Anda di halaman 1dari 18

4/14/2014

ORGANOGENESIS:
TURUNAN ENDODERM
• Saluran pencernaan, hati & pankreas
• Saluran pernafasan (Trakea & paru-paru)

Pembentukan saluran pencernaan

foregut
ujung cephalic, foregut berikatan secara
temporer dengan membran ectodermal-
endodermal: membran buccopharyngeal
 pada mns minggu ke 4 sobek/terbuka:
berhubungan dengan rongga amnion dan
usus primitif  rongga oral

midgut
Midgut  kantung yolk dihubungkan
dengan tangkai yang besar disebut:
duktus vitelin

• Pembentukan saluran pencernaan hindgut


Usus belakang  minggu ke 7 membran
tergantung pelipatan embrio di wilayah
proktodeum pecah  terbuka:
cephalocaudal & lateral membran kloaka

1
4/14/2014

Pembentukan saluran pencernaan


• Tabung pertama, memanjang ke seluruh panjang tubuh embrio  menjadi
saluran/ tabung pencernaan  forgut (usus depan), midgut (usus tengah), hindgut
(usus belakang). Bagian anterior berbatasan dengan stomodeum; bagian posterior
berbatasan dengan proktodeum.
• Pada bagian posterior dari farings, tabung pencernaan menyempit membentuk esofagus,
kemudian lambung, usus halus dan usus besar.
• Turunan endoderm  hanya akan menjadi lapisan epitel saluran pencernaan saja
dan kelenjar pencernaan
• Sel-sel mesenkim mesodermal akan mengelilingi tabung untuk menjadi otot
peristalsis.

Diagram pembentukan saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan (hati & pankreas)

2
4/14/2014

• Pada embrio manusia


umur 28 hari, tunas
dari tabung
pencernaan
membentuk kelenjar
pencernaan :
– Hati
– Pankreas
– Empedu

3
4/14/2014

Spesifikasi
jaringan
pencernaan
• respon Epitel
endoderm
terhadap wilayah
mesenkim
mesoderm :
berbeda-beda 
menghasilkan
struktur yang
berbeda pada
daerah yang
berbeda

Usus depan
• Bagian usus depan memanjang dari membran buccopharyngeal ke divertikulum
respirasi yang disebut pharyngeal gut / lengkung farinks.
• Bagian yang tersisa memanjang dari divertikulum respiratoris ke kuncup hati
• Esofagus – berkembang dari usus depan antara divertikulum respiratoris dan
lambung
– Dinding otot berkembang dari mesoderm splanchnic (1/3bagian atas-otot skelet,
pertengahan 1/3-campuran dan 1/3 bagian terbawah otot polos)

4
4/14/2014

Lambung
• Muncul sebagai hasil dilatasi fusiform dari usus depan
• Bentuk dan posisi berubah karena pertumbuhan diferensial dan
perubahan organ sekelilingnya
• Lambung mengalami rotasi 90 derajat di sekitar sumbu longitudinal;
– Sisi kiri menjadi permukaan anterior dan sisi kanan menjadi permukaan
posterior
– Perbatasan kiri tumbuh lebih
cepat daripada sebelah kanan
yang menyebabkan
pembentukan greater
and lesser curvatures.
• Ujung pilorus pindah
ke kanan dan ujung kardiak
pindah ke kiri

Duodenum
• Terbentuk dari bagian akhir usus depan dan bagian kranial usus tengah
• daerah kuncup liver menandai junction antara bagian usus dengan stomach
• Pada awalnya, duodenum berupa tabung lurus, tetapi karena adanya rotasi
lambung, duodenum membentuk struktur C dan terdapat di sebelah kiri
• Kepala pankreas tumbuh ke arah cekungan duodenum
• Kedua pankreas dorsal &ventral bergabung & berada pada posisi retroperitoneal.
• Selama bulan kedua, lumen duodenum menjadi bebas dari sel

5
4/14/2014

Hati dan kantung empedu


• Kuncup hati (endoderm) /divertikulum
hati berkembang dari bagian terminal
forgut (di bagian kaudal lambung)
selama pertengahan minggu ketiga
• Divertikulum hati merupakan
tabung endoderm yang memanjang
dari usus depan ke mesenkim di
sekitarnya (mesoderm kardiogenik).

• Kuncup ini yang berisi sel yang


berproliferasi , bercabang dan
membentuk epitel glandular
hati  tumbuh ke arah
dalamseptum transversum
(mesodermal).

Hati dan kantung empedu


• Bagian divertikulum hati yang terdekat
dengan tabung pencernaan terus
berfungsi sebagai saluran pembuang/
drainage duct dari hati dan bercabang
serta menghasilkan: empedu
• Hubungan antara bagian divertikulum
hati yang aktif proliferasi dan usus
depan menyempit dan menjadi saluran
empedu
• Kuncup sistik tumbuh dari saluran
empedu membentuk kantung empedu
dan duktus sistik
• Sel darah, sel Kupffer dan jaringan ikat
dan sel-selnya berkembang dari
mesoderm septum transversum.
• Selama minggu ke10, hati membentuk
10% berat badan , sedangkan saat lahir
hanya tinggal 5%

6
4/14/2014

Abnormalitas hati dan kantung empedu


• Duktus hepatikus asesoris - umum- tidak ada masalah .
• Duplikasi kantung empedu – umum, tidak ada masalah, akan tetapi jika dilakukan
operasi, penting sekali untuk mencegah luka.
• Extrahepatic biliary atresia: 1/15,000 hidup saat lahir.
- disebabkan karena kegagalan dalam rekanalisasi duktus selama perkembangan .
• Intrahepatic biliary duct atresia: duktus empedu yang berada di dalam hati tidak
berkanal

Perkembangan pankreas
• Berkembang dari kuncup endoderm dorsal dan ventral yang berasal dari duodenum
• Kuncup ventral berotasi ke kiri dan tinggal di bawah kuncup dorsal  berfusi membentuk
pankreas
• Duktus pankreas utama dibentuk oleh penyatuan bagian distal duktus dorsal dari kuncup
dorsal dengan duktus dari kuncup ventral
• Hanya duktus bagian ventral tetap ada sampai dewasa dan yang membawa enzim ke dalam
usus halus. Ketika pankreas mulai rudimen  baik jaringan eksokrin maupun endokrin mulai
dibentuk
• Duktus pankreas asesoris dibentuk dari bagian proksimal duktus kuncup dorsal
• Bulan ketiga – pulau-pulau Langerhans berkembang dari endoderm jaringan pankreas.
• Jaringan ikat kelenjar berkembang dari mesoderm splanknik
• Bulan ke-5, sekresi insulin dimulai

7
4/14/2014

Kelainan Pankreas
• Pankreas Annular
– bagian kuncup pankreas ventral berotasi ke kiri di depan duodenum.
– kemudian, jaringan pankreas mengelilingi duodenum .
– mengganggu duodenum
• Asesoris jaringan pankreas :
- seringkali terletak dalam mukosa lambung dan divertikulum Meckel

Malformasi saluran pencernaan


① atresia atau stenosis saluran pencernaan: kegagalan
rekanalisasi atau rekanalisasi tidak sempurna,
terutama pada esofagus atau duodenum

② congenital umbilical hernia: penutupan abdomen


tidak sempurna, viscera kembali ke abdomen tetapi
terbentuk kembali hernia selama perioda fetus

8
4/14/2014

④ congenital aganglionic megacolon: disebabkan


karena tidak adanya sel ganglion pada ganglia
parasimpathetic, yang menyebabkan kegagalan
segmen distal untuk menggerakan intestinal ke
depan  HIRSCHPRUNG

⑤imperforate anus, rectal atresia danrectal


fistula:
---imperforate anus: kegagalan perusakan
membran anal

⑥ abnormal rotation of the intestinal loop:


midgut tidak mengalami rotasi atau rotasi
yang salah
⑦ atresia empedu dan saluran empedu :
karena kegagalan vakuolisasi pita epitel
atau pembukaan kembali.

9
4/14/2014

Omphalocele
• Terjadi dengan frekuensi 1 dari 6,000
kelahiran
• GI keluar dari cincin umbilikal

Gastroschisis
• Terjadi 1 dari 10000 kelahiran
• Kerusakan pada dinding abdomen ventral
antara otot rectus lateral ke umbilicus
• Tidak tertutup membrane

10
4/14/2014

Pembentukan paru

Tunas respiratori
• Pada embrio manusia hari ke 26 muncul suatu
pembukaan di usus depan  evaginasi 
laringotrakea
• Epitel berkembang dari endoderm tabung
laringotrakea
• Mesoderm berkembang dari mesoderm
splanknik
• Rawan berkembang dari pial neural

11
4/14/2014

Pemisahan divertikulum
Laringotrachea
• Lipatan longitudinal – terbentuk lipatan
tracheoesofageal
• Terbentuk septum tracheoesophageal

Pemisahan septum tracheoesophageal


• Trachea dan kuncup paru – ventral
• Esofagus - dorsal

12
4/14/2014

Perkembangan trachea
• Epitel berkembang dari endoderm tabung
laringotracheal
– Termasuk kelenjar-kelenjarnya
• Rawan, jaringan ikat dan otot dari mesoderm
splanknik

Abnormalitas esofagus
• Atresia esofagus/tracheo-esophageal fistula:- disebabkan oleh abnormalitas
pembentukan septum tracheo-esophageal atau beberapa faktor mekanis
– Pada bentuk umum, ujung esofagus bagian proksimal terlepas dan bagian distal dihubungkan
dengan trachea
– Pada saat lahir, trakea bifurkasi berada pada daerah vertebra torakalis ke 4
• Atresia esofagus mencegah pelaluan cairan amnion ke dalam usus, sehingga terjadi
akumulasi cairan dalam kantung amnion - polyhydramnios.
• Esophageal stenosis:- lumen sempit

13
4/14/2014

Fase perkembangan paru


• Pertumbuhan paru Yang Dipengaruhi oleh faktor
fisik
– Perkembangan struktur
– Perkembangan anatomi
• Pematangan paru  Dipengaruhi oleh faktor
hormonal
– Perkembangan fungsi
– Perkembangan biokimiawi

Perkembangan paru
• Divertikulum endoderm usus depan ventral terbentuk pada
minggu ke-4 pascakonsepsi  Fase embrionik
• Endoderm menonjol ke dalam mesoderm thoraks
(splanknik)
• Interaksi epitel-mesenkim berakibat pada morfogenesis
percabangan dan perkembangan paruMembentuk 2
kuncup paru
• Endoderm membentuk epitel respirasi
• Mesoderm membentuk interstitium, otot polos, pembuluh
darah dan rawan paru

14
4/14/2014

Perkembangan paru
• Kedua kuncup paru membentuk :
– Kanan  menjadi 3 bronchus utama
– Kiri  membentuk 2 bronchus utama

From: The Developing Human, Clinically Oriented Embryology, 4th ed, Keith L. Moore, Philadelphia, 1988

15
4/14/2014

• Perkembangan paru pada minggu ke-4 sesudah konsepsi dan


diteruskan sampai lahir
• Pada umur kehamilan 30 minggu
Belum terdapat alveoli sejati
– 0.3 m2
– 25 mL

• Bayi manusia memiliki :


– 50 juta alveoli
– Permukaan paru 3 m2
– Volume paru 150-200 mL

• Pada organisma dewasa


– 300 juta alveoli
– 75-100 m2
– 5000 mL

Stadium perkembangan paru


Perioda stadium umur karakteristik
pascakonsepsi
embrionik embrionik 3-7 minggu organogenesis paru mulai, tunas paru, pembentukan
segmen rudimen bronchopulmonary
fetus Pseudoglandular 5 - 16 minggu pembagian saluran udara conducting --> lengkap,
uung bronchioles, mulai diferensiasi sel aliran, rawan
dan otot polos muncul
Canalicular 16 - 27 minggu percabangan pohon respirasi, pembentukan asinar,
kapilarisasi, sel Clara, sel alveolar tipe I dan tipe,
badan lamellar (surfactant)
Saccular 24 - 36 minggu penipisan sel epitel respirasi (tipe I dan II),
pembentukan terminal saccular, surfactant
Postnatal Alveolar > 36 minggu terbentuknya alveoli sejati, alveolar septation,
(remodeling septa interalveolar septa, restrukturisasi
dan kapiler)

16
4/14/2014

Karakteristik alveolus matang


• Terhubung ke duktus alveolar
• Dibatasi oleh sel tipe 1, yang kontak dengan
kapiler
• Setiap kapiler didedahkan terhadap 2 alveoli
• Mengandung surfaktan
• Memiliki interkoneksi dengan alveoli di
sebelahnya melalu pori Kohn.

17
4/14/2014

Abnomalistas paru
• Sindrom respiratory distress (RDS)
– 50% karena defisiensi surfaktan
– Glukokortikoid stimulasi produksi surfaktan
– Secara rutin digunakan untuk mencegah rds
• Hypoplasia paru
• Congenital diaphagmatic hernia
• Berat paru kecil, paru terlalu kecil untuk
mempertahankan hidup

18

Anda mungkin juga menyukai