Anda di halaman 1dari 8

16

BAB II

GAMBARAN UMUM TOILI

2.1 Kondisi Geografis Toili

Kecamatan Toili Ibu Kota kecamatan Kelurahan Cendana Pura merupakan

bagian dari kabupaten Baggai dengan jarak kurang lebih 98 km dengan pusat

pemerintahan Kabupaten Banggai, dan kurang lebih 692 km dari Ibu Kota Provinsi

Sulawesi Tengah. Kecamatan Toili memiliki luas 761,31 km2 dengan batasan

wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Bunta, sebelah Timur

berbatasan dengan Kecamatan Moilong, sebelah selatan berbatasan dengan Selat

Peling, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Toili Barat.

Kecamatan Toili memiliki dua musim yakni musim kemarau dan musim

penghujan, musim kemarau terjadi antara bulan Oktober sampai dengan bulan

Maret, sehingga musim penghujan antara bulan April sampai bulan September,

curah huja rata-rata di Kecamatan Toili 1880 mm pertahun dengan suhu udara rata-

rata 300c. suhu udara di Kecamatan Toili ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat

tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai.

Kecamatan Toili mempunyai kelembaban udara tinggi pada tahun 2012 rata-

rata berkisar antara 72% sampai 81%. Curah hujan di Kecamatan Toili antara lain

dipengaruhi oleh keadaan iklim dan perputaran atau pertemuan arus udara. Oleh

karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan. Rata-rata curah hujan

selama 2012 sekitar antara 3,4mm sampai 284,9 mm. kecepatan angin di

Kecamatan Toili umumnya merata setiap bulannya, yaitu sekitar 4 knot hingga 6
17

knot. Faktor lain yang mempengaruhi hujan dan arah atau kecepatan angina adalah

perbedaan tekanan udara.

Wilayah Kecamatan Toili memiliki ketinggian 10 meter dari atas permukaan

laut dengan bentuk permukaan tanah sebagai berikut.

 Daratan : 95%
 perbukitan :5%
 Pegunungan : 0%
Desa-desa yang termasuk dalam wilayah administrasi di Kecamatan Toili

adalah sebagai berikut:

Table 1. Desa-desa yang termasuk dalam wilayah asministrasi Kecamatan


Toili
No Nama Ketengan Luas
(km2)
1 Cendana Kelurahan 2,48
2 Piondo Desa 125,26
3 Bukit Jaya Desa 125,40
4 Tolisu Desa 15.00
5 Sindang Baru Desa 89,50
6 Mekar Kencana Desa 2,61
7 Marga Kencana Desa 3,60
8 Tirta Kencana Desa 4,09
9 Mulyasari Desa 2,86
10 Tirtasari Desa 4,14
11 Tirta Jaya Desa 4,15
12 Tohiti Sari Desa 31,85
13 Sari Bhuana Desa 4,15
14 Jaya Kencana Desa 5,06
15 Sentral Sari Desa 4,95
16 Sentral Timur Desa 6,05
17 Singkoyo Desa 7,50
18 Tanah Abang Desa 3,89
19 Rusa Kencana Desa 109,03
20 Mansahan Desa 4,50
21 Benteng Desa 4,76
22 Samalore Desa 91,86
23 Uwe Mea Desa 107,00
18

(Sumbe: Data pemerintah Kecamatan Toili tahun 2012)


(data. Bps. https://banggaikab.bps.go.id. Diakses pada 24 April 2019)
Kondisi tanah di wilayah Kecamatan Toili adalah potensial, hal ini dapat dilihat

dari luas areal lahan yang di pakai pertanian.

Table 2. Luas Lahan Pertanian Kecamatan Toili


Lahan Sawah dan Lahan Kering Potensial Fungsional
Luas lahan sawah 8.583,25 ha 3.230,75 ha
Luas lahan kering 5.528,50 ha 1.689,10 ha
(Sumber: Data Pemerintah Kecamatan Toili tahun 2012)
Pemanfaat lahan dapat dilihat dari pemanfaatan lahan oleh masyarakat Toili,

hal tersebut selaras dengan pekerjaan masyarakat Toili yang sebagaian besar adalah

petani.

2.2 Kondisi Demografis Toili

Perkembangan masyarakat Toili dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan dari segi perekonomian dan juga jumblah penduduk. Hal tersebut dapat

dilihat dari perkembangan pendidikan, selain itu dapat dilihat dari segi transportasi

laut, darat maupun udara yang membantu perkembangan Kecamatan Toili dari

berbagai bidang. Dari sektor pertanian yang lebih memberi peran besar, jumblah

penerimaan Beras droping dari Bolog untuk kecamatan Toili setiap tahun

mengalami peningkatan.1

Kecamatan Toili memiliki 22 Desa dan 1 Kelurahan dengan jumblah

penduduk 32.376 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk yang berjenis kelamin

1
Jumlah Penerimaan Beras Droping dariBulog Menurut Jenis Beras/
Pelabuhan di Kabupaten Banggai (Ton), 2011-2015. https://banggaikab.bps.go.id,
(diakses pada 28 April 2019)
19

laki-laki berjumblah 16.595 jiwa, jumlah penduduk yang berjenis kelamin

perempuan 15.781 jiwa, dan jumblah kepala keluarga berjumblah 8.824.2

Kecamatan Toili merupakan daeran dengan masyarakat yang multi etnis atau

sangat beragam suku bangsa yang ada di Kecamatan Toili. Etnis masyarakat

Kecamatan Toili dibagi menjadi dua kelompok yakni masyarakat transmigrasi

yang terdiri dari suku Sasak, Bali dan Jawa, dan kelompong yang satu lebih sering

disebut dengan orang kampung atau tuan tanah yang terdiri dari suku Banggai,

Saluan, Bugis, Taa dan Bajo. 3

Seiring dengan kedatangan masyarakata transmigrasi suku Taa mulai

berkujarang di Toili. Hal tersebut disebabkan oleh cara hidup suku Taa yang masih

tradisional yakni mereka akan meninggalkan keluargaa mereka yang sakit dan

mencari tempat tinggal baru. Berkurangnya suku Taa di Toili karena adanya alih

fungsi lahan karena adanya masyarakat trasmigran. Suku Taa lebih suka tinggal di

hutan dari pada di pedesaan sehingga saat masyarakat transmigran datang dan

adanya alih fungsi lahan mereka tergerus dengan pekembangan yang terjadi pada

Kecamatan Toili.

Sumber penghasilan masyarakat Kecamatan Toili adalah dibidang pertanian

lahan sawah dengan jumblah persentase 70%, sedangkan 20% dan 10 % terbagi

2
Data Kecamatan Toili tahun 2012

3
Kl. Lestari. Gambaran Umum Toili. Epirints.ung.ac.id (diakses pada 9 April
2019), hlm. 48.
20

pada bidang lahan perkebunan. Adapun rincian mata pencarian dan sumber

penghasilan penduduk kecamatan Toili pada table berikut;

Tabel 3. Sumber Penghasilan Penduduk Kecamatan Toili


No Desa Sumber Penghasilan
1 Cendana (kelurahan) Pertanian Lahan Sawah
2 Piondo Pertanian Lahan Sawah
3 Bukit Jaya Pertanian Lahan Sawah
4 Toilisu Pertanian Lahan Sawah
5 Sindang Baru Pertanian Lahan Sawah
6 Mekar Kencana Pertanian lahan Sawah
7 Marga Kencana Pertanian Lahan sawah
8 Tirta Kencana Pertanian Lahan Sawah
9 Mulyasari Pertanian Lahan Sawah
10 Tirtasari Pertanian Lahan Sawah
11 Tirta Jaya Pertanian Lahan Sawah
12 Tohiti sari Pertanian Lahan Sawah
13 Sari Bhuana Pertaanian Lahan Sawah
14 Jaya kencana Pertanian Lahan Sawah
15 Sentral sari Pertanian Lahan Sawah
16 Sentral Timur Pertanian Lahan Sawah
17 Singkoyo Pertanian Lahan Sawah
18 Tanah Abang Perikanan
19 Rusa Kencana Lahan Perkebunan
20 Mansahan Pertanian Laahan Sawah
21 Benteng Lahan Perkebunan
22 Samalore Lahan Perkebunan
23 Uwe Mea Lahan Perkebunan

Luas Sawah = 8.583, 25 ha


Luas Lahan Perkebunan= 5.528,50 ha
( Sumber data pemerintah kecamatan toili)
Adapun mata pencaharian masyarakatan Kecamatan Toili menurut jenis

pekerjaan dapat dibagi dalam beberapa kategori yakni:

Tabel 4. Jumblah Mata Pencaharian Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan


No Mata Pencaharian Persentase
1 Petani 85%
21

2 Pedagang 4%
3 PNS/ TNI/ Polri/ Pensiunan 3%
4 Buruh 6%
5 Tukang 2%
(sumber data pemerintah kecamaatan Toili)
2.3. Keadaan Sosial Budaya Etnik Bali Di Toili

Masyarakat Bali datang ke Toili pada tahun 1977, dari Bali mereka

menggunakan kapal laut, tiba di Toili masyarakat Bali langsung dijemput oleh

pihak pemerintah dan diantar kerumah masing-masing, namun ada masyarakat

yang rumahnya belum jadi sehingga harus menempati rumah lain yang masih

kosong dan kembali kerumah mereka saat rumah mereka sudah jadi. Keadaan Toili

pada tahun 1977 dapat dikatakan hutan kemudian diberseihkan oleh para

transmigran untuk dijadikan lahan pertanian.4

Masyarakat Bali yang melakukan transmigrasi di Toili mengalami

perkembangan yang sangat pesat. Pada awal kedatangan masyarakat Bali

melakukan gotong royong untuk membersihkan lahan perumahan mereka, dan

setelah lahan perumahan mereka bersih mereka menanami lahan perumahan dengan

berbagai pohon dan umbi-umbian. Hasil panen tersebut mereka tukar dengan

kebutuhan untuk bertahan hidup dengan sistim barter.

Dengan seiring perkembangan zaman masyarakat etnik Bali sudah

mengalami perkembangan yang pesat hal tersebut dapat dilihat dengan

membaiknya perekonomian masyarakat etnik Bali. Di awal kedatangan masyarakat

etnik Bali wanita Bali memiliki peran penting dalam menunjang perekonomian

4
Wawancara dengan Wayan Ginastra. Di Kecamatan Toili desa Mulyasari
pada 20 Februari 2019.
22

keluarga, wanita Bali beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Wanita Bali

membantu perekonomian keluarga dengan cara bertani dan berkebun kemudian

mereka harus menjual hasil pertanian dan perkebunan mereka kepada masyarakat

setempat dan masyarakat pendatang.5

Selain menjalani hidup sebagai ibu rumah tangga dan sebagai penerus

kebudayaan Bali mereka juga harus membantu suami mereka bekerja di sawah, hal

tersebut masih dapat dilihat sampai saat ini. Etos kerja wanita Bali masih bertahan

hingga di zaman modrn ini, ada perubahan etos kerja dari generasi ke generasi

namun etos kerja tetap didasari pada dasa kala patra (aturan yang ada pada desa

yang mereka diami) yang berlaku pada masing-masing daerah.

5
Wawancara dengan Nyoman Manis. Kecamatan Toili, Desa Mekar Kencana
pada tanggal 25 Maret 2019.
23

Anda mungkin juga menyukai