Anda di halaman 1dari 6

MATERI SESI 6

TOPIK : ELEMENTS OF POETRY


PENULIS : Darminah
INSTANSI : FKIPUT

Materi sesi 6 ini terdiri dari tiga sub-pokok bahasan yang menjelaskan tentang elemen-
elemen puisi (elements of poetry). Pada dasarnya, elemen-elemen fiksi memiliki
kesamaan dengan elemen-elemen puisi. Elemen-elemen fiksi berhubungan dengan cerita
fiksi, sedangkan elemen-elemen puisi berhubungan dengan isi puisi. Elemen-elemen
puisi mencakup subjek dan tema, nada, dan pesan yang disampaikan oleh penyair dalam
puisinya. Topik-topik ini menjadi sub-sub pokok bahasan yang akan dibahas satu persatu.
Marilah kita mulai dengan sub pokok bahasan yang pertama yaitu subjek dan tema puisi.

A. Subject and Theme


Puisi, seperti halnya fiksi, mempunyai unsur-unsur. Untuk memahami puisi, selain Anda
harus memahami kata-kata, gaya bahasa, dan simbol, Anda juga harus mengetahui tema
puisi. Harris dan Hodges (1995) mendefinisikan tema sebagai topik pembicaraan atau ide
pokok yang dapat mencakup secara keseluruhan hasil karya sastra. Segala objek
perasaan, gagasan dapat dijadikan subjek puisi. Yang sering diangkat oleh penyair adalah
tema tradisional tentang kehidupan, kematian, percintaan, persahabatan, dan arti
kehidupan.
Tema dalam suatu puisi merupakan gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh
penyair. Tema merupakan suatu pengamatan terhadap aspek kehidupan atau pengalaman
hidup manusia. Dengan kata lain, tema adalah subjek dari puisi. Subjek apa saja yang ada
dalam kehidupan sehari-hari dapat diangkat menjadi suatu tema dalam puisi, misalnya:
keindahan alam, keindahan bunga, peperangan, kebahagiaan, kesedihan, bencana alam,
indahnya alam pedesaan, atau gerobak pedati.
Menentukan subjek dari suatu puisi tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Kadang-
kadang judul dari sebuah puisi dapat mencerminkan atau menggambarkan subjek puisi
itu. Mari kita pelajari puisi di bawah ini.

Caged Bird
Maya Angelou
A free bird leaps
on the back of the wind
and float downstream
till the current ends
and dips his wing in the orange sun rays
and dare to claim the sky.

But a bird that stalks


down his narrow cage
can seldom see through
his bars of rage

1
his wings are clipped
and his feet are tied
so he open his throat to sing.

The caged bird sings


with a tearful trill
of things unknown
but longed for still
and his tune is heard
on the distant hill
for the caged bird
sings of freedom.

The tree bird thinks of another breeze


And the trade winds soft through the sighing trees
And the fat worms waiting on a dawn-bright lawn
And he names the sky his own.

But a caged bird stands on the grave of dreams


His shadow shouts in a nightmare scream
His wings are clipped and his feet are tied
So he opens his throat to sing.

The caged bird sings


with a tearful trill
of things unknown
but longed for still
and his tune is heard
on the distant hill
for the caged bird
sings of freedom.

Pada bait pertama dan ke empat, puisi ini menjelaskan betapa indahnya hidup di alam
bebas bagi seekor burung yang hidup bebas. Dia menikmati hidup di udara segar dengan
bebas. Sementara the caged bird hidup di dalam sangkar yang sempit, sayapnya dijepit
dan kakinya diikat. Tetapi apakah puisi ini benar-benar menjelaskan atau
membandingkan antara seekor burung yang hidup di alam bebas dengan seekor burung
yang hidup di dalam sangkar? Apakah subyek dari puisi ini adalah seekor burung?
Mungkin kita perlu menganalisa lebih lanjut siapa yang berbicara? Apa tujuan penyair
menulis syair tersebut? Apakah tema dari puisi ini?
Penulis puisi ini adalah Maya Angelou, seorang black American sehingga kita
berpendapat bahwa the caged bird menjelaskan satu ras tertentu di America (black
Americans) yang tidak memiliki kebebasan di dalam politik atau di dalam aspek-aspek
kehidupan sosial yang lainnya. Judul dari puisi ini mengarahkan kita (pembaca) pada satu
tema yaitu pentingnya kebebasan atau The importance of freedom.

2
B. Tone (Nada)
Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita sering dihadapkan pada berbagai situasi yang
berhubungan dengan emosi atau perasaan, misalnya, kita mendengarkan seseorang
mengatakan: ”Dompet saya dicopet, uang untuk membayar kuliahku ada di dompet.
Dilihat dari pembicara, kita mengatakan bahwa nada pembicara itu adalah sedih atau
depressed. Tetapi bagi orang yang mendengarkan ucapan itu akan mengatakan: ”Kasihan
ya dia.” Jadi nada dari orang yang mendengarkan terhadap orang yang kehilangan adalah
kasihan atau pitiful.
Millward dan Flick (1985) berpendapat bahwa tone adalah sikap yang
diekspresikan oleh penulis (penyair) terhadap suatu subjek, atau pembaca, atau terhadap
diri penulis itu sendiri. Tone menentukan efek emosional dan intelektual dari suatu tulisan
terhadap pembacanya. Tone diungkapkan dalam kata sifat yang dapat berupa formal,
informal, tragis, gembira, marah, senang, jahat, atau baik. Tetapi tone juga bisa pahit,
tidak ada harapan, ironis atau simpati.
Dari contoh-contoh yang diberikan, kita dapat menyimpulkan bahwa tone adalah
suatu rentetan emosi yang dimiliki oleh manusia. Pemilihan kata-kata merupakan
komponen yang penting dalam menentukan tone. Agar Anda dapat memahami dengan
lebih jelas apa yang disebut dengan tone atau nada, kita pelajari kembali puisi Caged
Bird. Nada apakah yang timbul dari dalam diri Anda setelah membaca puisi mengenai
Caged Bird? Bagaimana perasaan Anda setelah membaca a free bird pada bait pertama
dan ke empat? Dan nada apakah yang timbul dari diri Anda tentang the caged bird pada
bait kedua, ketiga, kelima, dan keenam? Mungkin Anda akan mengatakan bahwa tone
dari bait pertama dan keempat adalah cheerful, delighted, atau joyful, sedangkan bait-bait
kedua, ketiga, kelima dan keenam adalah symphatetic, disheartened, joyless, atau
disappointed. Untuk mengetahui tone dalam puisi, Anda pelajari puisi berikut ini.

SUCCESS IS COUNTED SWEETEST


Emily Dickinson

Success is counted sweetest


By those who ne’er succeed
To comprehend a nectar
Requires sorest need.

Not one of all the purple host


Who took the flag to-day
Can tell the definition
So clear of victory.

As he, defeated, dying,


On whose forbidden ear

The distant strains of triumph

3
Break, agonized and clear.

Apakah nada penyair terhadap puisinya? Nada penyair ini adalah pasti (sure). Emily
menyatakan idenya, kemudian menjelaskannya berulang-ulang yang menunjukkan bahwa
dia yakin pendapatnya itu benar.

C. Message (Pesan)
Seorang penyair menyampaikan pesan kepada pembacanya melalui puisi yang ditulisnya.
Pesan tersebut disampaikan melalui kata-kata yang dirangkai dalam bahasa puisi yang
padat dan memberikan makna yang dalam dan luas. Pesan tersebut tidak tertulis secara
eksplisit, seperti halnya tema atau rima. Sebagai pembaca, Anda diharapkan
menggunakan intelektual, perasaan, indra, emosi, dan imaginasi Anda untuk menganalisa
pesan yang disampaikan oleh penyair. Anda pelajari puisi berikut ini, kemudian Anda
analisa pesan apa yang disampaikan oleh penulis.

PREPAREDNESS
Edwin Markham

For all your days prepare,


And meet them ever alike;
When you are the anvil,’ bear –
When you are the hammer, strike.

anvil = the large block of iron on which the blacksmith hammers hot metal into shape
(besi untuk ditempa).

Baris pertama dan kedua menyatakan bahwa kita bekerja setiap hari dengan menghadapi
pekerjaan yang sama. Seandainya engkau adalah besi untuk ditempa, peganglah, dan
seandainya engkau palu, pukulkanlah. Puisi ini memberikan pesan kepada kita bahwa
kita harus bekerja keras sesuai dengan bidang keahlian kita masing-masing.
Sekarang Anda pelajari kembali puisi oleh Emily Dickinson yang berjudul “There is no
Frigate Like a Book.” Pesan apakah yang Anda dapatkan dari puisi ini?

THERE IS NO FRIGATE LIKE A BOOK


Emily Dickinson

There is no frigate like a book


to take us lands away.
Nor like coursers like a page
Of prancing poetry.
This traverse may the poorest take
Without oppress of toll;
How frugal is the chariot
That bears the human soul!

4
Puisi ini menjelaskan bahwa tidak ada kapal yang dapat berlayar membawa kita
ke tempat yang sangat jauh dengan cepat seperti halnya buku. Dan juga tidak ada kuda
yang berlari sangat kencang menyenangkan seperti puisi. Buku dapat dinikmati oleh
siapa saja termasuk yang termiskin sekalipun tanpa harus membayar mahal. Membaca
tidak harus membayar dengan mahal dan manfaatnya sangat besar.
Puisi Emily Dickinson ini memberikan pesan kepada kita bahwa printed materials
dapat membawa kita tamasya ke tempat yang sangat jauh dengan waktu yang sangat
cepat. Dengan membaca, imaginasi kita dapat membayangkan, seolah-olah kita dapat
melihat, kita dapat merasakan, dan bahwa kita berada di suatu tempat yang jauh seperti
yang diceriterakan dalam bacaan itu. Tidak ada alat transportasi yang dapat membawa
kita ke tempat yang jauh seperti itu. Membaca dapat dilakukan oleh siapa saja termasuk
oleh orang yang paling miskin tanpa harus membayar dengan mahal.

Membaca puisi memang tidak semudah membaca prosa. Memahami puisi sering
memerlukan waktu yang lebih banyak dan konsentrasi yang lebih baik dari pada
membaca bacaan yang lainnya. Anda harus memperhatikan kata demi kata, bunyi, dan
juga makna. McWhorter (1992) memberikan tips atau saran untuk membantu Anda
memahami puisi lebih baik. Anda pelajari tips berikut ini:

1. Read the poem once straight through, without any defined purpose. Be open-
minded, experiencing the poem as it is written. If you meet an unknown word or
confusing reference, keep reading.
2. Use punctuation to guide your comprehension. Although poetry is written in
lines, do not expect each line to make sense by itself. Meaning often flows on
from line to line, eventually forming a sentence. Use the punctuation to guide
you, as you do in reading paragraphs. If there is no punctuation at the end of the
line, consider it as a slight pause, with an emphasis on the last word.
3. Read the poem a second time. Identify and correct any difficulties, such as an
unknown word.
4. Notice the action. Who is doing what when and where?
5. Analyze the poem’s intent. Decide what it was written to accomplish. Does it
describe a feeling, or a person, express a memory, present an argument?
6. Determine who is speaking. Poems often refer to an unidentified “I” or “we.”
Try to describe the speaker’s viewpoint or feelings.
7. Establish the speaker’s tone. Is he or she serious, challenging, saddened, or
frustrated? Read aloud; your intonation, your emphasis on certain words, and
the rise and fall of your voice may provide clues. You may “hear” a poet’s
anger, despondency, or elation.
8. Identify to whom the poem is addressed. Is it written to a person, to the
reader, to an object? Consider the possibility that the poet may be writing for
him- or herself, to work out a problem, or as an emotional outlet.
9. Reread difficult or confusing sections. Read them aloud several times.
Copying these sections word for word may be helpful. Use context and/or your
dictionary to figure our unfamiliar words.

5
10. Check unfamiliar references. A poet may refer to people, objects, or events
outside of the poem. These are known as allusions. A poet may mention Greek
gods or goddesses, historical figures, or biblical characters. Often the allusion is
important to the overall meaning of the poem. When you see Oedipus
mentioned in the poem, you’ll need to find out who he was. (Paperback books
on mythology and literary figures are good investment.
11. Analyze the language of the poem. Consider connotative meanings and study
figures of speech.
12. Look for the poet’s meaning or the poem’s theme. Paraphrase the poem;
express it in your own words and connect it to your own experience. Then put
each idea together to discover its overall meaning. Ask yourself: What is the
poet trying to tell me? What is his or her message?

(pp. 278 - 279)

Daftar Pustaka

Barnet S., Berman M., and Burto W. (1988) Literature for Comprehension.
Boston: HarperCollins Publishers.

Horby, A.S. (1986) Oxford Advanced Lerner’s Dictionary of Current English.


Oxford: Oxford University Press.

McMahan E. and Day S. (1984) The Writer’s Rhetoric and Handbook. New York:
McGraw-Hill Book Company.

Podis L. A., and Podis J. M. (1984) Writing: Invention, Form, and Style. Illinois:
Scott, Foresman and Company.

Sutherland K. (1982) English Alfa. Boston: Houghton Miffin Company.

Wegmann B.; Knezevic M. P.; Bernstein M. (1985) Mosaic II: A Reading Skills
Book. New York: Random House.

Zukowski/Faust J.; Susan S. J.; and Atkinson C. S. (1983) Between the Lines.
New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Anda mungkin juga menyukai