Hipertensi PDF
Hipertensi PDF
SKRIPSI
“Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”
Oleh :
Devita Indra Kusumastuti
NIM. S10010
berjudul :
Oleh :
NIM S10010
Oleh :
Devita Indra Kusumastuti
NIM S10010
Telah diuji pada tanggal 14 Juli 2014 dan ditanyakan telah memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan
Penguji,
iii
SURAT PERNYATAAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
Pada Lansia yang Mengalami Hipertensi di Panti Wredha Dharma Bakti Kasih
Surakarta”. Skripsi ini sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi di Program
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis
1. Ibu Dra. Agnes Suharti M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
hingga selesai.
hingga selesai.
5. Segenap dosen Prodi S-1 dan Staf pengajar STIKes Kusuma Husada Surakarta
v
6. Kedua Orang Tua yang telah memberikan semangat, dorongan, dan doa dalam
7. Teman-teman prodi S-1 yang telah memberikan dorongan baik material dan
8. Panti Wredha Dharma Bakti Kasih Surakarta yang telah bersedia menjadi
masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
ini.
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
BAB I. PENDAHULUAN
vii
2.1.3 Hipertensi ............................................................................ 21
.................. .................................................................................... 62
Hipertensi...................................................................................... 63
viii
4.6 Pengujian Statistik Nonparametrik dengan Lambda................. 64
BAB V. PEMBAHASAN
Hipertensi.................................................................................... 66
6.1 Kesimpulan.................................................................................. 71
6.2 Saran............................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Lansia yang Mengalami Hipertensi di Panti
Surakarta……………………… ...................................................... 62
Surakarta .......................................................................................... 63
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
5 Jadwal Penelittian
(Validitas)
(Penelitian)
(Penelitian)
Pengetahuan
xii
17 Data Pengujian Validitas Kepatuhan
22 Hasil Penelitian
xiii
BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE
KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA
2014
ABSTRACT
References: 44 (2003-2013)
xiv
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2014
DevitaIndraKusumastuti
Abstrak
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah
suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau
optimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik. Penyakit
ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui
yang terjadi dalam jangka waktu lama dan terus menerus bisa memicu stroke,
serangan jantung, gagal jantung, dan merupakan penyebab utama gagal ginjal
kronik (Purnomo2009).
Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Sekitar 60%
penderita hipertensi berakhir pada stroke dan penyakit ini hampir diderita sekitar
penyakit jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Data Rikesdas (2007) menyebutkan
jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di
saji membuat konsumsi sayuran segar dan serat berkurang, kemudian konsumsi
1
2
garam, lemak, gula,dan kalori yang terus meningkat sehingga berperan besar
Lansia (lanjut usia) adalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Statistik
Indonesia 2010). Lansia merupakan usia yang beresiko tinggi terhadap penyakit-
mellitus, gout (reumatik), dan kanker. Salah satu penyakit yang diderita oleh
Pada populasi usia lanjut, angka penyandang tekanan darah tinggi lebih banyak
lagi, dialami oleh lebih dari separuh populasi orang berusia di atas 60 tahun
dengan tekanan darah di atas 140 atau 90 mmHg. Prevalensi hipertensi diprediksi
meningkat pada tahun 2025, diperkirakan penderita tekanan darah tinggi hampir
mencapai 1,6 miliar orang di dunia (Palmer 2007). Pada lansia akan meningkat
yaitu sekitar 1,2 miliar jiwa (Bandiyah 2009). Hal ini merupakan faktor resiko
diderita lansia setelah atritis yaitu sebesar 15,2% dari 1203 sampel. Sekitar 60%
ringan (Fisher & Gordon 2005). Menkokesra tahun 2008, mengatakan jumlah
penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18% dan di Pulau Jawa dan Bali
Pengetahuan merupakan hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini,
bahwa daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dengan
lansia itu sendiri sehingga lansia tersebut bisa merubah sikapnya dalam
responden tidak patuh untuk melakukan diet hipertensi. Hal ini dapat dipengaruhi
oleh pengetahuan atau sikap penderita hipertensi itu sendiri. Pengetahuan yang
4
kurang dikarenakan kurangnya informasi yang diperoleh oleh penderita, baik dari
petugas kesehatan maupun media cetak atau elektronik. Faktor sikap negatif yang
untuk menjalankan diet hipertensi, yang disebabkan oleh budaya responden itu
sendiri yang sudah melekat sejak lahir sehingga sulit untuk dihilangkan.
Diet merupakan salah satu cara untuk menurunkan hipertensi pada lansia. Faktor
makanan (kepatuhan diet) merupakan hal yang penting untuk diperhatikan pada
hipertensi agar dapat mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut. Penderita
hipertensi harus tetap menjalankan diet hipertensi setiap hari dengan ada atau
tidaknya sakit dan gejala yang timbul. Hal ini dimaksudkan agar keadaan tekanan
darah penderita hipertensi tetap stabil sehingga dapat terhindar dari penyakit
Wredha Dharma Bakti Kasih Surakarta, menunjukkan bahwa dari 52 lansia yang
berada dipanti tersebut ada 35 lansia yang mengalami hipertensi. Dari wawancara
yang dilakukan kepada petugas panti, banyak lansia yang tidak patuh terhadap
diet hipertensi. Mereka lebih suka makan asin. Terkadang mereka juga suka
dipanti tersebut tentang hipertensi sudah banyak yang tahu tetapi hanya sekilas
saja, mereka cenderung acuh tak acuh terhadap penyakitnya dan menganggapnya
tidak berbahaya.
5
Surakarta.
hipertensi.
Peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan.
6
Lansia di
Dinoyo RW II
Malang.
Mega Tri Pengaruh Metode penelitian Terdapat pengaruh
Susanti, Pendidikan ini menggunakan pendidikan
Maria, dan Kesehatan Quasy experimental kesehatan tentang
Shobirun tentang design pretest – hipertensi terhadap
Hipertensi posttest yaitu pengetahuan dan
terhadap menggambarkan sikap mengelola
Pengetahuan perbedaan tingkat hipertensi di
dan Sikap pengetahuan dan Puskesmas
Mengelola sikap mengelola Pandanarang
Hipertensi di hipertensi sebelum Semarang.
Puskesmas dan sesudah
Pandanarang diberikan pendidikan
Semarang. kesehatan.
Agrina, Kepatuhan Desain penelitian Tidak terdapat
Sunarti Lansia yang digunakan pada kepatuhan lansia
Swastika Rini, Penderita penelitian ini adalah penderita hipertensi
Riyan Hipertensi deskriptif sederhana dalam pemenuhan
Hairitama dalam dengan diet hipertensi
Pemenuhan menggunakan karena hal tersebut
Diet Hipertensi. pendekatan cross dikarenakan oleh
sectional. faktor pengetahuan
dan sikap penderita
hipertensi itu
sendiri. Pengetahuan
yang kurang
dikarenakan oleh
kurangnya informasi
dari petugas
kesehatan maupun
media cetak dan
elektronik serta
budaya responden
itu sendiri yang
sudah melekat sejak
lahir dan sangat sulit
untuk dihilangkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tinjauan Teori
2.1.1. Pengetahuan
1. Pengertian
(objek).
8
9
stimulus.
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know)
b. Memahami (Comprehention)
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (Syntesis)
11
f. Evaluasi (Evaluation)
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
3) Umur
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
atau kelompok.
2) Sosial Budaya
13
(Wawan&Dewi 2011).
(Notoatmojo2003) :
ilmiah.
2.1.2. Lansia
1. Pengertian
menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna
dkk 2008). Usia lanjut adalah suatu kejadian yang akan dialami
oleh semua orang yang tidak bisa dihindari oleh siapapun. Usia tua
a. Usia biologis
b. Usia psikologis
c. Usia sosial
59 tahun.
tahun.
umur 70-75 tahun (young old), 75-80 tahun (old), dan lebih
dan fase virilitas merupakan fase dimana lansia menginjak usia 40-
55 tahun. Dan pada akhir fase virilitas inilah biasanya disebut fase
3. Klasifikasi lansia
a. Pralansia (prasenilis)
b. Lansia
d. Lansia potensial
4. Karakteristik lansia
d. Tipe lansia
b. Tipe mandiri
d. Tipe pasrah
apa saja.
20
e. Tipe bingung
pasangan.
21
2.1.3 Hipertensi
1. Pengertian
tidak terdapat tanda-tanda atau gejala yang dapat dilihat dari luar
(Sutono 2008).
(Soenanto 2009).
2. Penyebab hipertensi
c. Obesitas
memompa darah.
3. Gejala hipertensi
a. Pusing
b. Mudah marah
c. Telinga berdenging
d. Mimisan (jarang)
e. Sukar tidur
f. Sesak napas
g. Rasaberat di tengkuk
h. Mudah lelah
i. Mata berkunang-kunang
25
4. Jenis hipertensi
b. Hipertensi sekunder
kontrasepsi.
5. Klasifikasi hipertensi
diastolik ≤ 90 mmHg.
6. Komplikasi hipertensi
pembuluh darah.
tersengal-sengal.
akan rusak dan ginjal tidak mampu lagi untuk menyaring darah
risiko yang bisa dikendalikan dan faktor risiko yang tidak bisa
diubah. Beberapa macam faktor risiko yang tidak bisa diubah yaitu
(Sutono 2008) :
a. Ras
b. Usia
c. Riwayat keluarga
d. Jenis kelamin
menopause.
a. Kegemukan
c. Merokok
d. Sensitivitas natrium
e. Kalium rendah
dua kali lipat jika mengonsumsi alkohol tiga gelas atau lebih.
g. Stres
hipertensi.
31
8. Pencegahan
diasinkan seperti cumi asin, ikan asin, telur asin, kecap asin.
e. Berhenti merokok
mengalami obesitas
2.1.4 Kepatuhan
1. Pengertian
kesehatan.
2. Jenis Kepatuhan
terhadap hipertensi.
a. Pendidikan
(knowledge).
diberikan (attitude).
diberikan.
b. Akomodasi
pengobatan.
pengobatan.
yaitu :
34
b. Tingkat pendidikan
diinginkannya.
tidak ada akibat buruk yang segera dirasakan atau resiko yang
sendiri.
e. Dukungan keluarga
f. Tingkat ekonomi
g. Dukungan sosial
1. Pengertian
Diet adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa efek
2. Tujuan
b. Memperbanyak serat
laut.
39
dan kunyit.
penderita.
2008) :
40
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema atau asites serta
serat terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar dimana banyak
(Notoatmojo 2003)
44
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penenlitian-penelitian yang akan
Pengetahuan Kepatuhan
1. Pemahaman
tentang instruksi
2. Tingkat
Pendidikan
3. Kesakitan dan
pengobatan
4. Keyakinan, sikap
dan kepribadian
5. Dukungan
keluarga
6. Tingkat ekonomi
7. Dukungan sosial
Keterangan
2.4 Hipotesis
Surakarta.
Surakarta.
BAB III
METODOLOGI
untuk mengetahui jenis tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih,
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
2010). Sampel pada penelitian ini yaitu diambil dari seluruh lansia
46
47
1. Kriteria inklusi
3.3.1 Tempat
Surakarta.
(Sugiyono 2013) :
tentang hipertensi.
Tabel 3.1
Nama
Variabel Pengertian Indikator Alat Ukur Skala
(Arikunto, 2010).
dikategorikan patuh.
3. Uji Validitas
Ǥ Σ െ ΣǤ Σ
ൌ
ʹ ʹ
ටቄΣʹ െ ሺΣሻ ቅ ቄΣʹ െ ሺΣሻ ቅ
Keterangan :
N : Jumlah responden
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
(Hidayat 2007).
2014.
5 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu 12, 17, 18, 23, dan 28.
pertanyaan yang tidak valid yaitu 1, 2, 10, 16, 19, 21, 22, 24, 25,
penelitian .
4. Uji Reliabilitas
Σσʹ
ͳͳ ൌ ቈ ͳ െ ʹ ൩
െͳ σ
Keterangan :
σʹ = Varians total
53
(0,60)
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Surakarta.
a. Tahap Orientasi
panti tersebut.
pembimbing II.
b. Tahap Pelaksanaan
sampai selesai.
c. Tahap Akhir
mengentri komputer.
1. Analisa univariat
2. Analisa Bivariat
ାିሺାሻ
Rumus dari lambda yaitu: =ڊ
ଶିሺାሻ
Keterangan :
n : jumlah data
hipertensi.
meliputi :
untuk diteliti.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan
4. Benefience (manfaat)
HASIL PENELITIAN
Bakti Kasih Surakarta selama 5 hari.Data yang diperoleh selama penelitian, lansia
kepatuhan.
A. Analisis Univariat
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi UsiaLansia yang Mengalami Hipertensi di Panti Wredha
Dharma Bakti Kasih Surakarta (n=35)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa 23 lansia (65,7%) memiliki umur 60-74 tahun, 12
60
61
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Lansia yang Mengalami Hipertensi di
Panti Wredha Dharma Bakti Kasih Surakarta (n=35)
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Lansia yang Mengalami Hipertensi di
Panti Wredha Dharma Bakti Kasih Surakarta (n=35)
Hipertensi
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Lansia yang Mengalami Hipertensi terhadap Diet
Hipertensi di Panti Wredha Dharma Bakti Kasih Surakarta (n=35)
B. Analisis Bivariat
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Diet Hipertensi
Pada Lansia yang Mengalami Hipertensi (n=35)
Kepatuhan
Total
Pengetahuan Patuh Tidak patuh
Baik 19 11 30
(54.30%) (31.40%) (85.70%)
Cukup 0 5 51
(0.00%) (14.30%) (4.30%)
Total 19 16 35
(54.30%) (45.70%) (100.00%)
Tabel 4.6
Pengujian Statistik Nonparametrik dengan Lambda
Asymp.
Approx. Approx.
Value Std.
Tb Sig.
Errora
Symmetric 0.238 0.067 2.415 0.016
pengetahuan
0 0 .c .c
Lambda Dependent
kepatuhan
0.313 0.116 2.415 0.016
Dependent
diperoleh nilai korelasi sebesar 0.238 dengan nilai p value sebesar 0.016.
berpengetahuan baik.
bahwa pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
mempunyai usia 60-74 tahun (65,7%) sehingga semakin tua umur seseorang
mengenai penyakitnya. Hal ini terjadi juga dikarenakan sebagian besar dari
64
65
didapat melalui sarana informasi yang tersedia di rumah, seperti radio dan
penting.
kepada lansia yaitu pihak panti itu sendiri sehingga sebagian besar
atau orang lain. Kepatuhan juga dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan
mentaati peraturan.
kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan, hal ini sesuai dengan hasil
bahkan menjauhinya.
Dengan demikian, perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama
dan tingkat keeratan 0.238. Nilai p value < α, maka H0 ditolak artinya ada
responden memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, makanan apa yang
baik.
68
dan patuh terhadap diet hipertensi ada 19 lansia (54,30%), lansia yang
berpengetahuan baik dan tidak patuh terhadap diet hipertensi ada 11 lansia
hipertensi 0 (0,00%), dan lansia yang berpengetahuan cukup dan tidak patuh
memiliki pengetahuan yang tinggi. Dalam penelitian ini salah satu faktor
arti, manfaat, dan tujuan menjalani diet hipertensi secara teratur. Tingkat
didasari pengetahuan akan lebih abadi daripada perilaku yang tidak didasari
dengan pengetahuan.
individu untuk merespon terhadap suatu stimulus yang ada pada suatu
6.1 KESIMPULAN
6.2 SARAN
2. Bagi Lansia
70
71
pembelajaran.
menambah sampel responden yang lebih banyak lagi. Peneliti lain juga
responden/pihak panti.
DAFTAR PUSTAKA
Bandiyah, Siti 2009, Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik, Nuha Medika,
Yogyakarta
Bangun 2003, Terapi Jus dan Ramuan Tradisional untuk Hipertensi, Agro Media
Pustaka,Jakarta
Dalimartha, Setiawan 2008, Care You Self Hipertensi, Penebar Plus, Jakarta
Hidayat, A 2007, Metode Penelitian dan Teknik Analisa Data, Salemba Medika,
Jakarta
Julianti, ED dkk 2009, Bebas Hipertensi dengan Terapi Jus, Puspa Sehat, Jakarta
Murwani, A & Wiwin, P 2010, Gerontik Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan
Home Care dan Komunitas, Fitramaya, Yogyakarta
Ramayulis 2008, Menu dan Resep untuk Penderita Hipertensi, Penebar Plus,
Jakarta
Soenanto, Hardi 2009, 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam Urat, dan
Obesitas, ElexMedia Komputindo, Jakarta
Wawan, A & Dewi, M 2011, Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku
Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta