Anda di halaman 1dari 7

Evolusionisme

1. Proses evolusi sosia secara universial

Menurut konsepsi tentang proses evaluasi sosial universial,semua hal


tersebut harus dipandang dalam rangka masyarakat manusi yang telah
berkembang dengan lambat (berevolusi)dari tingkat – tingkat yang rendah
sederhana, ke tingkat-tingkat yang makin lama komplex. Proses evolusi
seperti ini akan dialami semua manusia yang di muka bumi,walaupun
dengan kecepatan berbeda-beda.

2. Konsep evolusi sosial universal H.Spencer

Ahli filsafat inggris H.Spencer(1820-1903) bersama dengan ahli filsafat


perancis A.Comte termasuk aliran cara berpikir positivisme,yaitu bertujuan
menerapkan metodologi eksak yang telah dikembangkan dalam ilu fisika dan
alam, dalam studi masyarakat manusia. Agak berbeda dengan A.Comte
dalam studinya Spencer mempergunakan bahan etnografi dan etnografika
secara sangat luas dan sangat simetris.

Suatu contoh adalah misalnya teori Spencer mengenai asal mula


religi.Pangkal pendirian mengenai hal itu adalah bahwa pada semua bangsa
di dunia religi itu mulai karna manusia sadar dan takut akan maut.

Pada satu bangsa misalnya ,mungkin timbul keyakian akan kelahiran


kembali, dan karena dalam suatu religi seperti itu akan ada keyakian bahwa
roh manusia itu bisa dilahirkan kembali kedalam tubuh binatang,maka akan
terjadi suatu bentuk religi dimana manusia menyembah binatang atau roh
binatang.
Contoh lain anggapan Spencer tentang perbedaan antara proses
evolusi universial dan evolusi khusus yang berbeda-beda, tampak dalam
teorinya tentang hukum masyarakat.

Pada tingkat evolusi sosial, waktu timbul masyarakat yang beragama,


maka masyarakat telah menjadi sedemikian besarnya hingga kekuasaan
otoriter rajapun tidak lagi cukup. Karena itu di tanamkan keyakinan pada
warga masyarakat bahwa raja adalah keturunan dewa, yang hukumnya
dipelihara oleh adalah hukum keramat.

Dalam masalah tersebut terakhir Spencer sempat mengajukan juga


pandanganya mengenai proses evolusi umumnya. Menurut Spencer, seperti
dalam revolusi biologi dimana jenis –jenis mahluk yang bisa hidup langsung
itu adalah jenis – jenis yang paling cocok dengan persyaratan lingkungan
alamnya,maka evolusi sosial aturan-aturan hidup manusia serta hukum yang
dapat dipaksakan tahan dalam masyarakat, adalah hukum yang melindungi
kebutuhan para masyarakat yang paling cocok dengan persyaratan
masyarakat yang dimana mereka hidup, yaitu : kebutuhan masyarakat yang
paling berkuasa,yang paling pandai,dan yang paling mampu.

3. Teori evolusi keluarga J.J. Bachopen

Teori itu diuraikan Bachoen dalam bukunya das mutterecht (1861)


dengan banyak bahan bukti yang tidak hanya diambilnya dari masyarakat
yunani dan rum klasik. Tetapi juga bahan etnografi dari masyarakat bangsa
asia,afrika,dan suku-suku bangsa indian di amerika.

Dalam zaman yang telah jauh lampau dalam masyarakat manusia ada
dalam keadaan promoskuitas, dimana manusia hidup serupa sekawan
binatang berkelompok, dan laki- laki. Serta wanita berhubungan dengan
bebas dan melahirkan keturunan tanpa ikatan. Kelompok keluarga inti sebgai
keluarga inti masyarakat belum ada pada waktu itu. Keadan ini di anggap
merupakan tingakat perkembangan masyaakat manusia.

4. Teori evolusi kebudayaan indonesia

Teori evolusi kebudayaan, terutama teori evolusi keluarga dari J.J.


Bachofen, juga diterapkan terhadap aneka-warna budaya di indonesia oleh
ahli antropologi belanda G.A. Wilken (1847-(1891). Ia memulai karirnya pada
tahun 1869 sebagai pegawai Pangreh Praja (pamong praja) Belanda di Buru
(maluku), Gorontalo dan Ratahan (Sulawasi Utara),Sipirok dan
Mandailing.pegawai pangreh praja,yaitu mengenal sawa tanah dan mengenai
adat pemberian nama di Minahasa (Wilken 1873; 1875), karangan etnografi
singkat dari pulau Buru (1875-an), tetapi karangan teori evolusi perkawinan
dan keluarga berjudul Over De Primitieve Vormen van het Huwelijk en de
Oorsprong van het gezin (1880-1881). Dalam karangannya terakhir ini ia
menerangkan tingkat – tingkat evolusi Bachopen mengenai promiskuitas
matriarkhat,patriarkhat, dan keluarga perental terurai di atas, dengan banyak
bahan contoh yang diambilnya terutama dari indonesia.

Karangannya sesudah itu umumnya bersifat teori dan berfusat kepada


bahan –bahan etnografi yang luas dari daerah kebudayaan indonesia. Kadang
–kadang ia menyebut bahan –bahan bandingannya dalam kurungan
etnografi mengenai suku bangsa di bagian dunia lain, seperti suku bangsa
Bisaya, Tagala (Tagalok), Fiji, Soshoni, Abipon ,Arawak ,sedangkan ia
mempergunakan juga bahan-bahan mengenai kebudayaan-kebudayaan
klasik dari yunani, roma, dan bangsa yng semit di asia barat dengan
mengutip ahli-ahli sperti Robertson Smith dan lain-lainya.

Pada umumnya masalah-masalah serta gejala-gejala masyarakat dan


kebudayaan ini selalu ada hubunganya dengan teori dasarnya mengenai
evolusi keluarga; anggapannya tentang animisme adalah berdasarkan
konpesi seorang ahli yang menganut konsepsi evolusi kebudayaan bernama
E.B Tylor, tetapi di pihak lain anggapannya tentang totemisme yang menurut
Wilken pada mulanya adalah suatu kepercayaan kepada jenis-jenis binatang
keramat, karena jenis-jenis itu menjadi tempat rengkarnasi roh nenek
moyang,telah banyak mempengaruhi anggpan Tylor totemise.

5. Teori evolusi kebudayaan L.H. Morgan

Lewis H. Morgan (1818-1881) mula-mula adalah seseorang ahli hukum


yang lama tingaal diantara suku-suku bangsa indian Iroquois di daerah hulu
sungai St.Lawrence dan disebelah selatan danau –danau dasar Ontario dan
Eric (Negara bagian New York )sebagai pengacara bagi orang indian dalam
soal soal mengenai tahan. Dengan ini dia mendapatkan pengetahuan
mengenai kebudayaan orang- orang indian.

Mula –mula Morgan tertarik akan sesuatu gejala tetentu,yaitu gejala


bahwa istilah kekerabatan (istilah menyabut kaum kerabat ) dalam bahasa –
bahasa Iroquois itu tidak sama isinya dengan istilah –instilah kekerabatan
dalam bahasa inggris.istilah hanih menunjukan banyak individu,yaitu ayah,
semua saudara pria ayah,dan semua saudara pria ibu; sebaiknya father hanya
menunjukan seorang individu saja, yaitu ayah. Morgan segera mengerti
bahwa dibelakang perbedaan siste istilah kekerabatan dalam bahasa –bahasa
iroquois dengan sistem istilah kekerabatan dalam bahasa inggris terletak juga
di suatu perbedaan sistem kekerabatan dalam kedua macam masyarakat
tersebut.

Dengan kesadaran baru tadi Morgan menyusun suatu angket yang


mengandung daftar pertanyaan mengenai istilah – istilah kekerabatan. Surat
–surat angket serupa itu diedarkan berbagai suku bangsa indian amerika
serikat.
Sesuai zamannya,ia juga percaya kepada konsep evolusi
masyarakat.karya pokonya yang bejudul anclent society (1877) mencoba
melukiskan proses evolusi masyarakat dan kebudayaan manusia melalui
delapan tingkat evolusi yang universial, delapan tingkat evolusi sebagai
berikut :

- Zaman liar tua


- Zaman liar madya
- Zaman liar muda
- Zaman barbar tua
- Zaman barbar madya
- Zaman barbar muda
- Zaman peradaban purba
- Zaman peradaban masakini.

Teori Morgan mengenal evolusi kebudayaan mendapat kecaman yang


sangat tajam dari pada ahli antropologi di inggris dan amerika pada awal
abad 20-an ini, dan walau pun ia seorang warga negara amerika yang
mempunyai pengetahuan yang luas mengenai kehidupan masyarakat dan
kebudayaan indian penduduk pribumi amerika, ia toh dianggap sebagai
pendekar antropologi amerika.

6. Teori evolusi relegi E.B Tylor

Edward B. Tylor (1832 -1917) adalah orang inggris yang mulanya


mendapatkan pendidikan dalam kesusasteraan dan peradaban yunani dan
rum klasik, dan baru kemudian tertarik akan ilmu arkeologi. Karena ia
mendapatkan kesempatan untuk turut dengan keluarga berkelana ke afrika
dan asia, ia menjadi tertarik untuk membaca etnografi. Sebagai orang yang
dianggap memiliki kemahiran dalam ilmu arkeologi, dalam tahun 1856 ia
turut dengan saru ekspedisi inggris untuk mengenali benda-benda arkeologi
mexciko.
Penelitian serupa dilakukan sendiri dengan mengambil sebagai pokok,
unsur-unsur kebudayaan seperti sistem religi,kepercayaan,adat-
istiadat,upacara,dan kesenian. Penelitian itu menghasilkan karya yang
terpenting, yaitu dua jilid primitive culture : researches into the develoment
of mythologi,philsophy,religion language,art and custom (1874). Dalam buku
itu dia mengajukan teorinya tentang asal-mula religi, yang berbunyi ssb: asal-
mula religi adalah kesadaran manusia akan adanya jiwa. Kesadaran akan
faham jiwa itu disebabkan karena dua hal,yaitu :

- Perbedaan yang tapa pada manusia.


- Peristiwa mimpi dalam mimpinya manusia.

7. Menghilangnya teori –teori evolusi kebudayaan


Pada akhir abad 19 mulai timbul kecaman-kecaman terhadap cara
berpikir dan cara berkerja para sarjana penganut evolusi kebudayaan.
Kecaman mulai menyerang detail dengan unsur-unsur tertentu dala berbagai
karangan dari para penganut teori-teori tersebut,kemudian meningkat
menjadi serangan terhadap konsepsi dasar teori tentang evolusi kebudayaan
manusia. Pengumpulan bahasa keterangan baru,terutama sebagai hasil
penggendalian – penggendalian prehistori, bertambah banyak berkat aktifitas
penelitian para ahli antropologi sendiri. Dengan demikian mulai tampak
bahwa tingakat-tingkat evolusi kebudayaan merupakan konstrituksi pikiran
saja,yang tidak sesuai dengan kenyataan dan lama-kelamaan tak dapat
dipertahankan lagi.pada permulaan abad 20-an hampir tidak ada lagi karya
antropologi yang berdasarkan konsep evolusi. Hanya kira kira sekitar 1930
tampak adanya unisoviet.dalam tahun 1940-an muncul beberapa ahli
antropologi inggris dan amerika yang menghidupkan lagi konsep-konsep
mengenai evolusi kebudyaan,tetapi yang tidak bersifat seragam bagi semua
bangsa di dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat – Sejarah teori antropologi/Koentjaraningrat – Jakarta : penerbit


Univeritas Indonesia( UI-Press),1987

1.Antrpologi – sejarah.. 1.judul II. Seri.

Anda mungkin juga menyukai