NIM : 185110801111007
PRODI : Antropologi
Riview kali ini akan membahas keseluruhan dari bab II, III dan VI. Dalam
pembahasan di bab II ini lebih menjelaskan tentang sebuah perkembangan
keilmuan tentang manusia, di jelaskan bahwa Bangsa Eropa, merupakan bangsa
yang bisa dibilang memiliki tingkat keilmuan yang tinggi dan kedudukan yang
melebihi bangsa dari benua benua lain, tidak heran apabila banyak muncul tokoh
tokoh peneliti terkenal. Namun kemudian eropa sempat mengalami masa masa
keterpurukan yang kemudian kembali lagi pada masa yang disebut Rernaissance ,
tidak hanya kembali seperti awal, namun eropa mengalami improvisasi terutama
pada bidang keilmuannya Kemudian dijelaskan pula bahwa pada dasarnya
manusia memiliki keragaman yang masing masing memiliki keidentikan sendiri
yang berbeda dengan manusia yang lain, atau bisa disebutkan dalam bab ini yaitu
aneka macam warna pada manusia.
Seperti salah satu contoh dari konsep evolusi yang dikemukakan oleh Herbert
Spencer lahir berdasarkan perspektif filsafat, yang mana Spencer melihat
perkembangan manusia terjadi karena manusia sendiri sadar akan sistem Religi.
Sistem religi sendiri menurut Spencer hadir karena manusia sendiri memiliki
kesadaran dan takut akan maut. Kemudian konsep evolusi yang diciptakan oleh
J.J Bachofen adalah sebuah teori evolusi dalam keluarga, yang mana kekeluargaan
pada manusia berkembang berdasarkan empat tingkatan. Dari tingkatan tingkatan
tersebut dijelaskan bahwa manusia pada awalnya hidup berkelompok secara turun
temurun namun tidak memiliki ikatan, hingga pada saat itu belum ada sebutan
keluarga inti, lalu tingakatan kedua yaitu masyarakat matriarchate yang mana
masyarakta ini hidup berdasarkan garis keturunan ibu. Lalu terjadi tingkatan
kembali yang dikarenakan kaum pria tidak setuju dengan ideologi tersebut, hingga
terciptanya suatu pemikiran bahwa ayah adalah kepala dari keluarga, yang pada
akhirnya menimbulkan konsep patriarchate. Dan tingkatan terakhir terjadi pada
saat perkawinan di dalam kelompok kelompok keluarga, hal tersebut kemudian
menimbulkan suatu konsep kekerabatan.