Pendahuluan
Hakikat dan Tujuan, Landasan, dan Perkembangan Kurikulu IPS bukanlah hal yang benar-
benar baru. Namun, sebagai guru professional hakikatnya adalah menjadi agen
pembaharuan yang berperan sebagai pemimpin dan pendukung nilai-nilai dalam
masyarakat dan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Menjadi guru IPS yang baik
seorang guru diharapkan memiliki dasar-dasar pembelajaran IPS karena membelajarkan
IPS di SD bukan berarti mengajarkan ilmu-ilmu sosial, melainkan membelajarkan konsep-
konsep esensi ilmu sosial untuk membentuk peserta didik menjadi warga Negara yang
baik.
Tujuan Pembelajaran Umum setelah mempelajari bahasan ini adalah kita diharapkan
dapat menganalisis Hakikat Pendidikan IPS SD. Secara khusus dapat diperinci dalam
bentuk perilaku sebagai berikut.
1. Menjelaskan Hakikat dan Tujuan pendidikan IPS di SD.
2. Menjelaskan Landasan Pendidikan IPS di SD
3. Menjelaskan perkembangan Kurikulum Pendidikan IPS di SD
KEGIATAN BELAJAR 1
Hakikat dan Tujuan Pendidikan IPS
Setiap orang sejak lahir, tidak terpisahkan dari manusia lain, khususnya dari kedua orang
tuanya. Sejak itu si bayi telah melakukan hubungan dengan orang lain. Hubungan sosial
telah terjadi. Sesuai dengan penambahan umur dan pengalaman maka hubungan sosial
itu semakin meluas. Pengetahuan yang melekat pada diri seseorang itu dapat dirangkum
sebagai “Pengetahuan Sosial”. Pengalamannya di masyarakat dan bermasyarakat telah
membentuk pengetahuan sosial dalam dirinya masing-masing. Sedangkan “Pengetahuan
Sosial” secara resmi baru diketahui setelah kita secara formal bersekolah.
A. HAKIKAT PENDIDIKAN IPS DI SD
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukanlah disiplin ilmu melainkan suatu program
pengajaran atau mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya
mengintegrasikan bidang ilmu-ilmu sosial (ilmu sejarah, ilmu geografi, ilmu ekonomi, dan
ilmu sosiologi) dan humaniora (aspek norma, nilai, bahasa, seni, dan budaya)
Meskipun pengetahuan sosial sesungguhnya sudah melekat pada diri seseorang namun
IPS perlu dipelajari dan diajarkan kepada peserta didik. Hal ini dikarenakan pengetahuan
sosial alamiah itu belum cukup mengingat kehidupan masyarakat dengan segala
persoalannya itu makin berkembang. Untuk menghadapi perkembangan yang terus
menerus tersebut diperlukan pendidikan formal, khususnya pendidikan IPS di sekolah.
B. TUJUAN PENDIDIKAN IPS DI SD
Pendidikan IPS bertujuan “membina peserta didik menjadi warga negara yang baik, yang
memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial, yang berguna bagi dirinya
sendiri serta bagi masyarakat dan negara”. Untuk merealisasikan tujuan ini maka proses
pembelajaran IPS tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan (kognitif), dan
keterampilan (psikomotor) saja, melainkan meliputi juga aspek akhlak (afektif) dalam
menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan,
hambatan, dan persaingan.
Melalui pendidikan IPS peserta didik dibina dan dikembangkan kemampuan mental
intelektualnya menjadi warga negara yang berketerampilan dan berkepedulian social
serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Guru IPS di SD perlu memiliki wawasan tujuan dan arah yang hendaknya
dipertimbangkan ketika mengembangkan materi pembelajaran. Lima kriteria dalam
mengembangkan materi pembelajaran yaitu Pembelajaran IPS di SD hendaknya:
- Mengembangkan kemampuan memahami berbagai fenomena sosial yang akan
berguna dalam proses pengambilan keputusan.
- Mengembangkan kemampuan komunikasi social yakni keterampilan menangkap
berbagai fenomena social.
- Mengembangkan kemampuan dasar dalam memecahkan masalah social
- Mengembangkan kemampuan sikap peka, tanggap, dan adaftif tetapi tetap kritis
yaitu mampu menggunakan logika dan fakta dalam mengambil kesimpulan/keputusan.
(mencari sebab, memprediksi, menganalisis, melihat keterpaduan berbagai fenomena
serta menganalisis secara logis dan sistematis)
- Mengembangkan kemampuan menganalisis masalah social secara terpadu.
Adapun fungsi IPS sebagai pendidikan yaitu:
- Membekali peserta didik dengan pengetahuan social yang berguna yang dapat
diterapkan sehari-hari,
- Mengembankan keterampilan terutama keterampilan social, keterampilan
intelektual,
- mengembangkan kepedulian social
KEGIATAN BELAJAR 2
Landasan Pendidikan IPS SD
Kurikulum IPS SD Tahun 2006 dalam KTSP yang ditetapkan berdasarkan Kepmendiknas
RI 22/2006 mempunyai karakteristik tersendiri karena tidak menganut istilah Pokok
Bahasan (PB), Namun Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Hal ini jauh
lebih sederhana dengan jam pelajaran yang relative lebih sedikit.
Memberikan peluang yang luas bagi guru untuk berkreasi dalam pengembangan
kurikulum yang mengacu pada pembelajaran IPS yang PAKEM. Kurikulum 2006 lebih
simple dan efektif, namun memiliki nuansa yang padat. Kurikulum Pendidikan IPS SD
Tahun 2006 bersifat hanya memberi rambu-rambu untuk kedalaman dan keluasan materi
dalam mencapai KD yang diharapkan. Di dalam KD terdapat kata kerja operasional yang
disarankan dan mengacu pada pembelajaran yang kreatif. Kelas 1, 2, dan 3 dilaksanakan
menggunakan pendekatan tematik sedangkan kelas 4 sampai 6 melalui pendekatan mata
pelajaran.
Berbeda halnya dengan Kurikulum IPS tahun 1994 materi pelajaran ditata secara lebih
terpadu dan lebih sederhana daripada materi Kurikulum IPS 1986 dan 1975 yang masih
tampak berdiri sendiri-sendiri. Materi Kurikulum 1994 merupakn korelasi antara berbagai
disiplin ilmu penunjangnya. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya (1986, 1975, dan
1968). Materi Kurikulum 1968 masih berdiri sendiri dan merupakan broad-field antara
Ilmu Bumi, Sejarah, dan Pengetahuan Kewarganegaraan. Pada Kurikulum 1975
Pendidikan Kewarganegaraan dipisah menjadi PMP. Pada Kurikulum 1994 PMP berganti
nama menjadi PPKN.
Dari segi tujuan kurikuler, Kurikulum 1964/1968 menekankan pada moral. Unsur moral
tersebut terwadahi dalam bidang studi PMP/PPKN pada Kurikulum 1975, 1986, dan
1994. Kurikulum 1986 dan 1994 sama-sama mempunyai 4 tujuan kurikuler. Dari segi
bahan ajar, Kurikulum 1994 tetap menggunakan Pendekatan Spiral. Khusus untuk
sejarah mengunakan pendekatan periodisasi. Sejarah di Kurikulum 1986 tidak seluas
kurikulum 1975 karena ada mata pelajaran PSPB.
Dari segi alokasi waktu pada dasarnya tidak berbeda antara kurikulum 1986 dengan
1994, namun pada kurikulum 2006 relatif lebih sedikit yakni 3x35 menit. Perbedaan yang
lebih esensi ada pada jumlah PB. Kurikulum 1986 padat dan sarat materi sehingga
keluasan materi terbatasi, sedangkan Kurikulum 1994 keluasan materi diserahkan kepada
guru dan di Kurikulum 2006 lebih simple lagi.
MODUL 2
ESENSI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) IPS SD KELAS RENDAH
Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh mata pelajaran IPS agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungan
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuilir,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan kompetensi dalam
masyarakat yang majemuk, baik ditingkat local, nasional, dan global (dunia).
Ruang Lingkup esensi materi dari Mata Pelajaran IPS menjadi aspek Ruang Lingkup
esensi materi dari Mata Pelajaran IPS meliputi aspek-aspek :
1. Geografi meliputi manusia, tempat, dan lingkungan.
2. Sejarah meliputi waktu, keberanjuran, dan perubahan.
3. Sosiologi meliputi sistem sosial dan budaya.
4. Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Secara lebih umum bahwa pelajaran IPS berkenaan dengan pengenalan dan pemahaman
anak tehadap berbagai peristiwa yang terjadi pada masa kini, yaitu yang terkenal
dengan isu-isu sosial.
Istilah isu sosial dapat diartikan sebagai kabar atau berita suatu peristiwa yang terjadi
dan menyangkut pada aktivitas kehidupan manusia dimasyarakat serta tidak jelas asal
usulnya, masih berupa desas-desus atau kabar angin.
Fakta berkaitan erat data. Ada pebedaan antara fakta dan Fakta berkaitan
erat dengan data. Ada pebedaan antara fakta dan data.
Data itu bersifat objektif sedangkan fakta mengandung arti penafsiran seseorang jadi
ada unsur subjektivitasnya. Perkembangan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan
alam didasri oleh pengungkapan fakta dan data untuk selanjutnya sampai kepada
konsep, generalisasi, teori, dan hokum. Jika digambarkan skematikanya sebagai berikut
:
1. Peristiwa
2. Fakta/data
3. Konsep
4. Generalisasi
5. Teori
6. Hukum
A. PERISTIWA
peristiwa dalam IPS secara sederhana adalah hal-hal yang pernah terjadi. Peristiwa atau
kejadian ada yang bersifat alamiah seperti gunung meletus, tsunami, gempa bumi,
gerhana matahari. Peristiwa bersifat insaniah yakni peristiwa yang berkaitan dengan
aktivitas umat manusia seperti pembangunan jembatan, skandal korupsi, pemilu, krisis
moneter inflasi, reformasi dsb. Peristiwa yang telah diuji kebenarannya itulah yang
disebut fakta.
B. FAKTA B. FAKTA
Secara harfiah kata ―fakta‖ berarti sesuatu yang telah diketahui atau telah terjadi benar
dan merupakan kenyataan, realitas yang real, benar dan juga merupakan kenyataan yang
nyata. Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru, fakta juga merupakan alasan untuk
mempertajam rumus teori baru yang ada bahkan fakta dapat mendorong untuk
mempertajam rumusan teori yang telah ada.fakta bukan tujuan akhir dari pelajaran IPS.
Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab :
1. Kemampuan kita untuk mengingatkan sangat terbatas
2. Fakta itu bias berubah sesuai waktu misalnya tentang perubahan iklim suatu
kota,dsb.
3. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
C. KONSEP
Konsep adalah suatu istilah pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan
mengklasifikasikan atau mengkatagorikan suatu kelompok dari suatu benda, gagasan
atau peristiwa. Konseptualisasi adalah proses meningkatkan, mengiklasifikasi durian
memberi nama pada sekelompok objek.
D. GENERALISASI
Schuneke (1988 : 16) mengemukankan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan
sangat terikat konsep. Cara mempermudah memahami generalisasi dalam hubungannya
dengan konsep adalah dengan cara menelusuri proses terbentuknya
generalisai. Dua konsep bisa dari disiplin ilmu sosial atau disiplin dari ilmu-ilmu sosial
yang berbeda.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa generalisasi menunjukn adanya hubungn
antara konsep dan berisi pernyataan bersifat umu, tidak terkait pda situasi khusus.
Ruang lingkup pelajaran IPS adalah sebagai berikut : Ruang lingkup pelajaran IPS adalah
sebagai berikut : Pengajaran ilmu Ilmu Pengetahuan Sosial TPS yang tercakup dalam
kurikulum mengikuti konsep : kekspanding Communities of man (Hana dalam
Banks,1985:11). Kepada siswa diajarkan lingkungan kehidupan dari yang terdekat
dengan dirinya yaitu keluarga, rumah,
kemudian berkembangan kelingkungan kehidupan yang lebih luas, sekolah RT/RW, desa,
kota dan propinsi sendiri melalui aspek sosiologi, geografis, ekonomi dan sejarah.
E. ASPEK LAINNYA DARI IPS MISALNYA SEJARAH
Sejarah memiliki konsep dasar waktu, Rochiati (2006:3) menganjurkan cara pendekatan
melalui pendekatan keluarga. Dijelaskan bahwa jika anak sudah mengenal bilangan maka
guru dapat menanyakan tanggal tahun kelahirannya. Kemudian menanyakan apakah
siswa mempunyai kakak atau adik serta tahun kelahirannya masing-masing.
Cara untuk lebih mudah memberi pengertian tentang konsep diajarkan juga dengan
visualisasi baik terhadap konsep yng konkret maupun konsep yang abstrak. Konsep-
konsep dasar dari bidang keilmuan IPS untuk memudahkan pemahaman yang
dikemukakan penjelasan Brank (1985: 249-404)
1. Sosiologi, konsep-konsep dasarnya :
a. Sosialisasi, proses yang ditempuh individu untuk menjadi anggota
kelompoknya dengan cara belajar kebudayaannya dan peranannya.
b. Peranan, peran yang dilakukan seseorang sebagai individu
c. Norma dan sanksi, Norma adalah ukuran/tata cara yang membimbing perilaku,
sedangkan sanksi adalah ganjaran/hukuman
d. Nilai aspek-aspek dari kehidupan masyarakat dan budaya yang dianggap berharga.
e. Gerakan nasional, Gerakan yang dilakukan sejumlah besar orang untuk
memperbaiki atau melawan perubahan dimasyarakat.
f. Masyarakat unit yang merdeka dan integrase dimana interaksi dan komunikasi.
2. Ekonomi, konsep-konsep dasarnya :
a. Kelangkaan keinginan manusia terbatas
b. Produksi hasil proses pembuatan barang
c. Saling ketergantungan ada situasi saling memerlukan
d. Pembagian kerja berkenaan dengan pembagian garapan.
3. Geografi, konsep-konsep dasarnya :
a. Lokasi indentifikasi ruang dan tempat
b. Interksi spasi hubungan antara suatu tempat dengan lainnya
c. Pola special kota kedudukan kota sebagai pusat layanan
d. Difusi kebudayaan berkaitan dengan penyebab pengaruh kebudayaan, Bahasa,
pendidikan, etnik, agama, teknologi dll
4. Sejarah, konsep-konsep dasarnya :
a. Kontinuitas dan prubahan kejadian secara kronologis
b. Waktu lampau peristiwa sejarah terjadi di masa lalu
c. Kerjasama dan konflik proses proses timbulnya kerjasama manusia dalam usaha
mencapai tujuan
d. Nasionalisme wujud kepedulian masyarakat suatu Negara akan perlunya
mengembangkan semangat kebangsaan.
KEGIATAN BELAJAR 2
NILAI, SIKAP DAN KETERAMPILAN INTELEKTUAL (KEMAMPUAN ANALISIS, PERSONAL
DAN SOSIAL KTSP IPS KELAS RENDAH
A. NILAI DAN SIKAP DALAM KTSP IPS SD IPS SD DALAM KELAS RENDAH
Nilai berbeda dengan sikap. Nilai bersifat umum, utuh dan abstrak Dan mempengaruhi
perilaku seseorang terhadap obje dan terhadap orang lain sedangkan sikap berkenaan
dengan hak-hak yang khusus. Nilai merupakan ukuran bagi seseorang dan cita-citanya,
tujuan hidupnya, aspirasi yang dinyatakan, sikapnya yang tampak, perasaannya yang
diutarakan serta perbuatan yang dilakukannya. Dlam pendidikan nilai menyangkut ranah
afektif, ini perlu diajarkan kepada siswa agar siswa mampu menerima nilai dengan sadar,
mantap dan dengan nalar yang sehat. Harapannya, para siswa dalam mengembangkan
kepribadiannya menuju jenjang kedewasaan memiliki kemampuan untuk memilih
(dengan bebas) dan menentukan nilai yang menjadi anutnnya. Pengajaran nilai
mmerlukan ―skill‖ dengan memperhatikan kesesuaian bahan pengajarn dengan
kehidupan sehari-hari. Bahan acuan bukan hnya kepada kurikulum yang tertera dalam
rencana forma tetapi juga kepada ―hidden curriculum‖ dengan mempertimbangkan pula
potensi kemampuan anak.
1. Arti sikap
Sikap memilii rumusan dan pengertian yang berbeda-beda karena sifatnya yang telah
kompleks. Menurut Thursone sikap adalah eseluruhan dari kecendrungan dan perasaan,
pemahaman, gagasan, rasa tkut, perasaan terancam dan keyakinan-keyakinan tentang
sesuatu hal. Menurut rochman Natawijaya (1984 :20) sikap adalah kesiapan seseorang
untuk memperlakukan sesuatu objek, di dalam kesiapan itu ada aspek kognitif, afektif
dan kecenrungan bertindak. Kesiapan merupakan penilaian positif dan negative dengan
intensitas berbeda dan bias berubah ubah.
2. Kaitan Nilai dengan dengan Sikap
Sikap seseorang sangat ditentukan oleh nilai yang dianutnya. Sikap juga timbul karena
banyak nilai (values). Kaitan nilai dengan sikap terkait dengan aspek-aspek yang
terkandung di dalamnya.
Dari kajian para ahli dapat itegaskan sebagai berikut :
a. Ada hubungan timbale balik antara nilai dengan kognitif
b. Ada hubungan timbale balik antara afektif dengan kognitif
c. Nilai mempengaruhi kesiapn seseorang untuk terwujudnya perilaku yang sesuai
dengan tingkat pemahamannya dan penghayatan terhadap “belief” (kepercayaan).
KEGIATAN BELAJAR 3
CONTOH KETERKAITAN ANTARA PERISTIWA, FAKTA, KONSEP, GENERALISASI, NILAI,
SIKAP DAN KETERAMPILAN INTELEKTUAL, PERSONAL, SOSIAL DALAM KONTEKS
PENDIDIKAN IPS SD KELAS RENDAH
MODUL 3
ESENSI KURIKULUM IPS SD BERDASARKAN KTSP 2006 KELAS TINGGI
Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Kurikulum SD (KTSP) tahun
2006 Kelas Tinggi
Peristiwa dan fakta harus diletakkan dalam hubungannya dengan konsep dan
generalisasi. Peristiwa dan fakta memberikan bahan baku utama bagi pembentukkan
konsep dan generalisasi. Konsep dan generalisasi membantu kita untuk memperoleh
pemahaman yang komprehensif tentang kerangka berfikir IPS, agar kita memiliki cara
yang teratur untuk menerjemahkan apa yang terjadi didunia kita ini, didalam kehidupan
manusia ini.
HUBUNGAN ANTARA FAKTA, KONSEP DAN GENERALISASI
Dari gambaran diatas jelas bahwa suatu peristiwa merupakan dasar dari kegiatan belajar
mengajar IPS dimulai. Guru dan siswa harus aktif menjemput peristiwa ini dan
mengolahnya menjadi content, isi bahan pengajaran. Dalam proses pengolahan menjadi
bahan pengajaran itulah berfungsinya fakta, konsep, dan generalisasi sehingga guru
dapat mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi skkenario dari alur pengembangan
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi sehingga guru dapat mengorganisasikan bahan
pengajaran IPS. Jadi scenario dari alur pengembangan fakta, konsep, dan generalisasi,
sesungguhnya sudah ditangan guru, dan dijadikan sebahai bahan dalam perencanaan
kegiatan belajar mengajar dikelas. Contohnya sebagai berikut: Topik: Zaman
Pendudukan Jepang PERISTIWA yang dapat kita ungkapkan adalah Peringatan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. FAKTA nya melalui gambar Soekarno-Hatta, foto
bersejarah dll. KONSEP nya Imperialisme, Penindasan, Ampera GENERALISASI nya
penjajahan selalu menimbulkan penderitaan bagi rakyat, tidak ada bangsa yang senang
dijajah dll.
KEGIATAN BELAJAR 2
NILAI DAN SIKAP, KETERAMPILAN INTELEKTUAL/KEMAMPUAN ANALISIS, PERSONAL,
DAN SOSIAL DALAM KURIKULUM IPS SD 2006 KELAS TINGGI
A. NILAI DAN SIKAP DALAM KURIKULUM IPS SD 2006 DI KELAS TINGGI
1. Nilai
Nilai mempengaruhi perilaku seseorang terhadap jumlah objek dan terhadap orang, tidak
berkenaan dengan sesuatu yang khusus. Inilah yang membedakan nilai dan sikap. Suatu
nilai merupakan ukuran untuk menentukan apakah itu baik atau buruk, nilai juga menilik
kelakuan seseorang. Orang mendapatkan nilai dan orang lain dalam lingkungannya.
a. Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya. Nilai bersifat utuh,
merupakan sistem dimana semua jenis nilai terpadu saling mempengaruhi. Dengan kuat
sebagai satu kesatuan yang utuh.
b. Nilai juga bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat dikaji hanya
indikatorindikatornya saja yang meliputi cita-cita, tujuan yang dianut seseorang, aspirasi
yang dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau tampak, perasaan yang diutarakan,
perubahan yang dilakukan serta kekuatiran yang dikemukakan (Kosasih Djahiri, 1985:
18)
1) Nilai Material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia
2) Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan
kegiatan.
3) Nilai Kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
2. Sikap
Sikap memiliki pengertian yang rumit karena itu tedapat berbagai rumusan tentang sikap
yang dikemukakan para ahli, disebabkan adanya latar belakang pemikiran dan konsep
yang berbeda. Menurut Thursone adalah keseluruhan dari kecenderungan perasaan,
pemahaman, gagasan, dan rasa takut, perasaan terancam, dan keyakinan-keyakinan
tentang sesuatu hal. Menurut Rochman Natawijaya (1984: 20) sikap adalah kesiapan
seseorang untuk memperlakukan sesuatu objek, didalam kesiapan itu ada aspek kognitif,
afektif, dan kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri merupakan penilaian positif dan
negatif dengan intensitas yang berbeda-beda untuk waktu tertentu, kesiapan itu sendiri
bias berubah-ubah. Nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki
seseorang atau kelompok memiliki cara, tujuan, dan perbuatan yang dikehendakinya
sesuai dengan anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Nilai yang dimiliki
seseorang dapat mengekspresikan mana yang lebih disukai mana yang tidak. Dapat
disimpulkan bahwa nilai menyebabkan sikap. Yang selalu terjadi adalah satu sikap
disebabkan oleh banyak nilai (values).
Didalam sikap telah terkandung aspek-aspek kognitif, afektif, dan kecenderungan
bertindak. Dapat disimpulkan terdapat kaitan antara nilai dengan aspek-aspek kognitif,
aspek afektif, dan kecenderungan bertindak. Dari kajian para ahli dapat ditegaskan
sebagai berikut :
1. Adanya hubungan timbal-balik antara nilai dan kognitif
2. Adanya hubungan timbal-balik antara afektif dengan kognitif
Nilai mempengaruhi kesiapan seseorang yang pada akhirnya akan menuju kepada
terwujudnya perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan penghayatan terhadap
belief (keyakinan).
Nilai dan sikap yang terdapat pada mata pelajaran IPS berdasarkan kurikulum 2006
Berikut ini kita ambil beberapa contohnya:
Kelas 5 Kelas 5 Topik 1 Keragaman penampakan alam dan buatan serta pembagian
wilayah waktu di Indonesia.
Nilai yang kita dapat kita petik dari bahan pegajaran ini atara lain :
1. Nilai Nilai Material Material Siswa merasa telah dapat menikmati hasil-hasil
pembangunan yang sedang dan terus digalakan, antara lain karena dukungan sumber
daya alam tanah air kita yang melimpah.
2. Nilai Nilai Vital Vital Siswa diharapkan memiliki sifat-sifat seperti berikut ini :
a. Cermat (dalam meneliti informasi tentang yang diterimanya)
b. Tekun (dalam mempelajarinya)
c. Aktif (dalam mengumpulkan informasi dan dalam kegiatan belajar pada umumnya)
d. Dan seterusnya.
3. Nilai Nilai Kerohanian Kerohanian
Siswa memiliki rasa seperti berikut :
a. Syukur kepada tuhan YME atas rahmat dan karunianya yang telah memberikan
kepada kita tanah air yang subur dan indah.
b. Menjunjung kebenaran sebagai syarat utama informasi disampaikan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
c. Menikmati keindahan alam yang diberikan tanah air kita.
d. Rasa tanggung jawab atas kelestarian ala mini (tanggapan terhadap kelestarian
alam)
e. Dst.
Sikap yang dapat diungkapkan, misalnya berikut ini :
a. Sikap yang bersyukur kepada tuhan YME disertai kecenderung perilaku yang positif
terhadap anugerah yang dilimpahkannya kepada kita.
b. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Kritis dalam menanggapi gejala-gejala alam.
d. Bertangggung jawab dalam melaksanakan tugas e. Mencintai bangsa Indonesia
e. Dan seterusnya.
KEGIATAN BELAJAR 3
CONTOH KETERKAITAN ANTARA PERISTIWA, FAKTA, KONSEP, GENERALISASI, NILAI,
SIKAP DAN KETERAMPILAN INTELEKTUAL/KEMAMPUAN ANALISIS, PERSONAL, SOSIAL
DALAM KONTEKS PENDIDIKAN IPS SD KELAS TINGGI
Peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi itu ada keterkaitan hubungan yang tidak
mungkin dipisahkan. Kesempatannya terpadu didalam struiktur IPS. Melalui proses
belajar mengajar IPS yang demilkian itu, juga dikembangkan
kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (keterampilan) dalam
KBM secara jelas kemampuan guru sebagai pengembangan kurikulum di lapangan
direalisasikan dan dapat diamati seara faktual.
Contoh KBM yang dapat mmenunjukan adanya keterkaitan antara peristiwa, fakta,
konsep, generalisasi, nilai, dan keterampilan siswa.
Topik 1 : perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda dan jepang.
KD : mendeskripsikan perjuang penjajahan Belanda dan Jepang.
Indikator : siswa mengenal arti pergerakan nasional dan arti Sumpah Pemuda bagi
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Ranah kognitif,
setelah mempelajari topiK ini siswa diharapkan dapat:
1. Menceritakan latar belakang timbulnya penrgerakan national, serta tokoh-
tokohnya.
2. Menerangkan peristiwa sumpah pemuda.
3. Menceritakan tokoh-tokoh yang berperan dalam sumpah pemuda.
4. Menunjukan arti pergerakkan nasional dan sumpah pemuda bagi persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia.
Ranah afektif
1. Menghayati jasa para pelopor pergerakkan nasional.
2. Mengapresiasi jiwa sumpah pemuda.
Ranah psikomotor
1. Mencoba melakukan wawancara untuk memahami makna zaman pergerakkan
nasional dan tokoh-tokoh tertentu
2. Memahami makna sumpah pemuda melalui proses diskusi kelas.
Peristiwa sebagai bahan kajian: Peristiwa hari kebangkitan nasional dan sumpah pemuda
Generalisasi:
1. Setiap masyarakat manusia pasti mengalami perubahan
2. Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan kesengsaraan.
Nilai:
Nilai material :
Peserta didik merasa telah menikmati hasil kemerdekaan.
Nilai Vital:
1. Cermat dalam meneliti ulasan sejarah
2. Objektif dalam menilai informasi
3. Kreatif dalam memprediksi
Nilai Kerohanian
1. Bersyukur kepada Tuhan YME atas rahmat-Nya dan seterusnya
2. Rasional dalam berargumentasi.
3. Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan
4. Rasa tanggung jawab atas nikmat kemerdekaan dan seterusnya.
Sikap:
1. Bersyukur kepada Tuhan YME disertai rasa tanggung jawab
2. Tanggap terhadap perkembangan zaman 3. Bersikap terbuka dan toleransi
terhadap pendapat orang lain
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai bangsa dan tanah airnya dan
seterusnya
Keterampilan sosial:
Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi pendengar yang baik, mampu menjelaskan,
mampu mengadakan wawancara, mampu berperan dengan baik, mampu bertanya
dengan baik, dll.
MODUL 4
ISU DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA DALAM PENGAJARAN IPS
KEGIATAN BELAJAR 1
TREN GLOBALISASI DAN KERAGAMAN BUDAYA
A. GLOBALISASI
Globalisasi artinya suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah-masalah
yang ada menyangkut berbagai bangsa dan Negara atau bahkan seluruh dunia.
Pendidikan global mengangkat persamaan daripada perbedaan-perbedaan yang dimiliki
oleh berbagai bangsa. Memberikan penekanan berpikir tentang kesetiaan kepada bumi
tempat kita semua hidup. Masalah-masalah dan isu-isu yang sifatnya global, seperti
berikut:
1. Krisis energy: kandungan minyak bumi yang tersisa, masalah harga sumber energy
pengganti.
2. Jarang antara Negara kaya dan miskin, yang melatarbelakangi lahirnya beberapa
organisasi kerja sama bilateral dan regional.
3. Kepadatan penduduk yang mendorong urbanisasi serta kemiskinan
4. Populasi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan hutan dan pencemaran.
5. Perang nuklir
6. Perdagangan internasional, siap dengan persaingan harga dan kualitas
7. Komunikasi. Perkembangan media komunikasi menghilangkan batas-batas Negara.
Penggunaan internet bisa memperoleh informasi tanpa ada batasan
8. Perdagangan obat terlarang.
Hidup bersama haruslah disadari oleh kesadaran di samping ada kesamaan, ada pula
perbedaan. Pendidikan global menonjolkan persamaan daripada perbedaan yang menuju
suatu konflik ataupun ketidakharmonisan di muka bumi.
B. KERAGAMAN BUDAYA
Keanekaragaman budaya sebagai suatu keadaan dimana suatu masyarakat
memiliki lebih dari satu perangkat gagasan, tindakan, dan hasil karya (Koentjaraningrat,
1980: 193). Menurut Koentjaraningrat pembauran adalah proses sosial yang timbul
apabila ada hal-hal berikut ini:
1. Golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.
2. Saling bergaul secara intensif untuk waktu yang lama
3. Kebudayaan-kebudayaan golongan tadi masing-masing berubah sifatnya
yang khas dan unsur-unsurnya berubah wujud menjadi unsur-unsur kebudayaan
campuran.
Kegiatan Belajar 2
Masalah – masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan
Lingkungan hidup (environment) menurut UU RI no 4 tahun 1982 tentang ketentuan-
ketentuan pokok lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan
prilaku yang mempengaruhi kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya.
Aspek-aspek yang termasuk ke dalam konsep lingkungan hidup, meliputi 5 hal yaitu:
1. Lingkungan abiotic, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup yang
bukan berupa organisme hidup. Misalnya tanah, mineral, udara dan gas, air dll
2. Lingkungan biotik yaitu: segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup yang
berupa organisme hidup. Misalnya mikroorganisme, binatang, tumbuhan, manusia dll.
3. Lingkungan alam, yaitu: kondisi alamiah baik secara biotik amupun abiotic yang
belum banyak dipengaruhi oleh tangan tangan manusia.
4. Lingkungan social, yaitu: manusia baik secara individu maupun kelompok yang ada
diluar dirinya
5. Lingkungan budaya, yaitu: segala sesuatu baik secara materi maupun non materi
yang dihasilkan oleh manunsia melalui proses penciptaan rasa, karsa dan karyanya.
Menurut Nursid Sumaatmaja (1989:46-65), seorang ilmuwan yang geografi dari FPIPS
Bandung, setidaknya ada empat masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup
manusia, yaitu:
1. Perkembangan populasi manusia yang cepat
2. Daya dukung lingkungannya yang tidak memadai
3. Keterbatasan daya dukung lingkungan hidup dan kemampuan manusia
4. Ketimpangan hidup itu sendiri
Langkah-langkah menangani masalah tersebut dapat berupa pikiran yang konsepsional
dan tindakan praktis yang professional sehingga kelestarian dan keselarasan lingkungan
dalam hubungannya dengan lingkungan hidup manusia dapat terjaga.
Pendidikan Ekologi yaitu pendidikan yang mengkaji dan memfokuskan dirinya pada
masalah lingkungan hidup. Dengan pendidikan ekologi diharapkan tumbuh kesadaran,
pengetahuan, pemahaman, sikap, perilaku yang lebih mencintai, mewarisi, memelihara
dan memanfaatkan lingkungan hidup manusia secara professional dan wajar. Tujuan
Pendidikan Ekologi yaitu untuk mengembangkan disiplin ilmu itu sendiri, dan aktualisasi
yaitu lingkungan untuk kepentingan bersama dalam hubungannya dengan lingkungan
alam sekitar.
Kegiatan Belajar 3 :
Masalah – masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum
Masalah Hukum yaitu masalah yang timbul akibat terganggunya kepentingan atau hak
salah satu individu atau kelompok lain sehingga diperlukan jalur keluar (solusi) yang
bersifat mengikat kedua belah pihak.
Ketertiban yaitu suatu keadaan yang menunjukan adanya patokan, aturan atau pedoman
maupun petunjuk yang berlaku dan ditaati oleh setiap individu didalam pergaulan antara
pribadi atau golongan (masyarakat).
Kesadaran Hukum yaitu suatu sikap individu untuk menerima dengan rela dan
bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari peristiwa hokum yang
terjadi. Peristiwa hokum disini yaitu peristiwa yang dapat menimbulkan akibat hukum.
Hubungan masalah hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum dengan pendidikan IPS
yaitu sangat berhubungan karena diantaranya memberikan kontribusi yang besar
terhadap pembentukan warga Negara yang baik karena pada hakikatnya IPS bertujuan
membentuk warga Negara yang baik, melalui pemahaman terhadap pengetahuan dan
kemampuannya didalam berinteraksi secara positif dan akti dengan lingkungannya.
Didalam interaksi dengan lingkungan itulah aspek-aspek tentang hokum, ketertiban dan
kesadaran hokum penting dimiliki oleh siswa sebagai anggota masyarakat.
Kegiatan Belajar 4 :
Masalah-masalah Kesadaran Hukum dan Pendidikan Kesadaran Hukum Warga Negara
MODUL 5
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Kegiatan Belajar 1
Pendekatan Kognitif dalam Pembelajaran IPS SD
Kegiatan Belajar 2 :
Pendekatan Sosial, Personal dan Perilaku dalam Pembelajaran Pembelajaran IPS di SD
1. Emosi, nilai dan sikap, dan perilaku sosial merupakan dimensi sosial dan personal
yang perlu dikembangkan dalam pengajaran IPS. Emosi pada dasarnya bersifat peka dan
saling melengkapi dengan rasio yang cenderung bersifat teliti dan tanggap. Nilai
merupakan sesuatu yang berharga dan dipandang berharga sedang sikap merupakan
kecenderungan berbuat.
2. Emosi, nilai dan sikap, dan perilaku sosial dapat dikembangkan dalam suasana
pembelajaran formal dan informal.
3. Dalam pembelajaran formal terdapat model-model pendekatan transmisi nilai
secara bebas terarah penanaman nilai, suri teladan, klarifikasi nilai, dan klarifikasi nilai
terintegrasi struktur.
4. Berikut pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS SD.
a. Pendekatan ekspositori Berorientasi nilai.
b. pendekatan analitik keteladanan.
c. pendekatan kajian nilai.
d. pendekatan Integratif konsep dan nilai.
Semua pendekatan sosial personal memiliki saling keterkaitan dengan pendekatan
kognitif.
MODUL 6
METODE, MEDIA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS KELAS III DAN IV
Kegiatan Belajar 1
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4 dengan
Pendekatan Kognitif
1. Dalam merancang metode, media, dan sumber belajar IPS di SD, Anda perlu
menyusun Analisis Materi Pelajaran (AMP), seperti telah diuraikan di muka. Materi yang
dianalisis adalah materi pelajaran untuk SD Kelas 3 dan 4.
2. Metode mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut.
a. Tujuan pembelajaran.
b. Kemampuan guru terhadap materi pelajaran dan metode yang dipilih.
c. Kemampuan siswa yang belajar.
d. Jumlah siswa yang belajar.
e. Situasi atau kondisi saat belajar.
f. Fasilitas yang tersedia.
g. Evaluasi yang akan dipilih
Kegiatan Belajar 2
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS yang Berlandaskan Pendekatan
Sosial
Pendekatan sosial perlu dikembangkan mengingat proses-proses sosial akan dialami oleh
anak didik sehingga kegiatan belajar mengajar harus membantu anak didik untuk
mengembangkan kemampuan hubungan dengan masyarakat dan hubungan
antarpribadi.
Metode inkuiri sosial memungkinkan siswa berpikir dan mencari fakta-fakta, informasi,
atau data yang mendukung pembuktian hipotesis dalam situasi bebas dan terarah.
Langkah-langkah penggunaan metode inkuiri sosial
1. Tahap orientasi.
2. Tahap penyusunan hipotesis.
3. Tahap definisi.
4. Tahap eksplorasi.
5. Tahap pembuktian hipotesis.
6. Tahap generalisasi.
Kegiatan Belajar 3
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan 4 dengan
Pendekatan Personal
1. Model-model yang serumpun dengan pendekatan personal adalah berikut ini.
a. Model pengajaran nondirektif
b. Model latihan kesadaran
c. Model sinektik
d. Model sistem konsepsional
e. model pertemuan
MODUL 7
KEGIATAN BELAJAR 1
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG
BERLANDASKAN PENDEKATAN KOGNITIF
KEGIATAN BELAJAR 2
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG
BERLANDASKAN PENDEKATAN SOSIAL
A. Pengertian Pendekatan Sosial
Setelah kita memahami hal-hal diatas, maka langkah selanjutnya adalah sbb :
1. Tahap orientasi : Siswa dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah
yang berkaitan dengan jumlah penduduk.
2. Tahap hipotesis : Siswa menyusun hipotesis yaitu :
a. Kondisi fisis suatu daerah yaitu lahan pertanian yang sempit, mempunyai
hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
b. Kualitas sumber daya manusia yaitu tingkat pendidikan yang rendah,
mempunyai hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
3 Tahap Definisi
Siswa membahas pengertian dari istilah-istilah yang ada dalam hipotesis :
a. Kondisi fisis : adalah keadaan lingkungan alam yang mempunyai pengaruh
terhadap peri kehidupan manusia, misalnya SDA pada suatu daerah.
b. Kualitas SDM : adalah derajat kemampuan manusia untuk mengolah SDA
yang ada dengan teknologi yang dimiliki.
c. Kemiskinan ada dua yaitu kemiskinan alamiah dan kemiskinan struktural/
buatan.
KEGIATAN BELAJAR 4
Salah satu ciri pendekatan ini adalah adanya kecenderungan memecah tugas
belajar
menjadi sejumlah perilaku yang kecil ( langkah-langkah kecil) dan berurutan.
Rumpun pendekatan perilaku
Rumpun ini dapat dibedakan menjadi enam sbb :
a. Pendekatan pengelolaan kontingensi menurut Skinner.
Lebih menekankan kepada penguasaan fakta, konsep dan skill yang dijadikan
dasar pengubahan tingkah laku.
b. Pendekatan mawas diri menurut Skinner.
Menekankan pada bentuk tingkah laku sosial dan keterampilan mawas diri.
c. Pendekatan relaksasi menurut David C. Rimm dan John C. Masters.
Menekankan pada pembentukan pribadi yang dapat menanggulangi stress dan
kecemasan.
d. Pendekatan reduksi stress menurut David C. Rimm dan John C. Masters.
Lebih menekankan pada cara menghadapi kecemasan dalam situasi sosial.
e. Pendekatan assertive training menurut J.Welpe, Arnold A. Lazarus dan A.
Salter.
Pendekatan ini mempunyai tujuan yang bersifat langsung, spontasnitas ekspresif
dalam
merasakan perubahan sosial.
f. Pendekatan direct training menurut Robert Gagne, Karl.U. Smith dan Margaret
Foltz
Smith.
Pendekatan ini lebih menekankan kepada pembentukan pola-pola tingkah
laku dan
keterampilan.
Untuk menerapkan penggunaan metode ini diambil contoh materi dari GBPP
IPS SD kelas 5 semester II.
1. Kompetensi dasar
Kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melmodulawan penjajah
dan
tokoh-tokoh Pergerakan Nasional.
2. Materi Pokok ( Pokok Bahasan )
Pendudukan Jepang di Indonesia.
3. Hasil belajar
Mendeskripsikan penduduk Jepang di Indonesia
4. Indikator ( Uraian Materi )
a. Menceritakan penduduk anJepang di Indonesia.
b. Menceritakan sebab dan akibat pergerakan tenaga romusa oleh Jepang
terhadap penduduk Indonesia.
5. Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah mempelajari kompetensi dasar, materi pokok,hasil belajar dan indikator,
guru dapat menjelaskan materi tersebut dengan carayang mudah diterima.
Pada saat menjelaskan materi tersebut guru dapat memberikan penilaian
terhadap penjajah Jepang.
KEGIATAN BELAJAR 5
3. Hasil belajar
a. Membandingkan gejala alam negara Indonesia dengan negara-negara tetangga.
b. Mendeskripsikan gejala sosial negara Indonesia dengan negara-negara tetangga.
4. Indikator
a. Menunjukkan pada peta letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia.
b. Membandingkan ciri-ciri gejala alam negara Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
c. Membandingkan ciri-ciri gejala sosial negara Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
d. Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.