus Korupsi

Pada awalnya pihak KPK masih menutupi status tersangka dari Gubernur

Jambi, Zumi Zola. Namun statusnya sebagai tersangka tersebar dan muncul dari

pihak Ditjen Imigrasi Kemenkumham. Kabag Humas Ditjen Imigrasi, Agung

Sampurno. Ia mengatakan bahwa Zumi Zola akan dicegah pergi ke luar negeri.

Hal itupun dikarenakan KPK yang memintanya. Permintaan resmi KPK

ini tertulis pada sebuah surat Pencegahan. Hal ini dikarenakan status Zumi Zola

yang ditetapkan sebagai tersangka. Pencegahan pun dilakukan sejak 25 januari

2018 hingga enam bulan ke depan. Hal tersebut disampaikan oleh Agung di

tanggal 31 Januari 2018. Baru di tanggal 2 Februarinya, pihak KPK

mengumumkan bahwa Zumi Zola resmi ditetapkan sebagai tersangka.

Di tanggal 15 Februari lalu, Zumi Zola diperiksa untuk penyelidikan


perdana. Namun ia masih dibiarkan bebas. Selama 20 hari mantan pesinetron,

Zumi Zola ditahan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Zumi

Zola ditetapkan sebagai tersangka bersama pelaksana tugas Kadis PUPR Arfan.

Diduga mereka menerima gratifikasi Rp 6 miliar dari beberapa kontraktor. Uang

itu disinyalir diberikan sebagai "uang ketok palu" kepada anggota DPRD Jambi.

Kasus yang menjerat Zumi Zola ini merupakan pengembangan dari kasus

suap pengesahan APBD 2018. Dalam kasus pengesahan APBD Jambi ini, KPK

lebih dulu menetapkan empat orang tersangka. Keempat tersangka itu, yakni

6
anggota DPRD Provinsi Jambi Supriyono, Plt Sekda Jambi, Erwan Malik, Plt

Kadis PUPR Jambi Arfan, dan Asisten Daerah III Syaifuddin.

Penyelidikan tersebut bertempat di Rumah Tahanan (Rutan) KPK kavling

C-1. Ia pun sempat mangkir dari pemeriksaan penyidik di tanggal 2 April lalu.

Kasusnya kini masih terus ditindaklanjuti.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sibernetika memandang komunikasi sebagai suatu sistem dimana berbagai

elemen yang terdapat di dalamnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.

Komunikasi dipahami sebagai sistem yang terdiri dari bagian-bagian atau

variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lain. Sibernetika

digunakan dalam topik-topik tentang diri individu, percakapan, hubungan

interpersonal, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.

Korupsi dikenal pembuktian terbalik terbatas yaitu orang yang diperiksa

harta bendanya oleh pengadilan tinggi wajib memberikan keterangan secukupnya

yaitu mengenai harta benda sendiri dan harta benda orang lain yang dipandang

erat hubungannnya menurut ketentuan pengadilan tinggi. Jika membicarakan

tentang korupsi memang akan menemukan kenyataan semacam itu karena korupsi

menyangkut segi-segi moral, sifat dan keadaan yang busuk, jabatan dalam instansi

atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena

pemberian, faktor ekonomi dan politik, serta penempatan keluarga atau golongan
di bawah kekuasaan jabatannya.

B. Kritik dan Saran

Penulis yakin dalam pembuatan makalah ini masih ada banyak

kekurangan dan kesalahan oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis

maupun pembaca khususnya berupa penambahan wawasan tentang Penemuan

hukum. Kami hanya manusia biasa yang tidak terlepas dari kekurangan,

maka dari itu kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
maupun yang lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://hermannippi.blogspot.com/2014/08/talcott-parsons-dengan-teori

sibernetik.html?view=timeslide

http: www. Wikipedia.com

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/10/09303671/zumi-zola-berawal-dari-

artis-kepala-daerah-hingga-tahanan-kpk

Anda mungkin juga menyukai