Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu dari tiga pilar yang mempengaruhi keadaban publik adalah sektor ekonomi
atau komunitas bisnis, dan fairness (keadilan) menjadi kunci dalam kegiatan poros kedua ini
karena menyangkut masalah pembagian barang dan jasa yang ternatas kepada semua orang.
Menurut Tambunan (2006) dasar teroi ekonomi adalah bagaimana setiap orang
memaksimalkan keuntungan atau kegunaan atau memenuhi kebutuhannya dari barang dang
jasa yang terbatas. Penekanan dalam paradigma ini adalah “maksimalisasi” dan “terbatas”.
Bagi seorang konsumen atau pengguna barang dan jasa, tingkat kegunaan diukur dengan
tingkat kepuasan, kesehatan, kenyamanan, keamanan atau kesejahteraan. Misalnya dengan
anggaran yang terbatas seseorang berusaha untuk mendapatkan rumah baru yang dapat
memberi kenyamanan paling maksimum. Sedangkan bagi seorang penghasil barang barang
dan jasa (produsen), tingkat kegunaan diukur dengan tingkat profit atau pendapatan. Dengan
pendidikan yang dimilikinya, setiap orang akan mencari pekerjaan yang memberikannya
pendapatan paling tinggi. Atau dengan modal dan tenaga kerja yang ada, seorang produsen
berusaha membuat barang dan jasa sebaik mungkin agar menghasilkan keuntungan paling
tinggi baginya.

Karena kelangkaan selalu muncul dalam ekonomi (dalam kehidupan manusia secara
umum), kekayaan atau kepemilikan barang dan jasa tidak pernah bisa dilepaskan dari
keadilan. Keadilan atau ketidakadilan tidak akan menjadi suatu masalah apabilan barang dan
jasa atau sumber daya yang ada berlimpah hingga tidak ada harganya, seperti air laut, angin
dan matahari, atau apabila disuatu wilayah yang sangat luas dan sangat kaya akan sumber
daya alam tetapi hanya ada segelintir manusia. Semakin langka barang dan jasa atau sumber
daya (sementara jumlah penduduk terus bertambah), semakin besar masalah distribusi, yang
berarti semakin besar masalah keadilan di dalam ekonomi.

Keadilan juga merupakan suatu topik penting dalam etika. Seperti yang dapat dikutip
dari Bertens (2000) sebagai berikut: sulit sekali untuk dibayangkan orang atau instansi yang
berlaku etis tetapi tidak mempraktekkan keadilan atau bersikap acuh tak acuhterhadap
ketidakadilan (hal.85). Dari sudut pandang ekonomi adalah menyangkut etika bisnis, kerana
bisnis adalah kegiatan ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Berbasis Keadilan


2.2 Pendekatan Libertarian
2.3 Pendekatan Kontraktarian Modern
2.4 Sebuah Alternatif Lain bagi Pendekatan Berbasis Keadilan
2.5 Keadilan Sosial DAN Ekonomi Politik
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai